Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 5

MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN

DOSEN:
NI WAYAN MERRY NIRMALA YANI S.SI.,M.M.
OLEH:
PUTU BAGUS PANJI MATARAM (119112265)
I PUTU VIVIASVAN DHARMA YOGASWARA (119112487)
I MADE TRIMAYASA (119112306)
I PUTU AGUS HENDRIKI MULYAWAN (119112309)
KOMANG PRAMANA TRI PARARTHA (119112308)
I KOMANG TRISNA SUGIARTA (119112531)
ANAK AGUNG PUTU PUTRA MAHENDRA (119112439)

PRODI MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR 2020
Kata Pengantar

Om Swastiyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen keuangan”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini,
sangat kami harapkan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Om
Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 28Februari 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

1.3.Tujuan Pembahasan Masalah...................................................................................................2

BAB II PEMAHASAN.....................................................................................................................3

2.1 Rasio Aktivitas (Rasio Perputaran)..........................................................................................3

2.2 Rasio Profitabilitas......................................................................................................................6

2.3 Manfaat Laporan Keuangan Manfaat Analisis Laporan Keuangan...................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................15
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari
perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan
akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan
itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan, oleh karena itu untuk mengetahui
kinerja laporan keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis, analisis-analisis inilah yang
harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu
perusahaan.
Laba atau keuntungan merupakan ukuran bagi keberhasilan dari suatu operasi perusahaan.
Perusahaan dikatakan sehat apabila mempunyai kemampuan yang cukup besar dalam
menghasilkan laba sepanjang hidupnya, serta hal yang tidak boleh diabaikan yakni
kemampuan yang cukup besar pula dalam memenuhi semua kewajiban kuangannya. Jika
faktor tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh manajemen perusahaan selama
berlangsungnya kegiatan operasi, maka perjalanan hidup perusahaan itu dapat dipertahankan
dan dikembangkan secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Laporan keuangan adalah sumber informasi yang dijadikan landasan pengambilan keputusan
oleh para pemegang saham, kreditur, pengamat ekonomi dan pemerintah ditinjau dari
kepentingan masing-masing, serta merupakan landasan bagi Analisa Rasio Keuangan untuk
merinci prestasi operasional perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan diperoleh
gambaran tentang perkembangan perusahaan, sehingga mereka yang berkepentingan terhadap
perkembangan perusahaan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data-data
keuangan yang tercermin pada laporan keuangan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang ada pada
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan rasio aktivitas (rasio perputaran) pada suatu perusahaan dan
hal-hal apa saja yang terkait dengan rasio tersebut?
2. Apakah yang disebut dengan rasio profitabilitas pada suatu perusahaan?

1
3. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan?

1.3. Tujuan Pembahasan Masalah


Dari uraian rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara jelas apa itu rasio aktivitas(rasio perputaran) 2.
Untuk mengetahui apa itu rasio rasio profitablitas
3. Untuk mengetahui manfaat dari rasio keuangan dari suatu perusahaan.

2
BAB II PEMAHASAN

2.1 Rasio Aktivitas (Rasio Perputaran)


Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan
beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.

Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik
bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Jenis-jenis Rasio Aktivitas


Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Total Assets Turn Over (Perputaran Aktiva)


Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu
periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin,
2009).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat
lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama
dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau
diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih
penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya
penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
Total assets turn over = Penjualan

3
Total Aktiva

2. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih.
Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva
lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang
dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009).

Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu
periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008).

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan
yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn
over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal
kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin
cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode
perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing
komponen dari modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:

Perputaran modal kerja = Penjualan = Penjualan


Modal Kerja Bersih (Aktiva Lancar – Utang Lancar)

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn
over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik
dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih
yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003).

4
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya
secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah),
kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang
bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang
berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio
ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:


Perputaran aktiva tetap = Penjualan
Aktiva Tetap

4. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar
dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya
overstock (Riyanto, 2008).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan.
Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut
harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost)
digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung
dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas
(Sawir, 2003).

Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran
persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio
perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang
tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih
baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir
dibagi dua.

5
Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata persediaan

5. Rata-rata umur piutang


Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata
umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari.
Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


Day’s Sales Outstanding = Piutang
Penjualan / 360 hari

6. Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan volume
penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit
(neto) dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :

Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang
sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan
bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian kredit.

2.2 Rasio Profitabilitas


Rasio ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu

6
perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.

Fungsi Rasio Profitabilitas

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan biasanya dinilai


oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh
oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar
utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga
terlihat tingkat efisiensi perusahaan.

Efektivitas dan efisiensi manajemen dapat dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur unsur laporan keuangan. Semakin
tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai
yang tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari
tingkat pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio profitabilitas memaparkan informasi yang
pentingkan daripada rasio periode sebelumnya dan rasio pencapaian pesaing.

Dengan demikian, analisis tren industri dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang berguna
tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Rasio profitabilitas mengungkapkan
hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang dilakukan oleh
manajemen suatu perusahaan di mana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas terbagi menjadi tujuh jenis yaitu gross margin (GPM), profit margin ratio
(PMR), net profit margin (NPM), operating ratio (OR), earning power of total investment
(EPTI), return of investment (ROI), rentabilitas modal sendiri (RMS). Beberapa jenis rasio
profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi keuangan antara lain:

A. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus
kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya
yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa.

Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Margin Kotor).
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi.
Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan
yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan (sales) yang
berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam
melakukan kegiatan operasional. Rumus perhitungan laba kotor sebagai berikut.

7
Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

Contoh :

Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000

Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000

Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera= (Laba Kotor : Total
Pendapatan) x 100%

= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%

= 87%

B. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin
semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

Contoh:

Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.

Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.

Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??

Jawaban:

Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih

Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000

Margin Laba Bersih = 7,63%

C. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase


keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga

8
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh perhitungan ROA dengan memakai data laporan keuangan sebuah perusahaan.
Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset Rp20.000.000, maka
hitunglah ROA perusahaan.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%

D. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan
terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa
dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan
mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik
modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang
disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Contoh:

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017, PT Megah
Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah pajak sebesar
Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham adalah sebanyak Rp800 juta. Berapakah rasio
pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah Sejahtera?

ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham

ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000

ROE = 62,5%

E. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan


perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan
baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin

9
operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income
margin). Berikut ini rumus untuk menghitung return on sales (ROS).

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Contoh:

PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100 juta
sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar. Berapakah Return on Sales atau tingkat
pengembalian Penjualan PT Megah Sejahtera?

Jawaban:

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%

ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%

ROS = 6,7%

F. Pengembalian Modal yang digunakan (Return on Capital Employed)

Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur


keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal yang
dimaksud adalah rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset
dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau
investasi perusahaan. Laba sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah
”EBIT” yaitu Earning Before Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE yang sering
digunakan.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja atau

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

G. Return on Investment (ROI)

Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah
dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah
aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin baik kondisi suatu perusahaan. Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %

Contoh :

10
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada sebuah usaha
penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan penjualan
sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat keuntungan
sebesar Rp600.000.000.

Diketahui : keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000

Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000

Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.

ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%

Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%

H. Earning Per Share (EPS)

Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan,
pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per share
karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan. Rumus earning per share sebagai berikut.
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa yang
Beredar

Contoh:

Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada
tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan Setia Merdeka
kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada
pemegang sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?

Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang
Beredar

Laba per Saham (EPS) = (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000

Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000

Laba per Saham (EPS) = 900,-

Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar Rp900.

Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan untuk


memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode.

11
2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari

laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu

laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.


4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan

suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya

dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-

teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan

perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis

laporan keuangan juga antara lain:

a. Dapat menilai prestasi perusahaan.

b. Dapat memproyeksi laporan perusahaan.

c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu

tertentu:

1) Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Ekuitas).

2) Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban).

3) Likuiditas.

4) Solvabilitas.

5) Aktivitas.

12
6) Rentabilitas atau Profitabilitas.

7) Indikator Pasar Modal.

d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.

e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah

dikenal dalam dunia bisnis.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset,

kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan

berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau

tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang

mereka capai.

Menurut Munawir (2010), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat

penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil

yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti

bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua

13
periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan

dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu
keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi,
pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal, 1995).
Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat
mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat menilai apakah
kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.

Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan
beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.

Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munawir. 1993. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Yogyakarta: Liberty.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.

Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan


Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html
http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuangan-perusahaan/

15

Anda mungkin juga menyukai