Anda di halaman 1dari 11

DIALOG MANUSIA DENGAN AL QUR'AN TENTANG MUSIBAH (COVID-19)

Manusia bertanya kepada Sang Khaliq :


Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah : 155)
.
Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ”Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al-Ankabut : 2)
.
Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” (QS. At-Taghabun :11)
.
Namun, mengapa harus terjadi pada kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al-
Ankabut : 3)
.
Darimana datangnya musibah ini ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165)
.
Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami….
.
Al Qur'an menjawab :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-
Baqarah : 216)
.
Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286)
.
Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….
.
Al Qur'an menjawab :
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)
.
Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah
menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir" (QS. Yusuf : 87).
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56)
.
Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28)
.
Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk
menyambung hidup kami ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam
semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS.
Ath-Thalaq: 2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam
(semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4)
.
Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan
lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" (QS. Hud:
6)
.
Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus
dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200)
.
Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran : 146)
.
Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96)
.
Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-
Zumar : 10)
.
Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan)
‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-
Ra’du : 23-24)
.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah...
Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu.
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 8) “Dan keridhaan
Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah : 72)
~
"📖 Khasanah Al Qur'an 📖"
-------------------------------
Semoga bermanfaat
Aamiin yaa rabbal alamiin

BAGUS UNTUK DISIMA

📜🗞 SEJARAH LAHIRNYA TAHLILAN DALAM UPACARA KEMATIAN, KHUSUSNYA DI TANAH JAWA, INDONESIA.
🇮🇩💥

(Tulisan ini tidak bertujuan untuk menohok pihak tertentu, tapi sebagai kajian ilmu agar kita paham sejarah
lahirnya upacara tahilan.)

Perintis, pelopor dan pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di Pulau Jawa adalah para
ulama/mubaligh yang berjumlah sembilan, yang populer dengan sebuatan Wali Songo. Atas perjuangan
mereka, berhasil mendirikan sebuah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berpusat di Demak, Jawa
Tengah.

Para ulama yang sembilan dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam di tanah Jawa yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu dan Budha mendapat kesulitan dalam membuang adat istiadat upacara
keagamaan lama bagi mereka yang telah masuk Islam.

Para ulama yang sembilan (Wali Songo) dalam menanggulangi masalah adat istiadat lama bagi mereka
yang telah masuk Islam terbagi menjadi dua aliran yaitu ALIRAN GIRI dan ALIRAN TUBAN.

ALIRAN GIRI adalah suatu aliran yang dipimpin oleh Raden Paku (Sunan Giri) dengan para pendukung
Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan lain-lain.
Aliran ini dalam masalah ibadah sama sekali tidak mengenal kompromi dengan ajaran Budha, Hindu,
keyakinan animisme dan dinamisme.

Orang yang dengan suka rela masuk Islam lewat aliran ini, harus mau membuang jauh-jauh segala adat
istiadat lama yang bertentangan dengan syari'at Islam tanpa reserve. Karena murninya aliran dalam
menyiarkan dan mengembangkan Islam, maka aliran ini disebut ISLAM PUTIH.

Adapun ALIRAN TUBAN adalah suatu aliran yang dipimpin oleh R.M. Syahid (Sunan Kalijaga) yang didukung
oleh Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Djati.

Aliran ini sangat moderat, mereka membiarkan dahulu terhadap pengikutnya yang mengerjakan adat
istiadat upacara keagamaan lama yang sudah mendarah daging sulit dibuang, yang penting mereka mau
memeluk Islam. Agar mereka jangan terlalu jauh menyimpang dari syari'at Islam. Maka para wali aliran
Tuban berusaha agar adat istiadat Budha, Hindu, animisme dan dinamisme diwarnai keislaman.

Karena moderatnya aliran ini maka pengikutnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengikut aliran
Giri yang "radikal". Aliran ini sangat disorot oleh Aliran Giri karena dituduh mencampur adukan syari'at
Islam dengan agama lain. Maka aliran ini dicap sebagai aliran ISLAM ABANGAN

Dengan ajaran agama Hindu yang terdapat dalam Kitab Brahmana. Sebuah kitab yang isinya mengatur tata
cara pelaksanaan kurban, sajian-sajian untuk menyembah dewa-dewa dan upacara menghormati roh-roh
untuk menghormati orang yang telah mati (nenek moyang) ada aturan yang disebut Yajna Besar dan Yajna
Kecil.

Yajna Besar dibagi menjadi dua bagian yaitu Hafiryayajna dan Somayjna.
1. Somayjna adalah upacara khusus untuk orang-orang tertentu. Adapun,

2. Hafiryayajna untuk semua orang.

Hafiryayajna terbagi menjadi empat bagian yaitu : Aghnidheya, Pinda Pitre Yajna, Catur masya, dan
Aghrain.

Dari empat macam tersebut ada satu yang sangat berat dibuang sampai sekarang bagi orang yang sudah
masuk Islam adalah upacara Pinda Pitre Yajna yaitu suatu upacara menghormati roh-roh orang yang sudah
mati.

Dalam upacara Pinda Pitre Yajna, ada suatu keyakinan bahwa manusia setelah mati, sebelum memasuki
karman, yakni menjelma lahir kembali kedunia ada yang menjadi dewa, manusia, binatang dan bahkan
menjelma menjadi batu, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup,
dari 1-7 hari roh tersebut masih berada dilingkungan rumah keluarganya. Pada hari ke 40, 100, 1000 dari
kematiannya, roh tersebut datang lagi ke rumah keluarganya. Maka dari itu, pada hari-hari tersebut harus
diadakan upacara saji-sajian dan bacaan mantera-mantera serta nyanyian suci untuk memohon kepada
dewa-dewa agar rohnya si fulan menjalani karma menjadi manusia yang baik, jangan menjadi yang lainnya.

Pelaksanaan upacara tersebut diawali dengan aghnideya, yaitu menyalakan api suci (membakar kemenyan)
untuk kontak dengan para dewa dan roh si fulan yang dituju. Selanjutnya diteruskan dengan
menghidangkan saji-sajian berupa makanan, minuman dan lain-lain untuk dipersembahkan ke para dewa,
kemudian dilanjutkan dengan bacaan mantra-mantra dan nyanyian-nyanyian suci oleh para pendeta agar
permohonannya dikabulkan.

✨Musyawarah Para Wali✨

Pada masa para wali dibawah pimpinan Sunan Ampel, pernah diadakan musyawarah antara para wali
untuk memecahkan adat istiadat lama bagi orang yang telah masuk Islam.

Dalam musyawarah tersebut Sunan Kali Jaga selaku Ketua aliran Tuban mengusulkan kepada majlis
musyawarah agar adat istiadat lama yang sulit dibuang, termasuk didalamnya upacara Pinda Pitre Yajna
dimasuki unsur keislaman.

Usulan tersebut menjadi masalah yang serius pada waktu itu sebab para ulama (wali) tahu benar bahwa
upacara kematian adat lama dan lain-lainnya sangat menyimpang dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Mendengar usulan Sunan Kali Jaga yang penuh diplomatis itu, Sunan Ampel selaku penghulu para wali
pada waktu itu dan sekaligus menjadi ketua sidang/musyawarah mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
"Apakah tidak dikhawatirkan dikemudian hari, bahwa adat istiadat lama itu nanti akan dianggap sebagai
ajaran Islam, sehingga kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan bid'ah"?

Pertanyaan Sunan Ampel tersebut kemudian dijawab oleh Sunan Kudus sebagai berikut :
"Saya sangat setuju dengan pendapat Sunan Kali Jaga"

Sekalipun Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Drajat sangat tidak menyetujui, akan tetapi mayoritas
anggota musyawarah menyetujui usulan Sunan Kali Jaga, maka hal tersebut berjalan sesuai dengan
keinginannya. Mulai saat itulah secara resmi berdasarkan hasil musyawarah, upacara dalam agama Hindu
yang bernama Pinda Pitre Yajna dilestarikan oleh orang-orang Islam aliran Tuban yang kemudian dikenal
dengan nama nelung dino, mitung dina, matang puluh, nyatus, dan nyewu.

Dari akibat lunaknya aliran Tuban, maka bukan saja upacara seperti itu yang berkembang subur, akan
tetapi keyakinan animisme dan dinamisme serta upacara-upacara adat lain ikut berkembang subur. Maka
dari itu tidaklah heran muridnya Sunan Kali Jaga sendiri yang bernama Syekh Siti Jenar merasa mendapat
peluang yang sangat leluasa untuk mensinkritismekan ajaran Hindu dalam Islam.

Dari hasil olahannya, maka lahir suatu ajaran klenik/aliran kepercayaan yang berbau Islam. Dan tumbuhlah
apa yang disebut "Manunggaling Kaula Gusti" yang artinya Tuhan menyatu dengan tubuhku. Maka tatacara
untuk mendekatkan diri kepada Allah ta'ala lewat shalat, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya tidak usah
dilakukan.

Sekalipun Syekh Siti Jenar berhasil dibunuh, akan tetapi murid-muridnya yang cukup banyak sudah
menyebar dimana-mana. Dari itu maka kepercayaan seperti itu hidup subur sampai sekarang.

Keadaan umat Islam setelah para wali meninggal dunia semakin jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Para Ulama aliran Giri yang terus mempengaruhi para raja Islam pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk menegakkan syari'at Islam yang murni mendapat kecaman dan ancaman dari para raja
Islam pada waktu itu, karena raja-raja Islam mayoritas menganut aliran Tuban. Sehingga pusat
pemerintahan kerajaan di Demak berusaha dipindahkan ke Pajang agar terlepas dari pengaruh para ulama
aliran Giri.

Pada masa kerajaan Islam di Jawa, dibawah pimpinan raja Amangkurat I, para ulama yang berusaha
mempengaruhi keraton dan masyarakat, mereka ditangkapi dan dibunuh/dibrondong di lapangan
Surakarta sebanyak 7.000 orang ulama.

Melihat tindakan yang sewenang-wenang terhadap ulama aliran Giri itu, maka Trunojoyo, Santri Giri
berusaha menyusun kekuatan untuk menyerang Amangkurat I yang keparat itu.

Pada masa kerajaan dipegang oleh Amangkurat II sebagai pengganti ayahnya, ia membalas dendam
terhadap Truno Joyo yang menyerang pemerintahan ayahnya. Ia bekerja sama dengan VOC menyerang
_Giri Kedaton dan semua upala serta santri aliran Giri dibunuh

habis-habisan, bahkan semua keturunan Sunan Giri dihabisi pula._

Dengan demikian lenyaplah sudah ulama-ulama penegak Islam yang konsekwen.

Ulama-ulama yang boleh hidup dimasa itu adalah ulama-ulama yang lunak (moderat) yang mau
menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang ada. maka bertambah suburlah adat-istiadat lama
yang melekat pada orang-orang Islam, terutama upacara adat Pinde Pitre Yajna dalam upacara kematian.

Keadaan yang demikian terus berjalan berabad-abad tanpa ada seorang ulamapun yang muncul untuk
mengikis habis adat-istiadat lama yang melekat pada Islam terutama Pinda Pitre Yajna.

Baru pada tahun 1912 M, muncul seorang ulama di Yogyakarta bernama K.H. Ahmad Dahlan yang
berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembalikan Islam dari sumbernya yaitu Al Qur'an dan As
Sunnah, karena beliau telah memandang bahwa Islam dalam masyrakat Indonesia telah banyak dicampuri
berbagai ajaran yang tidak berasal dari Al Qur'an dan Al Hadits, dimana-mana merajalela perbuatan
khurafat dan bid'ah sehingga umat Islam hidup dalam keadaan konservatif dan tradisional.

Munculnya K.H. Ahmad Dahlan bukan saja berusaha mengikis habis segala adat istiadat Budha, Hindu,
animisme, dinamisme yang melekat pada Islam, akan tetapi juga menyebarkan fikiran-fikiran pembaharuan
dalam Islam, agar umat Islam menjadi umat yang maju seperti umat-umat lain.

Akan tetapi aneh bin ajaib, kemunculan beliau tersebut disambut negatif oleh sebagian ulama itu sendiri,
yang ternyata ulama-ulama tersebut adalah ulama-ulama yang tidak setuju untuk membuang beberapa
adat istiadat Budha dan Hindu yang telah diwarnai keislaman yang telah dilestarikan oleh ulama-ulama
aliran Tuban dahulu, yang antara lain upacara Pinda Pitre Yajna yang diisi nafas Islam, yang terkenal
dengan nama upacara nelung dina, mitung dina, matang dina, nyatus, dan nyewu.

Pada tahun 1926 para ulama Indonesia bangkit dengan didirikannya organisasi yang diberi nama
"Nahdhatul Ulama" yang disingkat NU.

Pada Muktamarnya di Makassar, NU mengeluarkan suatu keputusan yang antara lain :

"Setiap acara yang bersifat keagamaan harus diawali dengan bacaan tahlil yang sistimatikanya seperti yang
kita kenal sekarang di masyarakat".
Keputusan ini nampaknya benar-benar dilaksanakan oleh orang NU. Sehingga semua acara yang bersifat
keagamaan diawali dengan bacaan tahlil, termasuk acara kematian. Mulai saat itulah secara lambat laun
upacara Pinda Pitre Yajna yang diwarnai keislaman berubah nama menjadi tahlilan sampai sekarang.

Sesuai dengan sejarah lahirnya Tahlilan dalam upacara kematian, maka istilah Tahlilan dalam upacara
kematian hanya dikenal di Jawa saja. Di pulau-pulau lain seluruh Indonesia tidak ada acara ini. Seandainya
ada pun hanya sebagai rembesan dari pulau Jawa saja.

Apalagi di negara-negara lain seperti Arab, Mesir, dan negara-negara lainnnya diseluruh dunia sama sekali
tidak mengenal _upacara tahlilan dalam kematian ini.

Dengan sudah mengetahui sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian yang terurai diatas, maka kita
tidak akan lagi mengatakan bahwa upacara kematian adalah ajaran Islam, bahkan kita akan bisa
mengatakan bahwa orang yang tidak mau membuang upacara tersebut berarti melestarikan salah satu
ajaran agama Hindu. Orang-orang Hindu sama sekali tidak mau melestarikan ajaran Islam, bahkan tidak
mau kepercikan ajaran Islam sedikitpun.

Tetapi kenapa kita orang Islam justru melestarikan keyakinan dan ajaran mereka?

Tak cukupkah bagi kita Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yg sudah jelas terang benderang
saja yang kita kerjakan. Kenapa harus ditambah-tambahin/mengada-ada. Mereka beranggapan ajaran
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam masih kurang sempurna.

Mudah-mudahan setelah kita tahu sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian, kita mau membuka
hati untuk menerima kebenaran yang hakiki dan kita mudah-mudahan akan menjadi orang Islam yang
konsekwen terhadap ajaran Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya.

Oleh: Sangadji EM
Telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg

📚 Daftar Literatur :

_1. K.H. Saifud

din Zuhn_
[Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, Al Ma'arif Bandung 1979]

2. Umar Hasyim,
[Sunan Giri, Menara Kudus 1979]

3. Solihin Salam,
[Sekitar Wali Sanga, Menara Kudus 1974]

4. Drs. Abu Ahmadi,


[Perbandingan Agama, Ab.Siti Syamsiyah Solo 1977]

5. Soekmono,
[Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Tri Karya, Jakarta 1961]

6. A. Hasan
[Soal Jawab,Diponegoro Bandung 1975]

6. Hasil wawancara dengan tokoh Agama Hindu.


Reposted by : 👥 Grup wa manhaj salaf Channel telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg
IG: SALAFYWAYS

Repost
GROUP MANHAJ SALAFUSH SHALIH

Semoga Manfa'at

DIALOG MANUSIA DENGAN AL QUR'AN TENTANG MUSIBAH (COVID-19)

Manusia bertanya kepada Sang Khaliq :


Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah : 155)
.
Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ”Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al-Ankabut : 2)
.
Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” (QS. At-Taghabun :11)
.
Namun, mengapa harus terjadi pada kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al-
Ankabut : 3)
.
Darimana datangnya musibah ini ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165)
.
Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami….
.
Al Qur'an menjawab :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-
Baqarah : 216)
.
Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286)
.
Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….
.
Al Qur'an menjawab :
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)
.
Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah
menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir" (QS. Yusuf : 87).
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56)
.
Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28)
.
Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk
menyambung hidup kami ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam
semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS.
Ath-Thalaq: 2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam
(semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4)
.
Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan
lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" (QS. Hud:
6)
.
Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus
dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….
.
Al Qur'an menjawab :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200)
.
Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran : 146)
.
Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96)
.
Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-
Zumar : 10)
.
Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?
.
Al Qur'an menjawab :
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan)
‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-
Ra’du : 23-24)
.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah...
Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu.
.
Al Qur'an menjawab :
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 8) “Dan keridhaan
Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah : 72)
~
"📖 Khasanah Al Qur'an 📖"
-------------------------------
Semoga bermanfaat
VAKSIN DOSIS TINGGI.

Dalam sutiasi Dunia dikuasai oleh Covid-19 yang mematikan ini, kita perlu adanya ketenangan dan Imunitas
tinggi.

Vaksin anti virus perlu dan kita perlu pula tambahkan Vaksin yang datang dari Langit, inilah Vaksin
berdosis tertinggi.

Al-Quran adalah VAKSIN terampuh yang mampu membuat hati damai, tenang dan meningkatkan
imunitas.

Allah SWT berfirman ;


‫وننزل من القران ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين‬.
٨٢ ‫ االية‬١٧ ‫االسراء‬.
"Dan Kami turunkan dari Al-Quran, suatu penawar brupa penyembuh dan rahmat bagi orang orang yang
beriman"
(Surah Al-Israa 17, ayat 82).

‫يايها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما فى الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين‬.
٥٧ ‫ االية‬١٠ ‫يونس‬
"Wahai Manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran berupa Al-Quran dari Tuhanmu, sebagai
penyembuh penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta Rahmat bagi orang orang yang beriman"
(Surah Yunus 10, ayat 57).

Imunostimulan
Kecemasan dapat menimbulkan perubahan derastis fisikis dan psikologis.

Kecemasan mengaktifkan sistem saraf otonom yang membuat detak jantung meningkat, tekanan darah
naik, frekuensi nafas bertambah, dan mengurangi energi. Ini berbahaya bagi kesehatan.

Perasaan cemas, galau dan stress sangatlah merugikan segalanya.

Al-Quran tegas mengingatkan hal ini. Dan Al-Quran juga memberi solusi agar bisa sehat, sembuh dan bisa
hidup tenang dan damai.

Yaitu, rutinlah membaca Al-Quran dengan sedikit bersuara. Ini punya efek penting bagi tubuh, yaitu
sebagai Imunostimulan.

Mari buka Al-Quran ;


1. Surah As-Syu’ara 26, ayat 80:
(Allah Maha Penyembuh).

2. Surah At- Taubah 9, ayat 124:


(Al-Quran memberi kabar gembira dan senang),

3. Surah At- Taubah 9, Ayat 14: (Al-Quran adalah Penyembuh),


4. Surah Yunus 10, ayat 57;
(Al-Quran adalah Penyembuh),

5.Surah Al-Israa 17, Ayat 82 :


(Al-Quran adalah Penyembuh),

6. Surah Fusshilat 41, Ayat 44;


(Al-Quran adalah Penyembuh).
“Apabila Al-Quran dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu
mendapat Rahmat,”

7. Surah Al-A’raaf 7, ayat 204;


(Baca dan dengarkan Al-Quran, niscaya Engkau akan disayang Allah).

Telah banyak penelitian, dan terbukti bahwa membaca Al-Quran bersuara dengan teratur, bermanfaat
bagi fisik dan jiwa yang membacanya.

Salah satunya, Mr. Enrick William Duve, seorang peneliti Dunia mengatakan bahwa gelombang suara
mempengaruhi otak secara positif atau negatif.
Gelombang suara yang seimbang dan berirama, akan memberikan efek positif pada seluruh sistem tubuh.

Itulah sebabnya kini, getaran gelombang suara sudah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, salah
satunya adalah menyembuhkan kecemasan.

Membaca Al-Quran dengan bersuara, juga memberikan efek positif karena gelombang suara dari tilawah
Al-Quran berada pada resonansi yang sama, sehingga mampu meningkatkan dan melejitkan potensi
seluruh sistem sel-sel tubuh.

Rasulullah SAW, menggunakan


Al-Quran sebagai penyembuh. Ketika beliau sakit, beliau membaca Al-Quran. Hal ini ditegaskan oleh
Sayyidatinaa Aisyah RA Isteri Rasulullah sendiri.

Metode penyembuhan ini diebut "Ruqyah", yaitu pengobatan dengan membaca ayat-ayat pilihan dari Al-
Quran (Al-Ma’tsurah).

Dalam kondisi Covid-19 luas mewabah yang membuat kita stress dan was was, maka
seringlah membaca Al-Quran dengan sedikit bersuara, rajin tadaarus bersama keluarga di rumah,
dengarkan Murattal Al-Quran di mobil, di kapal, di pewat, di toko saat menunggu pembeli dll. Dan afdol
lagi membaca Al-Quran setelah sholat Subuh, setelah sholat Maghrib dan sebelum tidur.

Jadikanlah Al-Quran sebagai solusi hidup. SEBESAR keyakinan akan Al-Quran, sebesar itupulalah
keampuhan daya penyembuhan pada pembacanya.

Keyakinan yang kuat pada kekuatan Al-Quran, akan menimbulkan respon emosional, kejiwaan yang sangat
positif dan berperan sangat penting dalam menjaga stabilitas DAYA TAHAN tubuh.

Semakin yakin, semakin kuat pula efeknya dan semakin bermakna efek Imunostimulan yang akan
dihasilkan.

Imunostimulan berbasis Al-Quran dapat berhasil dengan ketentuan harus dilakukan berdasarkan pada
keyakinan yang kuat, didampingi dengan rutinitas membaca, mendengarkan, dan memahami makna Al-
Quran setiap hari dan sesering mungkin.

Selamat mengisi tahun 2021 dengan bacaan Al-Quran sesering mungkin. Amin
Oleh;
A.Hamid Husain
Alumni;
- Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo.
- King Abdul Aziz University, Jeddah
- Ummul Qura University, Makkah.

Anda mungkin juga menyukai