Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat

pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Proses terjadinya Demam pada

anak dan bagaimana cara melakukan penanganan demam yang baik dan benar pada anak.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak

untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca

untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca

sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita sekalian.

Bandung ,05 November 2019

Kelompok 4
BAB 1

LATAR BELAKANG

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan angka kematian pada
balita di dunia pada tahun 2015 sebesar 45,6 per 1.000 2 kelahiran hidup dan 15%
diantaranya disebabkan oleh Demam, Batuk dan pilek . Menurut data yang diperoleh dari
WHO pada tahun 2012, ISPA atau pneumonia merupakan penyakit yang paling sering
diderita oleh balita yaitu sebanyak 78% balita datang berkunjung ke pelayanan kesehatan
dengan kejadian Demam, Batuk dan Pilek. Setiap tahun, jumlah balita yang dirawat di rumah
sakit dengan kejadian Demam, Batuk dan pilek sebesar 12 juta (Tazinya et al, 2018). Insiden
Demam, batuk dan pilek pada balita di negara berkembang diperkirakan 0,29 anak setiap
tahun dan di negara maju sebanyak 0,05 anak setiap tahun. Penyebab kematian akibat
Demam, batuk dan pilek di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan negara maju yaitu
sebesar 10-50 kali (Ramani et al, 2016).

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2013, cakupan penemuan Demam, Batuk dan pilek
pada balita tahun 2014 berkisar antara 20-30%, sedangkan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan menjadi 63,45%. Data dari Buletin Surveilans di Indonesia (SIBI) pada tahun
2014 yang dilaksanakan di enam rumah sakit provinsi di Indonesia, didapatkan 625 kasus
Demam berat, 56% adalah laki-laki dan 44% adalah perempuan. Sementara kejadian Demam
pada balita di Sumatera Barat tahun 2015 sebanyak 11.326 kasus (22,94%) dan pada tahun
2016 meningkat menjadi 13.384 kasus (27,11%) (Dinkes, 2016).

Berdasarkan prevalensi Demam, batuk dan pilek di Jawa Barat tahun 2012 di
Indonesia telah mencapai 5-10 % dengan rentang kejadian yaitu sekitar 10,5 % - 14,4 %
dengan 16 provinsi diantaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Prevalensi
Demam, Batuk dan pilek tertinggi pada balita (>10 %), sedangkan terendah pada kelompok
umur 15 - 24 tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur.
Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif sama, dan sedikit lebih tinggi d ipedesaan.
Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat
pengeluaran rumah tangga per kapita lebih rendah (Depkes, 2010).

Penatalaksanaan demam sangat bermanfaat untuk mengurangi rasa tidaknyamanan


yang dirasakan pasien. Selain terapi simptomatis dan kausatif dengan menggunakan obat-
obatan, demam dapat diturunkan dengan kompres kulit (Edwards, 2005). Telah dikenal dua
macam cara kompres kulit, yaitu water tepid sponge dan kompres hangat. Namun kompres
hangat telah dikenal secara luas penggunaannya di masyarakat dibandingkan water tepid
sponge. Berdasarkan data di Puskesmas ….. tahun …. angka kejadian demam pada pasien
anak usia 6 bulan - 3 tahun sebanyak …. anak. Sedangkan pada bulan januari …. sebanyak
…. anak. Pada anak dengan usia diantara dua bulan sampai dengan tiga tahun, terdapat
peningkatan risiko terkena penyakit serius akibat kurangnya Immunoglobulin G (IgG) yang
merupakan bahan bagi tubuh untuk membentuk sistem komplemen yang berfungsi mengatasi
infeksi.

Demam yang terjadi pada anak dibawah tiga tahun pada umumnya merupakan demam
yang disebabkan oleh infeksi seperti influenza, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran
kemih. Bakteremia yang tersembunyi biasanya bersifat sementara dan dapat sembuh
sendiri( Hockenberry and wilson 2007 ). Dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang
mengerti tentang tindakan kompres hangat, sedangkan water tepid spongemasi kurang
populer di kalangan masyarakat dikarenakan masih sedikit yang mengetahui apa itu water
tepid sponge. Upaya yang dilakukan oleh peneliti agar water tepid sponge di kenal dalam 2
kehidupan masyarakat atau kehidupan sehari-hari, peneliti berupaya untuk membuktikan
efektifitas dari tindakan ini dalam menurunkan demam khususnya pada pasien anak dengan
demam. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka bagaimana peran tenaga kesehatan pada
penanganan pertama demam pada anak.

Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal yaitu diatas 38°C.
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan.Pada tingkat
tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh yang bermanfaat karena timbul dan
menetap sebagai respon terhadap suatu penyakit, namun suhu tubuh yang terlalu tinggi juga
akan berbahaya (Tjahjadi, 2017). Pada dasarnya terdapat dua kondisi demam yang
memerlukan pengelolaan yang berbeda.

Pertama adalah demam yang tidak boleh terlalu cepat diturunkan karena merupakan
respon terhadap infeksi ringan yang bersifat self limited. Kedua adalah demam yang
membutuhkan pengelolaan segera karena merupakan tanda infeksi serius dan mengancam
jiwa seperti pneumonia, meningitis, dan sepsis. Oleh karena itu pemahaman mengenai
pengelolaan demam pada anak yang baik menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami.
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri yang berada di
dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem imunitas anak berfungsi
dengan baik (Nurdiansyah, 2017).

Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-
tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran
pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk dapat terjadi secara
sukarela maupun tanpa disengaja, Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada saluran
pernafasan yang digunakan untuk membersihkan saluran udara atas. Batuk kronis
berlangsung lebih dari 8 minggu yang umum di masyarakat. Penyebab termasuk merokok,
paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan, terutama partikulat, Refleks batuk
dimulai dengan adanya stimulasi pada reseptor. Reseptor batuk termasuk golongan reseptor
yang secara cepat beradaptasi terhadap adanya iritan. Terdapat ujung saraf yang berlokasi di
dalam epithelium di hampir sepanjang saluran nafas. Ujung saraf itu paling banyak dijumpai
pada dinding posterior trakea, pada karina, dan pada daerah percabangan saluran nafas utama.
Di luar saluran nafas bawah, reseptor batuk dijumpai pada faring. Reseptor batuk ini dapat
dipicu oleh adanya stimulus kimia maupun mekanis.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam Makalah ini
adalah “Bagaimanakah Peran Tenaga Kesehatan pada penanganan pertama
demam dan Batuk pada anak ? ”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana peran Tenaga Kesehatan pada penanganan
pertama demam dan Batuk pada Anak.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan kelompok mampu memberi penilaian, klasifikasi tindakan
pengobatan Demam dan batuk pada anak. Mampu menangani masalah demam
dan Batuk pada anak, serta mengetahui penyebab dan cara tepat mengatasi
demam dan Batuk.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok
Untuk menambah pengetahuan tentang penanganan pertama demam Dan
Batuk pada anak.
2. Bagi Ibu
Menambah wawasan tentang penanganan pertama demam dan batuk pada
anaknya serta dapat lebih terampil melakukan pertolongan pertama untuk
anaknya dengan ilmu yang didapatkan.
3. Bagi Anak
Mendapatkan penanganan untuk demam dan batuk yang tepat dan segera
sebelum keadaan semakin memburuk.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadi bahan acuan perkembangan materi penanganan pertama demam dan
batuk pada anak khususnya dibidang keperawatan komunitas dan pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan upaya komunikasi, informasi dan edukasi
kepada klien dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai