Nim : 1801277006
Tugas : AIK IV
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami
kamu dikembalikan. ( QS. Al ‘Ankabuut : 57).
Apabila ada orang yang meninggal dunia, maka kita sebagai orang islam
diharuskan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang dikenakannya.
Hukum merawat Jenazah adalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh
sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt.sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak.disisi Allah Swt.
1). Mentalkinkan
Dianjurkan bagi orang yang hendak meninggal, agar ditalqin oleh mereka yang
ada di sekitarnya.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpesan,
Lakukanlah talqin untuk orang yag mau meninggal di tengah kalian, agar
mengucapkan “laa ilaaha illallaah.” (HR. Muslim 2162, Nasai 1837 dan yang
lainnya).
Tujuan disyariatkan talqin, agar kalimat terakhir yang terucap dari mayit adalah
kalimat laa ilaaha illallaah..
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Siapa yang kalimat terakhirnya laa ilaaha illallaah maka akan masuk surga.”
(HR. Ahmad 22684, Abu Daud 3118 dan yang lainnya).
1. Hendaknya yang metalqin mayit adalah orang yang dicintai mayit atau yang
dipercaya mayit
Karena itu, terkadang setan datang menggoda manusia di akhir hayatnya, untuk
menyesatkan mereka. Datang dengan menampakkan diri seperti orang tuanya.
Al-Qurthubi menceritakan,
Guruku, Abul Abbas Ahmad bin Umar pernah menjenguk Abu Ja’far di kordoba
yang kala itu sedang sekarat. Ketika ditalqin, Laa ilaaha illallaah… tapi tiba-
tiba dia berontak, “Tidak.. tidak.”
Setelah dia sadar, kami tanyakan hal itu kepadanya. Lalu dia mengatakan,
مت: واآلخر يقول، مت يهوديا ً فإنه خير األديان: يقول أحدهما، أتاني شيطانان عن يميني وعن شمالي
ال، ال: فكنت أقول لهما، نصرانيا ً فإنه خير األديان
Ada dua setan mendatangiku, di sebelah kanan dan kiriku. Yang satu
mengajak, ‘Jadilah yahudi, karena itu agama terbaik.’ Sementara satunya
mengajak, ‘Jadilah nasrani, karena itu agama terbaik.’ Akupun berontak,
kukatakan, “Tidak.. tidak..” (al-Qiyamah as-Sughra, hlm. 16)
4. Cara talqin adalah mengajak dia untuk mengucapkan kalimat tauhid, bukan
mengulang-ulang ucapan ‘Laa ilaaha illallaah’ di sampingnya. Karena itu
dalam talqin bisa kita iringi dengan janji baik, misalnya:
Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjenguknya dan di kamarnya ada Abu Jahal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menawarkan,
َ َ َكلِ َمةً أُ َحاجُّ ل. ُ قُلْ الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا، أَىْ َع ِّم
ِ ك بِهَا ِع ْن َد هَّللا
Wahai Paman, ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallaah’ satu kalimat yang akan aku
jadikan sebagai pembela untuk paman kelak di hadapan Allah.
Mendengar ini, Abu Jahal menekan perut Abu Thalib sambil mengatakan,
“Apakah kamu membenci agama ayahmu, Abdul Muthalib?” ini terus diulang,
hingga kalimat terakhir yang dia ucapkan adalah kalimat ini. (HR. Bukhari
3884, dan Nasai 2047).”
5. Jika dia sudah berhasil mengucapkan laa ilaaha illallaah maka jangan
mengajaknya bicara. Biarkan si calon mayit diam, dengan harapan kalimat
terakhir adalah laa ilaaha illallaah. Dan jika dia bicara yang lain, maka talqin
diulangi, sampai dia mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah.
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Siapa yang kalimat terakhirnya laa ilaaha illallaah maka akan masuk surga.”
6. Inti Talqin
Inti dari talqin adalah mengajak orang untuk kembali kepada tauhid yang
benar. Karena itu, talqin bisa saja dilakukan untuk orang non muslim. Namun
ajakannya bukan sebatas mengucapkan laa ilaaha illallaah tapi ajakan untuk
bersyahadat atau masuk islam.
Ada anak remaja Yahudi yang suka melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Pada saat dia sakit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjenguknya. Beliau duduk di samping kepala anak Yahudi itu. Beliau
tawarkan, “Mau masuk islam?”
Hingga anak ini masuk islam. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
keluar dari rumah itu sambil mengucapkan,
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dia dari neraka. (HR.
Bukhari 1356, Abu Daud 3097)
7. semua yang ada di sekitar calon mayit, tidak boleh mengucapkan kalimat
apapun selain kebaikan. Karena ucapan mereka diaminkan malaikat.
َيض أَ ِو ْال َميِّتَ فَقُولُوا َخ ْيرًا فَإ ِ َّن ْال َمالَئِ َكةَ يُ َؤ ِّمنُونَ َعلَى َما تَقُولُون
َ ضرْ تُ ُم ْال َم ِر
َ إِ َذا َح
“Apabila kamu menjenguk orang sakit atau mayit maka ucapkanlah kalimat
yang baik. Karena para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.”
(HR. Ahmad 27367, Muslim 2168, dan yang lainnya)
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya semua amalan kecuali
tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang
mendoakannya.” (HR. Muslim 4310)
Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir
aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu
yang harus diperhatikan, antara lain :
c. Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang
itu hanya menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi mana-man yang
jelek tentang si mayat.
d. Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak
ada suaminya atau sebaliknya, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis
tangan. Rosulullah saw bersabda yang Artinya :
a. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh
ketika berwudhu
f. Menguraikan rambutnya
g. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang
yang memandikan mayat perempuan adalah orang-orang perempuan
h. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau sejenisnya.
Lalu digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah pakaiannya dilepaskan.
Dianjurkan untuk memotong kukunya jenazah, mencukur bulu ketiak dan
kemaluan, menyisir rambut jenazah. Lalu menyekanya dengan handuk.
a. Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
c. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan
lima lapis.
dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi
jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan
tersebut dibubuhi wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan
tersebut.
a. Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus,
e. Lalu gulung lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak
lepas ikatannya, kemudian lipat kea rah kaki dan arah kepala.
f. Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk
menutupi bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya,
baju kurung (yang terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai kain
yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.
a. Sholat jenazah ialah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka
mendo’akan orang muslim yang meninggal, apabila jenazahnya laki-laki Imam
hendaklah berdiri setentang/Sejajar dengan kepala jenazah, dan berdiri tepat
pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan
b. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca ta’awudz,
kemudian surat al-fatihah
c. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca
dalam tashyahud
d. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga
membaca doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir
mengangkat kedua tangan
c. hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau sejenisnya agar
diketahui bagi keluarganya.
d. Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan bulatan
tanah atau bulatan tanah kecil. Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu
atau bambu sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan
tanah.
)إِ ْستَ ْغفِرُوْ ا ِألَ ِخ ْي ُك ْم َو ْسئَلُوْ ا لَهُ التَّ ْثبِيْتَ فَإِنَّهُ ْاآلنَ يُ ْسئَ ُل (متفق عليه
َ ُ إِ ْستَ ْغفِرُوْ ا ِألَ ِخ ْي ُك ْم َو ْسئَلُوْ ا لَهُ فَإِنَّه: ت َوقَفَ َعلَ ْي ِه فَقَا َل
ِ ِّصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا فَ َر َغ ِم ْن َد ْف ِن ْال َمي َّ ِانَ النَّب
َ ي
)ْاآلنَ يُ ْسئَ ُل (رواه ابو داود
Artinya : “Bahwa Nabi saw, apabila telah selesai menguburkan jenazah, beliau
berdiri diatasnya dan bersabda: mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan
mintakanlah untuknya supaya di beri ketabahan karena sesungguhnya ia sekarang
sedang ditanya”. (HR. Abu Daud
DALIL DALAM TATA CARA KEPERAWATAN JENAZAH