PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Membahas mengapa perencanaan audit yang memadai sangat penting
2. Membuat keputusan penerimaan klien dan melakukan perencanaan audit
awal
3. Memperoleh pemahaman atas bisnis dan industri klien
4. Menilai resiko bisnis klien
5. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
6. Menyatakan tujuan prosedur analitis dan penetapan waktu setiap tujuan
7. Memilih prosedur analitis yang paling tepat diantara 5 jenis utama
8. Menghitung rasio keuangan yang umum
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 PERENCANAAN AUDIT
1) Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat usaha tersebut.
2) Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3) Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
4) Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5) Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6) Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan peyesuaian.
7) Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan material atau adanya transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
8) Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh :
laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan
yang diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan
kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian).
1) Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup dalam situasi saat itu
2) Untuk membantu menekan biaya audit
3) Untuk menghindari salah pengertian dengan klien
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan
adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan laporan. Kemungkinan
terbesar dalam hal penggunaan laporan dapat ditentukan dengan melihat
pengalaman dalam penugasan yang lalu dan diskusi dengan manajemen. Selama
audit berlangsung auditor dapat memperoleh informasi tambahan mengenai
mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa laporan keuangan digunakan.
Surat Penugasan adalah kesepakatan antara kantor akuntan publik dan klien
untuk pelaksanaan audit dan pelayanan lain yang terkait. Surat itu harus
menyebutkan apakan auditor akan melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi,
dan jasa lain seperti pengisian SPT dan jasa manajemen. Juga harus dinyatakan
pembatasan yang dikenakan terhadap pekerjaan auditor, batas waktu penyelesaian
audit bantuan yang akan diberikan oleh klien untuk memperoleh catatan dan
dokumen, serta daftar rincian yang perlu disiapkan oleh auditor.
Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat yang harus diperiksa
pada awal penugasan Adalah :
a. Membantu dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang
akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun
b. Memahami bidang usaha klien
c. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
d. Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
e. Mereview secara menyeluruh atas informasi keuangan
A. Menentukan materialistis dan risiko
Materialistis dan risiko adalah unsur penting dalam merencanakan audit dan
merancang pendekatan yang akan digunakan. Materialistas adalah jumlah atau
besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi.
B. Memahami struktur pengendalian intern
1) Auditability
3) Risiko penemuan
4) Perancangan pengujian
D. Prosedur analisis
Contoh beberapa prosedur analisis dalam kaitannya dengan tes saldo nilai
persediaan pada siklus persediaan dan pergudangan adalah sebagai berikut:
a. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak
biasa atau yang tidak diharapkan,yang diidentifikasi pada waktu
perencanaan audit atau dalam pelaksanaan audit.
b. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atai tidak diharapkan yang
sebelumnya tidak diidentifikasi.
Adapun sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk melakukan
prosedur analitis dapat diperoleh dari :
2) Rasio Solvabilitas
c. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity
ratio)
Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas = Utang jangka panjang ÷
Total ekuitas
3) Rasio Aktivitas
a. Perputaran piutang usaha (accont receivable turn over)
‒ Rata-rata piutang usaha = (piutang usaha awal tahun + piutang usaha
akhir tahun) ÷ 2
‒ Rasio perputaran piutang usaha = penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang
usaha
‒ Lamanya rata-rata penghasilan piutang usaha = 365 hari ÷ Rasio
perputaran piutang usaha
b. Perputaran persediaan (inventory turn over)
‒ Rata-rata persediaan = (Persediaan awal tahun + Persediaan akhir
tahun) ÷2
‒ Rasio perputaran persediaan = penjualan ÷ Rata-rata persediaan, atau
Rasio perputaran persediaan = HPP ÷ Rata-rata persediaan
‒ Lamanya rata-rata persediaan =365 hari ÷ Rasio perputaran persediaan
c. Perputaran modal kerja (working capital turn over)
‒ Rata-rata aset lancar = (Aset lancar awal tahun + Aset lancar akhir
tahun) ÷2
‒ Rasio perputaran modal kerja = Penjualan ÷ Rata-rata aset lancar
d. Perputaran asset tetep (fixed assets turnover)
‒ Rata-rata asset tetap = (Aset tetap awal tahun + Aset tetap akhir tahun)
÷2
‒ Rasio perputaran asset tetap = penjualan ÷ Rata-rata aset tetap
e. Perputaran total asset (total asset turnover)
‒ Rata-rata total aset = (Total aset awal tahun +Total aset akhir tahun)÷2
‒ Rasio perputaran total asset = Penjualan÷Rata-rata total aset
4) Rasio Profitabilitas
a. Hasil pengembalian atas asset (return on asset)
Laba per saham = Laba bersih ÷ Jumlah saham biasa yang beredar
Rasio harga terhadap laba = Harga pasar per saham ÷ Laba per saham
Imbal hasil deviden = Deviden per saham ÷ Harga pasar per saham
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari
perencanaan sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiri dari
program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, pernyataan dari klien, ikhtisar dan salinan/copy
dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh
auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas kerja tidak hanya
berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita magnetis, film, atau media yang
lain.
Kertas kerja berupa salinan atau copy dokumen audit diberi cap “COPY
SESUAI ASLINYA, DIBERIKAN UNTUK AUDITOR” dan ditanda tangani
oleh petugas (counterpart) yang ditugaskan manajemen.
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada KKA harus meliputi aspek-
aspek berikut:
a. Perencanaan
b. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem
pengendalian internal
c. Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yang
dibuat dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor
d. Review atas KKA
e. Pelaporan hasil audit
f. Monitoring tindak lajut terhadap hasil audit
3) Persyaratan Kertas Kerja Audit
Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam
auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan
penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat
oleh auditor dalam auditnya.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit
yang dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap
audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk
kertas kerja. Pengkordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap
audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.
a. Berkas Permanen.
c. Berkas Lampiran
Berkas ini berisikan lampiran data, catatan, dan dokumen yang menjadi
data mentah bagi proses pengujian bukti audit. Informasi mengenai proses
dan hasil pengujiannya sendiri dimasukkan dalam berkas audit analisis.
d. Berkas Khusus
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Marks S. Beasley, and Amir Abadi Jusuf. 2009.
Auditing And Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian
Adaptation, 12th ed. New Jersey: Prentice Hall