Anda di halaman 1dari 2

Antidot adalah sebuah substansi yang dapat melawan reaksi peracunan.

Antidotum adalah penawar


racun, sedangkan antitoksik adalah penawar terhadap zat yang beracun (toksik) terhadap tubuh.

Keracunan sendiri adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. Semua zat dapat menjadi racun bila diberikan dalam
dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi, keracunan memiliki gejala yang bervariasi dan
harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang tepat tidak menutup
kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami penderita. Dalam arti sempit,
antidotum adalah senyawa yang mengurangi atau menghilangkan toksisitas senyawa yang diabsorpsi.

Antidotum lebih difokuskan terhadap over dosis atau dosis toksik dari suatu obat. Kondisi suatu obat
dapat menimbulkan keracunan bila digunakan melebihi dosis amannya. Selain itu, perbedaan
metabolisme tubuh setiap orang terhadap dosis obat juga mempengaruhi. Obat dapat menjadi racun
bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan. Dalam hal ini, obat tidak akan menyembuhkan melainkan
berbahaya. Umumnya akan timbul efek sampingnya. Praktisi kesehatan seperti dokter dan apoteker
harus berhati-hati dalam memilih dosis obat yang sesuai dengan kondisi penderita. Obat yang sama
dapat diberikan dalam dosis yang berbeda kepada bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut. Hal ini
disebabkan perbedaan kesempurnaan pembentukan organ-organ tubuh terutama hati

Pengobatan terhadap keracunan obat yang umum untuk keracunan yang terjadi kurang dari 24 jam
yaitu dengan membilas lambung bila obat baru ditelan, memuntahkan obat sampai tindakan khusus
untuk mempercepat pengeluaran obat dari tubuh. Setelah bilas lambung, karbon aktif dan suatu
pencahar perlu diberikan.

Pada keracunan yang parah dibutuhkan antidotum yang memang terbukti menolong terhadap efek
keracunan obat tertentu, misal asam Folinat untuk keracunan metotrexat.

Nalokson, atropin, chelating agent, natrium tiosulfat, metilen biru merupakan antidotum spesifik yang
sangat ampuh dan sering menimbulkan reaksi pengobatan yang dramatis. Namun, sebagian terbesar
kasus keracunan harus dipuaskan dengan pengobatan gejalanya saja, dan inipun hanya untuk menjaga
fungsi vital tubuh, yaitu pernafasan dan sirkulasi darah.

Racun akan didetoksikasi oleh hepar secara alamiah dan racun atau metabolitnya akan diekskresi
melalui ginjal dan hati. Selama keracunan hanya perlu dipertahankan pernapasan dan sistem
kardiovaskuler (fungsi vital).

Antidot untuk beberapa racun didapat dengan cara menyuntikkan racun ke badan binatang dalam dosis
kecil, lalu mengekstraknya kembali dari darah binatang tersebut. Ini mengeluarkan terjadinya sebuah
antidot yang dapat melawan racun yang diproduksi oleh binatang-binatang seperti ular, laba-laba, dan
binatang beracun lainnya. Beberapa racun tidak ada antidotnya, dan ini kadang menimbulkan kematian
apabila racun tersebut memasuki tubuh makhluk hidup lainnya. Beberapa racun dari binatang,
khususnya yang diproduksi oleh arthropoda (seperti laba-laba atau kalajengking) hanya berbahaya
ketika mereka membuat reaksi alergik dan menyebabkan shok anapilaktik.
Beberapa racun lainnya tidak memiliki antidot. Contohnya adalah racun risin, yang diproduksi dari
limbah minyak goreng, dan akibatnya kadang fatal ketika memasuki tubuh manusia dalam jumlah yang
cukup.

Anda mungkin juga menyukai