WPS berisi kondisi detail untuk applikasi spesifik, untuk menjamin pengulangannya oleh welder atau welding operator.
WPS harus dibuktikan oleh Procedure Qualification Record (PQR) yang berisi data-data pengelasan test coupon dan
hasil aktual dari spesimen yang ditest.
Variabel-variabel yang tercantum dalam WPS :
1. Joint Design
2. Base Metal
3. Filler Metal
4. Posisi pengelasan
5. Preheat
6. Postweld Heat Treatment
7. Electrical Characteristic
8. Technique
Kualifikasi Welder (Juru Las) bertujuan : menentukan kemampuan welder untuk mengendapkan weld metal yang mulus
(sound) dan
Kualifikasi Welding Operator (Operator Las) bertujuan : menentukan kemampuan mekanik welding operator untuk
mengoperasikan welding equipment dan menghasilkan weld metal yang mulus (sound)
ASME IX, Kualifikasi Welder dikenal dengan :
. WELDING INSPECTION
Welding Inspection disebut juga dengan Visual
Inspection dari lasan
Kategori Visual Inspection berdasarkan waktu dilakukan :
1. Sebelum welding (before welding)
2. Selama welding (during welding)
3. Setelah welding (after welding)
Persyaratan Visual Inspection :
1. Visual Acuity : ketajaman penglihatan (dinyatakan dengan surat pemeriksaan mata oleh dokter mata)
2. Equipment : peralatan yang dipakai dalam visual inspection, baik yang dapat dipakai langsung atau perlu
kalibrasi
3. Experience and Training (pengalaman dan training): membuat seorang Visual Inspector menjadi orang
berpengetahuan dan berkeahlian
4. Prosedur : menentukan metodologi dan kriteria penerimaan untuk pelaksanaan Visual Inspection (apa, siapa,
kapan, dimana dan bagaimana untuk melakukakan Visual Inspection)
5. Program Sertifikasi : memberikan jaminan bahwa seorang Visual Inspector telah dikualifikasi dengan sertifikasi
oleh badan yang berwenang, misal program CWI/CAWI oleh American Welding Society (AWS)
6. Keselamatan (Safety) : seorang Visual Inspector harus memperhatikan praktik keselamatan pengelasan
(electricity, gases, fumes, sinar ultra violet, panas dll)
Preheating
Dilakukan dengan menaikkan temperatur dari base metal diatas temperatur sekitarnya sebelum pengelasan dilakukan,
yang dapat dilakukan untuk seluruh benda yang akan dilas atau hanya pada bagian yang akan dilas (local preheat)
Tujuan Preheat :
a. Pencegahan terjadinya retak dingin (cold crack)
b. Mengurangi kekerasan pada daerah HAZ
c. Mengurangi tegangan sisa (residual stress)
d. Mengurangi distorsi
Preheat diukur dengan Surface Thermometer dan Temperatur Indicating Crayon
Dilakukan dengan menaikkan temperatur sampai temperature tertentu, ditahan selama waktu tertentu, dan didinginkan
secara terkontrol
Tujuan PWHT :
a. Menghilangkan tegangan sisa
b. Memperbaiki ketangguhan
c. Meningkatkan kekuatan
d. Memperbaiki ketahanan korosi
e. Menghilangkan efek pengerasan akibat pengerjaan dingin
Jenis-jenis PWHT :
1. Stress Releaving
Menghilangkan tegangan sisa yang timbul selama pengelasan dan tidak terjadi perubahan mikro struktur (temp
593 ~ 800 C, dibawah temp kritik baja, Jika c/s; waktu 1 jam tiap inch tebal)
2. Annealing
Melunakkan benda yang dilas & menghasilkan mikrostruktur berbutir halus yang homogen (pemanasan diatas
temp kritik atas, ditahan beberapa waktu, didinginkan dalam dapur terkontrol dan diikuti pendinginan udara tertutup)
3. Normalizing
Menghilangkan tegangan sisa yang timbul selama pengelasan, meng-homogenkan struktur butir diweld
metal/base metal dan memberikan ketahanan impak yang lebih tinggi (pemanasan diatas temperatur kritik, ditahan
sampai beberapa waktu untuk transformasi lengkap ke austenit dan pendinginan dengan udara tertutup)
4. Normalizing & Tempering
Jika normalizing menghasilkan kekerasan yang berlebihan & keuletan rendah maka dapat dilakukan Tempering
lebih lanjut.
Tempering dilakukan dibawah temperatur kritik paling bawah, ditahan dan didinginkan lambat sampai
temperature ruang
DESTRUCTIVE TEST (DT) : test merusak yang dilakukan terhadap material untuk mengetahui
karakteristik specifik material tersebut
Jenis-jenis DT :
a. Tensile Test
Menentukan karakteristik material dalam hal :
Ultimate Tensile Strength
Yield Strength
Ductility
Percent Elongation
Menentukan karakteristik material dalam hal :
Percent Reduction of Area
Modulus Elasticity
Proportional Limit
Toughness
NON DESTRUCTIVE TEST : test tidak merusak yang dilakukan terhadap material sebagai bahan
evaluasi terhadap karakteristik kualitas material
Jenis-jenis NDT (yang umum dipakai) :
a. Penetrant Test
Mengetahui discontinuity permukaan suatu material (crack, pori, porosity etc)
Prinsip kerja : penetrant cair diberikan pada permukaan, meresap kedalam bukaan permukaan
(kapilaritas), dibersihkan terhadap kelebihan penetran dan kemudian
suatu bubuk kering (developer) diberikan agar dapat menarik penetrant dari bukaan permukaan (surface
opening).
Penetrant biasanya berwarna merah, sehingga indikasi terlihat jelas terhadap background putih bubuk
kering (developer)
b. Magnetik Particle Test (MT)
Mengetahui discontinuity di permukaan atau dibawah permukaan ferrous material
Prinsip kerja : serbuk ferrous diberikan pada permukaan kemudian material diberikan aliran magnetik yang
akan terdistorsi bila ada perubahan dalam kontinuitas material (tercipta medan bocoran magnetik)
c. Radiography Test (RT)
Mengetahui discontinuity didalam material dengan menggunakan radiasi dari sumber radiasi (X-ray
dan Gamma Ray)
Prinsip kerja : sinar radiasi menembus material, dan membuat image discontinuity pada film
d. Ultrasonic Test (UT)
Mengetahui discontinuity dipermukaan & didalam material, karakteristik ikatan (bond) material dan
ketebalan material dengan menggunakan gelombang Ultrasonic
Prinsip Kerja : Gelombang suara frekwensi tinggi diberikan pada material, dan merambat kesemua
material dan dipantulkan pada interface. Gelombang suara pantulan dideteksi dan dianalisa untuk mengetahui
keberadaan dan lokasi
PAINTING
Proteksi material terhadap serangan korosi dan estetika
Jenis-jenis inspeksi painting yang biasa dilakukan:
a. Inspeksi Profile Surface
Memeriksa kekasaran permukaan setelah di lakukan proses Sand Blasting dengan Alat KeaneTator Surface
Profile Comparator
b. Inspeksi Dry Film Thickness
Memeriksa ketebalan lapisan cat pada material setelah kering dgn Alat Elcometer (Thickness Gauge)
c. Inspeksi Pinhole (Lubang Halus) atau Holiday test dgn alat Holiday Detector
d. Inspeksi Daya Lekat (Adhession) dgn alat Cross Cut Test (Tape), Elcometer Adhession Test