Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA : SULASNO
NO NPM : 1420104115
MATA KULIAH : Operation and Supply Chain Management
DOSEN PEMBINA : RIZAL RAMDAN PADMAKUSUMAH DR SE MM
SIFAT UJIAN : Take Home

1. Aktifitas-aktifitas operasional perusahaan (atau bisnis) dari mulai pengadaan bahan


baku, produksi, dan distribusi atau biasa disebut dengan proses bisnis ( business
proccess)!

PT. Surya Bumi Permata adalah sebuah perusahaan manufactur dan distributor
produk sepeda import, sparepart, apparel, dan aksesoris sepeda. berdiri pada tahun
2008, perusahaan ini mempunyai 28 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain
menjual produk tersebut di outlet sendiri, perusahaan juga menjual kepada reseller
dan toko sepeda lainnya. Awalnya perusahaan berorientasi pada sepeda import
selama 12 tahun lalu melakuan ekspansi dengan membuat brand sepeda sendiri. Pada
pertengahan 2018 perusahaan menciptakan merk sepeda dengan nama “Pro Action”
dan “Pro Prime”, dengan motto “ride everywhere you want” untuk alasan itu
produknya memberikan keamanan, kenyamanan, dan inovatif serta berkualitas
tinggi tanpa merogok kocek yang dalam. Meskipun merk lokal, tetapi masih ada suku
cadang yang masih berasal dari negara lain. Namun pro action dan pro prime
merupakan assembling Indonesia. Gudang dan pabrik perakitannya terletak di
Tangerang Banten. Produk tersebut di jual kepada 15 dari 28 store milik perusahaan
sendiri dan bekerjasama dengan lebih dari 40 store yang tersebar di Indonesia. Saya
kerucutkan studi kasusnya pada outlet/store yang ada di Bandung bernama pro
cycling, outlet ini hanya menjual sepeda dan apparel brand perusahaan itu sendiri.

produksi
pengadaan bahan baku distribusi ke outlet
(membeli frame dan part (menggabungkan part dan
dari luar negeri) frame hingga menjadi Pro Cycling
sepeda)
a. Pengadaan bahan baku
Perusahaan melakukan pemesanan dan membeli part dan frame sepeda OEM
(Original Equipment Manufacturer) dari luar negeri selama tiga sampai enam bulan
hingga bahan itu sampai ke gudang perakitan.

b. Produksi
Selanjutnya setelah bahan itu sampai di gudang perakitan, bahan mulai dirakitkan
hingga menjadi sebuah sepeda dengan menggunakan SOP yang ada (barang setengah
jadi) dalam artian sebelum digunakan oleh customer sepeda harus di setting dahuu.
Terdapat beberapa bagian ditahap produksi secara general ada empat bagian, yaitu:
a) Perakitan roda sepeda (wheelset)
Menggabungkan part hub, spoke, dan rim dan menyetelnya hingga menjadi
roda sepeda kemudian dipasangkan ban, pemasangan rotor discbrake, dan
sprocket.
b) Pemasangan part pada frame sepeda
Memasangkan part pada frame, dengan alur: memasang bottom bracket,
crankset, fork, handlepost, handlebar, wheelset, shifter, front derailleur, rear
derailleur, pemasangan kabel shifter, pemasangan rem discbrake, pemasangan
seatpost, pemasangan sadel lalu handgrip. Jadi pada bagian ini satu orang
mengerjakan satu sepeda.
c) Quality control
Setelah perakitan jadi, sepeda akan diperiksa hasil rakitannya, pada bagian ini
terdapat 3 line, per line ada 1 orang yang mengecek sepeda secara keseluruhan.
Jika sudah layak pakai maka sepeda akan di lapis dan dimasukan ke box serta
buku manual dan pedal, lalu ditempelkan kertas yang berisi data history
perakitan mulai dari tanggal, serial number, siapa yang merakit sampai nama
yang memeriksa hasil rakitan. Jika tidak layak maka sepeda akan diperiksa
pada bagian mana yang salahnya, lalu diulangi perakitannya.
d) Input data sepeda agar masuk stok di sistem
Setelah didalam box, di input datanya setelah masuk sistem sepeda
dipindahkan dari pabrik perakitan ke gudang penyimpanan.
c. Distribusi
Pada bagian ini sepeda akan di distribusikan ke outlet dan reseller, salah satunya
ke outlet pro cycling menggunakan jasa kargo.
2. Strategi (kebijakan) manajemen proyek!
Pengembangkan produk sepeda dengan teknologi terbaru, kualitas yang tidak kalah
dengan produk lain, dan harga terjangkau untuk kalangan menengah kebawah
sekalipun. Kendala yang dihadapi adalah ketika pemesanan bahan baku dari luar
negeri terhambat yang seharusnya 6 bulan bisa menjadi 7 bulan bahkan lebih.
Persaingan yang ketat antar brand sepeda tentang perkembangan teknologi, menjadi
salah satu faktor pemesanan bahan baku tidak boleh terlambat masuk ke gudang
perakitan, supaya tidak kalah bersaing dengan brand lain.

Kemudian kurangnya orang yang ahli dibidang perakitan sehingga pada saat
penerimaan barang di outlet sepeda harus dirakit lagi dan tentu memerlukan waktu
yang tidak sedikit, menyebabkan customer menunggu hingga beberapa jam
seharusnya ketika sumber daya manusia mempunyai skill dibidangnya, transaksi
mungkin hanya butuh waktu 15 menit saja.

Selain itu meskipun ada data history perakitan pada saat quality controll,
kenyataannya tetap banyak sekali yang terlewat pada perakitan sepeda, ketika di
recheck di outlet ada part yang tidak terpasang atau baut yang kurang kencang. Hal
ini menyebabkan complain dari pihak reseller.

Dinilai dari sisi positifnya ketika sepeda hanya dirakit tanpa disetting hingga siap
pakai, perusahaan mempunyai keuntungan, karena bisa produksi lebih banyak
sepeda per harinya jika setting sepeda dilakukan di masing masing outlet. Tapi sisi
negatifnya adalah membebankan kepada mekanik yang ada di setiap outlet, mereka
harus memeriksa kembali sepeda dari nol, mulai dari part yang dipasang hingga
pengencangan baut.

3. Strategi (kebijakan) desain produk atau jasa !

Design produk pada perusahaan ini sudah memenuhi kriteria tentang pengembangan
produk dalam modul, yaitu:
1) Ide dihasilkan dari perkiraan kebutuhan customer dimasa yang akan datang
yang telah dianalisis dilihat dari faktor perubahan teknologi, demografi,
ekonomi dan politik
2) Persyaratan yang harus dipenuhi dipasar, memuaskan customer dengan
memberikan pelayanan maksimal serta kualitas dan harga yang sesuai.
3) Spesifikasi fungsional, produk yang dihasilkan sesuai dengan kegunaan atau
fungsinya. Contohnya produksi sepeda lipat dengan tujuan memberikan
kemudahan ketika dimasukan kedalam mobil.
4) Spesifikasi produk, pemesanan bahan dari luar negeri dengan memperhatikan
kualitas bahan, warna, design dan harga,
5) Ulasan design, dengan mengandalkan sumber daya manusia yang terbatas tapi
bisa memproduksi sepeda sebanyak banyaknya, maka perusahaan
menggunakan strategi barang setengah jadi. Mengurangi kualitas
memperbanyak kuantitas produk. Untuk mendapatkan kualitas yang
sempurna maka perakitan (setting) finishing dilakukan disetiap outlet.
6) Pengujian pasar, setelah diluncurkan, sepeda pro action memenuhi kebutuhan
pasar dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tidak kalah dengan
merk sepeda yang sudah ternama.
7) Pengenalan produk, tentu tidak mudah menjual langsung brand sepeda baru
kepada konsumen, untuk meyakinkan konsumen, kita melakukan promosi
mulai dari pemakaian sepeda oleh influencer, hingga diberikan test drive
kepada customer untuk merasakan keunggulan dari sepeda tersebut.
8) Evaluasi, sebagian besar outlet berhasil menjual banyak sepeda, tapi ada
beberapa outlet yang agak sulit untuk menjualnya dikarenakan faktor ekonomi
dan demografi.

4. Strategi (kebijakan) proses !

Strategi yang digunakan oleh perusahaan Surya Bumi Permata adalah menggunakan
strategi proses berulang, yaitu menggunakan modul yang sudah dibuat sebelumnya.
Setiap jenis sepeda yang dirakit maka memiliki satu modul. Contoh produksi sepeda
lipat meskipun sepeda lipat mempunyai 4 tipe namun tetap menggunakan satu modul
saja, kemudian perakitan sepeda gunung, meskipun ada 6 tipe tapi tetap
menggunakan satu modul yaitu modul sepeda gunung. Dalam proses produksinya
perusahaan menggunakan line nya per jenis sepeda misalkan pada saat merakit
sepeda roadbike, semua line merakit sepeda roadbike. Tidak ada yang dicampur ,
misal line 1 rakit sepeda lipat, line 2 merakit sepeda gunung. Setelah beres perakitan
sepeda roadbike, baru perakitan ke jenis sepeda berikutnya.

5. Strategi (kebijakan) lokasi !

lokasi sangat berpengaruh terhadap keuntungan dan mempermudah akses barang


masuk dan keluar. Lokasi perusahaan ini di daerah pergudangan Danmogot,
Tangerang Banten dikarenakan mempunyai lahan yang luas, dekat dengan office
serta akses tidak jauh dari pelabuhan sehingga meminimalisir waktu terbuang sia sia
dan memperkecil cost pendistribusian barang. Namun disamping itu ada
kekurangannya yaitu pada saat pendistribusian ke outlet wilayah Indonesia timur,
dampaknya waktu pengiriman barang lebih lama ke wilayah Indonesia Timur
dibandingkan pengiriman barang wilayah DKI, Bandung dan sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai