Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Natural

Vol. 18, (1) 2018


DOI 10.24815 / jn.v18i1.6604 pISSN 1411-8513
Diterbitkan Februari 2018 eISSN 2541-4062

ISOLASI MINYAK ESENSIAL NUTMEG ( Myristica fragrans Houtt) dan UJI


AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN DPPH

Binawati Ginting * 1, Ratna Maira 1, Mustanir 1, Hira Helwati 1, Lydia Septa


Desiyana 2, Rohmat Mujahid 3

1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Banda

Aceh, 23111, Indonesia


2 Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Banda

Aceh, 23111, Indonesia


3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

(B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 57792 , Indonesia


* Email: binawati@chem.unsyiah.ac.id

Abstrak. Minyak esensial dari tanaman pala ( Myristica fragrans Houtt) diperoleh dari akar, kulit kayu, buah, bunga pala dan biji dengan menggunakan
distilasi uap Stahl. Setiap minyak esensial telah diuji aktivitas antioksidannya dengan DPPH. Aktivitas antioksidan minyak atsiri dari setiap tanaman
pala terhadap DPPH dengan konsentrasi 25, 50 dan 100 ppm. Masing-masing minyak atsiri tidak menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat tetapi
hasil isolasi pala menunjukkan
aktivitas antioksidan kuat dengan IC 50 itu adalah 80.555 ppm. Berdasarkan analisis GC-MS diperoleh minyak atsiri isolat pala myristicin majemuk
dengan luas 96,52% dan waktu Retensi 22,127. Myristicin adalah satu
komponen utama minyak atsiri tanaman pala yang berperan penting sebagai antioksidan.

Kata kunci: Tanaman pala ( Myristica fragrans Houtt), Minyak Atsiri, DPPH, Antioksidan

SAYA. PENGANTAR karakteristik minyak atsiri adalah sifatnya yang mudah


menguap dan memiliki rasa yang khas. Minyak atsiri pala
Indonesia merupakan negara yang makmur dengan yang dikenal di pasar dunia adalah minyak yang diolah dari
berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat bunga pala dan pala [6]. Minyak pala mengandung 20 jenis
(jamu). Senyawa aktif pada tumbuhan umumnya terkandung komponen senyawa dengan komposisi utama β-pinen
dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid,
terpenoid, flavonoid, kumarin, tanin, saponin dan lain 22,69%, α-pinen 14,06% dan α-thujen 13,93% dan
sebagainya. Metabolit sekunder dapat berfungsi sebagai menunjukkan aktivitas antimikroba dan antikanker [7]. Minyak
pertahanan diri terhadap tumbuhan dari serangan luar atsiri biji pala juga telah dilaporkan memiliki aktivitas
seperti virus, jamur dan bakteri [1]. Salah satu tanaman yang antioksidan, antimikroba dan antijamur [2] serta memiliki sifat
berpotensi untuk dijadikan obat adalah tanaman pala ( Myristicaantioksidan yang kuat [6] adanya aktivitas antioksidan dari
fragrans Houtt). Pala bunga pala [8], bunga pala dan bunga pala juga dapat
digunakan sebagai antibakteri dan antioksidan yang kuat [9,8].
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat laju
tanaman banyak tumbuh di wilayah Aceh Barat dan Selatan. oksidasi atau menetralkan radikal bebas. Semua radikal ini
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai memiliki kesamaan yaitu memiliki satu atau lebih elektron yang
ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat tidak berpasangan dan berpotensi menyebabkan kerusakan
dimanfaatkan di berbagai industri. Selain digunakan sebagai pada sel hidup [10]. Elektron yang tidak berpasangan ini
bumbu penyedap rasa, buah pala juga digunakan sebagai menyebabkan radikal bebas menjadi senyawa yang sangat
bahan obat karena memiliki khasiat sebagai antioksidan, reaktif ke sel tubuh dengan mengikat elektron molekul sel.
antimikroba [2] dan antijamur [3]. Tanaman pala merupakan Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari senyawa
salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal radikal bebas. Makanan yang digoreng atau dibakar, paparan
dengan minyak pala [4]. Minyak atsiri merupakan salah satu sinar matahari yang berlebihan, asap rokok, asap kendaraan
minyak nabati yang memiliki banyak manfaat [5]. Bahan dasar bermotor, obat-obatan tertentu, racun dan polusi udara
minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tumbuhan seperti merupakan beberapa sumber senyawa radikal bebas. Dalam
daun, bunga, buah, biji, cangkang biji, batang, akar atau studi sebelumnya dilaporkan
rimpang. Salah satu yang utama

11
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

bahwa ekstrak etil asetat daun pala memiliki aktivitas peralatan) dan suhu oli 120 Hai C. Distilasi selama 3 jam
antibakteri terhadapnya Staphilococcus aureus dan Escherichia dihitung setelah air mendidih, minyak yang diperoleh
coli, sedangkan ekstrak metanol daun pala tidak aktif [11]. Uji ditampung ke dalam erlemeyer
fitokimia selanjutnya ekstrak metanol daun pala mengandung dan kemudian menambahkan Na 2 BEGITU 4 anhydrous untuk memisahkan air

alkaloid, flavonoid, terpenoid dan tanin, sedangkan ekstrak dan minyak. Perlakuan yang sama dilakukan untuk

etil asetat mengandung flavonoid. Dapatkan minyak esensial pada kulit kayu, akar, biji dan
bunga pala. Minyak atsiri kemudian diuji untuk aktivasi
senyawa dan memiliki antioksidan. Minyak atsiri yang diperoleh dibagi menjadi dua
aktivitas antijamur melawan Candida albicans bagian untuk uji aktivitas antioksidan dan analisis
[12]. Hasil isolasi ekstrak metanol buah pala mengandung komponennya dengan GC-MS.
senyawa jenis flavonoid
dihydrocaemferol atau 3,5,7,4'-tetrahidroksi
dihydroflavonol yang aktif sebagai Tes antioksidan
antioksidan dengan IC 50 9,75 ppm [13] dan juga Uji aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan membuat
memiliki antikanker dengan IC aktivitas 50 5,3209 µg / mL [14]. Penelitian larutan DPPH 0,4 mM. Bubuk DPPH (BM
tentang minyak esensial pada batang dan 394,32 g / mol) ditimbang sebanyak 7,9 mg, selanjutnya
akar pala khususnya dari Provinsi Aceh belum pernah dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur 50 mL, kemudian
dilaporkan. Begitu juga dengan isolasi bahan kimia dihomogenisasi. Untuk melakukan variasi konsentrasi total tiap
komponen dan minyak atsiri tanaman pala (akar, kulit batang, buah, fuli dan
bagian uji aktivitas antioksidan dari tanaman. Oleh karena itu biji) sebelumnya dibuat larutan induk 500 ppm dengan cara
perlu dilakukan isolasi bagian tanaman pala seperti buah, melarutkan masing-masing minyak atsiri 5 mg ke dalam
bunga pala, biji, akar dan kulit batang dengan metode metanol hingga volumenya mencapai 10 mL. Selanjutnya dari
destilasi uap dan uji aktivitas antioksidan menggunakan larutan induk dibuat variasi konsentrasi larutan 25, 50 dan 100
metode DPPH radikal bebas. Minyak atsiri dari bagian yang ppm (Tabel 1).
paling aktif ditanam diisolasi dan

ditentukan oleh struktur berdasarkan analisis data Tabel 1 Variasi konsentrasi antioksidan
Kromatografi Gas - Spektrometri Massa uji aktivitas pada minyak esensial

(GC-MS). Persetujuan- Utama DPPH


tration larutan larutan Informasi
(ppm) diambil (µL) (mL)
II. METODOLOGI
25 250 1 Volume menjadi
50 500 1 ditunjuk
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat
100 1000 1 sampai 5 mL
destilasi uap Stahl, kondensor, botol vial, gelas ukur dan
labu, corong pisah, timbangan analitik, tabung reaksi, oven,
Tabel 2 Variasi konsentrasi antioksidan
peralatan Kolom Gravitasi Kromatogafi, pipet pipet, pipet
uji aktivitas pada Vitamin C
mikro. Untuk instrumen yang digunakan berupa spektrometer Persetujuan- Utama DPPH
GCMS QP2000A 70 eV dan UV tampak (Model Shimadzu tration larutan larutan Informasi
UV-160A). Materi yang digunakan dalam penelitian ini (ppm) diambil (µL) (mL)

adalah: teknis n- 3 25 1 Volume menjadi


6 50 1 ditunjuk
9 75 1 sampai 5 mL
heksana, dietil eter, DMSO, reagen Serium
12 100 1 dengan
Sulfat (Ce (SO 4) 2), Na 2 BEGITU 4 anhidrat, metanol
15 125 1 metanol
pa, DPPH dan vitamin C. Contoh yang digunakan dalam penelitian ini

penelitian adalah bagian dari tanaman pala ( Myristica fragrans Hout)


Sebagai pembanding dilakukan uji aktivitas antioksidan vitamin
yang meliputi akar, kulit batang, buah (pala), fuli dan bijinya
C. Larutan utama vitamin C dibuat dengan melarutkan 3 mg
diperoleh dari Desa Kampung Paya, Kecamatan Kluet Utara,
vitamin C dilarutkan dengan metanol sampai volumenya tepat
Kabupaten Aceh Selatan pada bulan Agustus 2016. Hasil
5 mL, selanjutnya diencerkan menjadi 3, 6, 9, 12 dan 15 ppm
Penetapan di LIPI Cibinong menyebutkan bahwa tumbuhan
(Tabel 2). Selanjutnya dihomogenisasi dengan vortex mixer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Myristica fragrans Houtt
dan diinkubasi selama 30 menit pada 37 ° C, serapan yang
(pala), keluarga Myristicaceae. Penentuan tanaman ini
diukur pada panjang gelombang 517 nm [15]. Uji larutan
dilakukan.
kosong, 1 mL larutan DPPH 0,4 mM dan volume 5 mL dengan
metanol dalam tabung reaksi (yang ditutup dengan aluminium
foil), kemudian dihomogenisasi dengan vortex mixer dan
Distilasi minyak esensial dari sampel tanaman
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 ° C, selanjutnya
diukur penyerapan pada panjang gelombang 517 nm
Sebanyak 500 gr sampel pala dimasukkan ke dalam labu
menggunakan instrumen UV-Vis. Uji antioksidan minyak atsiri
destilasi, aquadest ditambahkan 1000 ml hingga semua
pala dan vitamin C.
daging buah pala terendam kemudian diikatkan alat destilasi
(Stahl

12
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

Minyak atsiri pada konsentrasi 25 ppm 250 μL, konsentrasi 50 pada suatu bagian tumbuhan umumnya terdapat pada bagian
ppm 500 μL dan konsentrasi 100 ppm 1000 μL, masing-masing tumbuhan yang lain [18].
ditambahkan 1 mL DPPH 0,4 mM dan volume 5 mL dengan
metanol. Selanjutnya dihomogenisasi menggunakan vortex mixer Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 ° C kemudian Aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan% DPPH menghambat
kemampuan antioksidan untuk meredam radikal bebas DPPH.
baca serapannya • = 517 nm [16]. IC 50 nilai adalah Tes aktivitas antioksidan
konsentrasi antioksidan dalam ppm dilakukan pada • maks yaitu 517 nm. Hasil aktivitas antioksidan
(µg / mL) yang mampu menghambat 50% bebas dari akar esensial
radikal. IC 50 nilai yang diperoleh dari perpotongan garis minyak, kulit batang, buah, bunga pala dan biji pala dapat dilihat
antara 50% hambat pada Tabel 3. Hasil uji aktivitas antioksidan pada Tabel 3
daya dengan sumbu konsentrasi, kemudian dimasukkan menunjukkan bahwa minyak atsiri
dalam persamaan Y = a + bX yaitu Y fuli dan buah memiliki IC 50 nilai lebih kuat dari bagian pala
= 50 dan nilai X menunjukkan IC 50. Persentase penghambatan lainnya seperti biji, akar dan
dihitung dengan Persamaan (1). kulit. IC 50 Nilai dari masing-masing minyak atsiri bunga pala dan
buah adalah 185.943 ppm dan 221.036

blankabsorpsi • sampel absorpsi (1) ppm, masing-masing. Minyak atsiri yang terkenal di dunia
% inhibisi • • 100%
blankabsorpsi berasal dari biji pala dan bunga pala, sedangkan daging pala
jarang diolah menjadi minyak atsiri [19]. Maka dapat
Minyak atsiri dinyatakan aktif jika IC 50 nilainya kurang dari diusulkan agar minyak atsiri buah-buahan dapat diisolasi
100 ppm (μg / mL). lebih lanjut karena belum banyak yang mengisolasi. Kurva
hubungan hambatan konsentrasi minyak atsiri akar, kulit
batang, buah, bunga pala dan biji pala dapat dilihat pada
HASIL
AKU AKU AKU. DAN PEMBAHASAN
kurva Gambar 1.

Metode yang dapat digunakan untuk memperoleh minyak


atsiri buah pala umumnya dengan metode destilasi air.
Distilasi air memiliki keuntungan digunakan untuk mendistilasi
bahan bubuk, karena dapat menggumpal jika didistilasi
dengan distilasi uap [17]. Sampel budidaya pala basah
sebanyak 500 g uap air suling untuk mengekstrak komponen
minyak esensial pala yang terdapat dalam sampel.
Keuntungan dari penyulingan uap air adalah adanya kejadian
hidrodifusi dimana uap air akan masuk ke dalam jaringan sel
tanaman sehingga terjadi pecahnya dinding sel tanaman
sehingga minyak yang terkandung didalamnya akan menjadi

didorong keluar. Campuran uap air dan Gambar 1 Kurva hubungan penghambatan ke
Minyak atsiri akan dialirkan ke dalam kondensor sehingga konsentrasi minyak atsiri pala
tanaman.
terjadi kondensasi dan dihasilkan distilat. Minyak atsiri yang
masih mengandung molekul air
Analisis GC-MS minyak atsiri akar diperoleh 49 komponen
dikeringkan dengan menambahkan Na anhidrat 2 BEGITU 4. Itu
senyawa, 32 komponen kulit batang, 33 buah, 27 komponen
fungsi penambahan Na anhidrat 2 BEGITU 4 untuk mengikat air yang
dan pala diperoleh 6 komponen senyawa. Komponen utama
masih terkandung dalam minyak, untuk
dari lima bagian tanaman pala ditunjukkan pada Tabel 4.
Peroleh minyak atsiri pala tidak lagi mengandung air.
Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri akar,

Uji fitokimia
kulit kayu, buah, gada dan biji data GC masing-masing berisi
Bagian segar kultivar pala dianalisis secara fitokimia untuk
mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung
Myristicin, Terpineol-4, Alfa-
Terpinol, asam Dodecanoic, Torreyol, Palmitin, Safrol dengan
dalam tanaman, sedangkan uji terpenoid dilakukan. Hasil uji
jumlah yang bervariasi. Di dalam minyak atsiri buah-buahan
fitokimia pada biji, bunga pala, buah, kulit batang dan akar
mengandung senyawa Myristicin, Alpha-Terpineol,
tanaman pala mengandung senyawa metabolit terpenoid
sekunder. Komponen kimia utama yang terkandung dalam
Terpineol-4, safrole,
Terpinene 1-ol dengan jumlah berturut-turut 34,85,
minyak atsiri adalah
33,00, 14,56, 2,38 dan 1,86% sedangkan pada bagian lain
minyak atsiri kurang. Kandungan terpinene-4ol pada minyak
umumnya monoterpen senyawa.
pala yang dihasilkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Metabolit sekunder atau komponen kimiawi
minyak dari biji pala (9,04%).

13
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

Tabel 3 Data nilai inhibisi dan IC 50 nilai minyak atsiri tanaman pala
Daya serap
Minyak esensial Konsentrasi Rata-rata Nilai
50 IC
kontrol % Penghambatan
Sampel (ppm) daya serap (ppm)
(DPPH)
25 0,725 15,30
Akar
0,856 50 0,689 19,51 241.493
100 0,622 27,34
25 0,837 2,22
Kulit Batang 0,856 50 0,804 6,07 497.270
100 0,772 9,81
25 0,791 7,59
Buah 0,856 50 0,734 14,25 221.036
100 0,665 22,31
25 0,749 12,50
bunga pala 0,856 50 0,720 15,89 185.943
100 0,624 27,10
25 0,833 2,69
Benih 0,856 50 0,809 5,49 520.356
100 0,774 9,58
3 0,356 58,41
6 0,236 72,43
Vitamin C 9 0,129 84,93 - 2.055
12 0,099 88,43
15 0,091 89,37

Tabel 4 Analisis GC-MS minyak atsiri


Daerah
senyawa
0/0
Tidak Waktu Retensi Kesamaan

Data GC-MS Minyak Atsiri Pala


1 26.415 Myristicin 34.85 81
2 16.856 Alpha-Terpineol 33 97
3 15.639 Terpineol-4 14.56 95
4 19.059 1,3-Benzodioxole, 5- (2-propenyl- (CAS) safrole 2.38 94
5 13.93 Terpinene 1-ol 1.86 92
Data GC-MS Minyak Atsiri Biji Pala
1 33.763 2,3-dihidroksipropil ester 30.33 84
2 39,006 Asam dodekanoat, etenil ester 19.06 82
Asam dodekanoat (2,2-dimetil-1,3-dioksolan-
3 37.541 17.44 82
4-yl) metil ester
Asam heksadekanoat, metil ester (CAS) metil palmitat
4 34.497 10.58 93

5 25.35 Myristcin 11.19 85


Data GC-MS minyak esensial kulit Pala
1 16.008 Alpha-Terpinol 27.73 95
2 25.559 Myristicin 19.94 83
3 27.088 (+) Spathulenol 6.54 92
4 28.543 Torreyol 2.85 89
5 21.384 Nerylacetate 2.03 87
Data GC-MS minyak atsiri akar pala
1 25.68 Myristicin 30.47 82
2 27.174 (+) Spathulenol 10.18 92
3 28.593 Torreyol 5.29 87
4 28.253 (-) - Caryophyllene oxide 4.05 84
Sikloheksanol, 2-metilen-3- (1-
5 27.657 3.98 80
Methylethenyl) -, asetat, cis-
Data GC-MS minyak esensial pala pala
1 25.9 Myristicin 52.23 80
2 27.421 Asam dodekanoat (CAS) asam laurat 13.16 93
3 15.385 Terpineol-4 9.04 94
4 18.82 Safrol 3.48 93
5 33.782 Palmitin, 2-mono- 3.26 83

Terpinene-4-ol memiliki kuat antimikroba Isolasi dan Pemurnian Buah Pala


aktivitas, aktivitas anti-inflamasi dan antijamur. Senyawa ini Fraksinasi minyak atsiri pala untuk memisahkan
digunakan sebagai perasa, pewangi, dan obat-obatan komponennya dilakukan dengan kromatografi kolom
(seperti mengobati infeksi sinus, bronkial, tenggorokan, dan menggunakan silica gel fase silikon 60 mesh dan n- fase
(lainnya). gerak heksana: dietil eter (9: 1) elusi gradien. Itu

14
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

Fraksi yang diperoleh dianalisis dengan Kromatografi Lapis


Tipis (KLT) untuk melihat pola pewarnaan tiap fraksi pada
pelat KLT dengan eluen. n-
heksana: dietil eter (9: 1). Pewarnaan dan pola Rf yang sama
berfungsi sebagai dasar untuk menggabungkan beberapa
pecahan. Dari 140 fraksi, diperoleh 13 fraksi seperti pada
Tabel 5.

Tabel 5 Hasil kromatografi pala esensial


kolom minyak
Pecahan
Tidak Kelompok Fraksi Bobot Warna
(mg) Gambar 2 Penghambatan Kurva Korelasi pada MFMABu
1 MFMABu 1 (1-3) 0,9 Bersih Konsentrasi
2 MFMABu 2 (4-5) 25,9 Kuning pucat
3 MFMABu 3 (6-7) 0,7 Bersih
4 MFMABu 4 (8-10) 0,7 Bersih
Analisis MFMABu 2 oleh GC-MS
5 MFMABu 5 (11-14) 0,3 Bersih Kolom kromatografi hasil atsri minyak buah dengan eluen n- heksana:
6 MFMABu 6 (15-18) 0,2 Bersih dietil eter 9: 1. Fraksi MFMABu 2 memiliki jumlah yang lebih
7 MFMABu 4 (19-28) 0,8 Bersih
banyak dibandingkan fraksi lainnya dengan berat 25,9 mg.
8 MFMABu 5 (29-37) 0,5 Bersih
9 MFMABu 6 (38-40) 0,8 Bersih
Fraksi MFMABu 2 selanjutnya dianalisis dengan
10 MFMABu 7 (41-47) 0,2 Bersih spektroskopi GC-MS. Analisis komponen Fraksi MFMABu 2
11 MFMABu 8 (48-56) 0,6 Bersih menggunakan GC-MS menghasilkan komponen utama yaitu myristicin
12 MFMABu 9 (57-83) 0,9 Bersih
13 MFMABu 10 (84-140) 0,9 Bersih

dengan luas 96,52% sedangkan 4% terdeteksi sebagai


Berdasarkan hasil data GC-MS dari MFMABu 2 yang
senyawa pelarut dan gugus asam lemak. Myristicin merupakan
mengandung komponen senyawa yaitu Myristcin. Myristicin, senyawa
salah satu komponen utama minyak atsiri tanaman pala
isoeugenol dan eugenol memiliki aktivitas antioksidan yang
yang memiliki peran penting sebagai antioksidan [20, 21, 2].
kuat [2], oleh karena itu senyawa yang memiliki aktivitas
Itu
antioksidan pada fraksi MFMABu 2 diduga mengandung
myristicin senyawa yang terkandung dalam isolat aktif daun
senyawa tersebut. Kurva hubungan% hambat terhadap
kesemek ( Diospyros kaki
konsentrasi minyak atsiri akar, kulit batang, buah, bunga
Thunb.) Memiliki aktivitas antioksidan dengan IC 50 nilai
pala dan biji pala dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil uji
100,0 µg / mL [22]. Myristicin memiliki aktivitas sebagai
fraksi MFMABu 2 diperoleh
antioksidan [23], myristicin diklasifikasikan dalam flavonol dari
senyawa flavonoid yang merupakan senyawa fenolik yang
berfungsi sebagai antioksidan [24]. Salah satu komponen
IC 50 nilai 80,555 ppm yang memiliki aktivitas antioksidan kuat
penting dalam pala adalah myristicin yang memiliki aktivitas
dan memiliki noda tunggal
sebagai hepatoprotektor
polanya, kemudian dimurnikan dengan KLT preparatif
[25]. Myristicin adalah Sebuah
menggunakan n- heksana dan dietil eter, untuk mendapatkan
psikoaktif obat, berfungsi sebagai sebuah
senyawa murni dengan berat 25,9 mg. Selanjutnya senyawa
antikolinergik [26]. Itu myristicin Senyawa adalah senyawa yang
MFMABu 2 dilakukan KLT dua dimensi (Gambar 3). Hasil
mudah menguap dan memiliki bau khas pala dan memiliki
KLT dapat menunjukkan bahwa fraksi MFMABu 2 terlihat
kekuatan pembunuh yang besar terhadap larva serangga dan
murni dari satu noda yang dihasilkan. Fraksi MFMABu 2
dapat meningkatkan aktivitas mental atau sebagai zat psikoaktif
yang diperoleh berupa cairan kuning pucat dengan berat
atau psikotropika.
25,9 mg. Fraksi MFMABu 2.

(Sebuah) (b) (c)

Gambar 3 (a) KLT Kromatogram Fraksi 4 dan 5 Pala dengan Eluen n- heksana: dietil eter (9: 1) (b)
Kromatogram KLT dua dimensi senyawa 4-5 Pala dengan Eluen n- heksana: dietil eter (9: 1), elusi pertama
(c) Senyawa kromatogram 4-5 Pala, elusi kedua

15
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

KESIMPULAN Arun Sharma, 2007, Aktivitas Antioksidan Beberapa


Konstituen Fenolik dari Lada Hijau (Piper nigrum L.)
Hasil aktivitas antioksidan dari minyak atsiri dan Buah Pala Segar (Myristica fragrans) J. Kimia
gada dan buah memiliki IC 50 nilai lebih kuat dari bagian pala Pangan 101, 515–523.
lainnya seperti biji, akar dan
kulit. Analisis GC-MS minyak atsiri akar diperoleh 49 9. Sulaiman, S. F dan Kheng, LO 2012. Aktivitas bakteri
komponen senyawa, 32 komponen kulit batang, 33 anti oksidan dan anti makanan yang ditularkan dari
komponen buah, 27 komponen dan biji pala diperoleh 6 ekstrak dari daun dan berbagai bagian buah Myristica
komponen senyawa. Analisis pecahan MFMABu 2 fragrans Houtt.
menggunakan GC-MS menghasilkan komponen utama myristicin Kontrol Makanan 25: 533-536.

dengan luas 96.52%. 10. Akinboro, A, Kamaruzzaman, M.B, Asmawi, M.Z,


Sulaiman, S.F, Sofiman,
OH 2011. Antioksidan dalam ekstrak air Mirystica

UCAPAN TERIMA KASIH fragrans ( Houtt)


Menekan Mitosis dan Siklofosfamidmenginduksi
penyimpangan kromosom di Allium cepa L. Sel, Jurnal
Ucapan Terima Kasih Kepada Kepala Pusat Penelitian dan
Zhejiang
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
University-SCIENCE B (Biomedis & Bioteknologi). ISSN
(B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah,
1673-1581 (Cetak); ISSN
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah
1862-1783
mendanai penelitian ini.
(Online] .www.zju.edu.cn / jzus;
www.springerlink.com
11. Ginting, B., 2013, Aktifitas Antifungi Ektrak Daun Pala ( Aroma
REFERENSI
mirystica
1. Suryanti, Siti. 2014. Metabolit Sekunder PADA Houtt), Prosiding Seminar Nasional Kimia
Tanaman dan Fungsinya. tahun 2013.
http://seputarduniasains.blogspot.com 12. Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L. marpaung.,
Diakses tanggal 2 juni 2015. 2013, Isolasi dan Sifat Antioksidan Total Flavonoid
2. Gupta, AD, Bansal, VK, Babu, V., Maithil, N. 2013. Daun Pala ( Aroma mirystica Houtt), Prosiding
Kimia, antioksidan dan potensi antimikroba pala
(Myristica fregrans Houtt) Jurnal dari Seminar Nasional Kimia, Samarinda
13. Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L. marpaung.,
Rekayasa Genetika dan Bioteknologi h 2013, Isolasi dan Dan Penentuan Aktivitas Antioksidan
11: 25-31. Total Alkaloid Daun Pala ( Aroma mirystica Houtt), Prosiding
3. Rodianawati, I., Hastuti, P., Cahyanto, M. Seminar Nasional Yusuf Banseh
N. 2015. Nutmeg's ( Myristica fragrans
Houtt) Oleoresin: Pengaruh Pemanasan terhadap 14. Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L. marpaung.,
Komposisi Kimia dan Sifat Antijamur Procedia Food 2016, Isolasi dan
Science 3: 244- Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Pala ( Aroma
254. mirystica Houtt),
4. Masyithah, Z. 2006. Pengaruh Volume dan Jurnal Kimia Asia.
Konsentrasi Pelarut pada Isolasi Trimiristin dari Limbah 15. Ginting, B., Mustanir., Helwati, H., Desiyana, LS, Eralisa,
Buah Pala Jurnal Teknologi Proses 5 ( 1) Januari; Mujahid, R. 2017. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
64-67. N-Heksana Tanaman Pala Dari Provinsi Aceh Selatan. Jurnal
5. Wibowo, S dan Komarayati, S. 2015. Sifat Fisiko Natural 17 ( 1)
Kimia Minyak Cupresus ( Cupressus benthamii) Asal
Aek Nauli, Parapat Sumatera Utara Jurnal Penelitian 16. Ramaswany, VN, Varghese, A., Simon.
Hasil Hutan 33 ( 2) Juni 2015: 93-103. Nurdjannah, 2011. Pemeriksaan Sitotoksik Ternatea L Jurnal
Internasional Penemuan Obat 3: 74-77. ISSN:
6. N. 2007. Teknologi 0975-4423.
Pengolahan Pala. Badan Penelitian dan 17. Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1, terjemahan dari:
Pengembangan Pertanian. Bogor Minyak esensial. Penerjemah: Ketaren S, Universitas
7. Hellen, M, Vargheese, TN, Kumari, J, Abiramy, Indonesia Press,
Sajina, Sree, J, 2012, Jakarta.
Analisis Fitokimia dan Aktivitas Antikanker Minyak 18. Harborne, JB 1987. Metode Fitokimia: Penentuan Cara
Atsiri Dari Myristica fragrans, Jurnal Internasional Moderen Menganalisa Tumbuhan.
Tinjauan dan Penelitian Farmasi Terkini. Terjemahan dari
Metode Fitokimia oleh Kosasih Padmawinata. ITB.
8. Chatterjee, S, Zareena Niaz, S. Gautam, Soumyakanti Bandung.
Adhikari, Prasad S. Variyar,

16
Isolasi Minyak Esensial Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Aktivitas Antioksidan… (Ratna Maira, Binawati
Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Rohmat Mujahid)
__________________________________________________________________________________________________

19. Sipahelut, SG 2012. Penerapan Minyak Daging Buah 23. Ramy, M., Fayed, SA dan Mahmoud, GI
Pala ( Myristica fragrans Houtt) Melalui Beberapa Cara 2010. Komposisi Kimia, Antiviral, dan Aktivitas Tujuh
Pengeringan Minyak Atsiri.
Dan Distilasi Jurnal Jurnal Penelitian Ilmu Terapan.
Agroforestri 7 ( 1) Maret 2012. 6 ( 1); 50-62.
20. Andini, V., Gupta, S., Chatterejee, S., Variyar, PS dan 24. Indriaty, F., Assah, Y., Mamahani, SN
Sharma, A. 2015. Pemandu Kegiatan Karakterisasi 2015. Serbuk minuman berbasis daging buah pala.
Komponen Antioksidan dari Minyak Atsiri Pala ( Myristica Baristand. Manado.
fragrans). Jilid 52; 221-230. 25. Morita, T., Jinni, K., Kawagishi, H., Arimoto, Y.,
Suganuma, H., Inakuma, T, dan Sigiyama, K. 2003.
21. Nagja, T., Vimal, K, Sanjeev, A.2015. Efek Hepatoprotektif atau Myristicin dari Pala
Myristica fragrans: A Komprehensif
Ulasan Jurnal Internasional Farmasi dan Ilmu Farmasi 8 ( Myristica wewangian) di
( 2). Terinduksi Lipopolisaccaride / d-galactosamine
22. Isnindar., Wahyuono, S., Setyowati, EP Cedera Hati. J. Agric. Kimia Makanan.
2011. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan 15 ( 6): 1.560-1.565.
Daun Kesemek ( Diospyros kaki Thunb.) Dengan 26. Syarifuddin, I., Kaimudin, M., Torry, RF, dan Biantoro, R.
Metode DPPH (2,2difenil-1-pikrilhidrazil). 2014. Isolasi Trimiristin Minyak Pala Banda Serta
Majalah Obat Pemanfaatannya Sebagai Bahan Aktif Sabun Bawal
Tradisional. 16 (3), 157-164. Widya Riset Industri 8 ( 1); 23-31.

17

Anda mungkin juga menyukai