Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chici Wulandari

NIM : PO7120018010
Kelas : Tingkat 3A D-III Keperawatan
Dosen : Ns. Dewi Masyitah, M.Kep, Sp. KMB
MK : Manajemen Perawatan Luka

SKIN GRAFT
A. DEFINISI
Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari
satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan dibutuhkann
suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang
dipindahkan tersebut.

B. ANATOMI
Ketebalan dari kulit manusia berbeda-beda. Kelopak mata merupakan kulit paling
tipis (0.5 mm) dan kulit paling tebal terdapat pada telapak kaki (> 5.0 mm).2 Epidermis
merupakan lapisan kulit paling luar. Lapisan pertama dari epidermis dibentuk oleh sel
mati dan tidak bereplikasi. Sel paling bawah, terdiri dari sel yang dapat bereplikasi yang
bertanggung jawab dalam proses penyembuhan luka dan pigmentasi kulit.

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi skin graft berdasarkan :
1. Asalnya
a) Autograft : berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama)
b) Homograft : berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh
lain)
c) Heterograft (Xenograft) : berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies
2. Ketebalannya
a) Split thickness skin graft (STSG)
Graft yang mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe ini dibagi menjadi
tiga bagian :
- Thin Split Thickness Skin Graft atau sering disebut Thiersch atau Ollier-
Thiersch graft yang berukuran 0,0008-0,012 mm yang terdiri dari
epidermis dan ¼ bagian lapisan dermis.
- Intermediate (medium) Split Thickness Graft yang berukuran 0,012-0,018
mm yang terdiri dari epidermis dan ½ bagian lapisan dermis.
- Thick Split Thickness Skin Graft atau Three Quarter Thickness Graft
yang berukuran 0,018-0,080 mm yang terdiri dari epidermis dan ¾ bagian
lapisan dermis.
b) Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Graft yang meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering disebut
Wolfian graft

D. VASKULARISASI SKIN GRAFT


Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup, sebelum
terjadi hubungan erat dengan resepien dan setelah ada jalinan dengan resepien. Setelah
kulit dilepas dari donor akan berubah menjadi pucat oleh karena terputus dari suplai
pembuluh darah dimana terjadi kontraksi kapiler pada graft dan sel darah merah terperas
keluar. Setelah graft ditempelkan ke resepien secara perlahan tampak perubahan warna
graft menjadi pink seperti ada sirkulasi kembali, hal ini terjadi akibatkan perpindahan
pasif sel darah merah yang bebas kedalam kapiler graft. Efek kapiler terjadi selama 12
jam pertama.

E. KONTRAKSI PADA SKIN GRAFT


Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang terjadi
kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi yang terjadi setelah
proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft. Full thickness skin graft
mengalami sedikit kontraksi sekunder dibandingkan split thickness skin graft. Kontraksi
sekunder berlangsung sampai graft matang kira-kira 3-6 bulan.

F. SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT


Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup
defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan sementara sambil menunggu tindakan
yang definitif. Tindakan semnetara ini dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi
kemungkinanan terjadi infeksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan nanti dapat
diganti dengan full thickness skin graft atau skin flap untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
Keuntungan :
- Kemungkinan take lebih besar
- Dapat dipakai untuk meutup defek yang luas
- Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
- Daerah donor dapat sembuh sendiri atau epitelisasi
Kerugian :
- Punya kecendrungan kontraksi lebih besar
- Punya kecendrungan terjadi perubahan warna
- Permukaan kulit mengkilat
- Secara estetik kurang baik
Indikasi :
- Menutup defek kulit yang luas
- Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari defek
Kontra Indikasi :
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau full
thickness skin graft

G. TEKNIK MENGGUNAKAN SKIN GRAFT


1. Split Thickness Skin Graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada, punggung,
bokong, ekstermitas. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari paha. Untuk
mengambil split thickness skin graft dilakukan dengan menggunakan :
- Pisau/ Blade
Yang biasa dipakai mata pisau no:22 yang mempunyai keuntungan yaitu tajam,
tipis dan rata.
- Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.
- Dermatome
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau dengan tebal
kulit yang disayat : dermatome tangan, dermatome listrik dan tekanan udara.

2. Full Thickness Skin Graft


Defek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah, kemudian
dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat diambil dari
retroaurikuler, supraklavikula, kelopak mata, perut, lipat paha/inguinal, lipat siku,
lipat pergelangan volar.1
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin 1 : 200.000 yang
berguna untuk :
- Meratakan permukaan kuli pada daerah donor yang tidak rata
- Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jarinagn lemak dibawahnya
- Lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas dermis

H. PENEMPELAN SKIN GRAFT


Teknik dasar penempelan split thickness skin graft dan full thickness skin graft
adalah sama. Sebelum penempelan graft, daerah resipien harus dilakukan hemostasis
dengan baik sehingga permukaan resipien lebih bersih tidak ada perdarahan atau bekuan
darah.
Dilakukan penjahitan interrupted disekeliling graft dengan benang non absorble
4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari graft ke tepi luka
resipien, dari suatu yang lebih mobil ketempat yang lebih fixed. Diatas kulit ditutup tulle
yang dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering.
Dibuat beberapa lubang kecila diatas skin graft untuk jalan keluar yang kemudian
dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah graft dengan spuit berisi
NaCl 0,9%.Untuk membantu keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan menggunakan
perban elastik sedangkan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dilapis perban
elastik seperti muka, leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan tie over. Tie over
adalah cara terbaik untuk fiksasi skin graft, bila akan melakukan tie over saat menjahit
tepi graft beberapa sisa simpul dibiarkan panjang untuk fiksasi.

I. CARA PERAWATAN SKIN GRAFT


Bila diyakini tindakan hemostasis darah reipien telah dilakukakan dengan baik
dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari ke-5 untuk
mengevaluasi take skin graft dan benang fiksasi dicabut. Take dari skin graft maksudnya
adalah telah terjadi revaskularisasi, dimana skin graft memperoleh cukup vaskularisasi
untuk hidup. Disarankan pada penderita paska tindakan skin graft di ekstremitas tetap
memakai pembalut elastik sampai pematangan graft kurang lebih 3-6 bulan.

J. PERAWATAN LUKA DAERAH DONOR


Pada donor split thickness skin graft, balutan baru dibuka setelah proses
epitelisasi. Pada daerah donor terjadi penyembuhan atau epitealisasi untuk thin split
thickness skin graft 7-9 hari, intermediate split thickness skin graft 10-14 hari sedangkan
thick split thickness skin graft memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan split thickness
skin graft secara umum diambil rata-rata 14 hari. Luka donor full thickness skin graft
diberlakukan seperti luka jahitan biasa yaitu hari ke-3 kontrol luka dan hari ke-7 jahitan
dapat diangkat.

K. KEGALALAN SKIN GRAFT


Penyebab kegagalan tindakan skin graft yaitu :
1. Hematoma dibawah skin graft
Hematoma atau perdarahan merupakan penyebab kegagalan skin graft yang paling
penting. Bekuan darah dan seroma akan menghalangi kontak dan proses
revaskularisasi, sehingga tindakan hemostasis yang baik harus dilakukan sebelum
penempelan skin graft.
2. Pergeseran skin graft
Pergeseran akan menghalangi atau merusak jalinan hubungan (revaskularisasi)
dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi dari geseran dengan
cara fiksasi dan imobilisasi yang baik.
3. Daerah resipien yang kurang vital
Suplai darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas crush
injury, akan mengurangi kemungkinan take, kecuali telah dilakukan debridement
yang adekuat. Penempelan skin graft pada daerah yang avaskuler seperti tulang,
tendon, syaraf membuat tindakan skin graft gagal.
4. Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering. Infeksi luka
ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan jumlah mikroorganisme.
Bila jumlah mikroorganisme lebih dari 104/gram jaringan kemungkinan terjadinya
infeksi yaiu 89%, sedangkan bila jumlah mikroorganisme dibawah 104/gram jaringan
kemungkinan terjadi infeksi yaitu 6%. Pada luka-luka dengan jumlah mikroorganisme
lebih dari 105/gram jaringan hampir dipastikan akan selalu gagal.
5. Tekhnik yang salah
- Menempelkan skin graft pada daerah berepitel (sel basal epidermis)
dipermukaan
- Penempelan skin graft terbalik.
- Skin graft terlalu tebal

Anda mungkin juga menyukai