Anda di halaman 1dari 5

ILMU BAHAN

Standart dan pengkodean


Standarisasi material
Aturan yang dilakukan oleh asosiasi, institusi suatu Negara produsen material yang meliputi pengaturan,
cara penulisan, pengelompokan, pengklasifikasian, penserian suatu material. Adanya standar yang jelas,
semua kalangan akan memperoleh atau mendapatkan jaminan yang sesuai tentang material. Sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman, atau salah mengartikan tentang material yang disepakati.

Standart material logam


Dikalangan dunia teknik ada beberapa standar yang berlaku tentang material logam.
Standar ini lahir dari Negara-negara yang memiliki industry kuat seperti Amerika, Inggris, Jerman,
Belanda dan Jepang. Standar yg berlaku:
• ASTM (American Sytem for Testing Material)
• AISI (American Iron and Steel Institute)
• UNS (Unifield Numbering System)
• AA (Aluminum Association)
• SAE (Society Automotive Engineering)
• DIN (Deutsches Institut fur Normung)
• JIS (Japanese Industrial Standard)
Adapun cara yang ditentukan AISI dan SAE dalam menetapkan standarisasi baja karbon sebagai
berikut :
a. Sistem Angka
1) Angka pertama menunjukkan jenis – jenis baja karbon dan paduannya, contoh :
• Angka 1 untuk baja karbon 1xxx
• Angka 2 untuk baja karbon dengan paduan nikel 2xxx
• Angka 3 untuk baja karbon dengan paduan nikel dan chrom 3xxx
• Angka 4 untuk baja karbon dengan paduan molybdenum 4xxx
Jenis dan prosentase campuran menurut AISI – SAE yaitu :
 Baja paduan rendah,
1. Baja mangan (1,75 Mn) 13xx 7. Baja chrom nikel molyben
2. Baja nikel : • 1,80 Ni; 0,50; 0,80 Cr; 0,25 Mo
 3,50 Ni 23xx 43xx
 5,00 Ni 25xx • 1,05 Ni; 0,45 Cr; 0,20 Mo 47xx
3. Baja nikel – chrom : • 0,55 Ni; 0,50; -0,65 Cr; 0,20 Mo
 1,25 Ni; 0,65 Cr 31xx 86xx
 3,50 Ni; 1,55 Cr 33xx • 0,55 Ni; 0,50 Cr; 0,25 Mo 87xx
4. Baja molybden (0,25 Mo) 40xx • 3,25 Ni; 1,20 Cr; 0,12 Mo 93xx
5. Baja chorm molyben • 1,00 Ni; 0,80 Cr; 0,25 98xx
(0,50 – 0,85 Cr ;0,12 – 0,20 Mo) 8. Baja chrom :
41xx • 0,28 – 0,40 Cr 50xx
6. Baja nikel molyben • 0,80; 0,90; 0,95; 1,00 – 1,50 Cr
 1,55 – 1,80, 0,20 – 0,25 Mo 46xx 51xx
9. Baja chrom karbon (0,50; 1,00 – 1,45 Cr – 1,00 c)
 3,50 Ni, 0,25 Mo 48xx
5xxxx
10. Baja chrom vanadium (0,80; 0,95 Cr; 0,10; 1,15
Va) 61xx
11. Baja mangan silicon (0,85 Mn; 2,00 Si) 92xx
 Baja tahan karat dan tahan panas
1. Baja chrom, nikel, mangan
(austenitic) 2xx
2. Baja chrom, nikel (austenitic) 3xx
3. Baja chrom (martensitic) 4xx
4. Baja chrom rendah 5xx
2) Angka kedua menunjukkan prosen campuran baja yangmendekati, misal :
AISI dan SAE 23xx adalah menunjukkan baja karbon paduan nikel dengan campuran nikel kira
kira 3 %.
3) Dua angka terakhir menunjukkan jumlah prosen karbon yang mendekati. Contoh pembacaan:
- AISI – SAE 1095 adalah baja karbon dengan kandungan karbon sebesar 0,95%
- AISI – SAE 3395 adalah baja karbon dengan paduan nikel - chrom, dengan campuran nikel
kira – kira 3,5 %, chrom kira-kira 1,55% dan kandungan karbon sebesar 0,95 %.
b. Sistem Huruf
Huruf awal memberi arti pada dapur yang digunakan dalam proses peleburan pada pembuatan baja, yaitu
sebagai berikut :
a. Huruf A untuk baja karbon yang dihasilkan dari dapur Siemens Martin
b. Huruf B untuk baja karbon yang dihasilkan dari dapur Bessemer
c. Huruf C untuk baja karbon yang dihasilkan dari dapur Open Heart untuk baja karbon basa
d. Huruf D untuk baja karbon yang dihasilkan dari dapur Open Heart untuk baja karbon asam
e. Huruf E untuk baja karbon yang dihasilkan dari dapur listrik
contoh: AISI C1050 artinya: material baja karbon yng proses peleburan menggunakan Tungku basic open
hearth, kadar karbon pada baja 0,50%

Penulisan standar alumunium


Standarisasi aluminium digunakan untuk menggolongkan logam aluminium paduan berdasarkan
komposisi kimia, penetapan standarisasi logam aluminium menurut American Society for Materials
(ASTM) mempergunakan angka dalam menetapkan penggolongan aluminium paduan.
Adapun cara–cara yang ditentukan ASTM dalam menetapkan penggolongan aluminium paduan sebagai
berikut :
• Aluminium murni (kandungan aluminium sebesar 99%) 1xxx
• Copper 2xxx
• Manganase 3xxx
• Silicon 4xxx
Adapun cara–cara yang ditentukan ASTM dalam menetapkan penggolongan aluminium paduan sebagai
berikut :
• Aluminium murni (kandungan aluminium sebesar 99%) 1xxx
• Copper 2xxx
• Manganase 3xxx
• Silicon 4xxx
• Magnesium 5xxx
• Magnesium dan silicon 6xxx
• Zincum 7xxx
• Elemen – elemen yang lain 8xxx

SISTEM ANGKA
1. Angka Pertama, menunjukkan jenis – jenis unsur paduan yang terdapat pada logam
aluminium.
2. Angka Kedua, menunjukkan sifat khusus misalnya : angka kedua menunjukkan bilangan nol
(0) maka tidak memerlukan perhatian khusus dan jika angka kedua menunjukkan angka satu
(1) sampai dengan sembilan (9) memerlukan perhatian khusus.
contoh pembacaan
• ASTM 2017 artinya Adalah paduan aluminium – cupper tanpa perhatian khusus dan mengalami
modifikasi dari paduan Al – Cu
• ASTM 2117 artinya Adalah paduan aluminium – magnesium tanpa perhatian khusus dan
mengalami modifikasi dari paduan Al - Mg
• ASTM 5056 artinya Adalah paduan aluminium – magnesium dengan perhatian khusus dan
mengalami modifikasi dari paduan Al – Mg
• ASTM 1030 artinya Adalah aluminium murni tanpa perhatian khusus, dengan kadar aluminium
sebesar 99,30%
• ASTM 1130 artinya Adalah aluminium murni dengan perhatian khusus dengan kadar aluminium
sebesar 99,30%
• ASTM 1230 artinya Adalah aluminium murni dengan perhatian khusus dengan kadar aluminium
sebesar 99,30

PERLAKUAN PADUAN ALUMINIUM


Untuk memperbaiki kekuatan dan kekerasan aluminium paduan dapat dilakukan perlakuan
panas atau perlakuan dingin (proses heat treatment) tetapi tidak semua aluminium paduan
dapat dilakukan proses heat treatment. Untuk itu aluminium paduan yang dapat dilakukan
perlakuan panas dapat dilihat pada tabel berikut.

Perlakuan Alumunium Contoh Standart tembaga

Contoh Standar Tembaga


Pengaruh unsur paduan baja
Bahan yang diklasifikasikan sebagai baja karbon mungkin juga mengandung sejumlah kecil unsur lain,
seperti kromium, nikel, molibdenum, tembaga, vanadium, niobium (columbium), fosfor, dan belerang.
Setiap unsur yang ditambahkan pada bahan dasar besi akan memberikan pengaruh terhadap sifat akhir
dan bagaimana bahan itu bereaksi selama proses fabrikasinya.

Berikut adalah beberapa unsur yang biasa ditambahkan ke besi dan pengaruhnya terhadap baja:
1. Karbon
Karbon adalah unsur paduan paling penting dalam baja dan kandungannya dapat mencapai
hingga 2%. Meskipun sebagian besar baja yang dilas harus memiliki karbon kurang dari 0,5%.
Karbon dalam baja dapat terlarut dalam besi atau membentuk senyawa, seperti besi karbida
(Fe3C).Peningkatan jumlah karbon akan meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik serta
respons terhadap perlakuan panas atau hardenability. Di sisi lain, peningkatan jumlah karbon
akan mengurangi kemampuan las, menurunkan mampu bentuk, keuletan dan konduktifitas.
2. Mangan
Mangan akan terlarut dalam Fe alpha sampai maksimum 3% dan bersifat memperkeras ferit,
namun diiringi dengan berukurangnya sifat plastisitasnya.Baja biasanya mengandung setidaknya
0,3% mangan, yang bertindak dengan tiga cara yaitu: membantu deoksidasi baja, mencegah
pembentukan inklusi besi sulfida, dan meningkatkan kekuatan melalui peningkatan
hardenability. Mangan juga mampu meningkatkan ketanggunhan dan mampu mesin.Kandungan
mangan dalam baja dapat mengurangi terjadinya rapuh panas dan dingin yang disebabkan oleh
adanya belerang (sulfur).
3. Belerang
Belerang atau sulfur merupakan unsur yang dianggap sebagai pengotor yang tidak diinginkan
dalam baja.Sulfur bersifat merugikan terhadap kualitas baja. Sulfida besi yang terbentuk FeS
bersifat sangat rapuh dan bertitik lebur rendah. Pada Pengerjaan panas seperti rolling, kehadiran
FeS mengakibatkan rapuh panas.Kandungan sulfur yang melebihi 0,05% cenderung
menyebabkan kerapuhan dan mengurangi kemampuan las.Walaupun demikian, penambahan
sulfur hingga mencapai 0,1% sampai 0,3% akan cenderung meningkatkan sifat machinability
baja, namun menurunkan kemampuan lasnya. Jenis baja dengan kandungan sulfur tinggi biasa
disebut free machining.
4. Silicon
Silikon merupakan unsur pembentuk ferit. Silikon menaikan temperature A1 dan A2. Silikon
memberikan pengaruh terhadap proses grafitisasi, dan bersama mangan bertindak sebagai
stabilator karbida.Baja biasanya hanya mengandung jumlah kecil silikon (sekitar 0,2%) pada
baja canai (rolled steel) dimana silikon digunakan sebagai deoxidizer selama proses steel
making. Namun, dalam baja cor bisa mengandung silicon antara 0,35-1,0%. Silikon larut dalam
kristal besi dan cenderung memberikan pengaruh terhadap kekuatan.Bersama dengan mangan,
silicon dapat meningkatkan hanrdenability, kekutan dan ketangguhan baja.Logam las biasanya
mengandung sekitar 0,5% silikon yang berfungsi sebagai deoxidizer.Logam pengisi dengan
kandungan silikon digunakan untuk pengelasan pada permukaan bersih. Tingginya silikon akan
menghasilkan kekuatan logam las yang sangat nyata, namun diikuti dengan penurunan keuletan
yang dapat menyebabkan terjadinya retak.

5. Fosfor
Fosfor dianggap sebagai unsur pengotor yang tidak diinginkan dalam baja. Fosfor akan terlarut
dalam baja jika kandungannya kurang dari 1%. Jika kandungannya berlebih, maka fosfor akan
membentuk endapan Iron phosphide Fe3P yang sifatnya rapuh. Kehadiran besi fosfida
menyebabkan baja akan mengalami retak cold short Ketika mendapat pengerjaan dingin.Untuk
kebanyakan baja karbon, sulfur umumnya ditetapkan sampai 0,04%. Pada baja yang dikeraskan,
kehadiran unsur fosfor cenderung menyebabkan embrittlement.Pada baja paduan rendah
kekuatan tinggi, fosfor dapat ditambahkan dalam jumlah hingga 0,10% untuk meningkatkan
kekuatan, meningkatkan mampu mesin, dan ketahanan korosi.
6. Chromium
Chromium adalah elemen paduan yang berpengaruh kuat dalam baja. Krom ditambahkan karena
dua alasan utama: pertama, krom sangat meningkatkan kemampu kerasan baja; kedua, krom
secara nyata meningkatkan ketahanan korosi besi baja.Kehadiran krom pada beberapa baja
dapat menyebabkan kekerasan yang berlebihan dan retak yang berdekatan dengan lasan. Baja
tahan karat dapat mengandung kromium melebihi 12%.Chrome dalam baja dapat membentuk
senyawa krom karbida yaitu Cr7C3 atau Cr23C6 atau membentuk karbida ganda dengan besi.
Karbida karbida ini merupakan senyawa padat yang sifatnya sangat keras yang lebih keras dari
cementite.Krom merupakan unsur pembentuk ferit. Krom menurunkan garis temperature A4 dan
meningkatkan temperature A3 sehingga mampu menstabilkan fasa ferit.Namun demikian, unsur
krom dapat mempercepat pertumbuhan butir dan meningkatkan kerapuhan baja.
7. Molybdenum
Unsur molibdenum adalah unsur pembentuk karbida yang kuat dan biasanya terkandung pada
baja paduan dalam jumlah kurang dari 1,0%. Beberapa karbida Molybdenum adalah Mo2C dan
karbida ganda seperti Fe4Mo2C dan Fe21MoC6. Molybdenum dalam baja dapat meningkatkan
ketahanan korosi, kekuatan dan ketahanan mulur pada temperature tinggi. Mo dalam jumlah
kecil sangat efektif menurunkan laju transformasi, menggeser hidung kurva diagram TTT ke
arah kanan.
8. Nikel
Nikel merupakan unsur pembentuk austenitm dengan menaikkan temperature A4 dan
menurunkan temperature A3. Penambahan lebih dari 25% nikel ke dalam besi murni, akan
menghasilkan paduan austenite murni pada temperature kamar.Nikel ditambahkan pada baja
untuk meningkatkan kemampu kerasan. Nikel dapat berkinerja baik karena mampu
meningkatkan ketangguhan dan keuleta, ketika melakukan peningkatan kekuatan dan kekerasan
baja.Selain itu, Nikel sering digunakan untuk meningkatkan ketangguhan baja pada temperature
rendah. Nikel memberikan pengaruh penghalusan butir, mengurangi koefisien ekspansi panas.
9. Vanadium
Vanadium merupakan pembentuk karbida yang kuat. Dalam baja vanadium membentuk senyawa
vanadium karbisa VC yang mampu menghambat pertumbuhan butir. Hadirnya vanadium akan
meningkatkan temperature pertumbuhan butir austenite. Penambahan vanadium akan sangat
efektif dalam menghasilkan peningkatan hardenability baja walaupun dalam jumlah yang sangat
kecil. Vanadium mampu menahan pelunakan pada temperature tinggi.Vanadium umumnya
ditambahkan dalam jumlah terbatas. Penambahan yang lebih besar dari 0,05%, bisa
meningkatkan kecenderungan menjadi rapuh selama proses perlakuan thermal stress relief.
10. Columbium
Columbium disebut juga Niobium, seperti vanadium, adalah niobium umumnya dapat
meningkatkan hardenability baja. Namun, karena afinitasnya yang kuat terhadap karbon,
niobium dapat bersenyawa dengan karbon dalam baja, sehingga mengakibatkan penurunan
hardenability.

Anda mungkin juga menyukai