Anda di halaman 1dari 7

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.

02, Juli 2015

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson


Untuk Menentukan Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis
Image Processing

Riza Amelia, Gurum Ahmad Pauzi, Warsito

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung


Jl. SoemantriBrojonegoro No. 1 Bandar Lampung
E-mail: rizaamelia1@gmail.com, gurum4in@yahoo.com, warsito@fmipa.unila.ac.id

Diterima (15 Februari 2015), direvisi (10 Maret 2015)

Abstract.Interferometer Michelson has been designed to measure the refractive index of


a transparent material with analysis of the interference pattern.Transparent material used
in this study are glass and acrylic. Refractive index of transparent materials can be
determined by analyzing the interference pattern is measured radius of the center of the
interference pattern before and after the insertion of material. Interference pattern
analysis performed using Delphi 7 programming language so that the measurement of
refractive index of transparent materials can be displayed directly on programming with
completing calculation parameters. The result of this study were obtained value average
refractive index of glass with a thickness of 2 mm and 3 mm is 1,06375 and 1,09650
whereas value average refractive index of acrylic with a thickness of 2 mm and 3 mm is
1,24707 and1,30917. Acrylic material has a refractive index greater than that of the
glass.

Keyword.Interference Pattern,Interferometer Michelson, Refractive Index,


Transparent Material.

Abstrak. Telah dilakukan perancangan Interferometer Michelson yang bertujuan untuk


mengukur indeks bias bahan transparan dengan analisis pola interferensi. Bahan
transparan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kaca dan akrilik. Indeks bias bahan
transparan dapat diketahui dengan cara menganalisis pola interferensi yaitu mengukur
jari – jari pusat pola interferensi sebelum dan setelah penyisipan bahan. Analisis pola
interferensi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7 sehingga
hasil pengukuran indeks bias bahan transparan dapat ditampilkan secara langsung pada
pemrograman dengan melengkapi parameter – parameter perhitungan. Hasil penelitian
ini diperoleh nilai rata - rata indeks bias kaca dengan ketebalan 2 mm dan 3 mm yaitu
masing - masing dan 1,06375 dan 1,09650. sedangkan nilai rata - rata indeks
biasakrilik dengan ketebalan 2 mm dan 3 mm yaitu masing - masing 1,24707
dan1,30917. Bahan akrilik memiliki indeks bias lebih besar dibandingkan dengan
bahan kaca.

Kata Kunci. Pola Interferensi,Interferometer Michelson, Indeks Bias, Bahan


Transparan

130
JURNAL
Riza Teori
Amalia danAnalisis
dkk: Aplikasi Fisika
Pola Vol. 03, No.
Interferensi Pada Interferometer Michelson 02, Menentukan
Untuk Juli 2015
Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

PENDAHULUAN Penelitian menggunakan metode


Interferometer Michelson telah dilakukan
Cahaya memiliki sifat dapat merambat. sebelumnya oleh Siagian (2004) untuk
Apabila cahaya merambat melalui dua menentukan parameter fisis zat cair yaitu
medium berbeda akan mengalami karbon tetraklorida. Salah satu parameter
pembiasan. Pembiasan merupakan yang ditentukan dalam penelitian tersebut
perubahan kecepatan cahaya akibat yaitu indeks bias. Nilai indeks bias
perbedaan medium yang menyebabkan dipengaruhi oleh panjang gelombang
perubahan lintasan cahaya (Hidayat dkk, cahaya dan keadaan suatu medium seperti
2011). Indeks bias dari sebuah material temperatur dan kerapatan. Pada penelitian
didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) ini Interferometer Michelson digunakan
antara kecepatan cahaya dalam ruang untuk menganalisa hasil interferensi
hampa terhadap kecepatan cahaya dalam berupa cincin – cincin terang gelap
suatu zat (Apriyanto, 2012). konsentris, kemudian menghitung jumlah
Pengukuran indeks bias dapat perubahan frinji (∆m) yangterjadi setiap
dilakukan dengan metode interferensi. perubahan temperatur (∆T) pada sampel.
Interferensi merupakan superposisi dua Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
gelombang atau lebih yang bertemu pada diperoleh indeks bias karbon tetraklorida
satu titik ruang. Apabila perbedaan fase 0º pada temperatur kamar yaitu
atau bilangan bulat kelipatan 360º, 1,45663.Perhitungan perubahan frnji pada
gelombang akan sefase dan berinterferensi penelitian ini dilakukan secara manual,
saling menguatkan atau disebut dengan sehingga dimungkinkan terjadi kekeliruan
interferensi konstruktif. Sedangkan jika yang cukup besar.
perbedaan fasenya 180º, maka gelombang Metode Interferometer Michelson juga
yang dihasilkan akan berbeda fase dan digunakan pada penelitian Apsari dkk
berinterferensi saling melemahkan disebut (2008) untuk menentukan nilai koefisien
dengan interferensi destruktif. (Tipler, difusi larutan transparanammonium
1991). Interferensi menghasilkan pola – dihidrogen phosphate (NH4)H2P04dengan
pola interferensi yang digunakan dalam berbagai konsentrasi berdasarkan
penentuan indeks bias (Setyaningsih, pengamatan pergeseran fase. Berbeda
2007). dengan penelitian sebelumnya, pergeseran
Pola interferensi tersebut dapat fase diamati dengan menggunakan sensor
terbentuk dengan menggunakan CCD. Perbedaan lintasan optis dapat
interferometer. Interferometer memiliki dilihat dari selisih jarak pergeseran rumbai
berbagai macam susunan seperti antara pusat dua rumbai pada waktu-
interferometer Michelson, Fabry Perot dan waktu tertentu selama terjadinya proses
Mach Zehnder (Falah, 2006). difusi berdasarkan hasil foto yang
Interferometer Michelson memiliki diperoleh.Foto dengan format JPEG
susunan paling sederhana dan memiliki dibuka dalam microsoft word, kemudian
akurasi yang sangat dilakukan konversi dari luasan gambar
tinggidiantarainterferometer yang lain dalamskala pixel diubah ke luasan cm,
(Nugraheni, 2012).. Interferometer agar didapatkan besar gambarsesuai
Michelson disusun oleh sumber cahaya ukuran aslinya. Setelah proses konversi,
yang koheren, dua cermin, beam splitter selanjutnya setiap gambar rumbai
dan detector. (Nguyen & Kim, 2012). dianalisis untuk mendapatkan jarak pusat
dua rumbai pada setiap gambarnya.
Analisis dilakukan dengan cara

131
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015

menarikgaris lurus pada pusat dua rumbai Cahaya pada beam splitter akan
dengan memanfaatkan fasilitasline yang dibagi menjadi dua gelombang, satu
ada di Microsoft Word, hasilnya dicetak bagian ditransmisikan menuju cermin
dandiukur dengan jangka sarong. Pada tetap M1 dan satu bagian lain
penelitian ini, diperlukan bahasa ditransmisikan menuju cermin tetap M2.
pemrograman seperti Delphi untuk Gelombang – gelombang tersebut
menganalisa perbedaan lintasan optis dipantulkan kembali oleh masing –
sehingga memudahkan dalam analisis masing cermin ke arah datangnya (beam
hasil. splitter) dan akhirnya gelombang tersebut
Berdasarkan penelitian-penelitian yang ditransmisikan ke layar yang
sudah dilakukan sebelumnya, maka menghasilkan pola interferensi (Halliday
mendorong peneliti untuk melakukan dkk, 2012). Agar pola interferensi dapat
penelitian tentang penentuan indeks bias terlihat dengan jelas pada layar, maka
bahan transparan menggunakan diperlukan lensa konveks yang berfungsi
Interferometer Michelson dengan cara untuk memperbesar pola. Terdapat lima
menganalisis pola interferensi yang perlakuan dalam pengambilan data pola
terbentuk. Peneliti menggunakan bahasa interferensi yaitu tanpa sampel, kaca 2
pemrograman Delphi 7.0 untuk mm, kaca 3mm, akrilik 2 mm dan akrilik
menganalisis pola interferensi agar hasil 3 mm.
indeks bias dapat ditampilkan secara Program captureberfungsi untuk
langsung. mengambil pola interferensi yang terdapat
pada layar menjadi sebuah citra atau
METODE gambar dengan menggunakan webcam.

Cara kerja alat yaitu cahaya yang


berasal dari laser jatuh pada pemisah
berkas (beam splitter), beam
splittermerupakan cermin setengah yang
memiliki sifat mentransmisikan sebagian
cahaya datang dan memantulkan yang
sebagian lagi.

. Gambar 2. Diagram alir perancangan software


Gambar 1. Skema Perancangan Hardware

132
JURNAL
Riza Teori
Amalia danAnalisis
dkk: Aplikasi Fisika
Pola Vol. 03, No.
Interferensi Pada Interferometer Michelson 02, Menentukan
Untuk Juli 2015
Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

Proses pengambilan gambar Indeks bias dapat dihitung dengan


dilakukan sebanyak lima kali pada setiap persamaan sebagai berikut
perlakuan, kemudian gambar disimpan
setiap proses pengambilan gambar telah (1)
selesai dilakukan.
Proses selanjutnya yaitu
penggabungan citra (blending) kelima Persamaan tersebut akan digunakan pada
gambar untuk mendapatkan satu gambar. program untuk menghitung indeks bias
Pada penelitian ini, proses blending bahan yang diuji. Parameter – parameter
dilakukan dengan cara menggabungkan yang dibutuhkan dalam perhitungan
gambar pertama dan kedua, kemudian indeks bias bahan ( ), diantaranya yaitu
hasilnya digabungkan dengan gambar jari-jari pusat pola interferensi tanpa
ketiga, begitu seterusnya sampai gambar sampel ( ), selisih jari-jari pusat pola
kelima. Setelah proses blending selesai interferensi tanpa sampel dengan sampel
pada setiap perlakuan, maka dilakukan ( ), dalam hal ini sampel yang diuji
penyimpanan kembali. yaitu kaca dan akrilik. Ketebalan bahan
Setelah proses blending maka proses ( ) yang digunakan pada penelitian ini
berikutnya yaitu grayscale, pada proses adalah 2 mm dan 3 mm dan indeks bias
ini citra RGB hasil blending dirubah udara ( ) yang memiliki nilai = 1.
menjadi citra grayscale (keabuan), hal ini Panjang gelombang laser ( ) diperoleh
dilakukan untuk mempermudah dalam dengan persamaan berikut
manipulasi bit.
Proses tarik garis dilakukan untuk (2)
mendapatkan panjang pixel sebagai
representasi dari jari – jari pusat pola (3)
interferensi sampel yang digunakan
sebagai salah satu parameter perhitungan adalah perubahan lintasan optik,
indeks bias. adalah perubahan jumlah frinji, dan
Tarik garis dilakukan pada titik pusat adalah panjang gelombang laser yang
pola interferensi, kemudian tarik garis digunakan. Untuk memperoleh panjang
hingga tepi pusat pola interferensi. gelombang laser perlu dilakukan
Konversi panjang piksel menjadi satuan percobaan Interferometer Michelson yaitu
meter diperoleh dari proses kalibrasi dengan mencari perubahan lintasan optis
Proses ini dilakukan dengan cara yang terjadi saat perubahan frinji
mengambil gambar mistar dari jarak 4 cm, sebanyak 20 kali. Perhitungan indeks bias
5 cm, 6 cm dan 7 cm. Jarak tersebut bahan dapat ditentukan dan hasil
adalah jarak pengambilan gambar dari perhitungan akan tampil pada form
mistar terhadap webcam. Gambar yang tampilan.
diperoleh selanjutnya ditarik garis setiap 1
milimeter, maka akan terukur panjang
pixel yang dihasilkan. Hubungan antara
panjang milimeter yang didapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap nilai panjang pixel digambarkan
Pada program tersebut dilakukan
pada grafik sehingga diperoleh persamaan
pengolahan citra pola interferensi
linieritas, dimana persamaan tersebut
sehingga nilai indeks bias bahan
digunakan sebagai konversi pada
transparan dapat ditampilkan langsung
pemrograman.
pada form tampilan.

133
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015

Gambar 3. Form tampilan analisis pola Gambar 5. Pola interferensi kaca 2 mm


interferensi

Pola interferensi tanpa sampel dapat


ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 6. Pola interferensi kaca 3 mm

Gambar 4. Pola interferensi tanpa sampel

Pola interferensi tanpa sampel merupakan


pola yang dihasilkan pada saat
interferometer Michelson tidak diberikan
sampel yang digunakan sebagai variabel
tetap dalam perhitungan. Pola interferensi
setelah diberikan sampel berupa kaca dan
akrilik dengan ketebalan 2 mm Gambar 7. Pola interferensi akrilik 2 mm
ditunjukkan pada Gambar 5.

134
JURNAL
Riza Teori
Amalia danAnalisis
dkk: Aplikasi Fisika
Pola Vol. 03, No.
Interferensi Pada Interferometer Michelson 02, Menentukan
Untuk Juli 2015
Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

pada sampel yang berbeda dengan


perlakuan dan variasi ketebalan yang
sama. Akan tetapi perbedaan ketebalan
dari sampel yang sama tidak
mempengaruhi perubahan nilai indeks
bias. Adapun perubahan yang dihasilkan
pada penelitian tidak terlalu signifikan
untuk sampel yang sama dengan ketebalan
yang berbeda.Bahan akrilik memiliki
indeks bias lebih besar daripada bahan
kaca.
Gambar 8. Pola interferensi akrilik 3 mm

Analisis pola interferensi dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN


pada pusat pola interferensi dengan
mengukur jari – jari pusat pola interferensi
pada setiap perlakuan. Setelah dilakukan Pada penelitian ini diperoleh indeks
pengukuran pada empat arah pusat pola bias kaca 2 mm dan 3 mm yaitu 1,06375
interferensi yaitu kanan, kiri, atas dan dan1,09650. Sedangkan indeks bias
bawah hanya pola interferensi akrilik 2 akrilik 2 mm dan 3 mm yaitu1,24707
mm yang memiliki pusat pola interferensi dan1,30917.Pengambilan gambar
berbentuk lingkaran. sebaiknya menggunakan sistem
Pada kaca 2 mm dan akrilik 2 mm perekaman (video) dan pengukuran jari –
menghasilkan pusat pola interferensi lebih jari pusat pola interferensi sebaiknya
besar dari pola tanpa sampel sedangkan dilakukan secara otomatis untuk
pada kaca 3 mm dan akrilik 3 mm mengurangi kesalahan dalam pengukuran
menghasilkan pusat pola interferensi lebih
kecil dari pola tanpa sampel sehingga
selisih jarak jari – jari pola interferensi
semakin besar, dengan demikian indeks DAFTAR PUSTAKA
bias yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan ketebalan 2 mm
pada masing - masing sampel. Apriyanto, D. K. (2012). Alat Pengukur
Indeks Bias Dan Viskositas Cairan
Tabel 1. Pengukuran indeks bias bahan dengan Dengan Meneraokan Hukum
Interferometer Michelson Snellius Berbasis Mikrokontroler
Sampel Indeks bias AVR ATMEGA 8535. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.
Kaca 2 mm 1,06375

Kaca 3 mm 1,09650 Apsari, Retna, Trismaningsih, & Salamah,


Umi. (2008). Pemanfaatan Sensor
Akrilik 2 mm 1,24707
CCD dan Interferometer Michelson
Akrilik 3 mm 1,30917 Untuk Menentukan Koefisien Difusi
Larutan Transparan. Jurnal Fisika
Berdasarkan tabel 1 yang diperoleh, dan Aplikasinya. Vol.4 No 1.
menunjukkan perubahan nilai indeks bias

135
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015

Falah, Masrofatul. (2006). Analisis Pola Nugraheni, F. A. (2012). Perancangan


Interferensi Pada Interferometer Sistem Pengukuran Konsentrasi
Michelson Untuk Menentukan Larutan Gula Dengan
Panjang Gelombang Sumber Menggunakan Interferometer
Cahaya.Undip Michelson .Skripsi.Surabaya: ITS.

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J.


(2012). Dasar-Dasar Fisika. jakarta: Setyaningsih, Agustina. (2007).
BINARUPA AKSARA. Penentuan Nilai Panjang Koherensi
Laser Menggunakan Interferometer
Hidayat, W., Drajat, & Setiyono, B. Michelson. Skripsi.
(2011). Simulasi Fenomena Difraksi Semarang:Undip.
Cahaya Pada Celah Tunggaldan
Celah Ganda. Semarang: Tugas Siagian, Henok. (2004). Pemanfaatan
Akhir. Jurusan Teknik Elektro Interferometer Michelson Dalam
Fakultas Teknik Universitas Menentukan Karakteristik
Diponegoro.
Parameter Fisis Zat Cair. Jurnal
Nguyen, C., & Kim, S. (2012). Theory, Penelitian "SAINTIKA" Vol. 4 No
Analysis and Design of RF 2, 127-132.
Interferometric Sensors. London:
Springer. Tipler, P. A. (1991). FISIKA Untuk Sains
dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

136

Anda mungkin juga menyukai