Anda di halaman 1dari 36

GRAND 

DESIGN PENINGKATAN 
KAPABILITAS  APIP 
Kapasitas APIP yang luar biasa bila dapat dioptimalkan perannya

• Setiap K/L dan Provinsi serta 
Kabupaten/Kota telah terbentuk APIP
• Bagi pimpinan yang berkomitmen untuk 
membangun kinerja, akuntabilitas, dan 
mendorong pemerintahan yang bersih, 
maka peran APIP akan sangat terasa 
kehadirannya.
• Paradigma sebagian APIP yang mulai 
berubah dari watchdog menjadi konsultan, 
dan bahkan katalis, yang mindset nya bukan 
mencari kesalahan tetapi bersikap 
profesional untuk memberi rekomendasi 
perbaikan melalui pengawasan mulai tahap 
perencanaan dan pelaksanaan.
Dampak peran APIP yang optimal dan
Pimpinan yang kondusif terhadap GG

• Penerimaan Negara/Daerah akan


meningkat
• Pengeluaran Negara/Daerah akan efektif
sesuai sasaran dan tujuan
• Korupsi akan ditekan serendah mungkin
melalui pencegahan dan deteksi dini
• Kualitas pelayanan masyarakat akan
meningkat sehingga indikator kepuasan
masyarakat juga meningkat.
3
KONDISI
GOOD GOVERNANCE
DAN apip SAAT INI
4
TREND PENYERAPAN
APBN/APBD
PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH
(Rp Trilyun)

• TRADISI
PE KEJAR
NY TAYANG
EB • PENYE-
AB RAPAN
BURUK
REALISASI PENYERAPAN
JUNI 2014

13 PROVINSI DI BAWAH RATA-RATA


RATA-RATA PER
PROVINSI = 31,3% 21 PROVINSI DI ATAS RATA-RATA
5
6
Opini BPK atas Laporan Keuangan 
Kementerian/Lembaga Tahun 2009 ‐ 2013

• Di tahun 2013, masih terdapat 19 KL termasuk LK BUN dengan opini WDP dan 3 LKKL 
dengan opini TMP. 
• Opini WDP umumnya disebabkan kelemahan dalam pengelolaan dan pencatatan kas 
dan setara kas, persediaan, PNBP, aset tetap, belanja barang, dan belanja modal. 
• Opini TMP disebabkan pencatatan dan pengelolaan yang belum memadai atas 
persediaan, aset tetap, pendapatan, belanja barang, belanja modal, belanja hibah dan 
belanja bantuan sosial.
**Sumber Data: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I 2014
7
PERKEMBANGAN OPINI LKPD
PERIODE 2005 S.D 2013

Target 60% LKPD opini WTP pada  Tahun 2013, opini WTP


tahun 2014 LKPD = 153 atau 33,55%

**Sumber data : Biro Humas dan Luar Negeri BPK dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I 
8
2014
Mendagri menyatakan dalam Rakornas Was Intern 13 Mei 2015 bahwa  sekitar 400 Kepala 
Daerah saat ini berpotensi memiliki masalah hukum
HASIL AUDIT KINERJA BPK 2013
AUDIT KINERJA TERHADAP 86 APIP 
(APIP Kementerian/Lembaga, Provinsi, Kabupaten, Kota) 

JUMLAH APIP
URAIAN TIDAK 
SUDAH BELUM
ADA KET
Memiliki Juklak/Juknis 7 53 26
Mengimplementasikan Kode Etik 16 63 7
Membuat Internal Audit Charter 7 73 6
Melakukan analisis kebutuhan auditor 2 66 18
Memperoleh Diklat sesuai kebutuhan 11 71 4
HASIL AUDIT KINERJA  BPK TERHADAP 86 APIP 
(APIP Kementerian/Lembaga, Provinsi, Kabupaten, Kota) 
JUMLAH
JUMLAH  URAIAN
URAIAN  APIP
APIP
Temuan Audit
Perencanaan
• Tidak berdasarkan pengujian bukti 
• Belum mempertimbangan risiko dalam  50
76 dan pelaksanaan prosedur
memilih Auditi
• Tidak memenuhi unsur temuan 
• Tidak mempertimbangkan hasil audit  40
72 (Kondisi, Kriteria, Sebab, Akibat)
sebelumnya
• Perencanaan belum sesuai standar 76 • Tidak dikomunikasikan 43
dengan pihak terkait
Pelaksanaan • Tidak didokumentasikan dan 42
• Belum  menyusun program audit dalam  format tidak standar
65
setiap penugasan Dokumentasi kertas kerja
• Pemilihan prosedur audit belum 
75 • Tidak disusun secara lengkap dan 
mempertimbangkan skala prioritas 82
sistematis
• Perencanaan audit belum mencakup 
77 • Tidak direviu secara berjenjang 82
pemahaman dan pengujian SPI
• Belum menetapkan tujuan, sasaran, ruang  • Tidak disimpan secara aman, 84
lingkup, metodologi, jangka waktu, alokasi  76 tertib dan mudah diakses
sumberdaya dan prosedur audit yang jelas Pelaporan
Perolehan dan pemilihan bukti
• Laporan tidak disusun  30
• Tidak memenuhi kualitas bukti (Cukup, 
72 • Disusun tidak tepat waktu 73
Releven, Kompeten)
• Tidak mendokumentasikan dalam kertas  • Tidak dilakukan koreksi dan reviu 
64 62
kerja secara memadai berjenjang
KONDISI APIP

APIP secara nasional
ARTI LEVEL 1
1. APIP belum mampu untuk memberikan
reasonable assurance bahwa program atau
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. APIP belum mampu mencegah tindak
pelanggaran terhadap ketentuan
3. APIP belum mampu memberikan assurance
atas efisiensi dan efektivitas
program/kegiatan Pemerintah
PENYEBAB LEVEL 1

Seringnya mutasi tanpa kaderisasi mengindikasikan kurangnya 
komitmen Pimpinan  dlm memberdayakan APIP

Kompetensi dan Profesionalisme SDM belum memadai

Kuantitas SDM yang belum memadai

Anggaran  dan sarana termasik IT belum memadai

Ruang lingkup kegiatan pengawasan masih  terbatas 
pada akurasi perhitungan

Perencanaan belum berdasarkan prioritas/risiko

Standar Audit, Kendali Mutu,pengelolaan kualitas ‐QAIP  belum memadai
14
Amanah PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP
AUDITOR harus  
PROFESIONAL
Was Intern  Pasal 51, 52, 53, 54, 56
PERAN APIP 
oleh APIP 
YANG EFEKTIF Pasal 48 
Pasal 11

ƒ Audit  dilakukan oleh pejabat 
• memberikan keyakinan yang  yang memenuhi syarat 
ƒ Audit kompetensi keahlian sebagai 
memadai atas ketaatan,  ƒ Reviu auditor.
kehematan, efisiensi dan 
efektivitas (3E)  pencapaian 
ƒ Evaluasi
ƒ Pemantauan ƒ Memenuhi Kode Etik 
tujuan penyelenggaraan tugas  dan Standar Audit
dan fungsi Instansi  ƒ Kegiatan 
Pemerintah  Pengawasan  ƒ Melaporkan Hasil Penugasan 
Sesuai Kebutuhan 
Lainnya
• memberikan peringatan dini dan  Stakeholder
meningkatkan efektivitas  ƒ Melaksanakan Tugas secara 
manajemen risiko dalam   Independen dan Obyektif
penyelenggaraan tugas dan 
fungsi Instansi Pemerintah 

• memelihara dan meningkatkan 
kualitas tata kelola  PP Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 11, 48, 
penyelenggaraan tugas dan 
fungsi Instansi Pemerintah 51, 52, 53, 54, 56
Data Auditor 2014 dalam prosentase

Sd. saat ini, Auditor berjml 12.755 atau (27,39%) dari total kebutuhan nasional
46.560 sehingga terjadi kekurangan 33.805 auditor. Pada tahun 2019 diharapkan
berjumlah 20.255 auditor atau 43.50 % dari kebutuhan nasional 17 17
KEBUTUHAN PENINGKATKAN LEVEL KAPABILITAS APIP
Untuk  Tujuan RB pada Area 
VISI RB  (PerPres81/2010) Pengawasan: Terwujudnya 
mempercepat tercapainya tata
kelola pemerintahan yang baik pemertintahan  yg bersih, bebas 
dari KKN
Pemerintahan Sekelas
 Dunia (World Class)
First /  Semua Instansi Pemerintah  APIP melakukan  Peran yang  Third  line 
second line  berbenah diri melakukan RB Efektif   Psl 11, 59  PP 60 Th 2008 defense
defense Inpres No. 4 /2011 ttg percepatan peningkatan kualitas akuntabilitas 
keuangan negara, terutama  Instruksi  No. 2 mempercepat 
penyelenggaraan SPIP dan 3 mengintensifkan peran APIP
APIP perlu  meningkatkan kualitas hasil audit intern dan perlu  InPres 9 / 
PerPres 192  2014
/2014 meiningkatkan kemampuan (kapabilitasnya) organisasinya 
Kondisi Yang diharapkan
Kondisi Saat Ini Grand Design Peningkatan  PP 2/2015: RPJMN 2015‐
474 APIP dari 623 APIP NASIONAL Kapabilitas  APIP 2019 TABEL 7.1 BUKU 2  RPJMN
Indikator Kinerja RPJMN 2015 ‐2019 Bidang Aparatur Negara
TINGKATAN LEVEL APIP
(IA-CM) Kapabilitas APIP berada pada
sd 31 Desember 2014, 404 APIP APIP menjadi agen perubahan LEVEL 5
Optimizing level 3 (Integrated), Outcome:
85,23 % berada di level 1 (initial), reasonable assurance atas
APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata
kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
LEVEL 4
Managed
APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas,
ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan LEVEL 3

baru 69 APIP (14,56%) ketatan, meningkatkan 3E dan


konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan Integrated
pengendalian intern

APIP mampu menjamin proses LEVEL 2


sesuai peraturan,mampu mendeteksi

(infrastructured)) dan 1 APIP (0,21%) advisory services untuk


terjadinya korupsi Infrastructure

APIP belum dpt memberikan


jaminan atas proses tata kelola LEVEL 1

berada di level 3 (integrated) perbaikan GRC


sesuai peraturan dan Initial
mendeteksi korupsi

18
KONDISI YANG DIHARAPKAN
APIP BERPERAN DENGAN EFEKTIF
SEBAGAIMANA PASAL 11 PP NO. 60 TAHUN 2008

1. memberikan  keyakinan  yang  memadai  atas ketaatan, 


kehematan,  efisiensi,  dan  efektivitas  pencapaian tujuan 
penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Instansi Pemerintah 
(assurance activities);
2. memberikan  peringatan  dini  dan meningkatkan 
efektivitas  manajemen  risiko  dalam penyelenggaraan 
tugas  dan  fungsi  Instansi  Pemerintah  (anti corruption 
activities); dan
3. memberikan  masukan  yang  dapat  memelihara dan 
meningkatkan  kualitas  tata  kelola penyelenggaraan 
tugas  dan  fungsi  Instansi  Pemerintah (consulting 
activities).
Dipertegas dengan Inpres Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas 
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara 
KONSEP  IACM
KONSEP IA-CM
ƒ Model universal yang didisain untuk membangun internal audit 
yang efektif  di sektor publik dan sebagai road map bagi 
perbaikan kapabilitas secara bertahap
ƒ Membantu unit audit internal menilai kapabilitasnya (existing 
capability) saat ini, dan membantu merencanakan peningkatan 
ke level berikutnya 
ƒ Dapat menilai tingkat kematangan aktivitas pengawasan intern 
yang dilaksanakan dan mengembangkan peta jalan (road map) 
untuk perbaikan berkelanjutan, penjaminan mutu (quality 
assurance), dan peningkatan efektivitas dan nilai tambah
ƒ Tiga variabel yang dipertimbangkan dalam konsep IACM yaitu 
aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di mana unit audit 
internal bernaung, dan lingkungan sektor publik di suatu 
negara/pemerintahan.
20
TUJUAN DAN
KONSEP  IACM
MANFAAT IA-CM
ƒ Model ini terdiri dari 5 level dimana setiap level 
menggambarkan karakteristik dan kapabilitas dari suatu 
unit audit internal pada level tersebut. 
ƒ Level IACM bersifat progresif artinya makin tinggi levelnya 
semakin baik kapabilitasnya dan level rendah merupakan 
fondasi bagi level lebih tinggi.
ƒ  Suatu tatanan utama (building blocks) yang menentukan 
level kapabilitas suatu unit audit internal.
ƒ Total Key Process Area (KPA) ada 41 buah dimana setiap 
KPA menggambarkan suatu kumpulan kegiatan terkait yang 
jika dilaksanakan bersama‐sama akan mencapai tujuan 
(purpose) dan menghasilkan output langsung dan outcome 
jangka panjang. 
Key Process Area (KPA)
• Merupakan bangunan utama yang menentukan 
kapabilitas suatu APIP.
• Mengidentifikasi apa yang seharusnya ada dan 
berkelanjutan pada tingkat kapabilitas tertentu 
sebelum penyelenggaraan aktivitas pengawasan 
intern dapat meningkat pada level berikutnya. 
• Ketika APIP telah melembagakan semua dari KPA 
terkait dengan tingkatan tertentu, maka dapat 
dianggap telah mencapai tingkat itu. 
KONSEP IA-CM
a. Internal Audit Capability Model (IA‐CM) 
mengindentifikasi aspek‐aspek fundamental untuk 
pengawasan intern yang efektif di sektor publik, 
dikembangkan oleh IIA.
b. Mengembangkan pengawasan intern yang efektif 
untuk memenuhi persyaratan tata kelola organisasi ke 
arah profesional.
c. Tools untuk advocacy fungsi‐fungsi internal audit 
kepada pimpinan.
d. Model terdiri dari 5 level (Initial, Infrastructure, 
Integrated, Managed, Optimizing), semakin tinggi 
levelnya semakin baik kapabilitasnya.
LEVEL IA‐CM
 Unit audit  internal telah menjadi unit yang terus belajar baik dari dalam  LEVEL 5
maupun dari luar organisasi untuk perbaikan berkelanjutan Optimizing
Unit  audit internal telah mengintegrasikan semua informasi di 
seluruh organisasi untuk memperbaiki tata kelola (governance) dan  LEVEL 4
manajemen risiko (risk management) Managed
Praktik profesional dan audit internal telah  LEVEL 3
ditetapkan secara seragam dan telah selaras 
dengan standar audit
Integrated

Proses audit dilakukan secara tetap 
(rutin) dan berulang dengan  LEVEL 2
pembangunan infrastruktur, namun  RPJMN 
Infrastructure 2015‐2019
baru selaras sebagian dengan 
standar audit yang ada Level 3
(kumulatif 
Tidak ada praktik yang tetap,  sd level 3)
tidak ada kapabilitas yang  LEVEL 1
berulang dan tergantung  Initial
kepada knerja individu
TINGKATAN OUTCOME IA-CM
APIP menjadi agen perubahan LEVEL 5
Optimizing
APIP mampu memberikan assurance secara
keseluruhan atas tata kelola, manajemen LEVEL 4
risiko dan pengendalian intern Managed

APIP mampu menilai efisiensi,efektivitas


ekonomis suatu kegiatan dan mampu membe LEVEL 3
kan konsultasi pada tata kelola, manajemen Integrated
risiko dan pengendalian intern

APIP mampu memberikan PASAL 11 


keyakinan yang memadai proses LEVEL 2 pp 60 
sesuai dengan peraturan,mampu Infrastructure TAHUN 
mendeteksi terjadinya korupsi 2008

APIP belum dapat


memberikan jaminan LEVEL 1
atas proses tata kelola Initial
sesuai peraturan dan
mencegah korupsi Pusat Pembinaan Auditor 25
TOTAL Key Process Area SD LEVEL 3 ADA 24 KPA
Performance  Organizational 
Services and  People  Professional  Management and  Relationships  Governance 
Role of IA Management Practices Accountability and Culture Structures
10 
5 KPA 7 KPA 7 KPA 5 KPA 7 KPA
KPA
Level  5 –  IA Recognized  Leadership  Continuous  Public Reporting of  Effective and  Independence, 
Optimizing as Key Agent  Involvement with  Improvement in  IA Effectiveness Ongoing  Power, and 
of Change Professional Bodies Professional Practices Relationships Authority of the 
8 KPA Workforce  Strategic IA
IA Activity
Projection  Planning
Level  4 –  Overall Assurance  IA Contributes  Audit Strategy  Integration of  CAE Advices and  Independent 
Managed of Governance,  to Management  Leverages  Qualitative and  Influences Top‐ Oversight of the 
Risk Management,  Development Organization’s  Quantitative  level Management IA Activity
and Control Management of Risk Performance 
9 KPA IA Activity Supports  Measures CAE Reports to 
Professional Bodies Top‐ level 
Authority
Workforce Planning
Level  3 –  Advisory Services Team Building  Quality Management  Performance  Coordination with  Management 
Integrated and Competency Framework Measures Other Review  Oversight of the 
Groups IA Activity
Performance/ Workforce  Risk‐based 
Coordination Audit Plans Cost Information Integral  Funding 
Value‐for‐Money  Component  Mechanisms
14 KPA Audits Professionally  IA Management  of Management 
Qualified Staff Reports Team
Level  2 –  Compliance  Individual  Professional Practices  IA Operating Budget Managing within  Full Access to the 
Infrastructure Auditing Professional  and Processes  the IA Activity Organization’s 
Development Framework Information, Assets,
and People
Skilled People  Audit Plan Based            IA Business Plan Reporting 
10 KPA Identified and 
Recruited
on Management/  Relationship 
Stakeholder Priorities Established
Level  1 –  Ad hoc and unstructured; isolated single audits or reviews of documents and transactions for accuracy and compliance;
Initial outputs dependent upon the skills of specific individuals holding the position; no specific professional practices established other 
than those provided by professional associations; funding approved by management, as needed; absence of infrastructure; 
auditors likely part of larger organizational unit; no established capabilities; therefore, no specific key process areas
MATRIKS MODEL KAPABILITAS APIP KE LEVEL 3

Akuntabilitas Budaya dan


Peran dan Layanan Pengelolaan Praktik Struktur Tata
  dan Manajemen Hubungan
APIP SDM Profesional Kelola
Kinerja Organisasi
Level 3- Membangun tim Kerangka kerja Pengawasan
Integrated dan manajemen Pengukuran Koordinasi manajemen
Layanan Konsultansi kompetensinya kualitas kinerja dengan Pihak terhadap
Lain yang kegiatan APIP
memberikan
Saran dan
Penjaminan
Audit Pegawai yang Perencanaan Informasi biaya Komponen Mekanisme
kinerja/program berkualifikasi audit berbasis Manajemen Tim pendanaan
evaluasi profesional risiko yang Integral
Koordinasi tim Pelaporan
manajemen APIP
Level 2- Audit Ketaatan Pengembangan Kerangka kerja Anggaran Pengelolaan Akses penuh
Infrastructure profesi individu praktik operasional organisasi APIP terhadap
profesional dankegiatan APIP informasi
prosesnya organisasi, aset
Identifikasi dan Perencanaan Perencanaan dan SDM
rekrutmen SDM pengawasan kegiatan APIP Hubungan
yang kompeten berdasarkan pelaporan telah
prioritas terbangun
manajemen/pem
angku
kepentingan
27
Level 1-Initial Ad hoc dan tidak terstruktur, audit terbatas untuk ketaatan, output tergantung pada keahlian orang pada posisi
t t t tid k k ktik f i l ifik l i dit t k i i f i l
TERGET, STRATEGI
LANGKAH – LANGKAH UMUM
PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

  

28
Arahan Presiden RI
Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015
Jakarta, 13 Mei 2015

1. Kapabilitas APIP:
a. Lima tahun kedepan, level Kapabilitas APIP
ditargetkan mencapai 85% Level-3, 1% Level-1.
b. APIP membuat sistem peringatan dini.
c. APIP memberikan solusi atas berbagai masalah.
d. Tingkatkan kapabilitas pengawasan intern
pemerintah.
2. BPKP harus mendorong agar anggaran pemda
51% belanja pembangunan, 49% belanja aparatur.
3. BPKP mendorong pemda menyelenggarakan cash
management, e-budgeting, e-processing, e-catalog.
4. Regulasi terkait PBJ disederhanakan.
5. Anggaran desa setiap tahun akan membesar,
pengawasannya seperti apa.
6. Proyek pembangkit tenaga listrik 35.000 MW agar
didampingi, dikawal, dicek, diawasi.
7. Siapkan pengawasan atas rencana pemberian
tambahan dana ke kabupaten/kota (@Rp 100 M).
8. Optimalkan ruang fiskal melalui optimalisasi
penerimaan negara serta efisiensi dan efektivitas
pengeluaran anggaran.
STRATEGI PENINGKATAN  KAPABILITAS APIP
1. Penyediaan Grand Design Peningkatan Kapabilitas
APIP
2. Peningkatan kesadaran untuk memiliki tingkat kapabilitas
berkelas dunia
3. Penilaian secara mandiri (self assessment) oleh APIP
kapabilitas APIP sesuai kriteria internasional (IACM),
disertai penyediaan dukungan aplikasi self assessment
4. Proses penjaminan kualitas (quality assurance) oleh BPKP
5. Peningkatan secara mandiri (self improvement) kapabilitas
APIP oleh APIP berdasarkan hasil self assessment,
disertai penyediaan layanan konsultansi - help desk serta
bimtek oleh BPKP dan monitoring terhadap proses
peningkatan kapabilitas APIP.
6. Peningkatan kompetensi APIP melalui e-Learning oleh
BPKP 30
DRAF  PEDOMAN DAPAT DIUNDUH DI WEB BPKP
31
32
33
34
35
TERIMAKASIH
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Jl. Pramuka 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 (hunting)
Web: http://www.bpkp.go.id
email: warta_pengawasan@bpkp.go.id

hananto.widhiatmoko@bpkp.go.id
36

Anda mungkin juga menyukai