Makalah Ali Bin Abi Thalib
Makalah Ali Bin Abi Thalib
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam peranya sebagai nabi terakhir dan sang revolution akbar Nabi
Muhammad SAW, beliau hanya memiliki ahli waris seseorang putri yang bernama
fathimah istri Ali Bin Abi Thalib maka dari itu beliau harus segera menentkan siapa
pengganti beliau saat beliau wafat nanti. Kemudian disaat beliau wafat masalah
kepemimpinan pada saat itu adalah masalah yang palin pertama dan utama bagi kaum
muslimin atau umat islam di seluruh penjuru dunia. Setelah Nabi wafat pun tak bisa
dihindari bahwasanya terjadi banyak pepecahan antara kaum muhajirin dan kaum
anshar sehubungan dengan banyaknya pepecahan pada akhirnya kedua belah pihak
kelompok tersebut bersepakat.
Ciri khas Khulafaur Rasyidin adalah teladan kehidupan Nabi yang masih
berpengaruh pada sikap dan perilaku muslim. Dalam menghadapi kesulitan Negara,
khalifah tidak pernah bertindak sendiri selalu mengutamakan musyawarah
(demokratis). Mereka di pilih secara musyawarah. Mereka tinggal dimadinah, dan juga
menjadi pusat pemerintahan mereka kecuali Ali Bin Abi Thalib yang memilih kuffah
di Iraq sebagai ibukota pemerintahan. Maka dari itu kami akan sedikit menjelaskan
dakwahnya Ali Bin Abi Thalib.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
Setelah peristiwa pembunuhan Ustman bin Affan, kota Madinah di landa keregangan
dan kericuhan. Walikota Madinah, al-Ghafiqi ibn Harb, mencari-cari orang yang pantas untuk
di baiat sebagai khalifah. Penduduk mesir meminta Ali untuk memangku kekhalifahan namun
Ali enggan dan menghindar. Para penduduk khuffah mencari Zubair ibn al-Awwam, namun
merekat tak menemukanya. Para penduduk Bashrah meminta Thalhah untuk menjadi khalifah
namun ia tidak memenuhi permintaan mereka.
Akhirnya mereka menetapkan bahwa yang paling bertangung jawab adalah penduduk
Madinah. Kami akan memberi kalian waktu dua hari, jika selama waktu tersebut kalian tidak
menghasilkan keputusan, demi Allah, kami akan membunuh Ali, Zubair dan Thalhah, dan
banyak orang lainya.
Maka orang-orang madinah mendatangi Ali dan berkata “Kami membaiatmu, karena kau
telah menyaksikan rahmat yang di turunkan oleh Allah bersama islam dan karena saat ini kita
menghadapi ujian yang sangat berat berupa konflik antara berbagai kota”
Ali menjawab, “Tinggalkanlah aku, carilah orang lain yang lebih baik dari aku, karena
aku akan menghadapi perkara yang sangat rumit. Namun mereka tetap bersikukuh membaiat
Ali bin Abi Thalib. Tindakan mereka di dukung oleh kaum Muhajirin dan Anshar, serta
kelompok-kelompok yang lainya. Akhirya Ali di baiat secara beramai-ramai pada hari jum’at
24 Juni 656 M/5 Zulhijjah 35 H di Masjid Nabawi Madinah, Untuk menjadi pengganti
Ustman bin Affan sebagai khalifah ke-4.3[3]
3
sebagai gubernur kuffah, Qais Ibnu Sa'ad sebagai gubernur Mesir, Ubaidah Ibnu Abbas
sebagai gubernur Yaman.
Dengan dikuasainya Syiria oleh muawiyah, yang secara terbuka menentang Ali dan
menolah meletakan jabatan Gubernur, memaksa khalifah bertindak. Pertempuran secara
muslim terjadi lagi, yaitu antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah di kota Shiffin dekat
sungai Eufrat pada tahun 37 H. Khalifah Ali mengerahkan pasukan 50.000 untuk menghadapi
psukan muawiyah. Sebenarnya pihak Muawiyah telah terdesak dan 7000 pasukan terbunuh.
Pihak muawiyah lalu mengangkat al-Qur’an sebagai tanda Tahkim (Arbitase).
Dalam Tahkim, Khalifah di wakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari, sdangkan muawiyah di
wakili oleh Amr bin Al-Ash yang terkenal cerdik. Dalam Tahkim tersebut Khalifah dan
Muawiyah harus meletakan jabatan, pemilihan baru harus di lakasanakan. Abu Musa pertama
kali menurunkan Ali sebagai khalifah. Akan tetapi Amr bin Al-Ash berlaku sebaliknya, ia
tidak menurunkan muawiyah, tetapi justru mengangkat Muawiyah sebagai Khalifah, karena
4
5
Ali bin Abi Thalib sudah di turunkan oleh Abu Musa. Hal ini menyebabkan lahirnya
Golongan Khawarij (keluar dari barisan Ali).6[6]
Pembangunan kota Kuffah ini dimaksudkan sebagai salah satu cara Khalifah Ali Ibnu Abi
Thalib mengontrol kekuatan Muawiyah yang sejak semula tidak mau tunduk terhadap
perintahnya. Karena letaknya yang tidak begitu jauh dengan pusat pergerakan Muawiyah Ibnu
Abi Sufyan, maka boleh dibilang kota ini sangat strategis bagi pertahanan Khalifah
6
Khalifah Ali bin Abi Thalib menyadari bahwa saat-saat yang di wartakan oleh
Rasulullah SAW, telah semakin dekat. Terbayang kembali di pelupuk matanya wajah sang
kekasih fatimah sang bunga, juga ayah mertuanya yang mulia Muhammad SAW. Ali sangat
menyakini bahwa ia akan terbunuh karena Nabi SAW, telah mengabarkan hal itu kepadanya.
Benarlah sabda Rasul yang jauh hari telah mengabarkan kematian Ali, “ketika kaum khawarij
di serang dan di binasakan di Nahrawan, mereka bersepakat membunuh Ali, Muawiyah, dan
amr ibn al-Ash”.
Beberapa sejarah menyebutkan bahwa tiga orang khawarij yaitu Abdurrahman ibn
Amr, al-Burk ibn Abdullah al-Tamimi dan Amr Bakr al-Tamimi. Mereka dendam kepada
yang membunuh sauda-saudara mereka.
Salah seorang dari mereka berkata, “apakah yang akan kita lakukan untuk membalas kematian
mereka?”, alangkah baiknya kita untuk mendatangi dan para penguasa itu.
Akhirnya muncul kesepakatan, Abdurrahman ibn Amr membunuh Ali, al-Burk
membunuh Muawiyah, Amr ibn Bakr membunuh Amr ibn al-Ash. Mereka berjanji tidak
seorang pun yang boleh pulang ke rumah hingga sasaranya terbunuh. Mereka sepakat
melaksanakan rencana tersebut pada tanggal 17 Ramadhan.
Tanggal 17 Ramadhan pun telah tiba. Tak terlintas sedikitpun di pikran Ali, bahwa
hari yang di nantinya telah tiba. Seperti biasanya Ali bangung pagi untuk membangunkan
orang shalat subuh. Namun, Ali belum jalan jauh dari Rumahnya, ibn muljam menebaskan
pedangnya hingga ia jatuh dan ke tengkuk Ali. Sehingga darah mengalir membasahi
jenggotnya. Akhirnya tanggal 21 Ramadhan 40 H, Malaikat Maut menjemput Khalifah Ali
Bin Abi Thalib. Ia menjadi khalifah 4 Tahun 9 bulan dan 6 Hari. 7[7]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
7
Khalifah ke empat adalah Ali bin Abi Thalib putra dari Abi Thaib bin Abdul Muthalib. Ali
adalah keponakan dan menantu nabi Muhammad SAW. Ia Adalah Pahlawan yang sangat
gagah berani, penasihat yang bijaksana, penasehat hukum dan pemegang teguh tradisi,
seorang sahabat sahabat sejati.
Ali di baiat secara beramai-ramai pada hari jum’at 24 Juni 656 M/5 Zulhijjah 35 H di
Masjid Nabawi Madinah, Untuk menjadi pengganti Ustman bin Affan sebagai khalifah ke-4.
Usaha-usaha Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib mendapat persoalan yang sangat rumit,
meskipun ia mendapat tantangan yang sangat luar biasa. Ali tetap mempunyai tujuan agar
masyarakat merasa aman, tentram dan sejahtera. Usaha-usaha yang dilakukannya
diantaranya :
1. Memecat Kepala-kepala Daerah Angkatan Usman.
2. Menarik Kembali Tanah Milik Negara
3. Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)
Setelah selesai pembaiatan Ali, Thalhah, az-Zubair dan beberapa pemuka Sahabat. Guna
menuntut, pertama, Ali harus memulihkan ketertiban di dalam Negeri. kedua, penegakan
hukum dan menegakan qishash atas kematian Ustman. Tetapi Ali tidak menghiraukan
tuntutan mereka, maka terjadilah perang Jamal. Di namakan perang jamal karena Aisyah
menaiki unta dalam perang tersebut.
Dengan dikuasainya Syiria oleh muawiyah, yang secara terbuka menentang Ali dan
menolah meletakan jabatan Gubernur, memaksa khalifah bertindak. Pertempuran secara
muslim terjadi lagi, yaitu antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah di kota Shiffin, perang
ini di kenal dengan Perang Siffin.Disamping Ali mengurusi masalah yang begitu rumit. Ali
Pun bisa menorehkan prestasi, di antaranya: Perkembangan di Bidang Ilmu Bahasa, dan
perkembangan dalam pembangunan.
Tanggal 17 Ramadhan Ali di hadang dan di tebas dengan pedang, Sehingga darah
mengalir membasahi jenggotnya. Akhirnya tanggal 21 Ramadhan 40 H, Malaikat Maut
menjemput Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Ia menjadi khalifah 4 Tahun 9 bulan dan 6 Hari.
2. Saran
Demikian makalah yang bisa kami sampaikan. Sekiranya isi dalam makalah ini dapat
memberika pemahaman dalam khazanah intelektual kita.Mohon ma’af apabila ada kesalahan
penyampaian dalam makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul” STRATEGI
DAKWAH DAN KEBERHASILANNYA ALI BIN ABI THALIB “
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Sifauddin M.Pd yang
telah membantu kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang sejarah, biografi dan dakwa Ali Bin Abi Thalib, yang
kami buat dengan seringkas mungkin, agar pembaca bisa lebih memahaminya .
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada Makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang Strategi Dakwah Dan Keberhasilannya Ali Bin Abi
Thalib
Penulis
MAKALAH
“ Strategi Dakwah Dan Keberhasilannya Ali Bin
Abi Thalib “
Kelompok 8
Nama kelompok :
Atma safitin ( 08 )
Diva ayu pratiwi. F
Sitta azimatul ulya
MAN 1 TUBAN
Tahun Pelajaran 2019/2020