Makalah Ijarah Fikih Muamalah
Makalah Ijarah Fikih Muamalah
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
b. Ijarah yang berhubungan dengan asset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk
memakai dari asset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya
sewa.
Artinya:
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
b. Firman Allah QS. Al-Baqarah (2): 233:
Artinya: “......Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan”.
c. Firman Allah QS. Al- Qashash (28): 26:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “ ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya, orang yang paling baik
5
yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya”.
d. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
- Shighat akad
- Ujrah (uprah)
- Manfaat
Syarat Ijarah terdiri dari 4 macam, sebagaimana syarat dalam jual-beli,
yaitu syarat al-inqad (terjadinya akad), syarat an-nafadz (syarat pelaksanaan
akad), syarat sah dan syarat lazim.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
A. Menurut etimologi, Ijarah adalah (menjual manfaat). Demikian pula
artinya menurut terminologi syara’. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini
akan dikemukakan beberapa definisi ijarah menurut pendapat beberapa
ulama fiqih :
E. Ijarah akan menjadi batal (fasakh) bila ada hal-hal sebagai berikut:
a) Terjadi cacat pada barang sewaan yang kejadian itu terjadi pada
tangan penyewa;
b) Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah menjadi runtuh dan
sebagainya;
c) Rusaknya barang yang diupahkan (ma’jur ‘alaih), seperti baju yang
diupahkan untuk dijahitkan;
d) Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang telah
ditentukan dan selesainya pekerjaan;
e) Menurut Hanafiyah, boleh fasakh ijarah dari salah satu pihak, seperti
yang menyewakan toko untuk dagang, kemudian dagangannya ada
yang mencuri, maka ia dibolehkan memfasakhkan sewaan itu.
3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari sempurna, ada beberapa poin yang belum
kami sampaikan. Untuk mahasiswa selanjutnya dapat kiranya makalah ini
dijadikan referensi untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
https://www.kompasiana.com/rama08281/5af541cecaf7db5b652579e3/ijarah?page=all
https://www.rumah.com/panduan-properti/pengertian-dan-tata-cara-ijarah-dalam-
properti-18163#:~:text=Dilansir%20dari%20Dsnmui.or.id,ijarah%20adalah
%20mubah%20atau%20diperbolehkan.
https://www.kompasiana.com/gurl_real/5af442cb5e1373129a406652/ijarah-dalam-
hukum-islam
https://www.syariahbank.com/rukun-dan-syarat-akad-ijarah/
http://repository.uin-suska.ac.id/6561/4/BAB%20III.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/6831/3/BAB%20II.pdf
http://devieka475.blogspot.com/2016/05/uzur-yang-membatalkan-akad-ijarah-dan.html
http://repository.uinbanten.ac.id/3585/5/BAB%20III%20WAHYU.pdf