2083 4951 1 PB PDF
2083 4951 1 PB PDF
ABSTRAK
Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
memperbaikinya, sampai pada suatu kondisi yang bisa di terima. PT. X merupakan perusahaan pengolah
minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil). Permasalahan yang dihadapi oleh PT. X adalah penjadwalan
perawatan yang belum terjadwal dengan baik untuk boiler (burner dengan part induced draft fan, secondary
fan, dan forced draft fan). Indentifikasi sistem dengan menggunakan metode failure mode effect criticality and
analysis (FMECA). Penerepan dengan FMECA digunakan untuk menentukan tingkat kegagalan. Preventive
maintenance digunakan menjadwalkan perawatan komponen burner (secondary fan dan forced draft fan)
sebelum terajdi kerusakan. Jadwal perawatan yang digunakan dengan weibull 3 parameter, dengan melihat
waktu kerusakan. Hasil dari pengoalahan dan perhitungan data didapatkan nilai critical forced draft fan
1,094 dan secondary fan 5,472 dengan interval waktu perawatan dan keandalan yang efektif yakni
untuk komponen secondary fan menunjukan waktu operasi dengan realibility 88% atau sekitar 496 jam untuk
dilakukan trade off dan forced draft fan menunjukan waktu operasi 98% atau sekitar 201 jam untuk dilakukan
trade off. Manfaat dari penjadwalan perawatan komponen burner (seondary fan dan forced draft fan) bagi
perusahaan adalah dapat mengetahui kerusakan sebelum waktunya.
Kata kunci : Failure Mode Effect Criticality and Analysis (FMECA), Preventive Maintenance
80
Mainita Chandra Saputri / Widya Teknik
Corrective maintenance adalah perawatan periode waktu (t) atau lebih. Fungsi keandalan
yang dilakukan untuk mengembalikan terhadap waktu dapat diformulasikan sebagai
kondisi mesin ke kondisi standard melalui berikut (Ebeling, 1997):
pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment
(penyetelan). R(t) = 1- F(t)=
b. Metode Preventive Maintenance
c. Preventive maintenance (pemeliharaan II.7 Laju Kegagalan
pencegahan) pertama kali diterapkan di Laju kegagalan (λ) adalah jumlah
Jepang pada tahun 1971. Konsep ini
kegagalan suatu komponen atau perangkat per
mencakup semua hal yang berhubungan
unit waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan
dengan maintenance dengan segala
sebagai perbandingan antara banyaknya
implementasinya dilapangan. Konsep ini
kegagalan yang terjadi selama selang waktu
mengikutsertakan pekerja dari bagian tertentu dengan total waktu operasi komponen
produksi untuk ambil bagian dalam
atau sistem. Laju kegagalan dinyatakan sebagai
kegiatan maintenance tersebut.
berikut (Ebeling, 1997):
II.3 Perawatan dan Interval Waktu Perawatan
Pencegahan =
Perawatan pencegahan dapat dilakukan jika laju
kegagalan semakin tinggi, dimana pada kurva
bathtub ditunjukkan dengan distribusi Weibull II.8 Ketersediaan (Availibility)
yang mempunyai nilai β > 1. Daerah ini juga Availability didefinisikan sebagai kemungkinan
disebut dengan nama wear out area (daerah bahwa suatu komponen atau perangkat dapat
keusangan). Kegagalan peralatan atau sistem melakukan fungsinya sesuai yang diperlukan
yang terjadi didaerah ini dapat dicegah dengan pada saat tertentu atau dalam periode tertentu
perawatan pencegahan (Jardin, 1970). Rumus ketika dioperasikan dan dipelihara dengan cara
untuk total biaya per unit waktu tersebut adalah: yang sudah ditentukan (Ebeling, 1997). Berikut
C(Tp) adalah persamaan availability untuk sistem seri
dan parallel:
M(Tp) =
a. Availability untuk sistem seri:
II.4 Konsep Preventive Maintenance AS(t) = (t)
Konsep preventive maintenance pertama
kali diterapkan di Jepang pada tahun 1971. b. Availability untuk sistem paralel:
Konsep ini mencakup semua hal yang AS(t) = (t))
berhubungan dengan maintenance dengan
segala implementasinya dilapangan.
II.9 Maintainability
Secara matematis dapat ditentukan dengan
Maintainability adalah peluang dari suatu
persamaan:
komponen atau perangkat yang mengalami
nT < t < (n+1)T; n = 0,1,2,
kerusakan untuk diperbaiki dan kembali berfungsi
II.5 Konsep Keandalan secara efektif dalam rentang waktu yang
Keandalan merupakan salah satu disediakan, dimana perbaikan tersebut harus
karakteristik dari peralatan, sistem, maupun dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
komponen. MIL-STD-721C mendefinisikan (Ebeling,1997).
keandalan sebagai peluang sebuah perangkat
a. Mean Time To Repair (MTTR)
untuk mampu melakukan fungsi yang ditujukan
MTTR adalah waktu rata-rata yang
dalam suatu interval waktu dan kondisi tertentu.
Perangkat yang dimaksud dalam definisi diperlukan untuk melakukan suatu perbaikan
tersebut dapat berupa sebuah komponen atau atau perawatan yang dibutuhkan untuk
mengembalikan suatu komponen atau
kumpulan dari banyak komponen.
perangkat ke kondisi dapat beroperasi
kembali. MTTR ini dapat diperoleh dengan
II.6 Fungsi Keandalan
Keandalan dari suatu komponen atau menghitung total waktu pada setiap kali
perangkat adalah peluang suatu komponen atau dilakukan sebuah perbaikan dibagi dengan
jumlah perbaikan yang dilakukan (Ebeling,
perangkat untuk tidak mengalami kerusakan
1997).
yang dapat menyebabkan suatu komponen atau
perangkat berhenti melakukan fungsinya selama
81
Mainita Chandra Saputri / Widya Teknik
1. Average Goodness of Fit (AvGOF) 3. Nilai dari Likelihood Function Ratio (LKV)
Untuk menganalisis kesesuaian data dapat LKV adalah suatu metode untuk menentukan
dimanfaatkan uji goodness of fit (kesesuaian) jenis distribusi dari suatu data dengan cara
antara distribusi frekuensi hasil pengamatan membandingkan kemiripan dari dua model.
dengan distribusi frekuensi yang diharapkan. Uji ini berdasarkan pada likelihood ratio, yang
Uji goodness of fit berdasarkan pada uji menggambarkan berapa kali terdapat
Kolmogorov–Smirnov, yang beranggapan kecocokan suatu kelompok data terhadap
bahwa distribusi variabel yang sedang diuji karakteristik suatu model. Likelihood ratio
bersifat kontinu dan sampel diambil dari diukur berdasarkan nilai logaritmanya
populasi sederhana. sehingga sering disebut log-likelihood ratio.
Nilai AvGOF didapatkan dari uji Kolmogorov- Persamaan log-likelihood adalah:
Smirnov (KS) dengan membandingkan n
distribusi empiris data dengan distribusi ln( L) ln f ( x1; 1 , 2 ,..., k )
teoritis tertentu yang dihipotesiskan. Pada i 1
prinsipnya jika nilai KS lebih kecil maka akan Nilai maksimum dari persamaan 2.24
lebih baik. didapatkan dengan menurunkan persamaan
Persamaan untuk menghitung parameter KS tersebut secara parsial dan kemudian
adalah: disamakan dengan nol.
0, j 1,2,3,..., k
Dn max S n (t ) Q(t ) j
82
Mainita Chandra Saputri / Widya Teknik
83
Mainita Chandra Saputri / Widya Teknik
Forced Draft Bearing tidak Bearing tidak balanced 4 1 1 4,56 0,1 0,2 12 1.094 1.094
Fan balanced dan membuat performansi .
kerak difan tekanan menurun
Secondary fan Putaran secondary Capaian suhu 3 2 2 2,28 0,1 0,2 12 2.188 2.188
tidak mencapai secondary fan tidak
3000Rpm dan mencapai 300rpm
terjadinya korosi sehingga tidak dapat
membagi suhu panas ke
dalam pembakaran
Gambar 5.1 Pengaruh interval waktu terhadap keandalan komponen burner (secondary fan)
84
Jurnal Ilmiah Widya Teknik
Volume 17 Nomor 2 2018
ISSN 1412-7350
Berdasarkan garfik Gambar 5.1 Sedangkan keandalan terendah dihasilkan pada
diperoleh hasil garfik reliability komponen interval waktu perawatan 1936 jam dengan nilai
burner (secondary fan) terhadap waktu yang keandalan 3,6%. Dengan asumsi nilai
menunjukan waktu operasi dengan realibility keandalan mencapai 88%, maka komponen
88%. Jika dilakukan dengan keandalan 88%, tersebut dilakukan perawatan secara kontinu.
maka sekitar 496 jam dilakukan trade off.
Gambar 5.2 Pengaruh interval waktu terhadap keandalan komponen burner (forced draft fan)
Berdasarkan garfik Gambar 5.2 diperoleh dan forced draft fan. Dengan asumsi
hasil garfik reliability komponen burner (forced kegagalan seperti bearing tidak
draft fan) terahadap waktu yang menunjukan balanced sehingga mengalami
waktu operasi dengan realibility. Jika dilakukan performansi menurun dan pelumasan,
keandalan 98%, maka sekitar 201 jam akan tekanan perputaran fan yang tidak
dilakukan trade off. Sedangkan keandalan mencapai 300rpm.
terendah dihasilkan pada interval waktu 3. Penjadwalan perawatan komponen
perawatan 2505 jam dengan nilai keandalan burner (secondary fan) setelah
0,4%. Dengan asumsi nilai keandalan mencapai mencapai keandalan 88% maka sekitar
98%, maka komponen tersebut dilakukan 496 jam akan dilakukan trade off secara
perawatan secara kontinu. kontinu. Sedangkan pada komponen
burner (forced draft fan) setelah
V. Kesimpulan mencapai keandalan 98% maka harus
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan trade off kontinu.
pembahasan maka diambil kesimpulan sebagai
berikut : Daftar Pustaka
85
Mainita Chandra Saputri / Widya Teknik
5. Eko. 2010.
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&o
p=read&&id=jbptunikompp-gdlekoprasety-
27053.
6. Ivan.2012.https://ivanemmoy.wordpress.com/20
12/07/10/penjelasan-umum-takuma-boiler/,
diakses pada tanggal 22 Oktober 2017
86