Disusun oleh :
Aufa Fajrul Hikmah 185010100111166
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
Pendahuluan
Perkawinan adalah hak setiap orang yang harus dijamin dan dilindungi
oleh negara karena perkawinan merupakan hak yang bersifat asasi dan naluriah
kemanusiaan yang melekat pada diri setiap orang dan sesuatu yang kodrati. Sesuai
dengan falsafah pancasila dan untuk pembinaan hukum secara nasional maka
negara membentuk Undang-Undang perkawinan yang berlaku bagi semua warga
negara 1
Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila, di mana Sila yang pertamanya ialah
Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubunganyang erat
sekali dengan agama/kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mempunyai
unsur lahir/jasmani, tetapi unsur bathin/rokhani juga mempunyai peranan yang
penting. Membentuk keluarga yang bahagia rapat hubungan dengan keturunan,
yang pula merupakan tujuan perkawinan, pemeliharaan dan pendidikan menjadi
hak dan kewajiban orang tua.
Pembahasan
1
Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan Undang-Undang 23 Tahun 2004
mereka meminta MK menaikkan batas minimal usia perkawinan karena tak sesuai
zaman dan tak sesuai dengan batasan dewasa.
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Makna: Maksud isi tersebut adalah bahwa setiap manusia terutama warga
negara indonesia, sejak ia lahir mempunyai hak yang sama dalam hal hak
untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Tidak ada satu orang pun
yang bisa membeli nyawa orang lain atau menghilangkan nyawa orang lain
dengan alasan apa pun. Jika ada yang menghilangkan nyawa orang lain
dengan atau apa lagi tanpa alasan, maka orang tersebut harus menanggung
hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Makna: Setiap anak sejak dia lahir, memiliki hak untuk hidup,tumbuh,
berkembang dan berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Maka, sejak lahir anak tersebut harus di asuh dan diperlakukan selayaknya
manusia. tidak boleh ada yang melakukan kekerasan atau pun diskriminasi,
walaupun hal tersebut dilakukan oleh keluarganya sendiri. Jika terjadi
kekerasan atau diskriminasi atas anak tersebut oleh keluarga sendiri, apalagi
orang lain, maka orang yang melakukan kekerasaan atas anak tersebut harus
menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku di
negara Indonesia.ni orangtuanya sekalipun. Kekerasan terhadap anak
merupakan bagian dari bentuk kejahatan anusiaan yang bertentangan dengan
prinsip hak asasi manusia.
Makna: setiap orang berhak atas pengakuan dalam arti diakui oleh negara ,
jaminan dan perlindungan dari negara itu sendiri serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum .
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Makna: Setiap orang berhak untuk hidup dengan sehat dan bertempat tinggal
yang bersih , aman dan tentram dan mendapat pelayanan kesehatan yang
baik , misalnya dalam masyarakat yang tidak mampu diberi kartu sehat agar
meringankan biaya mereka , tetapi tidak di salah gunakan
Makna: Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan
hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang
sama terhadap setiap bentuk apa pun
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
Makna: setiap orang lahir bukan untuk disiksa dan hak untuk tidak di siksa
misalnya dalam sebuah pekerjaan TKI masih banyak para-para majikan yang
menyiksa pembantunya dan itu harus dilaporkan kepada yang berwajib agar
merdeka dalam segi hati dan rohani mereka dan kita harus diakui dalam
hukum
Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
Makna : Setiap orang bebas atas perlakuan seseorang dan mendapat
perlindungan dari pemerintah agar tidak terjadi lagi konflik atau perselisihan
yang berkelanjutan dan berkepanjangan atau pun permasalahan yang
sewaktu-waktu tidak di selesaikan atau tidak terpecahkan sama
sekali(permasalahan yang hanya di jadikan sebagai pemanas global saja)
Pasal 7
(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas)
tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak
pria maupun pihak wanita.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua
tersebut dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini, berlaku juga dalam
hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi
yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
Dalam hal ini yang menjadi pusat dari masalah adalah batas usia dipihak wanita
yakni 19 tahun. Hal ini jelas bertentangan dengan Undang undang lain, yakni
Undang Undang NOMOR 35 TAHUN 2014 tentang PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK . Undang undang ini memberi definisi anak dalam
pasal 1 yakni