BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin ini terbuat dari beberapa komponen utama dengan menggunakan motor
bensin 5 hp dan menggunakan gear box untuk memperlambat kecepatan. Transmisi
menggunakan sabuk V dan untuk rangka mesin menggunakan plat siku dengan
ketebalan 5mm. Selain itu, salah satu komponen yang akan diuji pada penelitian ini
yaitu sudu yang berada di dalam tabung, berfungsi sebagai pengaduk dan pembawa
tanah ke penyaringan.
pembawa tanah ke penyaringan. Berikut desain sudu pada mesin penyaring tanah liat
sebagai bahan baku batu bata asab/tempel yang sudah ada
Bahan
Sisa Saringan
Sisa Saringan
Sisa Saringan
pada sisi kanan
cenderung
Sisa Saringan
sedikit
pada sisi kiri
banyak
Sudu miring
Penyaring
Gambar 2.4 Sudu Miring
Berdasarkan data dari pengujian kedua sudu di atas masih terdapat beberapa
kekurangan. Diharapkan pada penelitian ini dengan membuat model sudu miring
bertingkat dapat bekerja lebih baik dari kedua model sudu di atas.
8
2.3.2 Sabuk
Sabuk–V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan
tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk mentransmisikan
tarikan dengan beban berat. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh
bentu baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang
relative rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika
dibandingkan dengan sabuk rata (Sularso,1987). Gambar 2.3 menunjukan berbagai
porsi penampang sabuk-V yang umum dipakai.
9
1. Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak bersuara,
sehingga akan mengurangi kebisingan.
2. Penggunaan sabuk yang dapat selip, maka jika terjadi kemacetan atau gangguan
pada salah satu elemen tidak akan menyebabkan kerusakan pada elemen lain.
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉= (𝑚/𝑠)………………….…………………...............................(2.2)
60.1000
1. Poros Transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket
rantai.
2. Spindel
Spindel adalah poros yang memiliki transmisi relatif pendek, seperti poros
utama mesin perkakas, beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus
dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk dan ukurannya
harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang yang
tidak mendapat beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur.
Untuk perencanaan sebuah poros terdapat beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut (Sularso,1987) :
1. Kekuatan Poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima beban puntir atau
lentur atau gabungannya. Perlu juga diperhatikan jika poros mendapat alur pasak
atau mengalami pengecilan diameter (poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan
mampu untuk menerima semua beban tersebut.
2. Kekauan Poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi puntirannya
harus besar, misalnya pada kotak roda gigi. Oleh karena itu disamping
kekuatannya harus diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin yang akan
dilayani.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga tertentu akan
menimbulkan getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kristis. Jika mungkin poros harus direncanakan dengan putaran kerja dibawah
putaran kristisnya.
12
4. Bahan Poros
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang tahan terhadap korosi, terutama
untuk poros yang bersinggungan langsung dengan fluida yang korosif dan poros
mesin yang sering berhenti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada batas-
batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi. Poros yang biasa
digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari
baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel,
baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun
demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga
akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
dapat diambil kecil. Jika factor koreksi adalah ƒc maka daya rencana Pd (kW) sebagai
patokan adalah (Sularso, 1987)
Pd = ƒcP (kW)............................................................................................................(2.4)
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan 0,735
untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana) adalah T(Kg.mm)
maka (Sularso, 1987)
𝑇 )(2𝜋𝑉)
(1000
𝑃𝑑 = 60 ..................................................................................................(2.5)
120
sehingga
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 × 105 ...................................................................................................(2.6)
𝑁
Bila momen rencana τ (Kg.mm) dibedakan pada suatu diameter poros ds (mm),
Tegangan geser yang diizinkan τa (Kg.mm2) untuk pemakain umum pada poros
dapat diperoleh dengan berbagai cara. τa di hitung atas dasar batas kelelahan puntir
yang besar diambil 40% dari batas kelelahan Tarik yang besarnya kira-kira 45% dari
kekuatan Tarik τB (Kg.mm2). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan
Tarik τB, sesuai dengan standart ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan
diambil sebesar 1/8,18 = 5,6. Harga 5,6 ini di ambil untuk bahan SF dengan kekuatan
yang dijamin, dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa, dan baja paduan.
Faktor ini dinyatakan dengan Sƒ1.
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh
kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh-pengaruh
ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sƒ2 dengan harga
sebesar 1,3 sampai 3,0. Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
(Sularso, 1987)
14
𝜎𝐵
𝜏a = ).......................................................................................................(2.8)
(𝑆ƒ1 𝑥 𝑆ƒ2 )
Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor koreksi
yang dianjurkan oleh ASME juga dipakai disini. Faktor ini dinyatakan dengan Kt,
dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikit
kejutan atau tumbukan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar.
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terjadi atas
momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakain dengan
beban lentur dimasa mendatang. Jika memang akan diperkirakan akan terjadi
pemakian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan pemakain faktor Cb yang
nilainya antara 1,3-2,3. Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka
Cb diambil sama dengan 1,0.
2.4.2 Pasak
Pasak merupakan elemen dari suatu mesin yang dipakai untuk menetapkan atau
mengunci bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, pulley, kopling sehingga
mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan pasak dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub (bos) sebagai
tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Hal-hal penting yang diperhatikan dalam mendesain sebuah pasak, antara lain :
1. Bahan pasak yang digunakan harus lebih lemah daripada bahan poros dan bahan
yang akan dipasangkan pada poros.
2. Gaya tangensial yang bekerja
3. Tegangan geser yang terjadi
4. Faktor keamanan
5. Torsi yang ditrnasmisikan oleh poros
6. Torsi akibat gaya geser
2.5 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang usia pemakianya, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.6 . Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros suatu mesin bekerja dengan baik.
( Sularso,1987 )
putih berdasar Sn dan logam putih berdasar Pb. Keduanya dipakai sebagai
lapisan pada logam pendukungnya.
2.6 Roda Gigi
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat.
Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh
gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda gigi sering digunakan karena dapat
meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu roda gigi juga memiliki beberapa
kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu : Sistem transmisinya
lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga
konstruksinya sederhana. Kemampuan menerima beban lebih tinggi. Efisiensi
pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil. Kecepatan
transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran
yang kecil dan daya yang besar. Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan
sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan
kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda gigi dengan putaran yang terputus-
putus. Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir
tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama (Sularso ,1987)