Anda di halaman 1dari 26

BAB II

LANDASAN TEORI

.1 Peranan

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut

telah menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain.

Tidak ada peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa peranan.

Setiap orang mempunyai macam-maca peranan sesuai dengan pola pergaulan hidupnya. Hal

ini berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat dan serta

kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peranan menjadi sangat penting

karena mengatur perilaku seseorang. Peranan dapat membuat seseorang menyesuaikan

perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang dikelompoknya.

Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan dapat

mencakup 3 (tiga) hal, yaitu :

A. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat.

B. Peranan merupakan suatu konseptentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

C. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat.

Didalam peranan biasanya terdapat fasilitas untuk individu menjalani peranannya.

Dan fasilitas tersebut biasanya disediakan oleh masyarakat. Lembaga-lembaga

kemasyarakatan merupakan bagian masyarakarat yang paling banyak menyediakan peluang


dalam pelaksanaan peranan. Perubahan struktur suatu golongan kemasyarakatan

menyebabkan fasilitas-fasilitas peranan bertambah. Biasanya dalam suatu negara terdapat

kecenderungan untuk lebih mementingkan kedudukan daripada peranan. Hal ini disebabkan

adanya kecenderungan untuk lebih mementingkan materialisme daripada spiritualisme.

Nilai materialisme kebanyakan diukur dengan atribut-atribut atau ciri-ciri tertentu yang

bersifat lahiriah dan cenderung konsumtif. Tinggi rendahnya prestise seseorang dinilai dari

atribut lahiriah seperti, kendaraan, rumah mewah, gelar, pakaian, dan lain sebagainya.

Di dalam interaksi sosial terkadang kurang menyadari bahwa yang paling penting

adalah melaksanakan peranan. Namun tidak jarang di dalam proses interaksi tersebut,

kedudukan lebih dipentingkan sehingga terjadi hubungan yang timpang dan seharusnya tidak

terjadi. Hubungan yang timpang tersebut lebih cenderung mementingkan bahwa suatu pihak

hanya mempunyai hak, sedangkan pihak lain hanya mempunyai kewajiban semata.

Peran menurut Soekanto (2009:212-213) adalah proses dinamis kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan

adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena

yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. 

Sedangkan menurut Merton (dalam Raho 2007 : 67) mengatakan bahwa peranan

didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang

menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set).

Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan

peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status social khusus.
Selanjutnya Menurut Dougherty & Pritchard tahun 1985 (dalam Bauer 2003: 55)

teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam

organisasi.  Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan produk

sebagai lawan dari perilaku atau tindakan” (h. 143).

2.2 Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Nawawi (1997 h. 89) adalah “ Hasil ari pelaksanaan suatu

pekerjaan, baik yang bersifat fisik/mental maupun non fisik/mental. “mangkuenegara (2000

h. 164) berpendapat bahwa kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. “sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Inonesia (2005 h. 770)

kinerja iartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan

kerja.

Pengertian kinerja menurut Bernardin dalam pria Bintang Aditama (2016)

merupakan catatan hasi yang dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu aatu aktivitas –

aktivitas selama periode waktu tertntu. Dari defenisi tersebut, bernardin menekankan

pengertian kinerja sebagai hasil, bukan karakter sifat dan perilaku. Sedarmayanti (2007 :

310), kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing –

masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya simamora (2004 : 5 ), menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu

persyaratan – persyaratan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output

yang dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. Output yang menghasilkam
dapat berupa fisik dan non fisik yang menyebunya berupa karya, yaitu suatu hasil atau

pekerjaan baik berupa fisik atau material maupun non fisik atau non material. Kinerja adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secaralegal tidak melanggar hokum dan sesuai

dengan moral maupun etika (Prawiosentono dalam Indri Hanafih, 2018.

Dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mempunyai

beberapa elemen, yaitu :

a. Hasil kerja dicapai secara individu atau secara intusiasi, yang berarti kinerja tersebut

adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri – sendiri satu kelompok.

b. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberi wewenang dan tanggung jawab,

yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindak

lanjuti,sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik.

c. Pekerja haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melakukan tugas individu

atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

d. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan

yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang

berlaku umum.
2.3 Pengertian SDM

Sumber daya manusia merupakan asset yang paling penting dalam suatu

organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil, karena merupakan sumber yang

menggerakkan dan mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Menurut Santamaria, karyawan

tiak hanya memperhitungkan reward dalam bentuk uang, tetapi juga mengharapkan kualitas

tertentu dari perlakuan dalam tempat kerjanya. Sebagai tambahan dari reward, karyawan

mencari martabat, penghargaan, kebijakan yang dirasakan adil, rekan kerja kooperatif, serta

kompensasi yang adil. Salah satu factor penting yang mempengaruhi keputsan ini adalah

komitmen karyawan terhaap organisasi.

2.4 Pengertian Etos Kerja

Secara etimologis istilah etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti tempat

hidup. Mula mula tempat hidup dimaknai sebagai adat istiadat ataukebiasaan. Sejalan dengan

waktu, kata etos berevolusi dan berubah makna menjadi semakin kompleks. Dari kata yang

sama muncul pula istilah Ethikos yangberarti ’teori kehidupan’, yang kemudian menjadi

etika. Dalam bahasa Inggris etos dapat diterjemahkan menjadi beberapa pengertian antara

lain starting point', to appear', 'disposition' hingga disimpulkan sebagai character. Dalam

bahasa Indonesia kita dapat menterjemahkannya sebagai sifat dasar, pemunculan’

atau’disposisi/watak. Etos kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat

mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa.

Etos kerja adalah semangat kerja yang terlihat dalam cara seseorang menyikapi

pekerjaan, motivasi yang melatarbelakangi melakukan suatu pekerjaan.Etos Kerja merupakan


suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu

dalam komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi manusia,

mak Etos Kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan pandangan terhadap kerja

sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi kehidupan, maka Etos Kerja dengan sendirinya

akan rendah.Yang dimaksud tujuan kerja adalah target yang ingin dicapai oleh seseorang

dalam bekerja. Tujuan dalam kerja sebenarnya tidak lepas dari latar belakang yang menjadi

motivasi seseorang dalam bekerja.Hal penting yang senantiasa melatar belakangi seseorang

dalam mencapai tujuan dalam bekerja adalah faktor kebutuhan.

Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas dua macam kebutuhan pokok, yaitu

kebutuhan material dan kebutuhan spiritual. Kebutuahan spiritual sangat penting peranannya

dalam memotivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan

material.

Dalam kaitannya dengan tujuan dan motivasi kerja, Hadari Nawawi

mengemukakan bahwa, ada dua macam motivasi yang mendorong manusia ke arah tujuan

kerjanya, yaitu: motivasi intristik dan motivasi ekstrintik. Motivasi intristik adalah motivasi

yang menyertai seseorang bekerja dengan dedikasi tinggi karena merasa memperoleh

kesempatan untuk tujuan dapat mengaktualisasikan diri dengan maksimal, sedangkan

motivasi ekstrintik adalah motivasi yang menyertai seseorang bekerja dengan cukup dedikasi

karena tujuan ingin memperoleh uang atau gaji tinggi.Berdasarkan penjelasan di atas dapat

penulis pahami bahwa etos kerja adalah suatu pandangan kerja yang dimiliki oleh seseorang

pada sebuah instansi atau perusahaan, atau dapat juga dikatakan etos kerja adalah motivasi

seseorang dalam bekerja.


2.5 Manfaat Etos Kerja

Etos merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang memiliki arti

watak atau karakter. Menurut KBBI, etos memiliki makna karakteristik, kepercayaan,

kebiasaan, sikap dan lainnya yang memiliki sifat khusus mengenai individu ataupun

sekelompok manusia. Sedangkan kerja dalam KBBI merupakan semangat kerja yang

menjadi ciri khas serta keyakinan seseorang maupun kelompok.

Etos kerja menjadi suatu hal yang sangat penting yang harus ditanamkan pada diri

seseorang. Setiap orang harus memiliki jiwa etos kerja yang tinggi agar selalu menjadi lebih

baik. Etos kerja sangat penting karena memiliki keuntungan bagi perusahaan. Ini beberapa

manfaat etos kerja yang wajib diketahui, antara lain:

A. Dengan memiliki etos kerja yang tinggi akan menjadikan hasil kerja dengan kualitas yang

lebih baik.

B. Etos kerja akan bermanfaat untuk membuka semua jaringan dalam komunikasi,

keterbukaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, dan kebersamaan. Selain itu, etos kerja

bermanfaat untuk menemukan kesalahan dan cepat untuk memperbaikinya, serta cepat

memperbaiki perkembangan yang timbul dari luar, dan juga akan dapat mengurangi

laporan berupa data dan informasi yang salah maupun palsu.

C. Manfaat lainnya yaitu jika memiliki etos kerja yang tinggi, maka akan menjadikan

tingkat efisiensi dalam melakukan pekerjaan tinggi, kerajinan akan meningkat serta

tingkat absensi akan berkurang, dan sikap tepat waktu atau disiplin.

D. Adanya jiwa etos kerja akan membuat seseorang untuk melakukan perubahan atau

fleksibel dan mempunyai sifat gesit dalam mempergunakan setiap kesempatan yang

muncul.
E. Etos kerja memiliki manfaat untuk meningkatkan kerjasama. Jika semua orang memiliki

jiwa etos kerja yang sama tinggi, maka semua akan bersama-sama menyelesaikan tugas.

Selain itu juga setiap orang akan lebih sadar terhadap tanggung jawabnya masing-masing

dengan sangat baik. Dengan demikian, maka tidak ada lagi istilah saling menguntungkan

orang lain.

F. Etos kerja juga bermanfaat untuk meciptakan suasana kerja yang nyaman.

Membudayakan jiwa etos kerja yang tinggi dalam lingkungan pekerjaan, akan

memberikan tanggung jawabnya yang baik pada semua yang terlibat pada lingkungan

kerja tersebut. Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan atau tugas, akan dikerjakan

dengan tepat waktu. Hal ini akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman ketika semua

orang telah menyelesaikan pekerjaannya sesuai target dan tepat waktu.

G. Menciptakan kekompakan dalam bekerja menjadi salah satu manfaat etos kerja yang

paling penting. Akan menjadi perbandingan dalam lingkungan kerja jika satu orang

memiliki etis kerja tinggi sedang yang lain malah malas-malasan. Hal ini menjadi tugas

kelompok yang membutuhkan kerja sama, karena tentu saja pekerjaan tidak dapat

terselesaikan dengan baik. Namun, apabila semua semua anggota memiliki etos kerja

yang sama-sama tinggi, maka dapat dipastikan jika kelompok kerja tersebut akan

harmonis dan kompak serta secara otomatis pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik

dan akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

H. Manfaat etos kerja lainnya yaitu untuk mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan

dan akan membuat lebih bergairah dalam kegiatan atau aktivitas. Selain itu, etos kerja

yang tinggi juga bermanfaat sebagai penggerak.


Berdasarkan penjelasan di atas, itulah beberapa manfaat etos kerja yang wajib

diketaui. Etos kerja yang tinggi, akan membuat individu ataupun kelompok menjadi lebih

baik dalam melakukan pekerjaan ataupun hal lainnya. Hal ini disebabkan karena setiap orang

yang memiliki etos kerja, akan lebih terlihat pada sikap serta tingkah lakunya dalam

melakukan pekerjaan atau bekerja.

2.6 Prinsip etos kerja

Indonesia masuk termasuk dalam jajaran negara berkembang, karena

dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkatan ekonomi tinggi, masih lebih banyak

diantaranya adalah masyarakat dengan tingkatan ekonomi rendah, namun tak menutup

kemungkinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan bisa disejajarkan dengan negara0nefara

maju di Asia seperti diantaranya adalah Singapura maupun Jepang. Salah satu faktor yang

membuat sebuah negara bisa dikatakan maju atau tidak ternyata adalah etos kerja

sumberdaya manusianya. Pinsip etos kerja ini ternyata menjadi salah satu faktor yang

menunjang keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Seperti yang kita tau sendiri, bahwa etos kerja inilah yang selama ini masih

kurang jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. di Amerika saja misalnya pegawai

pastinya akan selalu datang tepat waktu dengan disiplin, namun di Indonesia

perbandingannya sangat jauh lagi, bukan hanya soal disiplinitas saja, melainkan juga jam

kerja dan kebiasaan ketika bekerja. Tak heran jika seandainya banyak diantara perusahaan-

perusahaan maju yang berdiri di dalam negeri justru tidak mau mengambil karyawan yang

berasal dari Indonesia sendiri, melainkan mengambil dari luar.


Jika hal-hal semacam ini dapat diperbaiki mulai dari dalam, yaitu oleh

sumberdaya manusianya sendiri, tentunya akan sangat menguntungkan juga bagi perusahaan.

Imbasnya lapangan kerja yang tersedia akan lebih banyak diprioritaskan untuk masyarakat

dari dalam negeri, dibandingkan dengan luar negeri. Prinsip etos kerja ini sendiri sebenarnya

sudah harus ditentukan sedari awal perusahaan tersebut akan dibuat, setidaknya dengan

adanya etos kerja memiliki banyak sekali hubungan penting, diantaranya adalah dalam hal:

A. Orientasi di masa yang akan datang, dengan adanya etos kerja ini ternyata memberikan

sebuah peluang bagi perusahaan untuk bisa mencapai tujuan yang sudah direncanakan, di

masa yang akan datang. Tentunya agar kondisinya bisa jauh lebih baik dibandingkan

dengan yang sudah lalu.

B. Dengan adanya etos kerja, maka nantinya sumberdaya manusia bisa lebih menghargai

waktu, menjadi pribadi yang disiplin, karena waktu ini juga sangat mempengaruhi

produktivitas kerja, bayangkan saja jika seandainya dalam 1 menit bisa mencetak 5

barang, namun ternyata SDM terlambat hingga 1 jam, berapa kerugian yang diterima oleh

perusahaan tersebut. Tentunya sangat tinggi, hal ini jugalah yang membuat banyak

perusahaan asal luar negeri ketat dalam mempekerjakan karyawan mereka.

C. Tanggung jawab, asumsi yang harus dipegang dengan kuat oleh seorang pekerja ketika

ikut dengan orang lain adalah tanggung jawab atas sebuah pekerjaan, berani keluar atau

mengundurkan diri jika asa kesalahan yang disebabkan oleh mereka sendiri.

D. Hemat dan sederhana, sangat berhubungan dengan prinsip kesuksesan usaha, dimana

sekecil apapun barang yang digunakan, namun bisa menghasilkan uang yang besar,

sehingga meskipun jumlahnya sedikit, maka jangan dibuang begitu saja.


E. Harus memacu persaingan yang sehat, dengan adanya etos kerja ini juga diharapkan

persaingan antar sumber daya manusia bisa dilakukan dengan sehat, bukan malah

merugikan perusahaan tempat mereka bernaung.

Sebenarnya prinsip etos kerja ini tidak hanya dikonsepkan secara luas saja patut

untuk Anda ketahui, ternyata Islam sendiri juga menempatkannya di dalam Al-Quran juga

hadits jika ingin usaha yang dilakukan tersebut bisa sukses, diantara prinsip-prinsip yang

harus Anda ketahui adalah:

1) Kerja berhubungan dengan aktivitas dan juga aman. Bagi siapapun seorang muslim yang

melakukan pekerjaan dengan serius dan juga kerja keras, maka hasil akhirnya bukan

hanya uang saja, melainkan juga akan diberikan dengan amal perbuatan, namun dengan

catatan bahwa pekerjaan yang dilakukan tersebut juga harus jenis pekerjaan yang baik,

membawa faedah bagi banyak orang. Bukan pekerjaan yang justru menyesatkan. Bekerja

harus dilakukan dengan prinsip halal.

2) Ada orientasi pencapaiannya, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahkan dengan

adanya etos kerja ini menghasilkan sebuah tujuan, yaitu pencapaian di masa yang akan

datang. Anda yang bekerja dalam sebuah perusahaan tentunya tidak hanya bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup saja bukan, melainkan juga ada harapan yang lainnya,

seperti target 3 tahun kedepan harus memiliki posisi tertentu, atau mungkin dengan gaji

yang naik. Jika ada target yang akan dicapai, maka pekerjaan Anda menjadi lebih

terstruktur, apakah sesuai dengan target yang diinginkan atau tidak.

3) Berkarakter kuat dan dapat dipercaya, banyak orang yang untuk bisa mendapatkan lebih

banyak keuntungan maka berlaku curang dalam menjalankan usahanya. Bukan hanya

seorang wirausaha saja, melainkan karyawan terkadang juga berlaku demikian. Seperti
dengan mengubah uang anggaran yang didapatkan perusahaan, sebagian diantaranya

nanti akan dimasukkan ke rekening sendiri. Prinsip yang satu ini tidak disukai oleh Islam,

karena akan menjerumuskan seorang muslim ke neraka terendah. Seorang SDM yang

baik harus memiliki karakter kuat dan amanah, dapat dipercaya dalam menjalankan

tugasnya.

4) Kerja keras, prinsip etos kerja yang lainnya adalah kerja keras, untuk mencapai tujuan

yang sudah dibuat tak bisa dengan santai-santai, apalagi bagi Anda yang benar-benar

memulainya dari bawah, berbeda jika memang menjadi anak seorang bos. Kedepannya

maka bisa saja mewarisi usaha yang sudah dimiliki tersebut. Sehingga pastikan dalam

menjalankan pekerjaan apapun Anda melakukannya hingga batas yang paling maksimal.

Ingat bahwa dengan kerja keras nantinya juga tak akan membohongi hasil akhir.

5) Kerja cerdas, apa yang dimaksudkan sebagai kerja cerdas? Ini sangat berhubungan

dengan passion yang dimiliki, hendaknya bekerjalah sesuai dengan keahlian atau skill

Anda. Jangan memaksakan diri untuk meraih posisi yang lebih padahal tak sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki, hal ini justru akan merugikan pihak dari perusahaan tersebut.

Dengan bekerja sesuai dengan passion maka nantinya Anda juga bisa merasakan

bahwa bekerja tak terasa berat dan lebih menyenangkan.

Lalu bagaimana caranya agar bisa menumbuhkan etos kerja yang baik tersebut,

bisa dimulai dari kebiasaan, berikut ini ada beberapa hal yang dapat Anda coba, diantaranya

adalah:

a. Memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan sebuah pekerjaan

b. Senantiasa berpikiran positif, bahwa apa yang sudah Anda kerjakan dengan susah payah

maka nantinya hasil akhir juga tak akan membohongi.


c. Jadilah diri sendiri, tentukan tujuan yang jelas dan cobalah berusaha sekuat tenaga untuk

meraih impian yang sudah dibuat tersebut.

d. Jangan banyak membuang waktu dengan angan-angan yang kosong

e. Jadilah orang yang disiplin, baik itu disiplin waktu dalam bekerja atau melakukan setiap

hal sehari-hari, dengan demikian Anda akan lebih menghargai waktu yang dimiliki.

f. Bekerja dengan konsentrasi

g. Jangan cepat merasa puas terhadap hasil yang baru di dapatkan

h. Jika terjadi kegagalan maka jangan patah semangat terlebih dahulu, Anda bisa mencoba

lebih keras agar kedepannya menjadi lebih sukses.

i. Pegang kuat-kuat prinsip etos kerja yang sudah Anda miliki untuk menjadikan hidup

lebih baik kedepannya, kontribusinya juga sangat penting dalam pembangunan sebuah

Negara

2.7 Pandangan Islam Tentang Etos Kerja

Etos kerja terdiri dari dua kata yaitu etos dan kerja menurut Norcholish Madjid

etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti watak dan karakter. Secara

lengkap etos adalah karakter dan sikap,kebiasaan serta kepercayaan yang bersifat khusus

tentang seorang individu dan sekelompok manusia etos di bentuk oleh berbagai

kebiasaan,pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya.

Etos sendiri tidak terlepas dari etika, dan etika mendekati dengan pengertian

akhlak.ahlak merupakan sopan santun pedoman moral dan perilaku yang dimiliki seseorang

dalam menjalankan usahanya.Sedangkan menurut istilah kerja dalam kamus besar indonesia

bermakna kegiatan melakukan sesuatu. El-Qussy, seorang pakar ilmu jiwa yang berkembang
saan di mesir, menerangkan bahwa kegiatan atau perbuatan manusia terbagi menjadi dua

jenis yaitu prtama perbuatan yang berhubungan dengan mental kegiatan yang di lakukan

secara tidak sengaja.

Etos kerja menurut para ahli dari keterangan-keterangan di atas, dapat

disimpulkan, bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok

manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi

guna mewujudkan suatu keinginan dan cita-cita

Definisi etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja

pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-

nilai yang berdeminsi transenden (ilihiyah).

Agama Islam adalah agama serba lengkap, yang di dalamnya mengatur seluruh

aspek kehidupan manusia baik kehidupan spiritual yang bersifat ukhrawi maupun kehidupan

material yang bersifat duniawi termasuk di dalamnya mengatur masalah etos kerja.

Secara implisit banyak ayat al Qur’an yang menganjurkan umatnya untuk bekerja

keras, dalam arti umat Islam harus memiliki etos kerja tinggi, diantaranya dalam Quran surat

Al Insirah (94): (7-8) berikut:

Fa iza faragta fansab

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya

kamu berharap.
Ayat ini menganjurkan kepada manusia, khususnya umat Islam agar memacu diri

untuk bekerja keras dan berusaha semaksimal msungkin, dalam arti seorang muslim harus

memiliki etos kerja tinggi sehingga dapat meraih sukses dan berhasil dalam menempuh

kehidupan dunianya di samping kehidupan akheratnya.

Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-

sungguh, akurat dan sempurna. Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki

jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang amanah

terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut sebagaimana Dawud

ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil dan harus didasarkan pada nilai-nilai

kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah

kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus.

Seperti dalam surat QS at-Taubah (9): (105) yang berbunyi

Wa quli’malu fa sayarallahu ‘amalakum wa rasuluhu wal-mu ‘minun, wa

saturaddunna ila ‘alimil-gaibi wasy-syahadati fa yunabbi ‘ukum bima kuntum ta’malun

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada

(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu

apa yang telah kamu kerjakan.

Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakninan

seseorang atau suatu kelompok dengan demikian etos adalah sikap yang tetap dan mendasar
yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia

dengan dirinya dan diluar dirinya.

Etos ialah sifat dasar atau karakter yang merupakan kebiasaan watak bangsa atau

ras. Koentjoroningrat mengemukakan pandanganya bahwa etos merupakan watak khas yang

tanpak dari luar. Dan terlihat oleh orang lain etos juga berasal dari bahasa yunani ethos yang

berarti ciri, sifat, ataukebiasaan adat istiadat atau kecendeungan moral pandangan hidup yang

di miliki seseorang, sekelompok orang atau bangsa.Pengertian etos kerja menurut para ahli

dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan, bahwa kata etos berarti watak atau

karakter sseorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan

yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan suatu keinginan dan cita-

cita.Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya

juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang

berdeminsi transenden (ilihiyah).

2.8 Penelitian terdahulu

Dalam penulisan kajian ini, adalah beberapa judul skripsi mahasiswa sebelumnya

yang ada dalam kajian dijadikan penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut :

1) Skripsi dari fitria anshari tahun 2011 dengan judul “ pengaruh gaya kepemimpinan

situasional terhadap kinerja karyawan pada CV. Cita Mandiri Batu Jawa Timur. Dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui hal – hal yang mendalam tentang pengaruh

gaya kepemimpinan seseorang.

2) Skripsi dari Rosita Tahun 2005 dengan judul “ pengaruh gaya kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Tolan Tiga Indonesia. Dalam
penelitian ini mengetahui hal – hal yang lebih mendalam tentang kepuasan kerja

karyawan.

3) Saleha (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh Lingkungan Kerja, Etos Kerja Dan

Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi

Tengah.

4) Octarina (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh Etos Kerja Dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga

Kota Sarolangun.

5) Suzanto (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,

Dan Koordinasi Terhadap Kinerja Pegawai ( Suatu Studi Pada Cabang Pelayanan Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta ).

2.9 Defenisi Konsep

Defenisi konsep adalah Istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstark kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi

pusat perhatian dalam ilmu sosial. (singarimbun 2006:33)

Adapun batasan defenisi konsep tersebut adalah :

1) Peranan adalah merupakan aspek dinamis kedudukan (status).. Ketika seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut

telah menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama

lain. Tidak ada peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa

peranan. Setiap orang mempunyai macam-maca peranan sesuai dengan pola pergaulan

hidupnya.
2) Etos kerja adalah sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum

kapitalis percaya dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk

meningkatkan karakter moral.

2.10 Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir bertujuan untuk menerangkan dan memudahkan dalam memahami

teori ini, penulis melakukan kerangka pikir digunakan untuk mempermudah peneliti dalam

mencari jawaban dari permasalahan yang telah ditentukan. Maka peneliti menjelaskan

kerangka pikir dengan tahapan – tahapan kualitatif untuk mengetahui upaya pimpinan dalam

meningkatkan etos kerja pegawai sebagai berikut :

1) Persiapan yang dilakukan dengan menetapkan teori pertama yang membahas

kepemimpinan. Teori ini akan menjadi landasan permasalahan penelitian yang

selanjutnya dijadikan acuan untuk merumuskan permasalahan.

2) Merancang penelitian, dalam penelitian dilakukan perancangan kualitatif.


Kerangka Pikir

Upaya pemimpin dalam


meningkatkan etos kerja pegawai
dikantor Camat Minas Kabupaten
Siak

Kualitas kepemimpinan

Tanggung jawab

Meningkatkan Etos Kerja Pegawai


2.11 Konsep Operasional

sugiyono menyatakan bahwa variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variable Indikator Sub indikator


Peranan Camat Dalam Kualitas kepemimpinan Kualitas pemimpin dalam

Meningkatkan Etos Kerja menjalankan tugasnya

Pegawai Dikantor Camat

Minas
Etos Kerja Sikap, pandangan terhadap

suatu kerja

Fasilitas kerja Fasilitas yang diberikan

dalam bekerja

ASN Membrikan tanggung jawab

dalam bekerja yang telah

ditugaskan
Penuh tanggung jawab Bertanggung jawab alam

menjalankan tugas yang

telah diberikan

Hubungan atasan dan Menjalin hubungan atasan

bawahan dan bawahan dengan baik.

BAB III
METODE PENELITIAN

.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian proposal ini peneliti melakukan penelitian dilaksanakan di

Kantor Camat Minas yang terletak di Jalan Hutan Wisata nomor 2 Minas Jaya Kabupaten

Siak. Pada kurun waktu Desember 2020 sampai dengan Januari 2021.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

a. Jenis

Jenis penelitian yang di lakukan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan metode penelitian dengan cara mendeskripsikan secara langsung fenomena yang

terjadi pada objek penelitian.

b. Sumber data

Dalam setiap penelitian untuk dapat mendukung proses dan hasil penelitian

tersebut, maka dibutuhkan data data yang pasti dan nyata dan objek penelitian. Dalam hal ini

sumber data yang dipakai adalah :

1) Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari objeknya yang

mana data primer Disini diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan, hasil

wawancara dan menyebarkan angket atau kuisioner.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang didapat

dari instansi yang bersangkutan. Yang mana data sekunder disini diperoleh melalui

catatan yang dimiliki oleh institusi seperti, media internet, serta berbagai literatur –

literatur dan tinjauan pustaka yang relevan dan mendukung penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah :

a. Observasi

Menurut sugiyono ( 2009 : 166 ) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan

terhadap gejala – gejala yang diteliti. Observasi yang dilakukan adalah Observasi langsung.

Untuk melihat bagaimana peranan camat dalam meningkatkan etos kerja pegawai dikantor

camat minas.

b. Wawancara

Menurut sugiyono ( 2009 : 72 ) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat diskontruksikan makna

dalam suatu topik tertentu penulis melakukan wawancara tanya jawab langsung. Penelitian

ini penulis melakukan wawancara terstruktur terhadap narasumber atau Key informan yaitu

menggunakan panduan berupa pertanyaan – pertanyaan yang akan dilontarkan kepada

informan terkait dengan judul penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Hp, buku dan pena.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan

karena adanya permintaan seseorang peneliti sedang record ialah setiap pernyataan tertulis

yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.

Dengan demikian, dokumen Disini meliputi materi ( bahan) seperti pornografi, vidio, film,

memo, surat, diary, rekaman kasus klinis dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai

bahan informasi penunjang, dan sebagai bagian berasal dari sajian kasus yang merupakan

sumber data pokok berasal dari hasil Observasi partisipasi dan wawancara mendalam.
3.4 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang atau individu yang akan memberikan

keterangan dan penjelasan serta menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh penulis

guna menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh penulis dan memberikan informasi

seputar permasalahan yang dijawab dalam wawancara kepada penulis dengan menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling adalah menentukan pengambilan sampel dengan

menetapkan ciri – ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menjawab

permasalahan penelitian.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah camat minas dan beberapa

pegawai yang ada kecamatan minas.

Informan Penelitian

No Informan Jumlah
1. Camat 1
2. Pegawai 10

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui peranan camat dalam meningkatkan etos kerja pegawai

dikecamatan minas kabupaten siak maka data yang diperoleh diklasifikasikan menurut
jenisnya, kemudian dianalisis deskriptif kualitatif yakni analisa yang berusaha memberikan

gambaran – gambaran terperinci berdasarkan kenyataan – kenyataan yang ditemukan

dilapangan mengenai peranan camat dalam meningkatkan etos kerja pegawai dikecamatan

minas kabupaten siak.

Menurut milea dan huberman, terdapat tiga teknik analisa data kualitatif yaitu

reduksi data, penyajian data, dan pemasukan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus

menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar – benar terkumpul.

DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an

Nani marlena. 2019. Strategi Pesonalia dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan Kantor

Camat Kecamatan Pangdansg Guci Hilir Kabupaten Kaur Ditinjau Dalam Perspektif

Ekonomi Islam. Bengkulu: Institut Agama Islam Negri (IAIN).

Riska Arsi Safitri. 2019. Upaya Pimpinan dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan di PT.

Riau Agri Parit Baru Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. Pekanbaru:

Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

Wina gustio. Etos Kerja Pegawai Dalam Pelayanan E-Ktp Dikantor Kecamatan Da Yaeuluhur

Kabupataen Cilacap.

Diyah Fitriyani, Ocky Sundari, Jhonson Dongororan. 2019. Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Etos Kerja Pegawai Kecamatan Sidorejo Salatiga. Jurnal Ilmu Sosial dan

Humaniora. Vol 8 No 1

Nur Afifah. 2014. Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai, Etos Kerja dan Semangat Kerja

Terhadap Kualitas Pelayanan Dikantor Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.Semarang:

Universitas Negri Semarang.

Edi Saputra Pakpahan, Siswidiyanto, Sukanto. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Pegawai. Vol 2 No 1

Susilo Susiawan, Abdul Muhid. 2015. Kepemimpinan Transformasi, Keputusan Kerja Dan
Komitmen Organisasi. Jurnal psikologi Indonesia. Vol 4 No 3

Anda mungkin juga menyukai