Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM HISTOLOGI

RESEPTOR, TERMAL & RABA

OLEH :

1. NI MADE CINDI FEBRI ARYANTI (P07125019011)


2. IG A FITRI LARASATHI DINDA PUTRI (P07125019012)
3. GUSTI AGUNG AYU CITRA LESTARI (P07125019013)
4. NI KADEK VIARA DWI SEPTIA (P07125019014)
5. NI KADEK GABY YULIA GAYATRI (P07125019015)
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Pujisyukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah
HISTOLOGI,ANATOMI DAN FISIOLOGI yang berjudul “RESEPTOR, TERMAL DAN
RABA” tepat pada waktunya.

Meskipun kami sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki kekurangan, tetapi
kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas baik dibidang teori maupun
meneliti, sehingga banyak kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan makalah ini. Namun, berkat
dorongan dan petunjuk yang diberikan dari berbagai pihak, akhirnya tujuan pembuatan makalah
dapat tercapai.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, walaupun makalah ini jauh dari kata sempurna.
Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada Ibu Pembimbing mata kuliah
HISTOLOGI,ANATOMI DAN FISIOLOGI, dan kepada rekan-rekan mahasiswa.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..………………... i
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………….………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………..……..…..…………...……… 1
1.3. Tujuan ...………...………………………………..……..…..…………..…….… 1
1.4 Pelaksanaan..………...………………………………..……..….……..……….… 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Raba,Nyeri,Tekan dan Tangan………………..……..……….……… 2
2.2. Perlengkapan dan langkah …..…………………………………………………... 2
2.3. Hasil Praktikum…….……………...…………………………………….….........3
2.4. Mekanisme Nyeri…….……………...…………………………..…..………......13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ………….……………………………………………...…………. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan melakukan praktikum ini mahasiswa mendapat pengalaman sensasi dari
Reseptor,Raba dan Nyeri di permukaan tubuh.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Jelaskan pengertian raba,nyeri,nyeri dan tangan?
2. Jelaskan perlengkapan dan langkah-langkah dalam melakukan praktikum?
3. Menerangkan hasil praktikum
4. Jelaskan mekanisme yang menyebabkan rasa nyeri dan raba

1.3 TUJUAN
Memeriksa titik-titik raba, tekan, dan nyeri di kulit telapak tangan, agar dapat membuktikan
kepadatan reseptor raba, tekan, dan nyeri di kulit telapak tangan tersebut.

1.4 PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal/ Tahun : Senin, 26 Agustus 2019
Waktu : 07.30-10.00
Tempat : Ruang Perkuliahan

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RABA,NYERI,TEKAN DAN TANGAN


 Raba : menyentuh dengan telapak tangn karena hendak merasai
 Tangan : anggota tubuh manusia
 Tekan : bertumpa pade telapak tangan
 Nyeri : berasa sakit seperti ditusuk tusuk jarum

2.2 PERLENGKAPAN
 Alat dan Bahan
1. Gelas beker (2)
2. Cap persegi empat ukuran 3x3 cm dengan bantalannya
3. Sonde tajam dan sonde tumpul
4. Bolpen 4 warna
5. Alat tulis
6. Lembaran

 Langkah-langkah Praktikum
1. Mahasiswa yag melakukan praktikum menyediakan cap persegi-empat ukuran 3x3cm
dengan bantalannya, sonde, dan bolpen 4 warna,
2. Dalam percobaan mahasiswa di pilih 1 orang dari kelompok secara bergantian,
3. Naracoba menstempel tangan kiri,
4. Setelah itu di temple di buku bersih, dan gambarlah jari dari tangan naracoba di buku
tersebut,
5. Setelah gambar tangan naracoba siap maka mulailah melakukan tekanan pada telapak
tangan menggunakan sonde tumpul, maupun sonde tajam,
6. Kemudian catatlah apa yang dirasakan naracoba.

iv
2.3 HASIL PRAKTIKUM
Naracoba 1 ( Fitri )

 Alat Burniser
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 3 5 4 4
2. Tekanan Bertambah 7 9 8 6
3. Sakit 12 12 11 9
4. Kesemutan 18 15 15 12
5. Kulit Terasa Tertarik 21 19 18 15
6. Nyeri 15 9 - 19
7. Berdenyut-denyut 28 21 23 22
8. Menyebar dari Sekitar Inti 31 25 27 27
9. Menyebar ke Jari-jari 35 29 30 33
Akhir : Dalam Detik
1. Rasa Menghilang 4 5 5 5
2. Tekanan berkurang 6 13 13 8
3. Rasa nyeri menghilang 7 7 7 10
4. Rasa Kesemutan Menghilang 8 9 9 12
5. Rasa Berdenyut Menghilang 20 15 19 -

v
6. Berwarna Merah 26 - - -
7. Rasa Sakit Menghilang 33 18 37 27
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 45 48 43 36
Masih Berbekas
 Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 7 9 12 8
3. Sakit 15 18 11 14
4. Kesemutan 19 22 15 17
5. Kulit Terasa Tertarik 7 12 13 9
6. Nyeri 11 17 19 15
7. Berdenyut-denyut 22 30 20 24
8. Menyebar dari Sekitar Inti 24 24 36 29
9. Menyebar ke Jari-jari 35 29 - -
Akhir : Dalam Detik
1. Rasa Menghilang 5 5 5 5
2. Tekanan berkurang 7 9 7 8
3. Rasa nyeri menghilang 18 16 17 13
4. Rasa Kesemutan Menghilang 15 12 14 9
5. Rasa Berdenyut Menghilang 21 10 16 17
6. Berwarna Merah 26 24 35 37
7. Rasa Sakit Menghilang 7 9 12 5
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 32 40 - -
Masih Berbekas

Naracoba 2 ( Cindi )
 Alat Burniser

vi
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 16 11 10 15
3. Sakit 15 14 17 1
4. Kesemutan 3 9 22 17
5. Kulit Terasa Tertarik 19 16 15 18
6. Nyeri - 38 24 45
7. Berdenyut-denyut 48 - 30 34
8. Menyebar dari Sekitar Inti - 32 33 35
9. Menyebar ke Jari-jari 39 - - -
Akhir : Dalam Detik
1. Rasa Menghilang 4 3 5 5
2. Tekanan berkurang 6 21 12 13
3. Rasa nyeri menghilang 7 10 10 8
4. Rasa Kesemutan Menghilang 11 4 12 15
5. Rasa Berdenyut Menghilang 5 - 3 5
6. Berwarna Merah 4 30 3 6
7. Rasa Sakit Menghilang 17 4 33 37
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 30 44 37 40
Masih Berbekas

 Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1

vii
2. Tekanan Bertambah 8 12 9 24
3. Sakit 30 24 33 22
4. Kesemutan 18 19 16 20
5. Kulit Terasa Tertarik 34 29 13 13
6. Nyeri 40 32 25 18
7. Berdenyut-denyut - - - -
8. Menyebar dari Sekitar Inti 50 48 29 36
9. Menyebar ke Jari-jari 56 52 30 -
Akhir : Dalam Detik
1. Rasa Menghilang 2 18 3 8
2. Tekanan berkurang 17 27 24 30
3. Rasa nyeri menghilang 13 15 15 11
4. Rasa Kesemutan Menghilang 5 6 10 25
5. Rasa Berdenyut Menghilang 28 22 30 24
6. Berwarna Merah 2 3 5 5
7. Rasa Sakit Menghilang 36 42 34 35
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 50 48 40 55
Masih Berbekas

Naracoba ( Citra )
 Alat Burniser
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 7 10 6 5
3. Sakit 15 6 17 11
4. Kesemutan 18 11 19 17
5. Kulit Terasa Tertarik - - 22 20
6. Nyeri 24 18 25 23
7. Berdenyut-denyut 30 24 27 27
8. Menyebar dari Sekitar Inti 33 31 - 33
9. Menyebar ke Jari-jari 39 36 - -
Akhir : Dalam Detik

viii
1. Rasa Menghilang 5 5 5 5
2. Tekanan berkurang 6 8 10 7
3. Rasa nyeri menghilang 7 11 14 10
4. Rasa Kesemutan Menghilang 11 13 17 15
5. Rasa Berdenyut Menghilang 15 17 19 17
6. Berwarna Merah 4 9 3 6
7. Rasa Sakit Menghilang 17 15 24 22
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 22 20 28 25
Masih Berbekas

 Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 2 2 2 2
2. Tekanan Bertambah 7 13 10 25
3. Sakit 31 25 34 23
4. Kesemutan 19 20 17 21
5. Kulit Terasa Tertarik 35 30 14 14
6. Nyeri 41 33 26 19
7. Berdenyut-denyut 23 18 20 27
8. Menyebar dari Sekitar Inti 51 49 28 36
9. Menyebar ke Jari-jari 57 53 31 -

Akhir : Dalam Detik


1. Rasa Menghilang 2 18 4 8
2. Tekanan berkurang 18 28 25 31
3. Rasa nyeri menghilang 14 16 16 12
4. Rasa Kesemutan Menghilang 6 7 11 26
5. Rasa Berdenyut Menghilang 12 10 19 23
6. Berwarna Merah 3 2 3 5
7. Rasa Sakit Menghilang 37 43 35 36
ix
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 50 49 41 57
Masih Berbekas

Naracoba 4 ( Gaby Yulia)


 Alat Burniser
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik Detik Detik
1. Terasa 2 1 1
3
2. Tekanan Bertambah 8 5 7
5
3. Sakit 10 8 9
12
4. Kesemutan 11 12 -
15
5. Kulit Terasa Tertarik - 9 15
-
6. Nyeri 35 40 30
25
7. Berdenyut-denyut 37 35 20
28
8. Menyebar dari Sekitar Inti 39 40 -
34
9. Menyebar ke Jari-jari 45 45 50
38
Akhir : Dalam Detik
1. Rasa Menghilang 4 4 4 4
2. Tekanan berkurang 10 25 27 15
3. Rasa nyeri menghilang 14 12 10 16
4. Rasa Kesemutan Menghilang 3 6 5 19
5. Rasa Berdenyut Menghilang 7 3 8 9
6. Berwarna Merah 35 30 55 40
7. Rasa Sakit Menghilang 5 5 9 8
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 60 65 72 59
Masih Berbekas

Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam

x
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 4 6 8 8
3. Sakit 10 12 14 23
4. Kesemutan 6 5 8 2
5. Kulit Terasa Tertarik 2 3 4 9
6. Nyeri 12 25 30 39
7. Berdenyut-denyut 25 24 25 24
8. Menyebar dari Sekitar Inti 20 23 25 29
9. Menyebar ke Jari-jari 40 43 39 31

Akhir : Dalam Detik


1. Rasa Menghilang 1 1 1 1
2. Tekanan berkurang 13 14 16 15
3. Rasa nyeri menghilang 14 16 19 15
4. Rasa Kesemutan Menghilang 17 11 15 17
5. Rasa Berdenyut Menghilang 25 21 23 20
6. Berwarna Merah 36 32 31 35
7. Rasa Sakit Menghilang 5 6 8 7
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 29 29 30 25
Masih Berbekas
Naracoba 5 ( Viara)
 Alat Burniser
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ung Biru Hitam
u
Awal : Dalam Deti
k
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 30 35 31 32
3. Sakit 16 10 15 17
4. Kesemutan 5 5 10 7
5. Kulit Terasa Tertarik 30 25 35 30
6. Nyeri 12 15 17 18

xi
7. Berdenyut-denyut 35 27 10 25
8. Menyebar dari Sekitar Inti 10 15 13 18
9. Menyebar ke Jari-jari 36 30 32 37
Akhir : Dalam Deti
k
1. Rasa Menghilang 3 3 3 3
2. Tekanan berkurang 4 6 9 10
3. Rasa nyeri menghilang 8 7 12 11
4. Rasa Kesemutan Menghilang 14 11 10 13
5. Rasa Berdenyut Menghilang 2 3 5 6
6. Berwarna Merah 6 8 7 8
7. Rasa Sakit Menghilang 28 26 33 37
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 35 33 40 37
Masih Berbekas

 Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ung Biru Hitam
u
Awal : Dalam Deti
k
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 5 30 15 20
3. Sakit 25 20 29 25
4. Kesemutan 17 23 19 29
5. Kulit Terasa Tertarik 30 27 17 15
6. Nyeri 35 37 26 30
7. Berdenyut-denyut 20 25 18 19
8. Menyebar dari Sekitar Inti 45 49 28 40
9. Menyebar ke Jari-jari 47 55 35 50

Akhir : Dalam Deti

xii
k
1. Rasa Menghilang 4 8 5 6
2. Tekanan berkurang 15 20 14 25
3. Rasa nyeri menghilang 11 10 16 15
4. Rasa Kesemutan Menghilang 7 5 17 18
5. Rasa Berdenyut Menghilang 10 15 9 21
6. Berwarna Merah 3 2 3 2
7. Rasa Sakit Menghilang 40 32 37 25
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 55 46 45 60
Masih Berbekas

Akumulasi Pengamatan (Burniser & Sonde)


 Alat Burniser
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 2 2 2 2
2. Tekanan Bertambah 12 15 12 13
3. Nyeri 14 10 13 9
4. Sakit 12 10 17 11
5. Kulit Terasa Tertarik 14 12 20 20
6. Kesemutan 15 23 21 28
7. Berdenyut-denyut 34 22 26 26
8. Menyebar dari Sekitar Inti 22 20 22 23
9. Menyebar ke Jari-jari 37 28 21 15

Akhir : Dalam Detik

xiii
1. Rasa Menghilang 4 3 4 4
2. Rasa Kesemutan Menghilang 6 15 14 11
3. Rasa Nyeri Menghilang 9 6 10 11
4. Tekanan Berkurang 9 7 11 15
5. Rasa Berdenyut Menghilang 10 8 11 7
6. Berwarna Merah 15 15 14 12
7. Rasa Sakit Menghilang 20 14 27 26
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 38 34 45 39
Masih Berbekas

 Alat Sonde
No Yang dirasakan Naracoba Merah Ungu Coklat Hitam
Awal : Dalam Detik
1. Terasa 1 1 1 1
2. Tekanan Bertambah 6 14 11 17
3. Nyeri 22 20 24 21
4. Sakit 16 18 15 19
5. Kulit Terasa Tertusuk 22 20 12 12
6. Kesemutan 28 29 25 24
7. Berdenyut-denyut 18 16 17 19
8. Menyebar dari Sekitar Inti 38 39 29 34
9. Menyebar ke Jari-jari 47 48 27 11
Akhir : Dalam Detik

xiv
1. Rasa Menghilang 3 10 4 6
2. Rasa Kesemutan Menghilang 14 20 17 22
3. Rasa Nyeri Menghilang 14 15 17 3
4. Tekanan Berkurang 10 8 13 19
5. Rasa Berdenyut Menghilang 19 16 21 21
6. Berwarna Merah 14 13 15 16
7. Rasa Sakit Menghilang 25 26 25 21
8. Kembali Normal Tetapi Warna Merah 43 42 31 39
Masih Berbekas

2.4 MEKANISME SENSASI NYERI


Mekanisme nyeri dari rangsang nosiseptor aferen primer ke pengalaman
subjektif dibagi menjadi empat langkah: transduksi, transmisi, modulasi, dan
persepsi.
Jalur Input Nyeri

1. TRANSDUKSI
Transduksi merupakan aktivasi nosiseptor aferen primer. Nosiseptor
aferen primer dapat diaktifkan oleh stimulus termal, mekanik, kimia yang
berbahaya dan suhu dingin yang berbahaya. Nosiseptor aferen primer juga
dapat diaktifkan oleh substansi kimia endogen
algesic yaitu, mediator
inflamasi.

Transduksi terjadi ketika stimulus berbahaya bereaksi pada ujung saraf


bebas reseptor nyeri yang terletak dalam berbagai macam jaringan, mengarah
ke aktivitas elektrik depolarisasi dan menghasilkan impuls saraf potensial
aksi. Potensial aksi dimulai dengan perubahan tiba-tiba keadaan istirahat
normal potensial membran negatif menjadi potensial membran positif lalu
diakhiri dengan perubahan kembali menjadi potensial negatif. Potensial aksi
bergerak sepanjang membran sel hingga mencapai akhir akson.

Keadaan istirahat pada membran sel disebut polarisasi yang cenderung


agak negatif. Polarisasi dipertahankan oleh keseimbangan antara ion natrium
pada bagian luar dan ion kalium pada bagian dalam. Ketika membran menjadi
depolarisasi, terjadi permiabilitas mendadak terhadap ion natrium mencapai
xv
bagian dalam akson, melalui saluran khusus dalam membran sel yang disebut
saluran natrium. Pada waktu yang sama saluran khusus sensitif pada kalium
membuka, mengijinkan aliran keluar kalium. Setelah membran menjadi lebih
permiabel terhadap ion natrium, saluran natrium mulai menutup dan saluran
kalium membuka lebih dari biasanya. Karena difusi cepat ion kalium kembali
pada sel mempertahankan kembali keadaan istirahat potensial membran
negatif, disebut repolarisasi membran.

2. TRANSMISI
Proses kedua disebut transmisi yang mengarah pada aktivitas neural yang
membawa input nosiseptif ke dalam sistem saraf pusat untuk proses
selanjutnya.
Terdapat tiga komponen dasar system transmisi yaitu :

a. Saraf sensoris perifer


yaitu neuron aferen primer (neuron orde 1), saraf
ini membawa input nosiseptif dari organ sensoris menuju serabut
spinal. Potensial aksi muncul pada saat ujung saraf bebas
mentransmisikan sinyal nyeri menuju sistem saraf pusat melalui
serabut saraf aferen primer. Badan sel pada neuron aferen primer yang
menghantarkan impuls menuju sistem saraf pusat terdapat dalam
ganglion saraf yang merupakan bagian sistem nyeri perifer. Serabut
saraf aferen melalui ganglion saraf kemudian memasuki sistem saraf
pusat melalui sinaps dengan neuron orde kedua.

b. Neuron
orde kedua yang membawa input ke pusat yang lebih tinggi.
Neuron aferen orde kedua dalam tanduk dorsal spinalis dan tanduk
dorsal medula menyilang menuju sisi kontralateral dan naik menuju
talamus melalui jalur spinotalamik pada saraf servikal dan
trigeminotalamik pada saraf trigeminal.

c. Interaksi antara neuron, talamus, korteks, dan sistem limbik serta input
nosiseptif yang mencapai pusat.
Akson dari traktus spinotalamik dan trigeminotalamik bersinaps dengan neuron orde
ketiga dalam talamus. lalu neuron orde ketiga memproyeksikan impuls ke area yang berbeda
dalam serebral korteks sensoris dan sistem limbik otak. impuls ini menyebabkan dimensi
motivasi dan emosional nyeri.

3. MODULASI
Proses ketiga meliputi pengalaman subjektif nyeri yang disebut modulasi.
Modulasi mengacu pada aktivitas neural sentral yang melemahkan dan
mengkontrol sinyal nyeri yang datang. Aktivitas dalam sistem modulasi nyeri
yaitu mengurangi aktivitas jalur transmisi nyeri yang merupakan respons dari

xvi
stimulus yang berbahaya. Sinyal nosiseptif yang menuju ke atas (asenden)
bersinaps di dalam otak tengah mengaktifkan pelepasan
norepinephrine dan serotonin, 2 neurotransmitter utama yang terlibat dalam jalur inhibitor yang
menuju ke bawah (desenden). Sistem opioid endogen untuk modulasi nyeri juga dapat terjadi.
Peptida opioid endogen mengurangi transmisi nosiseptif dengan mencegah pelepasan
neurotransmitter eksitator substansi P dari terminal saraf aferen primer.

4. PERSEPSI NYERI
Proses terakhir meliputi pengalaman subjektif yang disebut persepsi nyeri.
Jika input nosiseptif mencapai korteks persepsi terjadi secara cepat
menginisiasi interaksi kompleks antara neuron dan pusat otak.
Persepsi
merupakan hasil akhir proses nyeri yang terjadi ketika pesan nyeri mencapai
pusat yang lebih tinggi, penderitaan dan perilaku yang berhubungan dengan
nyeri dimulai.
Persepsi nyeri memiliki dua komponen yaitu dimensi sensor-
diskriminator dan dimensi afektif. Dimensi afektif nyeri memberikan perasaan
yang tidak menyenangkan dan emosi yang bersamaan implikasi yangberhubungan dengan nyeri.

BAB III

xvii
PENUTUP

3.1 KESIMPLAN
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa tubuh memiliki
tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-titik
reseptor ditiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaan kami dapat dilihat bahwa daerah
yang memiliki kepekaan yang paling tinggi adalah pada titik sudut yang berwarna coklat. Pada
semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan.

xviii

Anda mungkin juga menyukai