Anda di halaman 1dari 16

Klasifikasi Hewan

Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum /phylum yaitu
protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida,mollusca, echinodermata,
arthropoda dan chordata.

1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa


Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias berseltunggal dengan
ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop.Protozoa dapat hidup di air atau di
dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lainsebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau
beramai-ramai atau koloni.Contohnya : amuba / amoeba.

2. Phylum / Filum Porifera


Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spondengan bintang
karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakanmakanan dari air yang disaring
oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons,grantia.

3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata


Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnyaseperti ubur-ubur
dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidupdi laut. Contohnya yaitu hydra,
koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.

4. Phylum / Filum Platyhelminthes


Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetrisbilateral tanpa
peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipihkebanyakan sebagai biang
timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit padabinatang / hewan atau manusia. Contohnya
antara lain seperti planaria, cacing pita,cacing hati, polikladida.

5. Phylum / Filum Nemathelminthes


Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetrisbilateral dengan
saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah.Contoh cacing gilik : cacing
askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.

6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida


Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen denganberbagai sistem
organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup.Annelida sebagian besar memiliki dua
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atauhermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing
kipas, lintah /leeches.
7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan

AD. 1. Nemathelmynthes

1. Ciri Umum

a. Pengertian
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing)
disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati.

Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah ruang


tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.

Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas meskipun
beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran darah namun memiliki sistem
pencernaan yang berkembang dengan baik.

b. Struktur Tubuh
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.
Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau
seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada
cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari
dari enzim pencernaan inang.

Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.

Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh


darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi
melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.

Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes
yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh
makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek
dan di dasar perairan tawar atau laut.

Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.

c. Perkembang biakan
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi
secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada
lingkungan yang tidak menguntungkan.

2. Klasifikasi

Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian berikut
akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia

a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)


Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding
luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia
sehingga sering kali disebut cacing perut.

Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan
hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan
memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi
untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini
terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris.
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang,
larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke
kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan
betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus
mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.

b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)


Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang
dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing
ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung
anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi
ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing
tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing
betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah
tubuhnya.

c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)


Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi
hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun
cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila
kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi
secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan
menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga
kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.

d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya
di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu
pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang
tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.

e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia
yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah
menuju otot rangka kemudian menjadi kista.

3. Peranan
Peranan nemathelminthes bagi kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan
bahkan merugikan. Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan

AD. 2. Annelida

a. Pengertian
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang
berarti bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang
bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida
dapat hidup di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan.
Umumnya hidup bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit. Cacing ini
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan
ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang
berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih
kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.

b. Struktur Tubuh
Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut triploblastik
selomata. Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah memanjang
sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap segmen. Annelida mempunyai bentuk tubuh
simetri bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan
ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Meskipun demikian, antara ruas
satu dan lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang
terkoordinasi.Sistem saraf annelid terdiri dari sebuah otak yang terhubunga dengan
serabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap segmen. Annelida memiliki sistem pencernaan
yang lengkap termasuk faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan.
Pengeluaran dengan nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan
mengekskresikannya keluar tubuh.

2. Klasifikasi

a. Polychaeta

Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Parapodia adalah kaki seperti
dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan. Setae adalah
bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu
polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak. Cacing kerang, seperti Nereis
adalah pemangsa yang aktif. Banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus,
mata dan organ peraba lainnya.

b. Oligochaeta
Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol
secara langsung dari tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang.
Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan setae.
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk pertukaran
udara. Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan organic dari tanaha
yang dimakan. Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan di
tembolok lalu ke rempela.
Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan dua lubang;
satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh.
Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.

Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima pasang
jantung (lengkung aorta) menuju pembuluh ventral. Cacing tanah bersifat hermaphrodit, memilliki testis
dengan saluran semen, dan ovarium dengan penerima semen. Perkawinan dilakukan dengan melibatkan
dua cacing yang saling parallel dalam posisi berlawanan dan saling bertukar sperma. Setiap cacing
memiliki klitellum yang mengeluarkan lendir, untuk melindungi sperma dan telur dari kekeringan.

c. Hirudinea

Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan.
Setiap gelang tubuh memiliki beberapa alur mendatar. Lintah memunculkan pengisap anterior kecil
sekitar mulutnya dan pengisap posterior yang besar. Meskipun beberapa diantaranya adalah predator
yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan. Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan
darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.

3. Peranan
Peranan Annelida dalam kehidupan :

a. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu
aerasi tanah.

b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sSebagai
makanan

c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.

AD. 3. Plathelminthes

1. Ciri Umum

a. Pengertian
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari kata Platy = pipih dan
helminthes = cacing. Jadi berarti cacing bertubuh pipih.Tubuh pipih dorsoventral tidak berbuku-buku,
simetri bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung anterior dan posterior. Lapisan tubuh tersusun dari
3 lapis (triploblastik aselomata) yaitu ektoderm yang akan berkembang menjadi kulit, mesoderm yang
akan berkembang menjadi otot – otot dan beberapa organ tubuh dan endoderm yang akan berkembang
menjadi alat pencernaan makanan.
Filum Platyhelminthes terdiri dari sekitar 13,000 species, terbagi menjadi tiga kelas; dua yang bersifat
parasit dan satu hidup bebas. Planaria dan kerabatnya dikelompokkan sebagai kelas Turbellaria. Cacing
kait adalah parasit eksternal atau internal dari Kelas Trematoda.
Cacing pita adalah parasit internal dari kelas Cestoda..

b. Struktur Tubuh
Semua anggota filum ini berbentuk simetri bilateral dan memiliki bagian kepala. Sudah memiliki tiga
lapisan tubuh; ektoderm, mesoderm dan endoderm. Tipe rongga tubuhnya termasuk acoelomata
berbetuk kantung dengan satu lubang. Lapisan mesoderm memunculkan otot dam organ
perkembangbiakan. Hewan dewasa yang hidup bebas telah memiliki otot, serabut saraf dan organ
pencernaan tapi belum memiliki alat pernafasan dan sistem peredaran darah.

Cacing pipih seperti planaria memiliki percabangan rongga gastrovascular sebagai tempat pencernaan
ekstraseluler juga sebagai tempat mendistribusikan sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Pertukaran
gas melalui difusi lewat kulit. Platyhelminthes telah memiliki sistem pengeluaran yang juga berfungsi
sebagai sistem osmo-regulasi.
Cacing pipih memiliki sistem saraf tangga-tali yang tersusun dari pasangan-pasangan ganglion yang
membentuk otak dihunungkan lewat sel-sel saraf menuju sel-sel sensori di lapisan tubuh Filum
Platyhelminthes yang parasit seperti cacing kait dan cacing pita dicirikan dengan modifikasi berikut;
• hilangnya bagian kepala membentuk bantalan kepala berkait dan berpenghisap untuk melekatkan diri
pada inang.
• Perkembangan ekstensif dari sistem reproduksi bertepatan dengan hilangnya sistem-sistem lain.
• Hilangnya perkembangan sistem saraf dan gastrovaskular yang baik
• Mengembangkan sistem kulit yang melindungi mereka dari cairan pencernaan inang.

2. Klasifikasi
Filum Platyhelminthes ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu Turbelaria, Trematoda, dan Cestoda.

a. Turbellaria
Kelas Turbellaria termasuk planaria air tawar seperti
Dugesia yang memberi makan organism kecil atau tetap sebagai makhluk kecil. Kepala planaria
berbentuk ujung panah, dengan tambahan sisinya sebagai pengindera makanan atau keberadaan
organism lain.

Cacing pipih mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak seperti
mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan berbagai gerak.

Sel kelenjar mengeluarkan material lendir untuk hewan ini dapat meluncur. Memiliki sel api sebagai
sistem ekskresi yang terdiri dari serangkaian kana-kanal yang saling berhubungan di sepanjang kedua sisi
longitudinal tubuhnya. Sel api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang
di bagian tengah gelembung itu. Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis.
Planaria bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan individu
baru, maupun seksual bersifat hermaphrodit.

b. Trematoda
Kelas Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru. Cacing kait
tidak memiliki kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem pencernaan, sistem saraf dan sistem
pembuangan yang kurang tapi sistem reproduksinya berkembang baik walau hermaphrodit.
Cacing kait darah menyebabkan penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan betina.
Cacing betina menumpuk/menyimpan telur-telurnya dalam pembuluh darah di sekitar usus inang. Telur-
telur ini bermigrasi ke usus lalu dikeluarkan tubuh bersama feses. Telur menetas menjadi larva di dalam
air dan berenang mencari siput air. Larva bereproduksi secara aseksual dan akhirnya meninggalkan
siput. Ketika larva menembus kulit manusia,
selanjutnya akan matang di hati lalu menembus pembuluh darah pada usus.

c. Cestoda
Kelas Cestoda terdiri dari cacing pita. Bagian scolex memiliki pangait dan pengisap yang
memungkinkannya menempel pada dinding usus inang. Di bawah skolex terdapat leher yang pendek
dan tali panjang proglottid, dimana setiap proglottid berisi satu set penuh organ kelamin jantan dan
betina dan stuktur lainnya.
Seteleh terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan keluar bersama
feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya menjadi sistiserkus di dalam otot inang. Jika
manusia memakan daging babi atau sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak sempurna, maka manusia
akan terinfeksi cacung ini.

3. Peranan
Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan :
a. Planaria menjadi salah satu makanan bagi organism lain.
b. Cacing hati maupun cacing pita merupakan parasit pada manusia

AD. 4. molusca
Filum Moluska terdiri lebih dari 100,000 spesies dengan variasi bentuk tubuh dan cara hidup. Moluska
memiliki coelom tereduksi dan terbatas pada daerah sekitar jantung. Seluruh moluska memiliki;

1. Massa visceral berisi organ-organ dalam, termasuk saluran pencernaan, sepasang ginjal dan organ
reproduksi.

2. Mantel pembungkus namun tidak menutupi seluruh massa visceral serta mengeluarkan cangkang juga
mendukung pembentukan imsamg atau paru-paru.

3. Daerah kepala/kaki berisi organ pengindera dan struktur otot yang digunakan untuk pergerakan.

4. Radula adalah organ yang memunculkan banyak baris gigi dan digunakan untuk mengunyah makanan.

5. Sistem saraf terdiri dari beberapa ganglia yang dihubungkan dengan serabut saraf.

Kebanyakan moluska memiliki sistem peredaran darah terbuka; sebuah jantung memompakan
hemolimf melalui saluran menuju hemocoel. Darah berdifusi kembali menuju jantung dan dipompa ke
tubuh lagi. Beberapa mollusca bergerak dengan lamban dan tidak memiliki kepala, sementara lainnya
adalah pemangsa yang aktif yang memiliki kepala dan panca indera.

Klasifikasi Moluska

a. Polyplacophora

Chiton, adalah contoh moluska dengan cangkang yang terdiri dari 8 lempeng bersusun. Sebuah otot
ventral digunakan untuk merayap sepanjang substrat atau untuk menempel di karang. Chiton memakan
kepingan-kepingan ganggang.

b. Gastropoda

Kelas Gastropoda termasuk keong, siput darat, bekicot dan siput laut. Kebanyakan gastropoda ada di
laut, meskipun beberapa diantaranya ada di air tawar dan daratan. Banyak gastropoda adalah herbivora
yang menggunakan radula mereka untuk mengikis makanan dari permukaan. Gastropoda karnivora
menggunakan radulanya untuk melubangi cangkang bivalvia untuk memperoleh makanan. Kebanyakan
gastropoda memiliki kepala yang berkembang baik dengan mata dan tentakel yang menonjol dari
cangkang bergelung yang melindungi masa visceral. Tetapi tidak semua gastropoda memiliki cangkang,
contohnya siput telanjang (nudibranchia) dan keong and siput darat tidak memiliki cangkang.
Pada gastropoda air, insang ditemukan di dalam rongga mantel, pada gastropoda darat mantel terisi
penuh dengan pembuluh darah dan berfungsi sebagai paru-paru saat udara bergerak masuk dan keluar
melalui lubang-lubang pernafasan. Gastropoda darat adalah hermaphrodit, perkawinan dilakukan oleh
dua individu yang saling memberikan sperma untuk membuahi telur-telur. Telur-telur diletakkan di
tanah dan berkembang tanpa melalui fase larva.

c. Bivalvia

Kelas Bivalvia terdiri dari kerang, tiram, remis dan kima. Anggota kelompok ini memiliki dua bagian
cangkang yang diikat dengan erat oleh otot seperti mekanisme engsel. Bivalvia tidak memiliki kepala,
radula dansedikit penonjolan kepala. Kerang menggunakan kaki mirip kapak untuk menggali pasir; remis
menggunakan kakinya membentuk benang penjerat mangsa; tiram menggunakannya untuk menggali
pasir dan berenang. Buka-tutup cangkang dengan cepat menimbulkan semburan air.
Cangkang bivalvia disekresi oleh mantel. Cangkang ini tersusun dari protein dan kalsium karbonat
dengan selapis bagian dalam dari mutiara. Mutiara ini terbentuk akibat adanya benda asing yang masuk
daerah antara mantel dan cangkang.
Bivalvia memiliki sistem peredaran darah terbuka, sistem sarafnya terdiri dari tiga pasang ganglia. Ada
dua ginjal di bawah jantung yang bertugas membuang sisa ammonia. Alat kelamin sudah terpisah,

d. Cephalopoda

Kelas Cephalopoda diantaranya cumi-cumi, sotong, gurita dan nautilus.


Cumi-cumi dan gurita dapat menyemprotkan air dari antelnya melalui sebuah corong. Di sekitar kepala
terdapat tentakel dengan mulut isap yang dapat digunakan untuk menanglap mangsa dan
mengirimkannya ke paruh/mulut yang kuat. Secara umum Cephalopoda memiliki alat indera yang
berkembang baik, termasuk mata tipe kamera. Kebanyakan cephalopoda khususnya gurita memiliki otak
yang berkembang baik dan menunjukkan kemampuan unuk belajar. Nautilus terbungkus oleh cangkang
sedangkan cumi-cumi mempunyai rangka yang terdeuksi dan berada di dalam tubuh.
Cumi-cumi dan gurita mempunyai kantung tinta yang dapat disemburkan kelaur membentuk “awan”
tinta yang menghalangi pemangsanya. Alat kelamin sudah terpisah.

AD. 5. Echinodermata
Ada sekitar 6000 species echinodermata yang seluruhnya ada di laut. Filum Echinodermata termasuk
landak laut, bintang ular, teripang dan bintang laut. Pada saat dewasa tubuhnya simetri radial meskipun
saat muda simetri bilateral. Echinodermata memiliki endoskeleton terdiri dari cakram berkapur dengan
duri-duri. Echinodermata belum memiliki otak, mempunyai sistem pembuluh air yang membentuk kaki
tabung.

Klasifikasi Echinodermata

a. Crinoidea

Kelas ini mencakup sekitar 600 spesies crinoida, “lilia” laut yang berjalan dengan rumbai-rumbai yang
dapat bergerak. Lengan-lengan bercabang digunakan untuk menyaring makanan serta member bentuk
menyerupai bunga atau tumbuhan.

b. Holothuroidea

Holothuroidea memiliki 1,500 spesies teripang. Holothuroidea memiliki tubuh berbulu memanjang dan
mendapat makanan dengan tentakel yang terletak di sekitar mulut.

c. Echinoidea

Memiliki sekitar 950 spesies bulu babi dan pasir dolar yang kedua-duanya memiliki duri-duri yang
mereka gunakan untuk bergerak, mempertahankan diri serta membuat lubang.

d. Ophiuroidea

Ophiuroidea memiliki sekitar 2,000 spesies bintang ular. Bintang ular memiliki cakram dengan lima
lengan yang panjang yang membuat mereka bergerak lebih cepat.

e. Asteroidea

Asteroidea memiliki sekitar 1,500 spesies bintang laut, yang kebanyakan memiliki tubuh yang pipih
secara dorsoventral. Bintang laut memiliki cakram pusat dengan 5 aytau kelipatan 5 lengan yang kekar
tertancap padanya. Bintang laut hidup di sepanjang pantai berkarang memakan kerang, tiram dan
bivalvia lainnya.
Tubuhnya memiliki satu sisi oral (mulut) dan aboral (atas). Duri-duri muncul dari lempeng endoskeletal
melalui kulit yang tipis. Pediselaria mirip penjepit menjaga permukaan dari partikel kotoran. Pertukaran
udara dilakukan oleh isang kulit. Pada permukaan oral setiap lengan memiliki sebuah jalur rongga
dengan kaki tabung.
Bintang laut memasukan apaun ke dalam perutnya. Bintang laut mengeluarkan enzim perut untuk
mencerna mangsanya yang dipecah kecil-kecil untuk dimasukkan ke dalam perut berpilorus. Sebuah
usus pendek keluar menuju sebuh anus di sisi aboral. Setiap lengan memiliki coelom yang telah
berkembang dengan baik dan berisi sepasang kelenjar pencernaan dan kelenjar kelamin jantan atau
betina.
Sistem saraf berupa sebuah cincin pusat dengan saraf radial di setiap lengan. Terdapat bintik mata peka
cahaya di ujung setiap lengan untuk koordinasi meski dengan respon lambat.
Pergerakan tergantung pada sistem pembuluh air. Air masuk dari sisi aboral melalui lempeng tapis
(madreporite), air melewati saluran batu menuju saluran cincin dan dari saluran cincin menuju saluran
radial di setiap lengan. Saluran radial mengisi saluran lateral yang meluas ke kaki tabung. Kontraksi
ampulla mendorong air ke dalam kaki tabung.

AD. 6. coelenterata

1. Ciri Umum
a. Pengertian

Filum Cnidaria meliputi ubur-ubur, hydra, anemon laut, dan hewan karang. Filum ini disebut Cnidaria
karena memiliki knidosit atau sel-sel penyengat yang terdapat pada epidermisnya. Cnidaria juga disebut
Coelenterata karena mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuh. Coelenterata berasal dari kata
coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi, semua hewan yang termasuk filum ini mempunyai rongga
usus (gastrovaskuler) yang berfungsi untuk pencernaan.

b. Struktur Tubuh
Tubuh Cnidaria simetris radial atau biradial. Sudah termasuk organisasi tingkat jaringan, dimana sel-sel
sejenis telah bergabung membentuk jaringan namun belum membentuk organ.
Tubuh Cnidaria memiliki dua lapisan sel (jaringan), yang luar disebut epidermis dan yang dalam disebut
gastrodermis (endodermis). Kedua jaringan tersebut dipisahkan oleh lapisan mesoglea yang berisi
gelatin dan sel-sel syaraf.
Sebuah rongga gastrovascular (coelenteron) memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus. Terdapat tentakel pada mulut/anus.
Beberapa sel telah terorganisasi sebagai dua jaringan saraf; satu di bagian epidermal dan lainnya sebagai
gastrodermal, membantu koordinasi fungsi otot dan penginderaan.
Cnidaria memiliki dua bentuk dasar yaitu medusa and polip. Medusae, seperti ubur-ubur dewasa dapat
bebas berenag atau mengambang. Polip, bersifat menempel pada substrat. Cnidaria memiliki
nematocysts, berupa benang berbentuk tabung terpintal, seperti rambut-rambut dan beracun.

c. Perkembang biakan
Reproduksi polip secara asexual dengan bertunas, atau sexual dengan membentuk gamet-gamet
(medusae). Cnidaria secara individual ada yang monoecious dan dioecious. Hasil perkembang biakan
seksual adalah larva planula yang bersilia dan berenag bebas.

2. Klasifikasi
Filum Cnidaria dibagi menjadi tiga kelas yaitu Anthozoa, Hydrozoa, dan Schyphozoa.

a. Anthozoa: Anemon laut dan Koral

Anemon laut adalah polip soliter dengan tinggi 5-100 mm dan diameter 5-200 mm atau lebih besar.
Biasanya berwarna cerah dan menyerupai bunga-bungaan pada dasar lautan.
Anemon laut member makan berbagai invertebrate dan ikan. Mereka melekat pada berbagai substrata
tau bersimbiosis mutualisme dengan kepiting atau hidup melekat pada cangkang kerang.
Hewan Karang (koral) dapat hidup soliter namun kebanyakan berkoloni, umumnya hidup di perairan
dangkal yang hangat. Akumulasi dari kalsium-karbonatnya akhirnya membentuk terumbu karang.
Beberapa karang juga hidup di perairan yan lebih dingin, sehingga kehadirannya tidak selalu
menunjukkan suatu perairan tropis.

b. Hydrozoa:

Hydra dan Physalia


Pada kelas ini yang menjadi tahap dominan adalah polip. Physalia (ubur-ubur api/tentara portugis)
adalah contoh koloni polip, dengan polip asal menjadi bentuk terapung (berisi gas). Polip lainnya
dikhususkan untuk makan dan bereproduksi. Tentakelnya banyak mengandung nematocyst.
Hydra, adalah polip hydrozoa air tawar. Tubuhnya kecil, memiliki empat sampai enam tentakel
mengelilingi mulutnya. Hydra dapat bergerak dengan cara meluncur bahkan jungkirbalik. Hydra memiliki
jaringan otot dan saraf. Hydra berkembang biak secara seksual dan aseksual (bertunas).

c. Schyphozoa: Ubur-ubur (Aurelia)

Pada ubur-ubur dan anggota kelas lainnya, fase dominan adalah medusa. Polip ditemukan saat kecil dan
tidak mencolok. Ubur-ubur juga sebagai penyedia makanan yang besar bagi hewan-hewan laut.

3. Peranan
Peranan Coelenterata dalam kehidupan :

a. merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang

b. sebagai barier/penghalang pantai terhadap ombak

c. sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan dan bahan kosmetik


AD. 7. Porifera

. Ciri Umum

a. Pengertian

Porifera adalah hewan yang mengandung pori ("pore-bearing" , yaitu lubang-lubang halus yang
terdapat pada sekujur tubuhnya. Adalah hewan perairan (terutama di laut) dengan keanekaragaman
ukuran, bentuk dan warna yang sangat besar.

b. Struktur Tubuh
Tubuhnya bukan berupa jaringan, hanya lapisan sel-sel khusus dengan bentuk seperti
kantung tak simetris. Sel-sel epidermis melapisi permukaan luar, sedang permukaan
dalam dilapisi oleh sel leher (Collar cells). Denyutan sel-sel leher ini menghasilkan
gerakan air yang mengalir melalui pori-pori menuju bagian tengha rongga dan keluar
melalui osculum pada bagian atas tubuh. Diantara dua lapisan itu terdapat sel-sel
amoebosit serta struktur pengeras yang diberi nama spikula.

Porifera memiliki tiga jenis kerangka tubuh yaitu;

1) Asconoid - berbentuk seperti tabung sederhana berlubang-lubang. Bagian dalam yang


terbuka dari tabung dinamakan spongocoel; mengandung sel-sel leher. Hanya ada
satu lubang keluar yaitu osculum.

2) Syconoid – memiliki tubuh tabung dengan satu osculum. Dinding tubuh synconoid
lebih tebal dan pori-porinya menjadi lebih panjang membentuk kanal sederhana.
Kanal-kanal ini dilapisi sel-sel leher, flagel-flagel sel leher ini yang menggerakkan air
dari luar tubuh masuk ke spongocoel dan keluar melalui osculum.

3) Leuconoid – Porifera ini terbentuk dari massa jaringan yang ditembusi oleh banyak
kanal. Kanal-kanal ini mengarah pada sejumlah ruang-ruang yang dilapisi sel-sel
berflagel. Air masuk melalui kanal menuju ruang-ruang ini lalu menuju bagian tengah
dan keluar lewat osculum.

c. Perkembang biakan
Porifera berkembang biak baik secara aseksual dengan cara bertunas dan fragmentasi
mapun secara seksual dengan menghasilkan zigot. Zigot in kemudian akan berkembang
menjadi larva bersilia yang mampu bergerak.

2. Klasifikasi porifera
Klasifikasi porifera disokong dengan bukti-bukti molecular modern berdasarkan komposisi
kimiawi spikulanya menjadi 3 kelompok yaitu;

a. Calcarea – rangka terbuat dari kalsium karbonat,


Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-
macam. Hidup soliter atau berkoloni.
Contoh; Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan Sycon gelatinosum.

b. Hexactinellida – rangka terbuat dari Silikon dioksida


Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena
bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala.
Contoh; Hyalonema sp., Pheronema sp., dan Euplectella subarea

c. Demospongia – rangka terbuat dari serabut spons.


Kelas ini memiliki tubuh tanpa skeleton. Merupakan kelas dari Porifera yang memiliki
jumlah anggota terbesar. Sebagian besar berwarna cerah, karena mengandung banyak
pigmen granula dibagian sel amoebositnya.
Contoh; Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustris,

3. Peranan porifera

a. Banyak spesies mengandung zat-zat beracun, mungkin untuk mencegah predator. Digunakan hewan
laut tertentu dengan menempatkan spons dewasa spons pada tubuh mereka untuk mencegah predator.

b. Beberapa bahan kimia ini telah ditemukan memiliki efek farmasi bermanfaat bagi manusia, termasuk
senyawa untuk obat pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal, anti inflamasi, antitumor, dan
antibiotik.

c. Porifera juga menyediakan rumah untuk sejumlah tanaman laut kecil, yang hidup di dalam dan di
sekitar sistem pori mereka.

d. Beberapa porifera menggali permukaan hewan karang dan moluska, kadang-kadangmenyebabkan


degradasi yang signifikan pada hewan karang dan kematian dari moluska.

Anda mungkin juga menyukai