Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DI SUSUN OLEH :

MUH RIFAL MARDANI


201701118

PROGRAM STUDI ILMU NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021

6
BAB I

KONSEP TEORITIS

1. Definisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepatitis
merupakan virus yang menyerang sel hati yang merupakan tempat yang
nyaman untuk virus berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap infeksi
tersebut, sisitem kekebalan tubuh memberikan perlawan dan menyebabkan
peradangan hati.

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis


dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah
teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan
E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan
hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama (Smeltzer
Suzanne C 2002).
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati
(Corwn Elizabeth J, 2001).

2. Etiologi

Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:


a. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis
toksik dan hepatitis akut.
b. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
c. Infeksi virus.
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda
yang memiliki ukuran 42 nm, Ditularkan melalui darah atau produk

7
darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh
hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan, Masa inkubasi 40 – 180 hari dengan rata- rata 75 hari,
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis, para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik
bersama-sama, atau diantara mitra seksual baik heteroseksual
maupun pria homoseksual.

a) Hepatitis A
1) Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm.
2) Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak
antara manusia, dibawah oleh air dan makanan.
3) Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari.
4) Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan
sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.

b) Hepatitis B (HBV)
1) Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda
yang memiliki ukuran 42 nm.
2) Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari
ibu kepada bayinya.
3) Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
4) Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual

8
yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV
juga beresiko.
c) Hepatitis C (HCV)
1) Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus
lemak yang diameternya 30 – 60 nm.
2) Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan
juga oleh kontak seksual.
3) Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari.
4) Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
d) Hepatitis D (HDV)
1) Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
2) Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang
memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
3) Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari.
4) Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
e) Hepatitis E (HEV)
1) Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang
diameternya + 32 – 36 nm.
2) Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
3) Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
4) Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E
dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
3. Patofisologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis

9
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus
yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
          Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.\

4. Manifestasi Klinis
1) Masa Tunas
Virus A                             :15-45 hari (rata-rata 25 hari)
     Virus B                             :40-180 hari (rata-rata 75 hari)
     Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

10
2) Fase Pre Ikterik   
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas
capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung
selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok
pada hepatitis virus B.
3) Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang
terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang
setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh
badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4) Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa
sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari
setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita
mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

5. Pemeriksaan penunjang
        1. Laboratorium
       a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubin serum total ( 0,1-1,2 mg/dl)
3) Bilirubin
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
6) SGOT (5- 40 u/l)

11
7) SGPT ( 5-41 u/l )
                  b. Pemeriksaan protein
1) HBsAg Protein total serum ( 6,1 -8,2 gr %)
2) Albumin serum( 3,8-5,0 gr%)
3) Globulin serum (2,3-3,2 gr%)
      c. Waktu protombin, respon waktu protombin terhadap vitamin.

6. Phatway

12
Alkohol Virus obat-obatan

Hipertermi Inflamasi pada hepar peregangan kapsul hati

Nyeri
Resiko trasmisi infeksi Hepatitis Hepatemogali

Gangguan Metabolisme Gangguan suplai darah Perasaan tidak nyaman


karbohidrat dan protein pada sel-sel hepar di kuadran atas

Kerusakan sel Anoreksia


prenkim,sel hati duktuli
Glikonesis Glikonesis
empedu hepatika
menurun menurun
Perubahan nutrisi
Fungsi hepar menurun kurang dari
kebutuhan

Glikogen dalam hepar Hiperbilirubin


berkurang

Pigmen empedu meningkat


Glikogenesis menurun

Prunitus
Glukosa dalam darah
berkurang

Resiko integritass kulit


cepat lelah

Keletihan

13
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan
sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular
melalui darah dan produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa
memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg
BB, intramuskular.
b. Obat-obatan
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa
dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr
intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
a. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup
istirahat.
b. Jika penderita tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di
berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan
makanan yang cukup
c. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat –
obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin
ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan
peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga
Ph feces berubah menjadi asam.
d. Penatalaksanaan keperawatan

14
1) Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai
gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
2) Nutrisi yang adekuat
3) Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan
dari keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk
meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
4) Pengendalian dan pencegahan

8. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering di jumpai adalah
perjalanan penyakitnya yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini
dikenal dgn hepatitis kronis akan tetapi keadaan ini akan sembuh kembali
sekitar 5% dari pasien hepatitis kronis akan mengalami kekambuhan setelah
serangan awal, kekambuhan biasanya dihubungkan dgn minum alcohol atau
aktifitas fisik yang berlebihan.

1) Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang


disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik
merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
2) Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan
sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3) Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel
hati akan diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah
kerusakan, semakin beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin
berkurang jumlah sel hati yang sehat
4) Hepatoma

15
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau
gangguan hati (Doengoes, 2002).
1. Aktifitas
Kelemahan, kelelahan, dan malaise.
2. Sirkulasi
Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, dan membran mukosa.
3. Eliminasi urine gelap dan diare feses warna tanah liat.
4. Makanan dan cairan
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan
oedem dan asietas.
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.

16
6. Nyeri atau kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, sakit kepala dan
gatal.

7. Keamanan
Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran nodul
servikal posterior.
8. Seksualitas
Pola hidup atau perilaku meningkat resiko terpajan.
9. Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut
Doengoes (2002):
a. Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan
hepatitis virus dari non virus.
b. SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap: Sel darah merah (SDM) menurun karena penurunan
masa hidup SDM (gangguan fungsi hati).
d. Difersnsual darah lengkap: Ekositosis, monositosis dan sel plasma.
e. Alkali fostatase: Agak meningkat.
f. Feses: Warna tanah liat, dan diare feses warna tanah liat.
g. Gula darah: Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi
hati).
h. Anti-HAV IgM: Positif pada tipe A.
i. HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A).
Catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
j. Masa protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati).
k. Bilirubin serum: Di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan
nekrosis seluler).
l. Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.

17
m.Biopsi hati: Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
n. Scan hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
I. Urinalisa: Peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

18
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi
darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi
pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus.

C. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL


Fokus intervensi dan rasional menurut Doengoes (2003):
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas,
gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi adekuat, tidak ada tanda
malnutrisi, mampu menghabiskan makanan

19
sesuai dengan porsi yang diberikan atau
dibutuhkan.

Intervensi :
a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
Rasional : keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit
tapi sering dan tawarkan pagi paling sering.
Rasional : pembesaran hepar dapat menekan saluran
gastro
intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan
sesudah makan.
Rasional : akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah
baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu
makan.
d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan.
e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
Rasional : glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk
pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol.
Kriteria hasil :setelah dilakukan tindakan kePerawatan
nyeri berkurang, skala nyeri menurun. Tekanan
darah :100/80, Suhu :36, 5 cc Nadi : 80 x / menit,
Respiratori Rate: 20 x/ menit.
Intervensi :

20
a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas nyeri.
Rasional : nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat
tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan
secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada
individu yang mengalami perubahan kenyamanan
nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
b. Memonitoring perkembangan nyeri.
Rasional :mengetahui perkembangan tindakan dari yang
dilakukan.
c. Memonitoring tanda – tanda vital darah dan nadi.
Tekanan darah : 100 / 80 mmHg
Suhu : 36,5ºC
Rasional : untuk mengetahui keadaan pasien.
d. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam.
Rasional : mengurangi rasa nyeri untuk pasien.
e. Berikan tindakan nyaman dan aktivitas hiburan.
Rasional : menigkatkan relaksasi dan membantu pasien
memfokuskan perhatian pada sesuatu disamping
diri atau ketidak nyamanan.
f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai advis dokter
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis.
a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu.
Rasional : dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka
keadaan klien cenderung lebih tenang.

b. Sarankan klien untuk tirah baring.


Rasional : tirah baring akan meminimalkan energi yang
dikeluarkan sehingga metabolisme dapat
digunakan untuk penyembuhan penyakit.

21
c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan,
kemampuan-kemampuan dan minat-minat.
Rasional : memungkinkan klien dapat memprioritaskan
kegiatankegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan
yang kurang penting.
d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi
waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang
berhubungan dengan keletihan.
Rasional : keletihan dapat segera diminimalkan dengan
mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan.
e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif
(bersikap asertif, teknik relaksasi).
Rasional : untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun
psikologis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu.
Intervensi :
a. Monitor tanda vital : suhu badan.
Rasional : sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
Rasional : dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi
yang memicu timbulnya dehidrasi.

c. Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahan linen tempat tidur


sesuai indikasi.
Rasional : suhu ruangan harus diubah untuk mempertahan kan
sushu mendekati normal

22
d. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
Rasional : menghambat pusat simpatis di hipotalamus
sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan.
e. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
Rasional : kondisi kulit yang mengalami lembab memicu
timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.
Rasional : gunakan untuk mengurangi demam atau panas.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan
dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin
dalam garam empedu.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Intervensi :
a. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktifitas.
Rasional : untuk mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
beraktifitas.
b. Batasi klien dalam beraktifitas.
Rasional : Agar pasien tidak cepat lelah.
c. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering , Sering
mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin), Keringkan kulit, jaringan digosok.
Rasional : kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan
merangsang ujung syaraf.
d. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu
ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu
tebal.
Rasional : penghangatan yang berlebih menambah pruritus
dengan

23
meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi.
e. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan
tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk.
Rasional : penggantian merangsang pelepasan hidtamin,
menghasilkan lebih banyak pruritus.
f. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin.
Rasional : pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan
kelembaban kekeringan.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang
tepat untuk menangani semua cairan tubuh.
1). Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien
atau spesimen.
2). Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh.
3). Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada
wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau
memanipulasi jarum dengan cara apapun.
Rasional : pencegahan tersebut dapat memutuskan metode
transmisi virus hepatitis.
b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan
tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan
permukaan yang terkontaminasi.

Rasional : teknik ini membantu melindungi orang lain dari


kontak dengan materi infeksius dan mencegah
transmisi penyakit.
c. Dorong dan pertahankan masukan TKTP.
Rasional : kurangi kerentanan individu terhadap infeksi.

24
d. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien,
keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
Rasional : mencuci tangan menghilangkan organisme yang
merusak rantai transmisi infeksi.
e. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen
kesehatan yang tepat.
Rasional : rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan
sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain
terinfeksi.
f. Beri therapy antibiotik sesuai program dokter.
Rasional : mencegah segera terhadap infeksi.
D. EVALUASI
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya).
3. Tidak terjadi peningkatan suhu.
4. Tidak terjadi keletihan.
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat.
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

25
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis
D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat
bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut
yang total.

b. Saran
Dengan adanya laporan pendahuluan ini di harapkan penulis dan pembaca
dapat memahami materi tentang HEPATITIS

26
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan
Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko
Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi
ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.\

27
ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

BIODATA PASIEN
1. Nama : Tn. Rn

2. Umur : 30 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. No. Register : 25

5. Alamat :-

6. Status : Nikah

5. Kekuarga terdekat :-

6. Diaqnosa Medis : Hepatitis

1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :

Saat Masuk Rumah Sakit : Kepala terasa berat selama 1 bulan. dan kepala
berat tersebut bapak rasakan pada setiap pagi hari dan mulai berkurang apabila
telah masuk pada siang hari dan pada malam hari. Akan tetapi akhir-akhir ini
kepala terasa berat dirasakan hampir setiap hari.

Saat Pengkajian : penderita juga mengeluh lemah pada badan


yang juga dirasakan sejak satu bulan. terasa pegal-pegal pada seluruh badan dan
kadang flu, dan badan summer. kadang-kadang penderita juga mengeluh mual-
mual tapi tidak sampai muntah. terasa tidak enak dibagian ulu hati seperti
terasa penuh berisi makanan. penderita juga mengeluh perut kanan atas sebah,
mengeluh mata kuning, pernah mengeluh warna kencing kekuningan.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke
RS secara lengkap meliputi( PQRST ) :

a. P = Provoking atau Paliatif : ……………………………………


b. Q = Quality : Terasa tidak enak di bagian ulu hati, seperti terasa
penuh berisi makanan

c. R = Regio : Sakitnya menyebar

d. S = Severity :6

28
e. T = Time : Setiap pagi nyeri sekali, pada siang dan malam nyeri
ringan

C. Riwayat Penyakit Yang Lalu :

………………………………………………………………………

D. Riwayat Kesehatan Keluarga :

................................................................................................................

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Makan/Minum
1 Jumlah / Waktu Pagi : …………… Pagi : ……………….

Siang : …………. Siang : ……………..

Malam : ……….. Malam : …………….

2 Jenis Nasi : ………….. Nasi : ..........................

Lauk : ………….. Lauk : .........................

Sayur : …………. Sayur : .......................

Minum : ……… Minum/ Infus : .........


3 Pantangan

4 Kesulitan
Makan / Minum
5 Usaha-usaha
mengatasi
masalah

b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit

Eliminasi BAB /BAK

1 Jumlah / Waktu Pagi : ……. Pagi : ……………..

Siang : …… Siang : …………

Malam : … Malam : ……….


2 Warna

3 Bau

29
4 Konsistensi

5 Masalah Eliminasi

6 Cara Mengatasi
Masalah

c. Pola istirahat tidur


No Pemenuhan Istirahat Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
1 Jumlah / Waktu Pagi : ……….. Pagi : …………..

Siang : ……… Siang : ………..

Malam : ……… Malam : ……….

2 Gangguan Tidur

3 Upaya Mengatasi
Gangguan tidur

4 Hal Yang Memper-


mudah Tidur
5 Hal Yang Memper-
mudah bangun

d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :


No Pemenuhan Personal Di Rumah Di Rumah Sakit

Hygiene

1 Frekuensi Mencuci
Rambut

2 Frekuensi Mandi

3 Frekuensi Gosok Gigi


4 Keadaan Kuku

e. Aktivitas Lain

30
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan

f. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien


Kegiatan kemasyarakatan :…………………………………….

Konflik social yang dialami klien :...............................................

Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :..........................

Teman dekat yang senantiasa siap membantu :...........................

b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :

………………………………………

Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya :

…………………………………………………………………

3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

a. TD : 120/80 mmHg e. BB : ................................


b. Nadi : 80x/menit f. TB : ................................
c. RR : 18x/menit G. Setelah dihitung berdasar rumus
Borbowith
d. Suhu : 36,2 0 C. Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal / Gemuk )

B. KEADAAN UMUM
Di dapatkan penderita dengan kesadaran kompos mentis, keadaan umum
baik, pada lengan kiri pasien tampak tatto, status gizi penderita baik.

C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - )

Warna Kulit : ………

Bila ada luka bakar lokasi : ............., dengan luas : ................ %

Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor / Kelenturan ( baik /


jelek ), Struktur ( keriput /tegang ), Lemak subcutan ( tebal /

31
tipis ),Nyeri tekan ( + / - ) pada daerah.........................................

Identifikasi luka / lesi pada kulit

1. Tipe Primer

Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )

2. Tipe Sekunder

Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi

( + / - ), Sear (+/-), Lichenifikasi ( + / - )

Kelainan- kelainan pada kulit :

Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ),

Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),

Haemangioma ( + / - ), Angioma/toh ( + / - ), Spider

Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )

2. Pemeriksaan Rambut

a. Ispeksi dan Palpasi :


Penyebaran (merata / tidak), Bau …. rontok ( + / - ),

warna .............Alopesia ( + / - ), Hirsutisme ( + / - ),

alopesia ( + / - )

3. Pemeriksaan Kuku

a. Inspeksi dan palpasi, warna ………. , bentuk…………..


kebersihan …………

4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan

Px. Kulit : .............................................................................................

D. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER


1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong,

Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( + / - ). Hidrochepalu( + / - ),


Luka ( + / - ), darah ( +/-), Trepanasi ( + / - ).

Palpasi : Nyeri tekan ( + / - ), fontanella / pada bayi (cekung / tidak)

2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :

32
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + / - )
b. Ekssoftalmus ( + / - ), Endofthalmus ( + / - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( + / - ), ptosis ( + / - ),
peradangan ( + / - ) luka ( + / - ), benjolan ( + / - )

d. Bulu mata : rontok atau tidak


e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna ……….
f. Warna iris ......................., reaksi pupil terhadap cahaya
g. (miosis / midriasis) isokor ( + / - )
Kornea : warna ..............

Nigtasmus ( + / - )

Strabismus ( + / - )

h. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD ............. OS .........................

Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik /

Kurang )

i. Pemeriksaan lapang pandang


Normal / Haemi anoxia / Haemoxia

j. Pemeriksaan t ekanan bola mata


Dengan tonometri …………, dengan palpasi taraba …….

3 Pemeriksaan Telinga

k. Inspeksi dan palpasi


Amati bagian telinga luar: bentuk ……………………..

Ukuran …………………. Warna …………………… lesi (

+ / - ), nyeri tekan ( + / - ), peradangan ( + / - ), penumpukan


serumen ( + / - ).

Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna

................, transparansi ............................, perdarahan ( + / - ),


perforasi ( + / - ).

Uji kemampuan kepekaan telinga :

- Tes bisik ........................................


- Dengan arloji ..................................
- Uji weber : seimbang / lateralisasi kanan /
lateralisasi kiri

Uji rinne : hantaran tulang lebih keras / lemah /

33
sama dibanding dengan hantaran udara

- Uji swabach : memanjang / memendek / sama


4. Pemeriksaan Hidung

a. Inspeksi dan palpasi


Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi

( adakah pembengkokan Atau tidak )

Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ),

Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + / - )

5. Pemeriksaan Mulut dan Faring

a. Inspeksi dan Palpasi


Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioseisis,

palatoseisis, atau labiopalatoseisis ), warna bibir

…………………., lesi ( + / - ), Bibir pecah

(+ / - ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + / - ),

Kotoran ( + / - ), Gigi palsu ( + / - ), Gingivitis ( + / - ),

Warna lidah : ……….Perdarahan ( + / - ) dan abses ( + / - ).

Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut :

…………………………… uvula ( simetris / tidak ),

Benda asing : ( ada / tidak )

Adakah pembesaran tonsil, T 0 / T 1 / T 2 / T 3 / T 4

Perhatikan suara klien : ( Berubah atau tidak )

6. Pemeriksaan Wajah

Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan


kondisi wajah klien : ………………….., Struktur wajah klien :
………………….Kelumpuhan otot-otot fasialis ( + / - )

7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :

a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan


parut ( + / - ), perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / - )
c. Vena jugularis, pembesaran ( + / - )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), kelenjar tiroid ( + / - ),
posisi trakea (simetris/tidak simetris)

34
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,
leher ............................................................................................

E. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK


a. Inspeksi
Ukuran payudara ………., bentuk (simetris / asimetris), pem bengkakan
(+ /- ).

Kulit payudara : warna ..................., lesi ( + / - ), Areola : perubahan


warna (+ / - )

Putting : cairan yang keluar ( + / - ), ulkus ( + / - ), pembengkakan ( + / - )

b. Palpasi
Nyri tekan ( + / - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa (
+/-)

c. Keluhan lain yang terkait dengan Px. Payudara dan ketiak :

…………………………………………………….

F. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU


a. Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest),
susunan ruas tulang belakang (Kyposis / Scoliosis / Lordosis), bentuk
dada (simetris / asimetris), keadaan kulit ..........................

Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ), retraksi


suprasternal ( + / - ), Sternomastoid ( + / - ), pernafasan cuping hidung
( + / - ).

Pola nafas :

(Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s /


Kusmaul)

Amati : cianosis ( + / - ), batuk (produktif / kering / darah ).

b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama / tidak sama). Lebih bergetar sisi ............................

c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )

d. Auskultasi
1. Suara nafas

35
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih /
halus /

kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )

2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )

3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),

Pleural fricion rub ( + / - )

4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru :

...............................................................................................

G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran ........cm

b. Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )

c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :

Batas atas : ………………….. ( N = ICS II )

Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)

Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)

Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)

d. Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )

BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )

Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur


(+ / - )

e. Keluhan lain terkait dengan jantung :

....................................................................................................

H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )

Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),

Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)

36
b. Auskultasi

Frekuensi peristaltic usus ........... x/menit ( N = 5 – 35 x/menit,


Borborygmi ( + / - )

c. Palpasi

Palpasi Hepar :

Ddiskripsikan :

Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak),


permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N =
hepar tidak teraba).

Palpasi Lien :

Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya.......

Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak


pada garis Scuffner ke berapa ? .............( menunjukan pembesaran
lien )

Palpasi Appendik :

Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . nyeri tekan
( + / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).

Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :

Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - )

Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.

Palpasi Ginjal :

Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ).

(N = ginjal tidak teraba).

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen :

.......................................................................................................
...

I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Genetalia Pria
Inspeksi :

Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - )

Lubang uretra : penyumbatan ( + / - ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )

Palpasi

37
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), cairan ...............................

Scrotum dan testis : beniolan ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ),

Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :

Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - ) Epididimal


Mass/Nodularyti ( + / - ) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada saluran sperma ( + / - ),
Tumor testiscular ( + / - )

Inspeksi dan palpasi Hernia :

Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )

2. Pada Wanita
Inspeksi

Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ), keputihan (


+ / - ), peradangan ( + / - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )

J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )

Perineum : jahitan ( + / - ), benjolan ( + / - )

b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher ……………

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus :

...........................................................................................................

K. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )


a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -),
fraktur (+ /-) lokasi fraktur ………………….., jenis fraktur ……………………
kebersihan luka…………………….., terpasang Gib ( + / - ), Traksi ( + / - )

b. Palpasi
Oedem :

Lingkar lengan : ………………………………….

Lakukan uji kekuatan otat :

38
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata …………..
2. Menilai respon Verbal ………….
3. Menilai respon motorik …………..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :

(Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo coma / Coma)

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak


Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -),
mual –muntah ( + / -) kejang ( + / -) penurunan tingkat kesadaran ( + / -)

c. Memeriksa nervus cranialis


Nervus I , Olfaktorius (pembau ) ………..

Nervus II, Opticus ( penglihatan )...............

Nervus III, Ocumulatorius .....................

Nervus IV, Throclearis ………………

Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : ...................

- Cabang maxilaris : .............................

- Cabang Mandibularis : ..........................

Nervus VI, Abdusen …………………..

Nervus VII, Facialis .............................

Nervus VIII, Auditorius ..........................

Nervus IX, Glosopharingeal .................................

Nervus X, Vagus …………………..

Nervus XI, Accessorius .................................

Nervus XII, Hypoglosal ..................................

d. Memeriksa fungsi motorik


Ukuran otot (simetris / asimetris), atropi ( + / -) gerakan-gerakan
yang tidak disadari oleh klien ( + / -)

e. Memeriksa fungsi sensorik


Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ……………….., benda tajam
………………. Menguji sensai panas / dingin ……………….kapas halus
……….. minyak wangi ……………………..

f. Memeriksa reflek kedalaman tendon

39
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + / -)
b. Reflek trisep ( + / -)
c. Reflek brachiradialis ( + / -)
d. Reflek patella ( + / -)

e. Reflek achiles ( + / -)

2. Reflek Pathologis

Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus


tertentu.

a. Reflek babinski ( + / -)

b. Reflek chaddok ( + / -)

c. Reflek schaeffer ( + / -)

d. Reflek oppenheim ( + / -)

e. Reflek Gordon ( + / -)
f. Reflek bing ( + / -)

g. Reflek gonda ( + / -)

Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis :

.................................................................................................

V. RIWAYAT PSIKOLOGIS

a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik

● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Menurut Agency for Health Care Policy and Research

No Intensitas Nyeri Diskripsi

1 Pasien mengatakan tidak


□ Tidak Nyeri
merasa nyeri

2 Pasien mengatakan sedikit nyeri atau


□ Nyeri ringan ringan.

Pasien nampak gelisah


3 Pasien mengatakan nyeri masih bisa
□ Nyeri sedang ditahan atau sedang

40
Pasien nampak gelisah

Pasien mampu sedikit berparsitipasi


dalam perawatan
4 Pasien mangatakan nyeri tidak dapat
□ Nyeri berat ditahan atau berat.

Pasien sangat gelisah

Fungsi mobilitas dan perilaku pasien


berubah

5 Pasien mengatan nyeri tidak tertahankan


□ Nyeri sangat
atau sangat berat
berat
Perubahan ADL yang mencolok

( Ketergantungan ), putus asa.

c. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : ……………………………………..,
Tingkah laku yang menonjol :…………………………………………………………. Suasana
yang membahagiakan klien : ……………………………………………… Stressing yang
membuat perasaan klien tidak nyaman :

……………………………..................................................................

d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah pola
komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk diajak
komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( ya / tdk ), apakah
klien menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).

e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon :……………………………………… Siapa orang
yang dekat dan dipercaya klien : …………………

Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif / pasif ), Apakah tipe


kepribadian klien ( terbuka / tertutup ).

f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya :
…………………………………

g. Dampak di Rawat di Rumah Sakit

Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat
di RS : .......................................................

41
L. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL

1. Kondisi emosi / perasaan klien

- Apa suasana hati yang menonjol pada klien ( sedih / gembira )

- Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya ( ya / tdk )

2. Kebutuhan Spiritual Klien :

- Kebutuhan untuk beribadah ( terpenuhi / tidak terpenuhi )

- Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual :

..............................................................................................

- Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan


spiritual : ............................................................................................

3. Tingkat Kecemasan Klien :

Komponen Yang Cemas Cemas Cemas Panik


No dikaji
Ringan Sedang Berat
1 Orintasi terhadap
□ Baik □ Menurun □ Salah □ Tdk
Orang,
tempat,waktu ada reaksi

2 Lapang persepsi
□ Baik □ Menurun □ Menyempit □ Kacau

3 Kemampuan
menyelesaikan
□ Mampu □ Mampu □Tidak mampu □Tdk
masalah dengan bantuan
ada tanggapan

4 Proses Berfikir
□ Mampu □ Kurang mampu □Tidak mampu □Alur fikira
berkonsent mengingat dan mengingat kacau
rasi dan berkonsentrasi dan
mengingat berkonsentra
dengan si
baik

5 Motivasi
□ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa

42
4. Konsep diri klien:

b. Identitas diri :............................................................................


c. Ideal diri : ............................................................................
d. Gambaran diri : ........................................................................
e. Harga diri :......................................................................
f. Peran : ..............................................................................
J. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. DARAH LENGKAP :

Leukosit : .............................. ( N : 3.500 – 10.000 / µL )

Eritrosit : .............................. ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )

Trombosit : .............................. ( N : 150.000 – 350.000 / µL )

Haemoglobin : ............................... ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )

Haematokrit : ............................... ( N : 35.0 – 50 gr / dl )

B. KIMIA DARAH :

Ureum : ............................. ( N : 10 – 50 mg / dl )

Creatinin : ............................. ( N : 07 – 1.5 mg / dl )

SGOT : ............................. ( N : 2 – 17 )

SGPT : ............................. ( N : 3 – 19 )

BUN : ............................. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )

Bilirubin : ............................. ( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein : ............................. ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )

C. ANALISA ELEKTROLIT :

Natrium : ............................. ( N : 136 – 145 mmol / l )

Kalium : ............................. ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )

Clorida : ............................. ( N : 98 – 106 mmol / l )

Calsium : ............................. ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )

Phospor : ............................. ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.

43
I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :

................................................................................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Analisa data
N Data Masalah Penyebab
O
1 DS : Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen cedera Biologi
pada abdomen bagian ( Pembengkakan
kanan atas. hepar )
DO : - Nyeri tekan pada
abdomen bagian
kua ran atas.
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah
menahan sakit
- Skala nyeri : 6
2 DS : Klien mengatakan apabila Ketidak Mual dan muntah
makan merasakan mual dan seimbangan
muntah nutrisi : kurang
dari kebutuhan
DO : - Klien kelihatan lemas,
tubuh
dan pucat.
- Nafsu makan berkurang
(hbs 1/2 porsi)

3 DS : Klien mengatakan badan Defisit perawatan Kelemahan fisik


terasa berat untuk diri
beraktifitas.
DO : Klien kelihatan lemas,

44
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
( pembengkakan hepar )
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Intervensi Keperawatan

Tgl No. Tujuan Intervensi TTD


Dx
4 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nyeri ,lokasi dan
JANUARI keperawatan selama 2 x 7 jam intensitas skala nyeri.
2021 diharapkan nyeri berkurang 2. Berikan posisi dan
dengan criteria hasil : lingkungan yang nyaman.
- Skala nyeri dari 4 menjadi 1 3. Ajarkan tekhnik nafas
- Pasien dapat beristirahat dalam untuk mengurangi
- Wajah pasien tampak rileks nyeri
4. Ajarkan tekhnik distraksi
relaksasi
5. Monitor TTV
6. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi
5
JANUARI 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pemasukan diet
2. Berikan makanan sedikit
2021 keperawatan selama 3 x 24 jam
dan tawarkan makanan
diharapkan kebutuhan nutrisi pagi paling banyak
pasien terpenuhi dengan criteria 3. Berikan perawatan mulut
tiap hari.
hasil :
4. Anjurkan makan dengan
- Mual muntah hilang porsi yang tegak.
- Nafsu makan klien bertambah
5. Dorong masukan sari
jeruk dan masukan
karbohidrat.

45
3 6. Konsul dengan ahli gizi.

1. Kaji kemampuan dan


Setelah dilakukan tindakan
derajat ketergantungan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien dapat merawar
2. Bantu ADL pasien
dirinya secara mandiri dengan
3. Libatkan keluarga dalam
criteria hasil :
perawatan diri pasien
- Melakukan aktivitas sesuai
4 .Libatkan pasien dalam
kemampuan
perawatan dirinya
- ADL
(makan,minum,mandi,BAB/BAK
)

46

Anda mungkin juga menyukai