Haccp Edit
Haccp Edit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya laju perekonomian saat ini, disertai dengan
pesatnya tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka hal ini akan
berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini terjadi seiring dengan
semakin cepatnya perkembangan zaman sehingga secara tidak langsung akan
mempengaruhi selera konsumen dalam memilih barang atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Pangan juga salah satu kebutuhan pokok manusia. Bahan pangan dapat berasal dari
bagian tumbuhan maupun hewan. Bahan pangan dari hewan maupun tumbuhan dapat
dikonsumsi langsung, tetapi ada pula yang harus melalui proses pengolahan terlebih
dahulu. Dilakukannya pengolahan bahan pangan dapat meningkatkan mutu dan nilai
ekonomis dari suatu produk. Oleh sebab itu, pada saat ini telah banyak industri yang
bergerak dalam bidang pengolahan bahan pangan.
Adapun kebutuhan masyarakat akan suatu produk yang sama dapat dipenuhi oleh
berbagai macam variasi produk sejenis dengan merek berbeda. Kondisi ini
memberikan peluang bisnis bagi para pengusaha untuk menciptakan suatu produk
yang sejenis, tetapi dengan merek dan keunggulan berbeda, sehingga alternatif suatu
produk sejenis yang ditawarkan di pasaran lebih beragam jenisnya. Oleh karena itu
dalam memenangkan persaingan, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran
yang tepat untuk produk yang dihasilkannya.
PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti) merupakan salah satu industri yang
bergerak di bidang pengolahan makanan. Salah satu produk industri ini yaitu roti
tawar. Roti tawar merupakan produk makanan yang banyak digemari konsumen
karena teksturnya yang lembut dan mengenyangkan. Roti tawar juga cocok
dikonsumsi untuk sarapan yang dikreasikan dengan selai buah.
Dalam pengolahan produk pangan termasuk roti tawar, haruslah menjaga
keamanan produk untuk mengurangi risiko berbahaya dari kontaminan yang dapat
menurunkan mutu produk bahkan merusak produk. Keamanan pangan selalu menjadi
pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun
perdagangan internasional. Banyaknya kejadian keracunan akibat makanan yang
dikonsumsi membuat kesadaran akan keamanan pangan semakin meningkat.Potensi
bahaya pada makanan dapat terjadi saat pemilihan bahan baku, proses produksi,
hingga pengemasan. Berdasarkan sumbernya, bahaya pada makanan dibagi menjadi 3
yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya mikrobiologi.
Potensi bahaya yang dapat mengkontaminasi makanan haruslah segera di sadari.
Potensi bahaya dapat terjadi akibat hewan, bahan baku, peralatan, bahkan karyawan
industri itu sendiri. Salah satu sistem untukmengetahui potensi bahaya yaitu HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Points ). Maksud dari sistem HACCP adalah
untuk memfokuskan pada CCP (Critical Control Points). Decission Tree digunakan
untuk menentukan CCP pada proses produksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam
pembahasan kali ini adalah “ Apakah ditemukan potensi bahaya pada proses produksi
roti tawar PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti)”
C. Batasan Masalah
Penentuan Control Point (CP) dan Critical Control Point (CCP) pada tahapan
proses produksi produksi roti tawar menggunakan HACCP Analysis Check Sheet.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bahaya yang terdapat pada roti dengan menentukan Critical
Control Point (CCP) dan Control Point (CP) pada saat produksi roti.
2. Rumusan alternatif untuk mengurangi potensi bahaya yang timbul dalam proses
produksi roti tawar
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui kesesuaian penerapan HACCP pada proses produksi roti
tawar di PT. Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti).
2. Adanya pembuktian kemungkinan kontaminasi pada makanan dengan cara
penentuan CP dan CCP maka dapat segera dilakukan tindakan pencegahan/
perbaikan yang tepat padaproses produksi roti tawar di PT. Nippon Indosari
Corpindo (Sari Roti).
3. Dapat menjadi sarana menambah ilmu pengetahuan khususnya di dunia
industri serta mampu menerapkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Deskripsi Produk
Roti tawar merupakan produk olahan dari bahan baku utama tepung terigu yang
memiliki kadar air ±38 % dengan Aw 0,9 dan pH berkisar 6 sehingga tergolong
pangan yang rentan terhadap pertumbuhan miroorganisme. dengan terbentuknya tim
HACCP ini untuk mengetahui bahaya yang terjadi saat proses produksi dan
pengemasan produk roti. Pada saat proses pengemasan dilakukan pengendalian
terhadap produk untuk meminimalisir jumlah mikroorganisme sehingga memiliki
umur simpan maksimum.
Nama produk Roti tawar
Bahan baku Telur, terigu, air
Aw 0,9
PH 6
Teknologi pengolahan Fermentasi, pemanggangan
Kemasan primer Plastik tahan panas
Kemasan sekunder Kardus
Umur simpan 5 hari
Tabel 2. Diskripsi produk
produk yang dihasilkan PT. Sari roti merupakan roti yang siap dikonsumsi tanpa
ada pengolahan lagi. roti yang dihasilkan di PT. Sari Roti dapat dikonsumsi oleh semua
usia dari anak-anak, dewasa, maupun tua. produk sari roti memiliki umur simpan
selama 5 hari dimulai pada hari produksi. konsumen diminta untuk menyimpan produk
tersebut pada kondisi sejuk dan kering supaya terhindar dari pertumbuhan jamur atau
yang lainnya.
floor time
15 menit
dividing
rounding
intermediate proofing
pressing/sheeting
panning
fermentasi akhir
suhu 38 C, RH 82%
pemanggangan
8 menit 30 detik
depanning
pendinginan
pengemasan
penyimpanan
Gambar 1
F. VERIFIKASI DIAGRAM ALIR PROSES
Pada hasil pengamatan dilapangan berdasarkan data dari laporan pelajar yang
magang/PKL , PT. Sari Roti telah melakukan aktivitas produksi sesuai pada gambar 1
dan tidak ditemukan perbedaan dengan diagram alir. hasil pengecekan yang
menunjukkan tidak ada perbedaan ataupun tahap yang terlewat, sehingga digram
alir pada gambar 1 tidak perlu diperbaiki.
G. ANALISIS BAHAYA
H. IDENTIFIKASI BAHAYA
Dengan merujuk pada diagram alir proses, tim HACCP mendaftarkan semua
bahaya yang nyata atau potensial yang mungkin diperkirakan layak terjadi pada setiap
tahap proses, bahaya tersebut meliputi bahaya biologi atau mikrobiologis, bahaya
kimia, dan bahaya fisik. Untuk mengetahui potensial bahaya pada suatu produk
makanan maka perlu dilakukan kajian resiko (signifikasi) bahaya yang meliputi:
a. Kemungkinan bahaya akan terjadi
Hal ini disebut peluang bahaya akan terjadi. Tim HACCP perlu
mempertimbangkan kemungkinan (peluang) untuk setiap bahaya yang telah
diidentifikasi. Pemeriksaan ini dapat berdasarkan pada: pengetahuan dari Tim
HACCP; pustaka mengenai mikrobiologi pangan, HACCP, produk pangan dan
pengolahan pangan; makalah ilmah penelitian, jurnal; pemasok; produsen pangan
atau prosesor lain; informasi mengenai penarikan produk; keluhan konsumen;
daerah – daerah proses; bahan baku atau produk yang telah diidentifikasi
merupakan daerah bermasalah. Kemungkinan bahaya yang terjadi secara
sederhana dapat dinilai sebagai tinggi, sedang, atau rendah.
b. Tingkat keseriusan bahaya
Dengan menggabungkan peluang dengan berat ringannya bahaya akan dapat
ditetapkan tingkat resiko (signifikansi) bahaya yang dinyatakan sebagai tinggi,
sedang atau rendah. Pendekatan seperti ini dapat digunakan untuk menetapkan
jenis tindakan pengendalian yang harus dimiliki di tempat dan semakin tinggi
resiko bahaya, maka semakin tinggi pula frekuensi pemantauan yang ditetapkan.
Dengan demikian bahaya yang ada dapat juga dikelompokkan berdasarkan
signifikansinya, seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Signifikansi bahaya dapat
diputuskan oleh tim dengan mempertimbangkan peluang terjadinya (reasonably
likely to occur) dan keparahan (severity) suatu bahaya.
Tabel 3. penentuan kategori resiko atau signifikansi bahaya
J. Tindakan Pencegahan
Tahap selanjutnya setelah menganalisis bahaya dan sumber bahaya adalah
mengidentifikasi tindakan pencegahan yang mungkin dapat mengendalikan setiap
bahaya. Tim kemudian harus mempertimbangkan apakah tindakan pencegahan, jika
ada dapat diterapkan untuk setiap bahaya. Tindakan pencegahan adalah semua
kegiatan dan aktivitas yang membutuhkan untuk menghilangkan bahaya atau
memperkecil pengaruhnya atau keberadaannya pada tingkakt yang dapat diterima.
Lebih dari satu tindakan pencegahan mungkin dibutuhkan untuk pengendalian bahaya
– bahaya yang spesifik dan lebih dari satu bahaya mungkin dikendalikan oleh
tindakan pencegahan yang spesifik.
Tahap ini merupakan tahap penting setelah menganalisis bahaya dan sumber
bahayanya. Tindakan pencegahan didefinisikan sebagai setiap tindakan yang dapat
menghambat timbulnya bahaya ke dalam produk dan mengacu pada prosedur operasi
yang diterapkan pada setiap tahap pengolahan. Oleh karena itu konsep HACCP
bersifat pencegahan, maka dalam mendesain sistem HACCP tindakan pencegahan
harus selalu menjadi perhatian. Berikut beberapacontoh tindakan pencegahan yaitu:
a. Pemisahan bahan baku dengan produk akhir dalam penyimpanan
b. Menggunakan sumber air yang sudah memiliki persyaratan keamanan
c. Kalibrasi timbangan dan alat pengukur suhu
d. Menggunakan truk yang dilengkapi fasilitas pengatur suhu dll.
Hasil analisis bahaya terdapat pada tabel analisis bahaya. Untuk kasus produk roti
tawar Sari Roti, tabel analisis bahayanya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Contoh hasil penetapan CCp pada produksi roti manis isi vla atau krim dapat dilihat
pada Tabel 3.
Meyer, LH. 2003. Food Chemistry. The AVI PublishingCompany Inc. Wesport
University Of California
Mudjajanto, ES dan Yulianti LN. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya.
Jakarta
Soeprapto. F, Retno A. 2009. Penilaian GMP dan SSOP Pada Bagian Pengolahan
Makanan Cathering X Di Surabaya Dengan Metode Skoring Sebagai Prasyarat
Penerapan HACCP. The Ind.J Of Public Health. Surabaya
Thiagarajan, Y. 1994. Telur dan Kualitas Telur. Gajah Mada Press. Yogyakarta
https://www.academia.edu/20279134/Kunjungan_Lapangan_Ke_PT._Sari_Roti_Semarang