Anda di halaman 1dari 7

“UTS DASAR-DASAR TEKNIK TRANSPORTASI”

Nama : Mario Jonatan Aritonang

Kelas : III / E

Npm :193110743

1. Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang
digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya
digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat,
berlayar di perairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di udara. Moda yang di
darat juga masih bisa dikelompokkan atas moda jalan, moda kereta api dan moda pipa.

Moda biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan
di darat, berlayar di perairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di udara. Moda
transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan pemindahan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat lainnya.

Jalan Raya / High ways

Jaringan jalan raya merupakan prasarana transpotasi darat yang memegang peranan
yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi
barang dan jasa. Dalam Bahasa Inggris lebih dikenal sebagai highway merupakan jalan
umum yang digunakan untuk lalu lintas, disertai dengan pengendalian jalan masuk secara
terbatas, serta dilengkapi dengan paling sedikit dua lajur pada tiap arah. Jalan raya
merupakan jalan yang besar, lebar dan biasanya dilapisi aspal, dapat digunakan oleh
kendaraan besar (bus dan truk) dari dua arah yang berlawanan.

Jalan Rel / Rail ways


Rel umumnya berupabatangan baja, dipasang pada bantalan dan ballast, tempat
sarana dengan roda, umumnya baja, bergerak. Variasi lain juga dimungkinkan, seperti
slab track, yaitu rel ditambatkan ke fondasi beton tanpa perlu ballast. Transportasi rel
adalah pemindahan penumpang dan barang di atas kendaraan beroda yang berjalan di atas
rel. Sering disebut sebagai transportasi kereta api atau perkeretaapian.
Moda Udara / Air ways

Moda Udara yang dinyatakan sebagai pesawat udara didefinikan sebagai setiap
mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara,
tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk
penerbangan. Penerbangan didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan
fasilitas umum lainnya.

Moda Air / Water ways

Transportasi laut, sering disebut dengan pelayaran. Pelayaran Dalam Negeri adalah
pelayaran yang dikhususkan untuk perusahaan – perusahaan pelayaran nasional dan
tertutup untuk papal – papal berbendera asing misalnya pelayaran pantai, pelayaran antar
pulau/nusantara/pelayaran Inter.-insulair, pelayaran rakyat, pelayaran perintis dan
pelayaran samudera.

Moda transportasi laut adalah moda yang menggunakan moda yang terletak di laut,
dimana jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan
laut dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran, sedangkan sarana berupa kapal.

Jalan Khusus Pejalan Kaki / Pedestrian

Jalan Pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan sebagai ruang


khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana pencapaian yang dapat
melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari kendaraan bermotor. Di Indonesia
lebih dikenal sebagai trotoar, yang berarti jalur jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau
lebih memanjang sepanjang jalan umum.

Jaringan Pipa / Pipe line

Pipeline atau jaringan pipa adalah sistem jaringan penghubung untuk sarana
transportasi fluida produksi dari satu tempat ke tempat lainnya, dimana pipa-pipa tersebut
biasanya dipendam didalam tanah, ditempatkan di atas permukaan atau ditempatkan di
sea floor.

Jaringan Ban Berjalan / Conveyor Belt

Jaringan Ban Berjalan merupakan Ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih
katrol yang berputar yang digunakan untuk mengangkut material. Satu atau lebih katrol
terhubung ke generator sehingga akan menggerakkan rangkaian ban atau sabuk tersebut.
Dimana lingkar ban tersebut terbuat dari kanvas (karet, baja, dan sebagainya) yang
dijalankan oleh mesin, dipakai di pabrik untuk mengangkut barang yang diproses oleh
pabrik tersebut lalu menyalurkannya dari bagian yang satu ke bagian yang lain dalam
suatu sistem produksi. Atau secara singkat dapat di katakana suatu sistem kerja yang
menghubungkan bagian yang satu ke bagian yang lain, dari awal sampai akhir dan
kembali ke bagian awal.

2. Interaksi guna lahan dan transportasi merupakan intereaksi yang sangat dinamis dan
komplek. Interaksi ini melibatkan berbagai aspek kegiatan serta berbagai kepentingan.
Perubahan guna lahan akan selalu mempengaruhi perkembangan transportasi dan sebaliknya.

Gambaran situasi interaksi Guna Lahan terhadap tata guna lahan tranportasi
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara
geografis dengan sistim jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah
suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi
satu sama lain dan ‘’mudah’’ atau ‘’susahnya’’ lokasi tersebut dicapai melalui sistim jaringan
transportasi.

Interaksi tersebut menunjukan bahwa bekrjanya sistem interaksi guna lahan dan transportasi
sangat dinamis dan melibatkan unsur-unsur lain sebagai pembentuk watak setiap komponen
seperti pada komponen guna lahan terliput adanya unsur kependudukan, sosial ekonomi,
ekonomi wilayah, harga lahan dan sebagainya.

Selain itu komponen sistem transportasi terliput adanya unsur kemajuan teknologi,
keterbatasan sistem jaringan , sistem operasi dan lain sebagainya. Implikasi dari perubahan atau
perkembangan sistem aktivitas adalah meningkatkan kebutuhan prasarana dan sarana dalam
bentuk pemenuhan kebutuhan aksesibilitas, peningkatan aksesibilitas ini selanjutnya akan
memicu berbagai perubahan guna lahan. Proses perubahan yang saling mempengaruhi ini akan
berlangsung secara dinamis.

Apabila tata guna lahan saling berdekatan dan hubungan transportasi antar tata guna lahan
tersebut mempunyai kondisi baik, maka aksesibilitas tinggi, sebaiknya, jika aktivitas tersebut
saling terpisah jauh, dan hubungan transportasi jelek, maka aksesibilitas rendah.
Sedangkan kombinasi antar keduanya mempunyai aksesibilitas menengah.

Secara terperinci, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jenis kegiatan

Jenis kegiatan dapat ditelaah dari dua aspek, yaitu yang umum menyangkut
penggunaannya (komersial, permukiman) dan yang khusus sejumlah ciri yang lebih
spesifik (daya dukung lingkungan, luas, fungsi). Setiap jenis kegiatan menuntut karateristik
sistem transportasi tertentu, sesuai dengan bangkitan yang ditimbulkan.

2. Intensitas guna lahan

Ukuran intensitas guna lahan dapat ditunjukkan oleh kepadatan bangunan dan dinyatakan
dengan nisbah luas lantai perunit luas tanah. Ukuran ini secara khusus belum dapat
mencerminkan intensitas pada kegiatan yang bersangkutan . Data ini bersama-sama dengan jenis
kegiatan menjelaskan tentang besarnya perjalanan dari setiap zona.
3. Hubungan antar guna lahan

Ukuran ini berkaitan dengan daya hubung antar zona yang terdiri dari jenis kegiatan tertentu.
Untuk mengukur tingkat aksesibilitas dapat dikaitkan antara pola jaringan pergangkutan kota
dengan potensi guna lahan yang bersangkutan .

Kebijakan mengenai tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijakan


transportasi,.ruang merupakan kegiatan yang ditempatkan atas lahan kota, sedangkan
transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan satu ruang kegiatan
dengan ruang kegiatan lainnya.

Bila akses transportasi kesuatu ruang kegiatan (persil lahan) diperbaiki, ruang kegiatan
tersebut akan menjadi lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih berkembang. Dengan
berkembangnya ruang kegiatan tersebut, meningkat pula kebutuhan akan transportasi.
Peningkatan ini kemudian menyebabkan kelebihan beban pada transportasi yang harus
ditanggulangi, dan siklus akan terulang kembali bila aksesibilitas diperbaiki.

Meyer dalam bukunya ‘’urban transpotation planning ‘’, menyimpulkan bahwa sistem
interaksi guna lahan dan transportasi tidak pernah mencapai keseimbangan, misalnya populasi
sebagai salah satu sub sistem selalu berkembang setiap saat mengakibatkan sub sistem lainnya
akan berubah untuk mengantisipasi kondisi, yang pasti adalah sistem tersebut akan selalu menuju
keseimbangan.

3. Interaksi guna lahan dan transportasi merupakan intereaksi yang sangat dinamis dan
komplek. Interaksi ini melibatkan berbagai aspek kegiatan serta berbagai kepentingan.
Konsep Perencanaan Transportasi Empat Tahap Bagan Alir Tahap :
4. Pengendalian tata guna lahan dari Aspek transportasi
Prinsip lokasi dan mendirikan bangunan harus dilengkapi dengan persyaratan lokasi,
tapak dan akses,sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pemindahan bagi yang melanggar kriteria pada lokasi, tapak, dan akses
melanggar hukum.

Anda mungkin juga menyukai