METODE KOLOM GROUTING UNTUK MENGATASI
LIKUIFAKSI TANAH DI BAWAH PONDASI
M. Suherman
RINGKASAN
Grouting merupakan suntikan bahar: cair ke dalam rongga-rongga tanah atait ruang antara tanah dengan
bangunan di dekamnya, biasanya dilakukan melalut lobang bor dan diberi tekanan. Kebanyakan grouting
didesain untuk memperoleh perubahan sifat tanah dengan secara serentak atan melalui jangka waktu,
setelah dilakukan injeksi
Tujuan utama dari teknit grouting adalah untuk mendapatkan yang lebih kuat, lebih padat, dan kurang
permeabel pada tanah atau batuan. Hal ini juga merupakan perlakuan sederhana untuk mengisi rongga
yang tak dapat dicapai dan atau menjaga transfer tegangan dalam tanah atan dari struktur ke dalam tanh,
Grouting terhadap tanah pondasi dimaksudkan untuk menambah stabilitas dan mereduksi_kompresibilitas
bail: bersifat permanen maupus sementara.. Tanah non Kohesif dengan gradasi tidak lebih halus dari pasir
‘medium, pemberian semen grouting sering dilakukan dengan menggunakan tekanan rendah.
SUMMARY
Grouting is defined as the injection of fluidized materials into voids of the ground or space between the
ground and adjacent structures, generaily through borholes and under pressure. Many grouts are designed
{0 set after injection, either instantly or over a period of time. The main objective of grouting is fo produce a
Stronger, denser and less permeability soil or rock. It may aiso simply serve to fill voids which are otherwise
inaccessible and or may prevent adequate stress transfer within the ground or from a siructure (o the ground
Foundation grouting for increasing stability and reducing compressibility, if may serve as a permanent or
temporary function. The cohesionless soils with gradings no finer than the medium sand, the infection of
‘cement grouting can often to be dealt with by low pressure,
1. PENDAHULUAN sekeliling tiang akan mengekecil__akibat
meneaimnya tanah, Hal ini mengakibatkan tiang
pancang tidak lagi berfungsi sebagai pondasi
dalam, tetapi berperilaku sebagai kolom langsing
yang bisa mengalami tekuk yang berakibat
kerusakan pada bangunan atas,
Dalam pengkajian ini mencoba _menganalisis,
penerapan pondasi dengan menggunakan kolom
grouting pada pondasi _jembatan overpass
Danawinangun Sta 209+ 270 yang berada pada
jalan tol Palimanan — Cirebon Jawa Barat
‘Suatu konstruksi tidak selamanya dibangun di atas
tanah dalam kondisi cukup balk, tetapi kadang kala
konstruksi yang aken dibangun diletakan di atas,
lapisan tanah yang. secara_teknis Kurang
menguntungkan ditinjau dari segi geoteknik.
‘Apabila korstruks! terpaksa harus dibangun di atas
tanah yang kurang menguntungkan seperti tanah
lunak yang kompresibilitasnya tinggi atau lapisan
pasir halus bersifat lepas atau pasir lanauan yang
berlokasi di daerah gempa, maka tanah ini akan
mengalami likuifeksi, Berkurangnya daya dukung
tanh merupakan suatu proses Karena
meningkatnya tekanan air pori secara berlebihan He One KOEOm Creu Ne
ketika atau sesaat setelah gempa terjad,
Untuk bangunan yang berada di atas pondasi
dangkal dan dibuat cukup kuat untuk menahan,
deformasi yang berlebihan, maka pada saat
terjadi likuifaksi, angunan tersebut bisa beruban
posisi_ menjadi miring. Untuk bangunan yang)
didirixan di atas pondas' tiang pancang, maka bila,
likuifaksi terjadi tekanan tanah yang bekerja di
stumalLitbang Jalan, Volume 25 No.2 Js 2004
Salah satu metode untuk mengetasi_likuifaksi
tanah pasir atau kepasiran adalah dengan cara jet
grouting, di mana cara ini pada dasamya adalah
meningkatkan sifat teknis tanah pasir menjadi
tanah yang lebih padat. Teknik’ grouting ini
dllakukan dengan menginjeksikan bahan grouting
(campuran semen dan air) pada lapisan tanah
sampai kedalaman tertentu, sehingga terjadi kolom
=kolom semen,Gambar 1. Kinerja Jet Grouting
2.4 Kriteria Desain Kolom Grouting
Kriteria desain yang dipilih adalah _menghitung
rasio ketahanan likuifaksi yaitu sama dengan rasio
regangan geser tanah akibat _percepatan
tambahan, dan dapat dituls
t
ce 1)
o0'),
Hal ini dapat diperoleh untuk meningkatkan nilal
sondir q. dan nilai SPT Nyy yang dibutuhkan untuk
mengatasi liquifaksi, dengan asumsi faktor
keamanan Fk= 15.
Kriteria desain hasil perhitungan
a, Nilai qe atau Nex harus meningkat minimal
sebesar 3 kali lipat,
», Nilai' ge minimal harus menjadi sebesar 100
kg/om
¢.Nilai Nspr minimal harus menjadi sebesar 30,
._Nilai kuat tekan bebas qu pada kolom minimal
20 kgicm?
2.2 Prosedur Desain
Prosedur desain menggunakan metode kolom
semen mengacu pada Manual for Design and
Construction of Cement Column Method,
Departement of Highways Thailand dan JICA
(1998), Prosedur desain metputl
Tentukan kondisi desain
2. estan ani wena ar Sakti
kolom
3. Hitung penurunan total dan perbedaan
penurunan
4. Hitung stabilitas dan tegangan tekan pada
kolom
54
Ulangi langkah nomor dua, bila tidak memenuhi
ersyaratan
a. Kondisi Desain
‘+ Desain penurunan
Penurunan total yang dijinkan s = 5 om,
sedangkan perbedaan penurunan yang
dijinkan As = 3,5 om, Faktor keamanan
daya dukung Fk = 3
* Desain pembebanan
Pengaturan tiang dengan pola segi empat.
Tentukan rasio peningkatan, a», yang
‘merupakan indikator tingkat peningkatan
dengan persamaan
a,= Ap
XiXp
dengan pengertian
a, adalah rasio peningkatan
‘Ay adalah luas area yang diperbaiki per kotor.
Xo adalah jarak antar kolom
[2]
Gambar 2. Pengaturan posisi kolom
b. Asumsi kekuatan dan sifat tanah setempat
Lebar tanah yang diperbaiki 8, harus lebih
besar dari % D (kedalaman yang diverbaiki),
Kuat geser tanah yang diperbaiki diperoleh
dari rasio kekuatan kolom dan tanah yang
diperbaiki
63
dengan pengertian
(adalah Kut goser rata rata da tanah yang dperbaki
> adalah kuat geser kolom
uex adalah kekuatan kolom rencana
. Perhitungan Penurunan kolom
‘+. Penurunan kolom grouting,
84= Chom ! Esaom * L 4]
dengan pengertian
Exelon adalah modulus deformasi Kolom (100 q,)
iciem adalah tegangan yang terjadi pada kolom
L™ adalah panjang kolom total
lumaiLitbeng Jelan, Volume 24 No.2 Ju 2004+ Penurunan tanah di bawah kolom
AI
ST (5)
Ap =Vixy severe 6]
y,
4p, = M71
a? 2
Cede
td
tan (9444.1) +(4-n)
2
14
(2 tan 6+ 118 (-— V2 1)tan@ 8]
2
dengan pengertian
SS, adalah penurunan tanch di bawch kolom (om)
‘So adalah penurunan tanpa kolom grouting (cm)
‘Ape adalah beban yang bekerja pada tanah
di bawah kolom (kg/cm*)
‘ap adalah beban total (kgici’)
\Ve__ adalah volume tanah di bawah kotom (om*)
Vi adalah volume total cm")
1' adalah jarak dari tengah kolom (cm)
d-adalah diameter kolom (cm)
8 adalah sudut geser (derajat)
Penurunan total Six = Skt Sp [9]
4. Analisis tegangan pada kolom
Analisis tegangan pada kolom terdii dari
evaluasi tegangan internal dan kapasitas daya
dukung dari lapisan tanah bawah. Evaluasi
kapasitas daya dukung sering diabaikan
apabila lapisan tanah bawah cukup kaku,
Tegangan pada kolom yang berfungsi sebagai
tiang dihitung dengan rumus di bawah ini
dengan asumsi bahwa seluruh_beban
konstruksi yang berada di atas tanah yang
diperbaiki, Faktor keamanan Fs sebesar satu
atau lebih dapat digunakan.
Fs=—det__
PeHs/a,
[10]
dengan pengertian
pe. He adalah beban bangunan di atas. tanah
yang diperbaiki
I, LIKUIFAKSI
Lapisan pasir jenuh air yang menerima beban
getaran, maka pasir tersebut cenderung akan
memadat dengan berkurangnya volume. Jika air
ori yang berada di dalam pasir tidak mengalir
keluar maka tidak akan terjadi pengurangan
volume, sehingga berakibat timbulnya tegangan
lum! tang Jaan, Volume 24 No.2 uk 2008
air pori yang berlebihan. Apabita tegangan air pori
yang berlebih ini besamya menyamai tekanan
tanah total ( overburden pressure), maka tekanan
tanah efektif menjadi nol. Dengan adanya tekanan
efektif nol, maka tanah akan mencair (Ikuifaksi)
menyerupai bubur dan kehilangan daya
dukungnya. Kejadian ini dapat terjadi pada saat
adanya gempa
Getaran tanah ini berakibat timbulnya tegangan
sikli, yang terjadi sedemikian cepatnya sehingga
air por tidak mempunyal cukup-waktu untuk keluar
dan mendisipasikan tegangannya. Tegangan
{geser siklik yang timbul disebabkan oleh rambatan
gelombang geser, gelombang tekan dan
gelombang Rayleigh (SEED, 1982 ; ISHIHARA,
1987).
2.4 Tanah Berpotensi Likuifaksi
Daerah yang banyak —mengalami _tikuifaksi
‘menunjukan bahwa lapisan pasir lepes dan pasir
kelanauan yang jenuh air merupakan tanah yang
paling berpotensi terjadinya ikuifaksi tinggi,
sedangkan pasir padat berpotensi _likuifaksi
rendah,
Menurut TSUCHIDA.1970_ (Committee on
Earthquake Enggineering, 1985), memberikan
klasifikasi potensi bahaya lkuifaksi berdasarkan
gradasi tana Sedangkan SEED & IDRISS,1971
mengklasifkasi potensi_bahaya_—_kuifaksi
berdasarkan kepadatan relat.
Kerik dan tanah lempung pada umumnya tidak
berpotens likuifaksi, Namun demikian hasil studi di
RRC mencatat bahwa likuifaksi terjadi juga pada
tanah lempung dengan kandungan butiran yang
lebih kecll dari 0,005 mm kurang dari 15% dengan
bbatas cair LL kurang dari 35% dan kadar air w
lebih dari 90%.
2.2 Penentuan Potensi Likuifaksi
Ketahanan lkulfaksi tanah dapat diestimasi
dengan menggunakan salah satu dari hasil uji
lapangan atau uji laboratorium. Umumnya yang
lebih praktis digunakan ji lapangan _yaitu
berdasarkan nilai SPT (Test Penetration Standard)
atau dengan rilai qc hasil sondir. Cara evaluasi
ppotensi likuifaksi menggunakan rilai SPT, pertama
kali dikembangkan oleh SEED & IDRISS (1971)
dan kemudian diperbalki oleh SEED dkk (1985),
IWASAKI dkk (1978), TOKIMATSU & YOSHIMI
(1983), IAI dkk (1989) dan Japan Road Association
(1980, 1981). Cara evaluasi dengan menggunakan
nilai sondir dikembangkan oleh SEED dan DE
ALBA (1986), ISHIHARA (1985), SHIBATA dan
TERARAKSA (1988), ROBERTSON — dan
CAMPANELLA (1985).
I, KONDISI TANAH
Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
tanah yang berada di bawah permukaan, maka
55dilakukanpenyelidikan geoteknik —meliputi
penyelidikan lapangan yang berupa penyondiran
dan pemboran disertai_pengambllan contoh,
Pengujan laboratorium dilakukan terhadap contoh
tanah yang diambil bersamaan dengan pekerjaan
pemboran.
Kondisi tanah yang ada pada Jembatan over pass
Danawinangun terietak pada Sta 2094270 Jalan
tol Cirebon - Palimanan Jawa Barat, didasarkan
hasil penyelidikan geoteknik yang berupa
pengujian lapangan dan laboratorium memberikan
‘gambaran sebagai berikut
3.4 Data Lapangan
Dari hasil penyelidikan tanah di lapangan, maka
diperoleh deskripsi tanah seperti tertera pada
Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1
DESKRIPSI TANAH
= ‘SanpaTesn | MaerTOD
ea [peach nes
3.2. Data Laboratorium
Hasil_pemeriksaan tanah di laboratorium dapat
diperoleh seperti Tabel 2 berikut ini
Tabel 2.
PERSENTASE PEMBAGIAN BUTIR
Fem tegen Gar [nota Pen beget
nent [na [baer [a
gaze | sae | 258 | wo
atte | Sir | Hat | ae
toca | Sm | ore | er
}e-tous | sues | S30 | tose
faaeiaa | dae | S07 | 2m
IV, EVALUAS! LIKUIFAKSI DAN DESAIN
KOLOM GROUTING
Dari hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium,
kondisi tanah di daerah penyelidikan didominasi
oleh tanah pasiran berbutir halus sampai kasar
kerikilan dengan konsistensi lepas hingga agak
padat. Kondisi lapisan tanah tersebut diprediksi
rentan terhadap gejala likuifaksi
Ukuifaksi_merupakan gejata_menurunnya _kuat
geser tanah akibat peningkatan tekanan air pori
berlebih, sehingga tanan akan berperiiaku seperti
56
‘mencair (liquid). Likulfaksi banyak terjadi terutama
pada tanah pasir halus dengan tingkat konsistensi
lepas yang dipacu oleh percepatan tambahan yang
terjadi pada tanah, seperti akibat getaran mesin
ataupun gempa bumi. Mengingat pulau Jawa
merupakan salah satu zona aktif gempa dan
mengingat derajat kepentingan struktur, maka
dilakukan evaluasi terhadap likuitaksi
44. Potensi Likuifaksi dengan Metode Shibata
dan Terapaksa
Metode Shibala dan Terapaksa_menggunakan
data sondir dan ukuran parlkel butir tanah. Metode
ini membandingkan rasio regangan geser akibat,
percepatan tambahan terhadap —ketahanan,
likuifaksi tanh,
Rasio regangan geser tanah akibat percepatan
tambahan diperoleh dengan persamaan
sebagai berikut
Z2-)—0.015.2) ....111)
dengan pengertian
7 ai (ato wr goeer tr
Malan magnivde gempa=7.8
Sanh ‘peaapaan gone (ie?)
9 adalah percepatan gravitasi (midetik’)
2 Sioan ucSeeron rer pety avin)
Ge _adalah tekanan tanah di atasnya (kgicm*)
& Sonor, tenants tan a targa
(kgicm?)
Ketahanan likuifeksi diperoleh dengan persamaan
sebagal berikut
} = o.1+0a) Gata) =| (12)
250 a 72)
dengan pengertian
adalah rasio ketahanan terhadap Ikuifaks!
adalah critical tip
7 jh
6540.7) '°
a adalah nilai tahanan konus (kglem)
resistance
1 untuk tanah pasir halus dengan Dsp
20.25 mm
= 250. untukctanah kepasan Dig < 0:25 mm
0.25
ikuran butirlolos 50% (rm)
Jumma ibang Jalen, Volume 21 No.2 Jul 2004Jka ketahanan tkuifaksi lebih kecil dari pada rasio
tegangan geser akibat suatu _percepatan
tambahan, maka tanah tersebut rentan terhadap
lkuifaksi atau
ska] + maka tanah rentan terhadap
60'),
likuifaksi
Hasil evaluasi pada setiap lubang bor ditunjukkan
pada Tabel 3, di bawah ini
Tabel 3.
EVALUASI DENGAN METODE SHIBATA DAN
TERAPAKSA,
mar or Reaaanan| rar | maaan
ery (rack
1. im)
spr (125 | e000 | ones [nats
275 | o7es | 0195 | not ewan
were [S28 | oowo | oar | uti
7s | 0206 | 0261 | tiqutats
sapa_| 276 | oss | ose [que
usps [200 | oxo | 05s [uae
soo | ose [| o,te2 | uit
soo | aco | oz | Liquitas
zoo | asta | os7 | uguts
aso | osse | ozs | gute,
aso | oa | oze1_| Tak quits!
os_| 0200 | 0241 |rdektigufast
s1g0 | 0170 | 0240 | tgutats
unps [200 | o66 [0155 | Tine iguatt
4s | oom | 0735 | Luts,
eco | ote | oz | gute
ooo | coos | oze | quasi
1195_| 0181 [0.240 | ugurat
sae [oa [0257 | muta
Berdasarkan tabel ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tanah pasir dan tanah,
kepasiran rentan terhadap likuifaksi sampai
dengan kedalaman 8,75 meter, sedagkan lapisan
pasir kerikilan-kerakal mempunyai potens! likuifaksi
‘sampai dengan kedalaman 13,45 meter.
4.2. Evaluasi potensi likuifaksi bordasarkan
“Manual for Zonation on Seismic
Geotechnical Hazards, Revised Version,
1996"
Metode ini berlaku untuk lapisan alluvial pasir yang
‘memenuhi kriteria sebagai berikut
a, Muka air tanah kurang dari 10,0 meter dari
permukaan tanah.
b. Kedalaman pasir kurang dari 20,0 meter dari
permukaan tanah
c. Fraksi halus Fe < 35% atau indeks plastistas |,
18
Juma! Ltbang Jalan, Volume 21 No.2 Ju 2004
4d. Deas 10mm dan Dio < 1 mm
Metode ini mempunyai kelebihan yaitu memper
hitungkan bahwa tanah kerkilan dengan Dsp lebih
besar dari 2 mm dapat terlikuifaksi. Metode ini juga
‘memperhitungkan pengaruhukuran_ butir_dan
kandungan fraksi halus dengan mengkoreksi nilai
Neer pada tanah kepasiran. Untuk tanah kerikia
rilai Ncor dikurangi dengan ukuran butir rata-rata,
arena nilai Nser pada tanah kerikilan cenderung
‘mempunyai nilai yang besar akibat adanya kerk.
Tanah mempunyai potensi likuifaksi jika F, <1,
dimana F.= R/L
R=Cy.Cz. Cy. Cy. Cs. Ri (13)
dengan pengertian
R._ adalah Kekuatan tkuifaksi
R. = 0.882,/N, /1.7, untuk (Na <14)
0,0882,/N, /1.7 +1.6x10*(N, -14**,
untuk (Na = 14)
Cy, Ca, Co, C4, Ca, adalah faktor koreksi
RL
Untuk tanah kepasiran
a =aNi+b
LINIoy+ 07
Untuk (0% < Fe < 10%)
= (Fe + 40) /50 untuk (10% Fe< 60%)
(Fe 120 1) untuk (60% < Fe
0 untuk (0% < Fe < 10.% )
= (Fe—10/18 untuk (10% < F< 60%)
poasez
Untuk tanah kerikilan: Ny = (1-0,6 logyo / 2) Ny
N; adalah . nilai N ekuivalen pada tegangan
cefektif tanah di atasnya 1 kg/m?
Na adalah nilai N terkoreksi oleh ukuran butir
a,b _faktor koreksi, tergantung fraksi halus
Cy Cz. Cs. C4, C8 adalah faktor koreksi
Sy
oy
Le take (14)
dengan pengetian
L adalah rasio regangan geser akibat gempa
fy adalah 1 - 0,018z, dengan z adalah kedalaman
yang ditinjau (rn)
Ie ce. Koen
ke adalah gempa horisontal pada permukaan
tanah
, adalah faktor zona gempa
ko adalah Kosfisen gempa horisontal standar
‘seperti pada tabel berikut
Tabel 4
KOEFISEN GEMPA
Tenan—-| tpet | Thea | Thes
Ground motiontipe! | 080 | 038 | o4
Ground mationtipe2 | 080 | 070 | 080
87Tabel 5.
Hasil Evaluasi Likuifaksi menggunakan “Manual for Zonation on Seismic Geotechnical Hazards"
Nomar [Kedelaman
tor [sampel(m) | _Deskripsitanah re | Keterangan
ur [__22._| Pesr hate sampaitasor | 0,140 | 0.004 | 6.910 _| Tid thu
32 | Pasickasar abuabu | 0265 | 0295 | 0,956 | Ltufekst
52 | Lempung pasiran haus =| 0259 | 044 | 0751 | Likuifoks
kesar
72 |Lanau asian agax| 0349 | Oa64 | 0959 | Likuians
padat ii
3:75 | Pasir halus Tempungan.| 0.678 | 0369 | 1.640 | Tidak Ukufesi
padat
25 |Pesirkasarkeriiian | 0906 | 0373 | oma | Likuiaks!
10.75 | Pasickasarkertsln | 0.579 | 0369 | 1560 | Tidek Ukifasi
11.75 [Pasirkasarkertilan | 1057 | 0366 | 2961 | Tidak Lkifasi
as ikasar, | 1.395 | 0.967 teks
auciba® |) 228), | Panta son ke 4556 | Tidek Lito
6.05 __| Pasir halus lopas 0275 | 0,895 | 0705 | __Likuifekst
9.25 | Pasi kasar Kerikian,| 0.344 | 0,862 | 0859 | Lkuiaksl
sh dase Jepas ie
10.25 | Pasi Kater Kenkian,| 0305 | 0.887 | 0841 | Lkuifaks!
lepas.
12s | Pasir aser, kerakall 0.309 | 0813 | 1.120 | Tidak Lksfesi
lempungen, agak padat
Tae [Pasir kaser keriklan,| 0,749 | 0,704 | 2.100 | Tidak Lkufakei
v Ltepes. is
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat citarik
2. Penurunan kolom grouting
kesimpulan bahwa tanah pasir atau kepasiran
Penurunan pada tiang kolom Sc = 0,006m =
dengan konsistensi lepas rentan terhadap likuifaksi
sampai dengan kedalaman 7,2 meter. Untuk tanah
pasir kerikilan dengan konsistensi lepas berpotensi
likuifaksi sampai kedalaman 10,2 meter,
sedangkan lapisan pasir kasar campur_kerikil
kerakal pada kedalaman divawan 10,75 meter
tidak berpotensi terhadap likuifaksi.
Dengan menggabungkan kedua metode tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa'kedalaman tanah
yang rentan terhadap Ikuifaksi terjadi pada tanah
pasir dan pasir kerikilan sampai dengan
kedalaman 10,0 meter.
4,3 Desain Kolom Grouting
1. Kekuatan kolom grouting
Dalam analisis awal dapat digunakan kolom
semen berdiameter 1,2 meter dengan rasio
peningkatan sebesar 43% dan panjang tiang
6,0 meter (dari kedalaman 4,0m — 10,0 m)
Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut,
Beban maksimum pada satu kolom P = 23,98
ton dan luas penampang kolom Ab = 1,13 m*,
maka tegangan yang terjadi pada kolom o =
23,98 / 1,13 = 21,22 tonim*
Digunakan kekuatan tekan klom grouting qy =
20 kgiom? = 200 tonlm’, dengan faktor
0,6 cm dan penurunan pada lapisan tanah di
bawah kolom Ss = 0,04m = 4,1 om
Penurunan total St = 4,7em <10 cm
(memenuhi persyaratan)
Luas daerah yang diperkuat hanya di bawah
rencana pondasi, atau jumlah kolom grouting
pada setiap pondasin = 6 baris x 4 kolom = 24
buah.
1.2,
OO0C00
OO00O0
OOO0CO
OO00O
270000
04s 12 OE
Tanpa Atas
Luma Ltbang Jalon, Volume 24 No.2 Jus 2004: Ww ice
5
im on
— sm
Tampak Samping
5 “0
2
5
i
Tampak Depan
Gambar 3 Pondasi langsung di atas Kolom
grouting
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1, Lapisan tanah yang berada pada rencana
pondasi jembatan Danawinangun merupakan
tanah kepasiran yang berpotensi likuifaksi
akibat gempa Tanah pasir dan pasir keriklan
ini sifat lepas dan rentan tethadap bahaya
likuifaksi mencapai kedalaman 10,0 meter dari
muka tanah setempat
2. Salah satu cara untuk mengatasi_masalah
likuifaksi pada lokasi ini, maka dapat dilakukan
perbaikan tanah dengan _menggunakan
metode kolom grouting yang mampu merubah
tanah kepasiran sifat lepas menjadi padat.
Juma itbang Jalan, Volume 21 Mo 2 Jui 2008
3. Dalam desain kolom grouting untuk
‘meningkatkan tanah di bawah pondasi, syarat
tama yang harus dipenuhi adalah besamya
daya dukung hasil gruting dan penurunan yang
diperkirakan ditoleransi,
4, Pondasi langsung yang diletakan ai atas tanah
hasil jet grouting dengan ukuran lebar B = 7,0
meter dan panjang L = 9.9 meter. Lapisan
tanah yang digrouting berada pada kedalaman
4,0 sampai dengan 10.0 meter di bawah muka
tanah. Nilai kuat tekan bebas kolom grouting
minimal sebesar qu = 20 ka/om’.
5. Untuk mengetahui _tingkat _keefektipan
kekuatan kolom grouting, periu dilakukan uj
kuat tekan, baik terhadap sampel yang dibuat
di taboratorium = maupun hasil grouting
lapangan,
DAFTAR PUSTAKA
1. Agency, Manual for Design and Construction of
Cement Column Method, 1998.
2 Das, BM, Principles of _ Foundation
Engineering, 1990. Department of Highways
of Thailand dan Japan International
Cooperation.
3. Plaxis B.V., Plaxis :Finite Element Code for Soi!
and Rock Analysis Version 7.1,1998
4, PT. Jasa Marga (Persero) dan Indec &
Associates Limited, Analisa Struktur Jembatan
Overpass dan Underpass, Proyek Penyusunan
Rencana Teknik Jalan Tol Cirebon Palimanan,
(tak bertanggal),
6. Rahardjo, P., In Situ Testing and Soil
Correlation, Geotechnical Engineering Center,
Parahyangan Catholic University, 2001
6. The Technical Committee for Earthquake
Geotechnical Engineering, TC4 of ISSMGE,
Manual for Zonation on seismic Geotechnical
Hazards, Revised Version, Maret 1999,
7. The Technical Committee for Earthquake
Geotechnical Engineering, TC4 of ISSMGE,
Case Histories of Liquefaction Remediation,
Agustus 2001
Penulis :
Drs. M. Suherman, Peneliti Madya —Bidang
Geoteknik, pada Pusltbang Prasarana Transportasi
Badan Lithang Departeren Kimpraswit
59