Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya laju perekonomian saat ini, disertai dengan
pesatnya tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka hal ini akan
berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini terjadi seiring dengan
semakin cepatnya perkembangan zaman sehingga secara tidak langsung akan
mempengaruhi selera konsumen dalam memilih barang atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Pangan juga salah satu kebutuhan pokok manusia. Bahan pangan dapat berasal dari
bagian tumbuhan maupun hewan. Bahan pangan dari hewan maupun tumbuhan dapat
dikonsumsi langsung, tetapi ada pula yang harus melalui proses pengolahan terlebih
dahulu. Dilakukannya pengolahan bahan pangan dapat meningkatkan mutu dan nilai
ekonomis dari suatu produk. Oleh sebab itu, pada saat ini telah banyak industri yang
bergerak dalam bidang pengolahan bahan pangan.
Adapun kebutuhan masyarakat akan suatu produk yang sama dapat dipenuhi oleh
berbagai macam variasi produk sejenis dengan merek berbeda. Kondisi ini
memberikan peluang bisnis bagi para pengusaha untuk menciptakan suatu produk
yang sejenis, tetapi dengan merek dan keunggulan berbeda, sehingga alternatif suatu
produk sejenis yang ditawarkan di pasaran lebih beragam jenisnya. Oleh karena itu
dalam memenangkan persaingan, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran
yang tepat untuk produk yang dihasilkannya.
PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti) merupakan salah satu industri yang
bergerak di bidang pengolahan makanan. Salah satu produk industri ini yaitu roti
tawar. Roti tawar merupakan produk makanan yang banyak digemari konsumen
karena teksturnya yang lembut dan mengenyangkan. Roti tawar juga cocok
dikonsumsi untuk sarapan yang dikreasikan dengan selai buah.
Dalam pengolahan produk pangan termasuk roti tawar, haruslah menjaga
keamanan produk untuk mengurangi risiko berbahaya dari kontaminan yang dapat
menurunkan mutu produk bahkan merusak produk. Keamanan pangan selalu menjadi
pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun
perdagangan internasional. Banyaknya kejadian keracunan akibat makanan yang
dikonsumsi membuat kesadaran akan keamanan pangan semakin meningkat.Potensi
bahaya pada makanan dapat terjadi saat pemilihan bahan baku, proses produksi,
hingga pengemasan. Berdasarkan sumbernya, bahaya pada makanan dibagi menjadi 3
yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya mikrobiologi.
Potensi bahaya yang dapat mengkontaminasi makanan haruslah segera di sadari.
Potensi bahaya dapat terjadi akibat hewan, bahan baku, peralatan, bahkan karyawan
industri itu sendiri. Salah satu sistem untukmengetahui potensi bahaya yaitu HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Points ). Maksud dari sistem HACCP adalah
untuk memfokuskan pada CCP (Critical Control Points). Decission Tree digunakan
untuk menentukan CCP pada proses produksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam
pembahasan kali ini adalah “ Apakah ditemukan potensi bahaya pada proses produksi
roti tawar PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti)”
C. Batasan Masalah
Penentuan Control Point (CP) dan Critical Control Point (CCP) pada tahapan
proses produksi produksi roti tawar menggunakan HACCP Analysis Check Sheet.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bahaya yang terdapat pada roti dengan menentukan Critical
Control Point (CCP) dan Control Point (CP) pada saat produksi roti.
2. Rumusan alternatif untuk mengurangi potensi bahaya yang timbul dalam proses
produksi roti tawar
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui kesesuaian penerapan HACCP pada proses produksi roti
tawar di PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti).
2. Adanya pembuktian kemungkinan kontaminasi pada makanan dengan cara
penentuan CP dan CCP maka dapat segera dilakukan tindakan pencegahan/
perbaikan yang tepat padaproses produksi roti tawar di PT. Nippon Indosari
Corpindo (Sari Roti).
3. Dapat menjadi sarana menambah ilmu pengetahuan khususnya di dunia
industri serta mampu menerapkannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Rencana HACCP plan untuk produk roti tawar


Pihak Manajemen PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti) bersedia dan selalu
berkomitmen menghasilkan produk roti yang bermutu dan aman untuk konsumen
serta melaksanakan pengendalian dengan pendekatan HACCP.

B. Penyusun Tim HACCP


Penyusunan tim HACCP ditentukan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti)
tim yang ditunjuk ditugaskan untuk melakukan pengumpulan data dan informasi yang
tersedia di setiap bagian masing – masing dan prinsip-prinsip HACCP yang dilakukan
disetiap bagiannya,kemudian menyusun menjadi suatu rencana HACCP. Tim ini
terdiri dari 4 orang dengan tugas yang berbeda-beda. Salah satu dari kami menjadi
pemimpin/ketua dalam sebuah tim karena pengetahuannya tentang HACCP lebih baik
dan memiliki jiwa kepemimpinan. Tim yang rutin melakukan diskusi dan brainstorm
dalam menyusun rencana HACCP.
Tabel 1. Tim HACCP

No Nama Keahlian (bagian) Status dalam tim


1 Givi Rianto Pengendalian mutu KETUA
(Manajer QA)
2 Amanda Susetia Mutu bahan baku ANGGOTA
(Bagian pembelian)
3 Ratna Sari Keamanan dan sanitasi ANGGOTA
pangan (kepala divisi
sanitasi)
4 Muhammad Baharudin Yusuf Pengujian mutu dan ANGGOTA
keamanan (Kepala QC)

C. Deskripsi Produk
Roti tawar merupakan produk olahan dari bahan baku utama tepung terigu yang
memiliki kadar air ±38 % dengan Aw 0,9 dan pH berkisar 6 sehingga tergolong
pangan yang rentan terhadap pertumbuhan miroorganisme. dengan terbentuknya tim
HACCP ini untuk mengetahui bahaya yang terjadi saat proses produksi dan
pengemasan produk roti. Pada saat proses pengemasan dilakukan pengendalian
terhadap produk untuk meminimalisir jumlah mikroorganisme sehingga memiliki
umur simpan maksimum.
Nama produk Roti tawar
Bahan baku Telur, terigu, air
Aw 0,9
PH 6
Teknologi pengolahan Fermentasi, pemanggangan
Kemasan primer Plastik tahan panas
Kemasan sekunder Kardus
Umur simpan 5 hari
Tabel 2. Diskripsi produk

D. Penetapan Penggunaan produk

produk yang dihasilkan PT. Sari roti merupakan roti yang siap dikonsumsi tanpa
ada pengolahan lagi. roti yang dihasilkan di PT. Sari Roti dapat dikonsumsi oleh semua
usia dari anak-anak, dewasa, maupun tua. produk sari roti memiliki umur simpan
selama 5 hari dimulai pada hari produksi. konsumen diminta untuk menyimpan produk
tersebut pada kondisi sejuk dan kering supaya terhindar dari pertumbuhan jamur atau
yang lainnya.

E. PENYUSUNAN DIAGRAM ALIR PROSES


produk roti yang dihasikan PT. Sari Roti diproduksi dari bahan baku utama
yaitu tepung terigu yang diperoleh dari supplier, kemudian membuat adonan dari
tepung terigu, dan memfermentasikannya untuk membentuk tekstur dan aroma khas
roti untuk selanjutnya dilakukan pemanggangan dan pengemasan. Dari proses
pengolahan di PT. Sari Roti dihasilkan diagram alir seperti yang tersaji pada gambar
1.
penerimaan tepung dan telur

penimbangan dan pengecekan bahan baku

pencampuran dan pengadukan

fermentasi awal suhu 27 C, RH 75%, selama 3 jam


15 menit

floor time
15 menit

dividing

rounding

intermediate proofing

pressing/sheeting

filling dan make up

panning

fermentasi akhir

suhu 38 C, RH 82%
pemanggangan

8 menit 30 detik
depanning

pendinginan

pengemasan

sealling dan metal detector

penyimpanan

Gambar 1
F. VERIFIKASI DIAGRAM ALIR PROSES
Pada hasil pengamatan dilapangan berdasarkan data dari laporan pelajar yang
magang/PKL , PT. Sari Roti telah melakukan aktivitas produksi sesuai pada gambar 1
dan tidak ditemukan perbedaan dengan diagram alir. hasil pengecekan yang
menunjukkan tidak ada perbedaan ataupun tahap yang terlewat, sehingga digram
alir pada gambar 1 tidak perlu diperbaiki.

G. ANALISIS BAHAYA

Berdasarkan Gambar 1. diagram alir proses, dilakukan analisis bahaya mulai


dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan hingga proses penyimpanan. Analisis
bahaya dilakukan untuk menetapan tindakan pencegahan dan menetapkan
kemungkinan resiko bahaya yang akan timbul. Analisis bahaya yang dilakukan
meliputi analisis bahaya fisik, bahaya kimia dan bahaya mikoorganisme dan tindakan
pencegahannya.

H. IDENTIFIKASI BAHAYA
Dengan merujuk pada diagram alir proses, tim HACCP mendaftarkan semua
bahaya yang nyata atau potensial yang mungkin diperkirakan layak terjadi pada setiap
tahap proses, bahaya tersebut meliputi bahaya biologi atau mikrobiologis, bahaya
kimia, dan bahaya fisik. Untuk mengetahui potensial bahaya pada suatu produk
makanan maka perlu dilakukan kajian resiko (signifikasi) bahaya yang meliputi:
a. Kemungkinan bahaya akan terjadi
Hal ini disebut peluang bahaya akan terjadi. Tim HACCP perlu
mempertimbangkan kemungkinan (peluang) untuk setiap bahaya yang telah
diidentifikasi. Pemeriksaan ini dapat berdasarkan pada: pengetahuan dari Tim
HACCP; pustaka mengenai mikrobiologi pangan, HACCP, produk pangan dan
pengolahan pangan; makalah ilmah penelitian, jurnal; pemasok; produsen pangan
atau prosesor lain; informasi mengenai penarikan produk; keluhan konsumen;
daerah – daerah proses; bahan baku atau produk yang telah diidentifikasi
merupakan daerah bermasalah. Kemungkinan bahaya yang terjadi secara
sederhana dapat dinilai sebagai tinggi, sedang, atau rendah.
b. Tingkat keseriusan bahaya
Dengan menggabungkan peluang dengan berat ringannya bahaya akan dapat
ditetapkan tingkat resiko (signifikansi) bahaya yang dinyatakan sebagai tinggi,
sedang atau rendah. Pendekatan seperti ini dapat digunakan untuk menetapkan
jenis tindakan pengendalian yang harus dimiliki di tempat dan semakin tinggi
resiko bahaya, maka semakin tinggi pula frekuensi pemantauan yang ditetapkan.
Dengan demikian bahaya yang ada dapat juga dikelompokkan berdasarkan
signifikansinya, seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Signifikansi bahaya dapat
diputuskan oleh tim dengan mempertimbangkan peluang terjadinya (reasonably
likely to occur) dan keparahan (severity) suatu bahaya.
Tabel 3. penentuan kategori resiko atau signifikansi bahaya

Tingkat Keparahan (Severity)


L M H
Peluang Terjadi L LL ML HL
(Reasonably likely to occur) M LM MM Hm*
H LH MH* HH*
Keterangan: L= low, M= medium, H= high

(*) Umumnya dianggap signifikan dan akan dipertimbangkan dalam


penetapan CCP

I. IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA


Kontaminasi bahaya yang bersumber dari bahaya baik fisik, biologis, maupun
kimia akan membuat bahan baku dan bahan tambahan pembuatan roti isi menjadi
beresiko terhadap keamanan pangan roti isi. Bahan baku hasil pertanian umunya
sangat peka terhadap mikroorganisme. Bahan baku kimia seperti vanili sering kali
ditambahkan pada produk olahan roti.
Bahan baku utama dalam pembuatan roti tawar sari roti adalah tepung terigu,
gula pasir, dan telur. Dalam tepung terigu diidentifikasikan mengandung bahaya
biologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Bahaya biologi pada tepung terigu yaitu
kapang, mikroba amilolitik, dan jamur yang berpotensi terdapat aflatoksin. Menurut
Mayer (2003) jenis tanaman padi (maize, sorghum, pearl millet atau padi mutiara),
jagung, dan gandung merupakan pangan yang sering terinfeksi racun aflatoksin.
Bahaya biologi tersebut dapat mempengaruhi mutu dan keamanan pangan dari roti.
Untuk bahaya kimia adalah pemutih tepung, hal ini cukup menimbulkan dampak yang
cukup tinggi terhadap resiko keamanan pangan. Sedangkan untuk bahaya fisik berupa
benda asing dan kotoran dapat lebih diminimalisir.
Sedangkan untuk telur potensi bahaya yang paling menimbulkan dampak yang
cukup signifikan adalah bahaya biologi yaitu kontaminasi bakteri Salmonella sp.
Menurut Thigarajan (1994), Salmonella telah memperbanyak diri dalam saluran
pencernaan pada ayam petelur selanjutnya akan diekskresikan melalui feses dan dapat
menyebabkan penularan secara horozontal ke dalam telur dengan cara menempel pada
permukaan kerabang telur. Oleh karena itu berbahaya untuk keamanan pangan.
Potensi bahaya yang timbul pada gula pasir adalah bakteri terutama ismofilik
yang tahan pada konsentrasi gula yang tinggi sedangkan untuk bahaya fisik dari gula
pasir bisa diminimalisir dalam pengolahan dan sanitasinya.
Bahan pembantu seperti air merupakan sumber lain dari kontaminasi. Bahan
pembantu bisa luput dari pengamatan karena umumnya tidak diperhitungkan. Bahan
pembantu yang digunakan dalam pembuatan roti tawar adalah air, vanili, margarin,
susu kental manis, susu skim, dan garam. Timbulnya bahaya pada air yang digunakan
dapat berasal dari sanitasi lingkungan yang tidak optimal. Hal ini apabila dibiarkan
akan mengurangi mutu produk. Berikut merupakan tabel analisis sumber bahaya pada
roti tawar:
Tabel 4. Analisis Sumber Bahaya Roti Tawar Sari Roti

No Ingredient / Bahan Mentah Bahaya Sumber Bahaya


.
1. Tepung Terigu B: mikroba perusak Penyimpanan tepung
(amilolitik), kapang, terigu ditempat yang
jamur lembab dan terbuka,
K: pemutih, serta kecurangan dari
aflatoksin pabrik pembuatan
F: kerikil, serangga tepung terigu
2. Air B: E. coli Kontaminasi air
F: benda asing
3. Gula Pasir B: bakteri ismofilik Cemaran di tingkat
F: kerikil, debu, distributor
kotoran
4. Susu Skim B: Salmonella sp, E. Cemaran di tingkat
coli produsen
K: logam berat
F: benda asing
5. Telur B: Salmonella sp, E. Saluran pencernaan
coli ayam
F: debu, kotoran
ayam Kontaminasi lingkungan
luar, kotoran ayam yang
menempel pada
permukaan telur
Sumber: Mudjajanto (2004).

J. Tindakan Pencegahan
Tahap selanjutnya setelah menganalisis bahaya dan sumber bahaya adalah
mengidentifikasi tindakan pencegahan yang mungkin dapat mengendalikan setiap
bahaya. Tim kemudian harus mempertimbangkan apakah tindakan pencegahan, jika
ada dapat diterapkan untuk setiap bahaya. Tindakan pencegahan adalah semua
kegiatan dan aktivitas yang membutuhkan untuk menghilangkan bahaya atau
memperkecil pengaruhnya atau keberadaannya pada tingkakt yang dapat diterima.
Lebih dari satu tindakan pencegahan mungkin dibutuhkan untuk pengendalian bahaya
– bahaya yang spesifik dan lebih dari satu bahaya mungkin dikendalikan oleh
tindakan pencegahan yang spesifik.
Tahap ini merupakan tahap penting setelah menganalisis bahaya dan sumber
bahayanya. Tindakan pencegahan didefinisikan sebagai setiap tindakan yang dapat
menghambat timbulnya bahaya ke dalam produk dan mengacu pada prosedur operasi
yang diterapkan pada setiap tahap pengolahan. Oleh karena itu konsep HACCP
bersifat pencegahan, maka dalam mendesain sistem HACCP tindakan pencegahan
harus selalu menjadi perhatian. Berikut beberapacontoh tindakan pencegahan yaitu:
a. Pemisahan bahan baku dengan produk akhir dalam penyimpanan
b. Menggunakan sumber air yang sudah memiliki persyaratan keamanan
c. Kalibrasi timbangan dan alat pengukur suhu
d. Menggunakan truk yang dilengkapi fasilitas pengatur suhu dll.

Hasil analisis bahaya terdapat pada tabel analisis bahaya. Untuk kasus produk roti
tawar Sari Roti, tabel analisis bahayanya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5.hasil analisis bahaya produksi roti tawar Sari Roti


No Input/Tahapan Identifikasi Justifikasi Signifikansi Bahaya Tindakan
. Proses
Bahaya Penyebab Bahaya Peluang Keparahan Signifikansi Pencegahan
1. Penerimaan Bahan B: mikroba B: Penyimpanan L L TN B: SOP
Baku perusak (ka naik). Penyimpanan
(amolitik)
K: logam K: terbawa dari L L TN K: Jaminan
berat supplier Supplier
F: serangga, F: supplier, H L TN F: Pengayakan
kerikil penyimpanan
2. Mixing B: bakteri Mixer kotor L M TN SSOP
berspora,
biofilm
F: mixer Kontaminasi L M TN Perawatan alat
logam
3. Fermentasi B: bakteri, Kontaminasi L M TN SSOP
kapang wadah
4. Dividing dan B: mikroba Divider, rounder M M TN SSOP
Rounding kotor
F: kotoran, Divider, rounder M M TN Perawatan alat
logam kotor
5. Intermediate B: mikroba Udara, L M TN Perawatan
Proofing lingkungan exhous – pan
6. Filling B: mikroba Pekerja H M N Higiene Pekerja
(S. Aureus)
7. Baking Tidak ada – – – – –
bahaya
kesehatan
8. Packaging B: mikroba Penutupan tidak L M TN SOP Sealing
rapat
9. Penyimpanan Produk B: mikroba Produk disimpan H H N SOP
Salmonella tidak baik penyimpanan
Produk
Sumber: Mudjajanto (2004).

Keterangan: B: bahaya biologis, F: bahaya fisik, K: bahaya kimia, L: rendah, M:


sedang, H: tinggi, TN: bahaya tidak nyata, N: bahaya nyata/signifikan.

K. PENETAPAN TITIK KENDALI KRITIS / CCP


Untuk setiap bahaya yang signifikan maka harus ditetapkan apakah suatu Titik
Kendali Kritis atau bukan. Titik kendali kritis adalah suatu tahap atau prosedur dimana
pengendalian dapat diterapkan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah,
dihilangkan atau dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima sehingga resiko dapat
diminimalkan. Apabila tahap ini tidak dapat dikendalikan maka dapat menimbulkan
bahaya keamanan pangan. Tim HACCP menetapkan dimanan bahaya-bahaya yang
tinggi risikonya dapat dikendalikan. CCP dapat diidentifikasi dengan menggunakan
pengetahuan tentang proses produksi dan semua potensi bahaya dan signifikasi bahaya
dari analisa bahaya serta tindakan pencegahan yang ditetapkan. Untuk membantu
menemukan dimana seharusnya CCP yang benar, dapat digunakan Diagram Pohon
Keputusan CCP (CCP Decision Tree), seperti tergambar pada Gambar 2. Diagram
pohon keputusan adalah seri pertanyaan logis yang menanyakan setiap bahaya.
Jawaban dari setiap pertanyaan akan memfasilitasi dan membawa Tim HACCP secara
logis memutuskan apakah CCP atau bukan. Disamping diagram pohon kepurusan
untuk proses, untuk membantu menetapkan dapat juga digunakan Pohon Keputusan
CCP untuk bahan baku dan formulasi.

Contoh hasil penetapan CCp pada produksi roti manis isi vla atau krim dapat dilihat
pada Tabel 3.

L. PENETAPAN BATAS KRITIS


Untuk setiap CCP yang teridentifikasi maka harus ditentukan batas kritis. Batas
kritis menunjukkan perbedaan antara produk yang aman dan tidak aman sehingga
proses produksi dapat dikelola dalam tingkat yang aman. Batas kritis ini tidak boleh
dilewati untuk menjamin bahwa CCP secara efektif mengendalikan bahaya
mikrobiologis, kimia dan fisik. Kriteria yang lazim digunakan untuk menentukan batas
kritis adalah criteria fisik seperti suhu, waktu, tingkat kelembaban, Aw dan kekentalan,
serta criteria kimia seperti pH, residu klorin bebas, kadar asam tertitrasi, konsentrasi
pengawet, konsentrasi garam. Krineria mikrobiologi tidak digunakan sebagai batas
kritis karena pengukurannya 12 memerlukan waktu lama. Selain itu pengukuran fisik
dan kimia dapat digunakan sebagai indikator pengukuran atau pengendalian
mikrobiologis.
Untuk menetapkan batas kritis dapat digunakan sumber-sumber data dari artikel
dalam jurnal, peraturan dan dokumentasi pemerintah, panduan dari asosiasi, publikasi
dari universitas, riset di pabrik, konsultan dan pembuat peralatan yang digunakan.
M. MENETAPKAN PROSEDUR MONITORING

N. MENETAPKAN TINDAKAN KOREKSI


Penetapan tindakan koreksi Tindakan Koreksi adalah semua tindakan yang diambil
jika hasil pemantauan pada CCP menunjukkan penyimpangan batas kritis (kehilangan
kendali) karena jika kendali hilang, maka produk menjadi tidak memenuhi syarat.
Dalam pelaksanaannya terdapat 2 level tindakan koreksi, yaitu :
a. Tindakan Segera (Immediete Action), yaitu penyesuaian proses agar menjadi
terkontrol kembali dan menangani produk-produk yang dicurigai terkena dampak
penyimpangan.
b. Tindakan Pencegahan (preventive Action), yaitu pertanggungjawaban untuk
tindakan koreksi dan pencatatan tindakan koreksi.
O. MENETAPKAN PROSEDUR VERIFIKASI
Tim HACCP menyusun suatu prosedur untuk meyakinkan bahwa rencana
HACCP sudah valid dan bahwa rencana HACCP yang disusun sudah
diimplementasikan seperti yang direncanakan. Verifikasi adalah aplikasi suatu metode,
prosedur, pengujian atau evaluasi lainnya untuk menetapkan kesesuaian suatu
pelaksanaan dengan rencana HACCP. Verifikasi memberi jaminan bahwa rencana
HACCP telah sesuai dengan kegiatan operasional sehari – hari dan akan menghasilkan
produk (makanan) dengan mutu baik dan/atau aman untuk dikonsumsi. Secara
spesifik, prosedur verifikasi harus menjamin bahwa:
 Rencana HACCP yang diterapkan benar – benar tepat untuk mencegah timbulnya
bahaya proses dan bahaya produk.
 Prosedur pemantauan dan tindakan koreksi masih diterapkan.
 Internal audit, pengujian mikrobiologi/kimia pada produk akhir tercatat
(Soeprapto,2009).
P. DOKUMENTASI DAN
DAFTAR PUSTAKA

Meyer, LH. 2003. Food Chemistry. The AVI PublishingCompany Inc. Wesport
University Of California
Mudjajanto, ES dan Yulianti LN. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya.
Jakarta
Soeprapto. F, Retno A. 2009. Penilaian GMP dan SSOP Pada Bagian Pengolahan
Makanan Cathering X Di Surabaya Dengan Metode Skoring Sebagai Prasyarat
Penerapan HACCP. The Ind.J Of Public Health. Surabaya
Thiagarajan, Y. 1994. Telur dan Kualitas Telur. Gajah Mada Press. Yogyakarta

https://www.academia.edu/20279134/Kunjungan_Lapangan_Ke_PT._Sari_Roti_Semarang

Anda mungkin juga menyukai