PENCETAKAN TABLET
PENCETAKAN TABLET
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pencetakan Tablet
2. Mahasiswa mampu Memahami Bagimana cara Pencetakan Tablet
B. MATERI
1. Pengertian Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan cara pengempaan (BPOM, 2017). Tablet tersusun oleh bahan aktif dan
bahan tambahan. Pada proses pembuatan tablet, bahan-bahan tersebut akan mengalami
beberapa rangkaian proses tergantung dari metode pembuatan yang digunakan. Metode
pembuatan tablet ada dua macam yaitu kempa langsung dan granulasi. Proses granulasi
sendiri ada dua macam yaitu granulasi basah dan granulasi kering.
Saat ini di masyarakat beredar beberapa jenis tablet. Adapun jenis-jenis tablet
tersebut di antaranya adalah :
b. Tablet efervesen
Penggunaan tablet ini adalah dengan melarutkannya terlebih dahulu dalam
air. Pada saat dilarutkan akan dihasilkan gas karbondioksida yang merupakan hasil
reaksi antara kandungan asam dan basa yang ada di dalamnya. Oleh karena itu pula
maka saat penyimpanan tablet ini harus disimpan dalam wadah yang rapat dan tahan
lembab untuk mencegah kedua bahan tersebut bereaksi.
c. Tablet kunyah
Tablet ini ketika digunakan harus dikunyah terlebih dahulu. Jenis ini biasanya
banyak digunakan untuk bahan aktif yang ditujukan bagi anak-anak seperti
multivitamin. Selain itu ada juga yang ditujukan untuk jenis sediaan antasida dan
beberapa antibiotik. Dalam formulasinya maka sediaan ini mengandung pemanis
sehingga saat dikunyah memberikan rasa enak di mulut.
d. Tablet multilapis (multilayered)
Tablet ini memiliki 2 atau 3 lapisan obat dalam satu tablet. Jenis tablet ini
banyak digunakan untuk membuat tablet salut kempa bagi pengobatan di daerah
kolon.
e. Tablet vaginal
Tablet ini digunakan dengan memasukkannya ke dalam vaginal. Pelepasan
obatnya biasanya lambat selama 20 sampai 30 menit yang biasanya digunakan
untuk terapi infeksi atau penggantian hormon.
Tablet terdiri atas bahan aktif berkhasiat dan bahan lainnya yang disebut
dengan bahan tambahan atau eksipien. Jenis dan fungsi dari bahan tambahan
tersebut ada berbagai macam yaitu:
1. Pengisi
Bahan bersifat inert yang ditambahkan ke dalam formula tablet untuk penyesuaian
berat akhir tablet. Contoh bahan adalah laktosa.
2. Pengikat (binders)
Bahan ini akan meningkatkan daya lekat antar partikel dalam formula tablet sehingga
dalam proses pengempaan akan membentuk masa yang mampat. Contoh bahan
misalnya mucillago amyli dan solutio gelatin.
3. Penghancur (disintegrant)
Bahan ini bertugas untuk membantu hancurnya tablet setelah ditelan oleh pasien.
Penambahannya dapat dilakukan dengan dimasukkan dalam masa granul atau di
luar granul atau dibagi dua sehingga ada yang ikut digranul dan ada yang tidak.
Contoh bahan ini adalah amilum kering.
4. Pelicin
Bahan ini digunakan untuk mengurangi gesekan antar partikel. Ada tiga jenis dari
bahan ini yaitu glidant (membantu mengalirnya campuran bahan ketika dalam hopper
atau corong alimentasi) dan lubricant (mencegah gesekan antara tablet dengan
dinding die ketika dikempa dan gesekan antara dinding die dengan dinding punch).
Contoh bahan ini antara lain talk, magnesium stearat.
5. Pendapar
Bahan ini ditambahkan untuk menjaga stabilitas atau menetralkan bahan aktif yang
ada dalam tablet. Bahan ini misalnya ditambahkan pada sediaan children buffered
aspirin chewable tablet.
6. Pemanis
Bahan ini sangat diperlukan dalam formulasi tablet kunyah. Dengan adanya bahan ini
maka akan memberikan rasa manis di mulut. Contoh bahannya adalah sukrosa dan
manitol.
7. Pembasah
Bahan ini ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang bersifat hidrofobik.
Penambahannya bisa dengan dimasukkan ke dalam cairan penyalut atau berupa
serbuk yang ikut digranul. Contoh bahannya adalah natrium lauril sulfat.
8. Penyalut
Bahan penyalut ditambahkan untuk memperoleh tablet salut lapis tipis atau salut gula
atau salut enterik.
9. Pembentuk matriks
Bahan yang ditambahkan untuk membantu mengatur pelepasan bahan aktif.
10. Pewarna
Bahan pewarna ditambahkan untuk tujuan estetika sediaan, memudahkan dalam
identifikasi produk atau membantu dalam proses pencampuran.
1. Kempa langsung
Metode ini merupakan metode yang paling cepat dalam proses pembuatan tablet.
Pada pengempaan akan terjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. Pengisian campuran bahan dari hopper ke ruang die
b. Pengempaan oleh punch atas
Oleh karena itu persyaratan bahan yang dapat diproses dengan metode ini
adalah memiliki sifat alir yang baik dan kompaktibilitas yang baik. Sifat alir akan
menjamin proses yang terus menerus selama tahapan pengisian di ruang die dan
dengan kompaktibilitas yang baik maka akan mudah menjadi tablet ketika dikempa
oleh punch atas.
Tahapan dalam proses pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
adalah :
a. Penimbangan bahan aktif dengan bahan tambahan
b. Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan
c. Pengempaan tablet
Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengetahui sifat alir serbuk atau
granul adalah:
1. Metode langsung dengan menggunakan corong seperti yang sudah diuraikan
sebelumya.
a. Sudut diam
α = sudut diam
h = tinggi kerucut
d = diameter kerucut
Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki sudut diam pada rentang 20- 40°
b. Carrs Index
Pada uji indeks pengetapan digunakan alat Volumenometer. Sejumlah granul
dimasukkan ke gelas ukur sampai volume 100 ml (V0). Sesudah itu, gelas
ukur diletakkan pada bagian atas alat. Alat uji dihidupkan sehingga granul
tersebut akan mendapatkan getaran mekanik dari alat. Pada rentang waktu
tertentu dicatat volume granul dalam gelas ukur (Vt). Pemberian getaran
mekanik dilakukan sampai volum granulnya konstan. Indeks pengetapan
granul dihitung dengan rumus:
T% = V0 – VtV0 x 100%
Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki nilai T% < 20%.
3. Granulasi
Proses granulasi merupakan peristiwa penggabungan partikel-partikel menjadi
ukuran yang lebih besar. Tujuan dari granulasi adalah meningkatkan sifat alir dan
kemampuan kempa dari partikel. Ada dua macam granulasi yaitu granulasi basah
dan granulasi kering.
a. Granulasi basah
Bahan aktif yang dapat dibuat tablet dengan metode ini adalah yang memiliki
sifat tahan lembab dan panas. Tahapan dalam granulasi basah adalah :
1) Penimbangan bahan aktif dan tambahan
2) Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan atau sebagian bahan
penghancur
3) Pembuatan bahan pengikat
4) Pencampuran bahan pada no 2 dengan cairan bahan pengikat sampai
diperoleh masa yang kempal
5) Pengayakan basah sehingga diperoleh granul basah
6) Pengeringan granul basah sehingga diperoleh granul kering
7) Pengayakan granul kering
8) Penimbangan granul kering yang diperoleh
9) Pencampuran granul kering dengan pelicin dan atau sebagian bahan
penghancur
10) Pengempaan sehingga terbentuk tablet
b. Granulasi kering
Bahan yang tidak memenuhi persaratan kempa langsung dan granulasi basah
akan dibuat tablet dengan metode granulasi kering. Tahapan dalam proses
granulasi kering adalah:
1) Penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
2. Penambahan sejumlah bahan pengikat PVP 10% sesuai dengan hasil bagian Research and
Development.
3. Pembuatan massa granul sehingga diperoleh granul basah dengan menggunakan ayakan
basah
Pada tahapan ini maka dilakukan in process control dengan pengambilan sampel granul
kering untuk ditetapkan kadar airnya. Kadar air yang harus dipenuhi sebesar 2-4%. Penetapan
kadar air ini dapat dilakukan dengan menggunakan Halogen Moisture Analyzer seperti disajikan
pada gambar .
Gambar 5. Alat uji pengukuran kadar air granul (Anonim3, 2018)
5. Setelah granul dinyatakan kering maka baru bisa dilanjutkan dengan tahapan berikutnya yaitu
pengayakan kering
6. Granul yang telah diayak tersebut kemudian ditambahkan dengan sebagian Avicel PH 101,
Xanthan gum dan Magnesium stearat.
Pada tahapan ini maka dilakukan in process control dengan menetapkan
homogenitas asam mefenamat dalam campuran. Sejumlah sampel diambil dari dalam mikser
dan kemudian ditetapkan kadar asam mefenamatnya. Campuran dinyatakan homogen
apabila nilai CV kadar asam mefenamat dalam campuran tersebut < 5%. Analisis penetapan
kadar asam mefenamat dalam tablet dapat dilakukan dengan metode titrasi yaitu dengnan
menimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 0,5 g asam mefenamat.
Kemudian dilarutkan dalam lebih kurang 80 ml etanol mutlak P hangat yang telah dinetralkan
terhadap larutan merah fenol P. Dilakukan pemanasan atau sonikasi untuk membantu
pelarutan, dinginkan lalu tambahkan etanol mutlak P yang telah dinetralkan secukupnya
hingga 100 ml. Kemudian titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 M menggunakan larutan merah
fenol P sebagai indikator. Tiap ml natrium hidroksida 0,1 M setara dengan 24,13 mg C15H15NO2.
7. Campuran yang telah dinyatakan homogen kemudian dikempa sehingga terbentuk tablet.
Pada tahapan ini juga dilakukan in proces control dengan mengambil sejumlah sampel
tablet. Uji yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
b. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang
diukur setelah diberikan suatu tekanan kepada tablet. Alat yang digunakan untuk
mengukur kekerasan tablet ada berbagai macam. Salah satunya adalah Monsanto Tablet
Hardness Tester. Tablet yang diuji dimasukkan pada alat kemudian diberikan tekanan
sampai tablet tersebut retak. Tablet yang baik akan memiliki rentang kekerasan antara 4-8
kg.
c. Kerapuhan tablet
Kerapuhan tablet menggambarkan kekuatan permukaan tablet. Alat uji kerapuhan
tablet disebut friabilator. Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan kemudian ditimbang (W0).
Setelah itu dimasukkan ke dalam alat friabilator dan mesin dijalankan dengan kecepatan
25 RPM selama 4 menit. Setelah itu tablet dibebasdebukan lagi dan ditimbang (Wt).
Tablet yang baik akan memenuhi persyaratan kerapuhan tablet jika memiliki kerapuhan
kurang dari 0,8% atau 1% .
e. Disolusi tablet
Uji disolusi akan menggambarkan laju pelarutan obat dalam medium yang akan
mempengaruhi efek obat. Alat uji disolusi tablet disebut Dissolution tester. Uji dilakukan
dengan memasukkan sejumlah tablet ke dalam alat dan kemudian diukur laju pelepasan
obat pada media air atau media lain yang sesuai. Ketentuan kecepatan disolusi untuk
setiap zat aktif dicantumkan dalam farmakope.
6. Pada uji Disolusi obat, Alat uji disolusi tablet disebut ...........
a. Dissolution tester
b. Desintegrasor
c. Tabung reaksi
d. Waterbath
e. Kondensor
7. Peristiwa penggabungan partikel-partikel menjadi ukuran yang lebih besar disebut .....
a. Disolusi
b. Desintegrasi
c. Pencetakan
d. Formulasi
e. Pengemasan
9. Peristiwa yang menggambarkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur setelah
diberikan suatu tekanan kepada tablet disebut .............
a. Kekerasan tablet
b. Kerapuhan tablet
c. Granulasi
d. Bentuk tablet
e. Permukaan tablet
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka pelajar, Yogyakarta
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
3. Priyambodo, B, 2007, Manajemen farmasi Industri, Global Pustaka Utama
Yogyakarta