DI SUSUN OLEH :
6
BAB I
KONSEP TEORITIS
1. Definisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepatitis
merupakan virus yang menyerang sel hati yang merupakan tempat yang
nyaman untuk virus berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap infeksi
tersebut, sisitem kekebalan tubuh memberikan perlawan dan menyebabkan
peradangan hati.
2. Etiologi
7
darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh
hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan, Masa inkubasi 40 – 180 hari dengan rata- rata 75 hari,
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis, para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik
bersama-sama, atau diantara mitra seksual baik heteroseksual
maupun pria homoseksual.
a) Hepatitis A
1) Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm.
2) Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak
antara manusia, dibawah oleh air dan makanan.
3) Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari.
4) Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan
sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
b) Hepatitis B (HBV)
1) Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda
yang memiliki ukuran 42 nm.
2) Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari
ibu kepada bayinya.
3) Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
4) Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual
8
yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV
juga beresiko.
c) Hepatitis C (HCV)
1) Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus
lemak yang diameternya 30 – 60 nm.
2) Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan
juga oleh kontak seksual.
3) Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari.
4) Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
d) Hepatitis D (HDV)
1) Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
2) Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang
memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
3) Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari.
4) Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
e) Hepatitis E (HEV)
1) Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang
diameternya + 32 – 36 nm.
2) Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
3) Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
4) Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E
dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
3. Patofisologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
9
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus
yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.\
4. Manifestasi Klinis
1) Masa Tunas
Virus A :15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B :40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
10
2) Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas
capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung
selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok
pada hepatitis virus B.
3) Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang
terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang
setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh
badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4) Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa
sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari
setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita
mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
5. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubin serum total ( 0,1-1,2 mg/dl)
3) Bilirubin
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
6) SGOT (5- 40 u/l)
11
7) SGPT ( 5-41 u/l )
b. Pemeriksaan protein
1) HBsAg Protein total serum ( 6,1 -8,2 gr %)
2) Albumin serum( 3,8-5,0 gr%)
3) Globulin serum (2,3-3,2 gr%)
c. Waktu protombin, respon waktu protombin terhadap vitamin.
6. Phatway
12
Alkohol Virus obat-obatan
Nyeri
Resiko trasmisi infeksi Hepatitis Hepatemogali
Prunitus
Glukosa dalam darah
berkurang
Keletihan
13
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan
sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular
melalui darah dan produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa
memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg
BB, intramuskular.
b. Obat-obatan
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa
dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr
intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
a. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup
istirahat.
b. Jika penderita tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di
berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan
makanan yang cukup
c. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat –
obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin
ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan
peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga
Ph feces berubah menjadi asam.
d. Penatalaksanaan keperawatan
14
1) Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai
gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
2) Nutrisi yang adekuat
3) Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan
dari keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk
meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
4) Pengendalian dan pencegahan
8. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering di jumpai adalah
perjalanan penyakitnya yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini
dikenal dgn hepatitis kronis akan tetapi keadaan ini akan sembuh kembali
sekitar 5% dari pasien hepatitis kronis akan mengalami kekambuhan setelah
serangan awal, kekambuhan biasanya dihubungkan dgn minum alcohol atau
aktifitas fisik yang berlebihan.
15
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau
gangguan hati (Doengoes, 2002).
1. Aktifitas
Kelemahan, kelelahan, dan malaise.
2. Sirkulasi
Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, dan membran mukosa.
3. Eliminasi urine gelap dan diare feses warna tanah liat.
4. Makanan dan cairan
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan
oedem dan asietas.
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.
16
6. Nyeri atau kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, sakit kepala dan
gatal.
7. Keamanan
Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran nodul
servikal posterior.
8. Seksualitas
Pola hidup atau perilaku meningkat resiko terpajan.
9. Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut
Doengoes (2002):
a. Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan
hepatitis virus dari non virus.
b. SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap: Sel darah merah (SDM) menurun karena penurunan
masa hidup SDM (gangguan fungsi hati).
d. Difersnsual darah lengkap: Ekositosis, monositosis dan sel plasma.
e. Alkali fostatase: Agak meningkat.
f. Feses: Warna tanah liat, dan diare feses warna tanah liat.
g. Gula darah: Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi
hati).
h. Anti-HAV IgM: Positif pada tipe A.
i. HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A).
Catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
j. Masa protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati).
k. Bilirubin serum: Di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan
nekrosis seluler).
l. Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
17
m.Biopsi hati: Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
n. Scan hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
I. Urinalisa: Peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.
18
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi
darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi
pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus.
19
sesuai dengan porsi yang diberikan atau
dibutuhkan.
Intervensi :
a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
Rasional : keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit
tapi sering dan tawarkan pagi paling sering.
Rasional : pembesaran hepar dapat menekan saluran
gastro
intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan
sesudah makan.
Rasional : akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah
baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu
makan.
d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan.
e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
Rasional : glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk
pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol.
Kriteria hasil :setelah dilakukan tindakan kePerawatan
nyeri berkurang, skala nyeri menurun. Tekanan
darah :100/80, Suhu :36, 5 cc Nadi : 80 x / menit,
Respiratori Rate: 20 x/ menit.
Intervensi :
20
a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas nyeri.
Rasional : nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat
tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan
secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada
individu yang mengalami perubahan kenyamanan
nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
b. Memonitoring perkembangan nyeri.
Rasional :mengetahui perkembangan tindakan dari yang
dilakukan.
c. Memonitoring tanda – tanda vital darah dan nadi.
Tekanan darah : 100 / 80 mmHg
Suhu : 36,5ºC
Rasional : untuk mengetahui keadaan pasien.
d. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam.
Rasional : mengurangi rasa nyeri untuk pasien.
e. Berikan tindakan nyaman dan aktivitas hiburan.
Rasional : menigkatkan relaksasi dan membantu pasien
memfokuskan perhatian pada sesuatu disamping
diri atau ketidak nyamanan.
f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai advis dokter
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis.
a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu.
Rasional : dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka
keadaan klien cenderung lebih tenang.
21
c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan,
kemampuan-kemampuan dan minat-minat.
Rasional : memungkinkan klien dapat memprioritaskan
kegiatankegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan
yang kurang penting.
d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi
waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang
berhubungan dengan keletihan.
Rasional : keletihan dapat segera diminimalkan dengan
mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan.
e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif
(bersikap asertif, teknik relaksasi).
Rasional : untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun
psikologis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu.
Intervensi :
a. Monitor tanda vital : suhu badan.
Rasional : sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
Rasional : dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi
yang memicu timbulnya dehidrasi.
22
d. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
Rasional : menghambat pusat simpatis di hipotalamus
sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan.
e. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
Rasional : kondisi kulit yang mengalami lembab memicu
timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.
Rasional : gunakan untuk mengurangi demam atau panas.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan
dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin
dalam garam empedu.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Intervensi :
a. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktifitas.
Rasional : untuk mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
beraktifitas.
b. Batasi klien dalam beraktifitas.
Rasional : Agar pasien tidak cepat lelah.
c. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering , Sering
mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin), Keringkan kulit, jaringan digosok.
Rasional : kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan
merangsang ujung syaraf.
d. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu
ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu
tebal.
Rasional : penghangatan yang berlebih menambah pruritus
dengan
23
meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi.
e. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan
tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk.
Rasional : penggantian merangsang pelepasan hidtamin,
menghasilkan lebih banyak pruritus.
f. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin.
Rasional : pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan
kelembaban kekeringan.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang
tepat untuk menangani semua cairan tubuh.
1). Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien
atau spesimen.
2). Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh.
3). Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada
wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau
memanipulasi jarum dengan cara apapun.
Rasional : pencegahan tersebut dapat memutuskan metode
transmisi virus hepatitis.
b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan
tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan
permukaan yang terkontaminasi.
24
d. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien,
keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
Rasional : mencuci tangan menghilangkan organisme yang
merusak rantai transmisi infeksi.
e. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen
kesehatan yang tepat.
Rasional : rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan
sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain
terinfeksi.
f. Beri therapy antibiotik sesuai program dokter.
Rasional : mencegah segera terhadap infeksi.
D. EVALUASI
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya).
3. Tidak terjadi peningkatan suhu.
4. Tidak terjadi keletihan.
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat.
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
25
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis
D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat
bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut
yang total.
b. Saran
Dengan adanya laporan pendahuluan ini di harapkan penulis dan pembaca
dapat memahami materi tentang HEPATITIS
26
DAFTAR PUSTAKA
27
ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
BIODATA PASIEN
1. Nama : Tn. Rn
2. Umur : 30 Tahun
4. No. Register : 25
5. Alamat :-
6. Status : Nikah
5. Kekuarga terdekat :-
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Saat Masuk Rumah Sakit : Kepala terasa berat selama 1 bulan. dan kepala
berat tersebut bapak rasakan pada setiap pagi hari dan mulai berkurang apabila
telah masuk pada siang hari dan pada malam hari. Akan tetapi akhir-akhir ini
kepala terasa berat dirasakan hampir setiap hari.
Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke
RS secara lengkap meliputi( PQRST ) :
d. S = Severity :6
28
e. T = Time : Setiap pagi nyeri sekali, pada siang dan malam nyeri
ringan
………………………………………………………………………
................................................................................................................
4 Kesulitan
Makan / Minum
5 Usaha-usaha
mengatasi
masalah
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
3 Bau
29
4 Konsistensi
5 Masalah Eliminasi
6 Cara Mengatasi
Masalah
2 Gangguan Tidur
3 Upaya Mengatasi
Gangguan tidur
Hygiene
1 Frekuensi Mencuci
Rambut
2 Frekuensi Mandi
e. Aktivitas Lain
30
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :
………………………………………
…………………………………………………………………
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
B. KEADAAN UMUM
Di dapatkan penderita dengan kesadaran kompos mentis, keadaan umum
baik, pada lengan kiri pasien tampak tatto, status gizi penderita baik.
31
tipis ),Nyeri tekan ( + / - ) pada daerah.........................................
1. Tipe Primer
2. Tipe Sekunder
Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),
Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )
2. Pemeriksaan Rambut
alopesia ( + / - )
3. Pemeriksaan Kuku
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
32
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + / - )
b. Ekssoftalmus ( + / - ), Endofthalmus ( + / - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( + / - ), ptosis ( + / - ),
peradangan ( + / - ) luka ( + / - ), benjolan ( + / - )
Nigtasmus ( + / - )
Strabismus ( + / - )
h. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD ............. OS .........................
Kurang )
3 Pemeriksaan Telinga
33
sama dibanding dengan hantaran udara
6. Pemeriksaan Wajah
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
34
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,
leher ............................................................................................
b. Palpasi
Nyri tekan ( + / - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa (
+/-)
…………………………………………………….
Pola nafas :
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama / tidak sama). Lebih bergetar sisi ............................
c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
d. Auskultasi
1. Suara nafas
35
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih /
halus /
2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )
3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),
...............................................................................................
G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran ........cm
b. Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
d. Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
....................................................................................................
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),
36
b. Auskultasi
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
Ddiskripsikan :
Palpasi Lien :
Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . nyeri tekan
( + / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal :
.......................................................................................................
...
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Genetalia Pria
Inspeksi :
Palpasi
37
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), cairan ...............................
2. Pada Wanita
Inspeksi
J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher ……………
...........................................................................................................
b. Palpasi
Oedem :
38
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata …………..
2. Menilai respon Verbal ………….
3. Menilai respon motorik …………..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
39
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + / -)
b. Reflek trisep ( + / -)
c. Reflek brachiradialis ( + / -)
d. Reflek patella ( + / -)
e. Reflek achiles ( + / -)
2. Reflek Pathologis
a. Reflek babinski ( + / -)
b. Reflek chaddok ( + / -)
c. Reflek schaeffer ( + / -)
d. Reflek oppenheim ( + / -)
e. Reflek Gordon ( + / -)
f. Reflek bing ( + / -)
g. Reflek gonda ( + / -)
.................................................................................................
V. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik
● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
40
Pasien nampak gelisah
c. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : ……………………………………..,
Tingkah laku yang menonjol :…………………………………………………………. Suasana
yang membahagiakan klien : ……………………………………………… Stressing yang
membuat perasaan klien tidak nyaman :
……………………………..................................................................
d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah pola
komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk diajak
komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( ya / tdk ), apakah
klien menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).
e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon :……………………………………… Siapa orang
yang dekat dan dipercaya klien : …………………
f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya :
…………………………………
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat
di RS : .......................................................
41
L. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL
..............................................................................................
2 Lapang persepsi
□ Baik □ Menurun □ Menyempit □ Kacau
3 Kemampuan
menyelesaikan
□ Mampu □ Mampu □Tidak mampu □Tdk
masalah dengan bantuan
ada tanggapan
4 Proses Berfikir
□ Mampu □ Kurang mampu □Tidak mampu □Alur fikira
berkonsent mengingat dan mengingat kacau
rasi dan berkonsentrasi dan
mengingat berkonsentra
dengan si
baik
5 Motivasi
□ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa
42
4. Konsep diri klien:
A. DARAH LENGKAP :
B. KIMIA DARAH :
Ureum : ............................. ( N : 10 – 50 mg / dl )
SGOT : ............................. ( N : 2 – 17 )
SGPT : ............................. ( N : 3 – 19 )
BUN : ............................. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
C. ANALISA ELEKTROLIT :
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.
43
I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :
................................................................................................................................
1. Analisa data
N Data Masalah Penyebab
O
1 DS : Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen cedera Biologi
pada abdomen bagian ( Pembengkakan
kanan atas. hepar )
DO : - Nyeri tekan pada
abdomen bagian
kua ran atas.
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah
menahan sakit
- Skala nyeri : 6
2 DS : Klien mengatakan apabila Ketidak Mual dan muntah
makan merasakan mual dan seimbangan
muntah nutrisi : kurang
dari kebutuhan
DO : - Klien kelihatan lemas,
tubuh
dan pucat.
- Nafsu makan berkurang
(hbs 1/2 porsi)
44
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
( pembengkakan hepar )
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Intervensi Keperawatan
45
3 6. Konsul dengan ahli gizi.
46