Anda di halaman 1dari 17

EVIDENCE-BASED CASE REPORT

KELOMPOK 4

Agung Nugraha : 117170002

Heva Nida Lutfiah : 117170028

Nugroho Pujo Laksono : 117170050

Rizki Imam Fathurrohman : 117180059

Shafa Audry Fathanah Gustiar: 117170064

Pembimbing

Tissa Octavira dr., M.Med.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
EVIDENCE-BASED CASE REPORT

KELOMPOK 4

Agung Nugraha : 117170002

Heva Nida Lutfiah : 117170028

Nugroho Pujo Laksono : 117170050

Rizki Imam Fathurrohman : 117180059

Shafa Audry Fathanah Gustiar: 117170064

Pembimbing

Tissa Octavira dr., M.Med.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020

LEMBAR PENGESAHAN

i
EVIDENCE-BASED CASE REPORT

Disusun oleh

KELOMPOK 4

Telah disetujui

Cirebon, Desember 2020

Pembimbing

Tissa Octavira dr., M.Med.Ed

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

Latar Belakang.......................................................................................................1

Kasus.....................................................................................................................2

Rumusan Masalah.................................................................................................2

Alur Pencarian Jurnal............................................................................................3

Critical Appraisal...................................................................................................4

Validitas.................................................................................................................5

Penelusuran Hasil..................................................................................................5

Diksusi...................................................................................................................7

Simpulan................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
1

Latar Belakang
Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal
yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang
dilandasi oleh pengetahuan dan sikap afektif yang baik. Pelayanan kedokteran tidak
dapat dijalankan dengan baik dan optimal jika hanya mengandalkan pemahaman
keilmuan tanpa adanya keterampilan tersebut. Dalam pendidikan kedokteran
keterampilan klinik dalam bentuk clinical skill laboratorium, suatu program simulasi
dimana mahasiswa pendidikan dokter diberikan materi dan berbagai cara serta
tindakan terhadap berbagai kasus medis. Dalam skills lab mahasiswa dipandu oleh
seorang instruktur. Instruktur dalam skills lab dapat dilakukan olen dosen maupun
mahasiswa.2
Latihan keterampilan klinis dengan simulasi menggunakan alat atau model
(skills lab) dapat memenuhi dua kebutuhan dan tantangan pada pelayanan kesehatan
dan pendidikan sekaligus. Latihan keterampilan pada model dapat meningkatkan
keamanan dan menurunkan kesalahan yang dilakukan pada latihan dengan pasien
pada tahap proses pendidikan selanjutnya. Hal ini dapat dicapai karena setiap
keterampilan prosedural, pada tahap awal diberikan pelatihan pada mahasiswa
dengan menggunakan model, hingga mahasiswa telah memahami konsep dengan
kecakapan pada level tertentu. Dengan kemampuan pada level tersebut sudah cukup
aman jika dilakukan proses latihan pada pasien dengan supervisi. Pelatihan
keterampilan klinis dengan simulasi menggunakan alat atau model telah terbukti
mampu meningkatkan kecakapan mahasiswa mulai dari keterampilan sederhana
hingga yang lebih kompleks, pelatihan keterampilan klinis meningkatkan kompetensi
mahasiswa pada kepaniteraan klinis. Memiliki keterampilan dilapangan atau praktek,
dianggap sebagai sesuatu hal yang penting, karena praktek merupakan perkembangan
dari suatu teori. Oleh karena itu, praktek tidak bisa dihilangkan begitu saja dari suatu
proses pembelajaran, tidak terkecuali dibidang kesehatan. Termasuk didalamnya
pembelajaran keterampilan praktek di laboratorium skills lab, yang dimasukkan
kedalam program pendidikan kesehatan.4
2

Kasus
P Mahasiswa fakultas kedokteran
I -
C Keterampilan Klinik (During/Luring)
O Efektifitas Pembelajaran

Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas pembelajaran clinical skills pada masa pandemi COVID-19?
3

Alur Pencarian Jurnal


Dalam pencarian artikel ini, kami membatasi bahasa yang digunakan yaitu
artikel berbahasa Inggris. Berdasarkan hasil pencarian didapatkan sebanyak 6 artikel,
kemudian kami screening yang kemudian didapatkan 4 yang dianggap relevan. Proses
selanjutnya artikel di screening kembali dengan cara dibaca dan ditelaah kemudian
didiskusikan.

Pencarian artikel dengan keyword


Medical Student OR Medical
Student AND Pandemic = 369
Artikel (Pubmed)

Pencarian artikel dengan keyword


Medical Student OR Health Student
AND Pandemic COVID-19 OR
Clinical Skills Learning = 33
Artikel (Pubmed)

Pencarian artikel dengan keyword Pencarian artikel dengan keyword


Medical Student OR Medical Medical Student Clinical Skills
Student AND Pandemic AND Learning COVID-19 Pandemic
Effectiveness = 12 Artikel (Pubmed) Effectivity (Urutkan menurut tanggal)
= 31 artikel (google scoolar)

Pencarian artikel dengan keyword


Medical Student OR Medical
Student AND Pandemic AND
Clinical Skills = 2 Artikel (Pubmed)
4

Critical Apprasial
Dalam menilai bukti secara ilmiah, kami menggunakan panduan dari Critical
Apprasial Skills Programme Systematic Review (2018). Berikut penilaian pada artikel
yaitu:

A. Are the result of review valid?


1. Did the review address a clearly focused question?
2. Did the authors look for the right type of papers?
3. Do you think all the important, relevant studies were included?
4. Did the review’s authors do enough to assess quality of the included
studies?
5.  If the results of the review  have been combined, was it reasonable to
do so?
B. What are the result?
6. What are the overall results of the review?
7. How precise are the results?
8. Can the results be applied to the local population?
9. Were all important outcomes considered?
10.  Are the benefits worth the harms and costs?
5

Validitas
Study Kelly, Hwei L. R. Y, Octavius G. S,. Hau M. H, Weitz J, Bork
2020 U., 2020
Point 1 Yes Yes
Point 2 Yes No
Point 3 Yes Yes
Point 4 Yes Cant tell
Point 5 Yes Yes
Point 6 Yes No
Point 7 Yes No
Point 8 Cant tell Yes
Point 9 Yes Yes
Point 10 Yes Cant tell

Penelusuran Hasil
No Penulis Metodologi Waktu, Intervensi Hasil
Penelitian tempat
dan subjek
penelitian
1 Kelly, Systematic Juni 2020, - Dampak dari pandemi
Hwei L. Review FK UPH, (Tidak Ada COVID-19 ini
R. Y, dengan Intervensi) membuat seluruh
Octavius subjek 24 institusi di dunia
G. S,. jurnal melakukan
2020 yang penyesuaian
dianalis pembelajaran melalui
yang E-learning dengan
diambil menggunakan
melalui tekonologi yang terus
Pubmed. berkembang dalah
memaksimalkan
sumber daya yang
ada. Sedangkan
menurut data
6

mengenai prestasi dan


pengetahuan
mahasiswa setelah
menggunakan E-
learning dibandingkan
dengan yang
menggunakan metode
pembelajaran offline
atau luring hasilnya
dikatakan kurang,
maka dari itu perlunya
dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang
pendidikan mahasiswa
klinis selama masa
pandemi sangat
dibutuhkan.
2 Hau M. Review Populasi - Dari banyaknya
H, yang (Tidak Ada pilihan kurikulum
Weitz J, dipelajari Intervensi) yang dapat digunakan
Bork U., adalah untuk pembelajaran
2020 mahasiswa dan pelatihan dalam
atau studi bedah onkologi
residen jika dilihat dari
bedah manfaat dan
onkologi kerugiannya, maka
di masa yang cocok digunakan
pandemi untuk mahasiswa
COVID- kedokteran adalah
19 pada Bedtime teaching,
7

tahun sedangkan Virtual


2020. Reality Simulator
lebih cocok digunakan
untuk residen dan
fellows, untuk dokter
lanjutan bisa
menggunakan
platform video dan
telekonferensi,
podcast, webinar atau
platform bedah
virtual.

Diskusi
Sejak awal tahun 2020, dunia telah terpengaruh oleh pandemi virus corona
baru COVID-19. Sifat menular virus tersebut mendorong semua sektor untuk
menerapkan langkah-langkah social distancing sebagai upaya membatasi
penularannya, termasuk di sektor pendidikan terutama dalam program pendidikan
kedokteran. Sebagai akibat dari pandemi tersebut, universitas ditutup, rotasi klinis
untuk mahasiswa dengan kontak pasien, peluang elektif dan kelas pemeriksaan klinis
dihentikan segera dan banyak format kelompok kecil tradisional, kuliah dan seminar
tatap muka direstrukturisasi atau ditunda. Penelitian lebih lanjut adalah diperlukan
untuk mengevaluasi kinerja mahasiswa setelah mengadopsi e-learning dan
menemukan yang terbaik metode dalam pendidikan kedokteran pada umumnya dan
pendidikan kepaniteraan pada khususnya.
8

Dua penelitin ini berfokus pada satu permasalahan yaitu membahas


bagaimana efektifitas pembelajaran clinical skills pada masa pandemi COVID-19.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kelly dan Lie Rebecca, melakukan penelitiaan
dengan metode systematic review, dengan menggunakan 2.127 makalah tentang
COVID-19, dan selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kesesuaian masing
masing makalah sesuai dengan pedoman PRISMA, yang pada akhirnya 24 makalah
dimasukkan dalam penelitian ini.1
Pada jurnal penelitian yang di tulis oleh Kelly dan kawan-kawan (2020) yang
berjudul “Corona virus outbreaks including COVID-19 and impacts on medical
education”. Pendidikan kedokteran sangat terpengaruh oleh pandemi, pendidikan
kedokteran perlu menemukan cara baru untuk membuat mahasiswa tetap terlibat
dalam pendidikan mereka. Beberapa universitas telah mengubah kelas tatap muka
menjadi pendidikan online untuk menyediakan berbagai kursus dan program, dan
beberapa telah menggantikan paparan klinis langsung ke yang virtual. Penyesuaian
ini mungkin sulit bagi mahasiswa dan instruktur, dan oleh karena itu dapat
menghambat kemajuan pendidikan kedokteran. Dalam situasi seperti ini sangat
penting pendidikan kedokteran harus terus dilanjutkan, tetapi konsekuensi dari tidak
melanjutkan pendidikan kedokteran akan lebih besar dari pada manfaat jika tidak
melanjutkan upaya sama sekali. Menunda rotasi klinis nantinya akan mengganggu
pengalaman pelatihan klinis, karena hal ini akan menyebabkan kelebihan mahasiswa
kepaniteraan tahun depan untuk mengejar kurikulum yang telah diubah. Menunda
pendidikan kedokteran juga akan menunda kelulusan mahasiswa kedokteran,
sehingga menghambat proses mereka untuk melanjutkan langkah selanjutnya dalam
pendidikan dan karir mereka. Bagi mahasiswa tingkat akhir, kepastian kelulusan
sangat penting karena kami tidak bisa mengabaikan kemungkinan kekurangan tenaga
medis di masa depan yang tak terduga dari pandemi ini. Untuk mahasiswa
kepanitraan klinik, platform online mungkin kurang sesuai karena menghilangkan
hubungan pasien-dokter, tetapi tampaknya untuk saat ini menjadi satu-satunya
pilihan. Meskipun penting untuk melanjutkan Pendidikan kedokteran, pusat
9

kesehatan akademik juga harus mempertimbangkan efektivitas metode yang


digunakan agar selaras dengan kurikulum medis yang disesuaikan.1
Pendidikan kedokteran sangat terpengaruh oleh pandemi, pendidik kedokteran
perlu menemukan cara baru untuk membuat siswa tetap terlibat dalam pendidikan
mereka. Beberapa universitas telah mengubah kelas tatap muka menjadi pendidikan
online untuk menyediakan berbagai kursus dan program, dan beberapa telah
menggantikan paparan klinis langsung ke yang virtual. Penyesuaian ini mungkin sulit
bagi siswa dan instruktur, dan oleh karena itu dapat menghambat kemajuan
pendidikan kedokteran. Selama ini, pembelajaran harus dilakukan dari jarak jauh dan
dalam format yang mendukung teknologi. Platform online seperti zoom. Di sisi lain
peralihan dari praktik laboratorium ke pembelajaran online lebih rumit, karena ini
membatasi akses mahasiswa ke mayat, model, slide mikroskopis, dan spesimen.
Dalam anatomi, studi mayat manusia dianggap sebagai metode paling efektif untuk
memahami anatomi manusia. Selama pandemi, studi anatomi telah dialihkan ke
diskusi online dan sesi praktis (membedah mayat) telah diganti dengan sumber daya
virtual 3D dan sumber daya kadaver digital (gambar dan video kadaver). Teknologi
ini menjanjikan tetapi mungkin tidak cukup untuk menggantikan spesimen yang
sebenarnya. Sama halnya pada keterampilan skills lab menjadi terganggu karena tidak
adanya empati dari mahasiswa terhadap pasien secara langsung.1
Pentingnya melanjutkan pendidikan kedokteran sering kali memiliki
tantangan tersendiri, tetapi konsekuensi dari tidak melanjutkan pendidikan kedokteran
akan lebih besar daripada manfaat jika tidak melanjutkan upaya sama sekali.
Menunda rotasi klinis nantinya akan mengganggu pengalaman pelatihan klinis,
karena hal ini akan menyebabkan kelebihan mahasiswa kepaniteraan tahun depan
untuk mengejar kurikulum yang telah diubah. Menunda pendidikan kedokteran juga
akan menunda kelulusan mahasiswa kedokteran, sehingga menghambat proses
mereka untuk melanjutkan langkah selanjutnya dalam pendidikan dan karir mereka.
Bagi mahasiswa tingkat akhir, kepastian kelulusan sangat penting karena kami tidak
bisa mengabaikan
kemungkinan kekurangan tenaga medis di masa depan yang tak terduga dari pandemi
10

ini. Meskipun penting untuk melanjutkan pendidikan kedokteran, pusat kesehatan


akademik juga harus mempertimbangkan efektivitas metode yang digunakan agar
selaras dengan kurikulum medis yang disesuaikan. Laboratorium keterampilan klinis
yang mensimulasikan pengaturan klinis juga terpengaruh. Sedangkan diskusi tatap
muka tradisional tidak materi tertulis seperti tutorial video via online diskusi masih
dimanfaatkan. Pembelajaran online juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti
membutuhkan Internet tanpa gangguan koneksi dan kompatibilitas perangkat yang
digunakan. Begitu juga dengan program kepaniteraan yang mengalami penurunan.
Program kepaniteraan terdiri dari pengajaran bed side, pelayanan gawat darurat, dan
pelatihan bedah yang memungkinkan pengalaman langsung dengan pasien. Ini adalah
bagian integral dari pendidikan kedokteran yang tidak dapat dengan mudah
digantikan oleh platform online. Mirip dengan tahap sarjana, pembelajaran klinis
sering kali dikembalikan ke pembelajaran online. Pelatihan bedah sekarang sangat
terbatas karena hanya personel penting yang diperbolehkan di ruang operasi dan
kontennya sering diubah menjadi ceramah video, putaran besar virtual, dan jaringan
pendidikan online lainnya. Namun, inovasi dalam pengajaran menggunakan metode
bed side telah dilakukan dengan menggunakan Zoom dan gadget untuk melihat
langsung di samping pasien yang melibatkan pemberian umpan balik agar terciptanya
proses pembelajaran yang memuaskan.
Pada jurnal penelitian yang di tulis oleh Hans-Michael, JurgenWeitz dan
Ulrich Bork yang berju dul “Impact of the COVID-19 Pandemic on Student and
Resident Teaching and Training in Surgical Oncology”. Secara umum, pandemi
COVID-19 telah sangat mengubah interaksi dan perilaku pribadi dan profesional di
seluruh dunia. Efek pandemi ini telah mengubah sistem perawatan kesehatan dan
pendidikan kedokteran dalam pelatihan bedah maupun clinical skills. Dalam
menghadapi gangguan terus-menerus dari pendidikan dan pelatihan bedah selama
wabah pandemi ini, konsep terstruktur dan inovatif serta kurikulum pendidikan yang
disesuaikan penting untuk memastikan perawatan medis yang berkualitas tinggi.
Dengan latar belakang ini, dalam makalah ini memperkenalkan rekomendasi praktis
dan kreatif untuk kelangsungan pelatihan dan pengajaran medis dan bedah mahasiswa
11

dan penduduk. Ini termasuk kurikulum pendidikan virtual, kelas pengembangan


keterampilan, umpan balik berbasis video dan simulasi di bidang khusus onkologi
bedah.3
Dalam pengaturan mahasiswa kedokteran, konsekuensi penyebaran COVID-
19 global untuk sistem pendidikan kedokteran sangat parah. Sebagai akibat dari
pandemi, universitas ditutup, rotasi klinis untuk mahasiswa dengan kontak pasien,
peluang elektif dan kelas pemeriksaan klinis dihentikan segera dan banyak format
kelompok kecil tradisional, kuliah dan seminar tatap muka direstrukturisasi atau
ditunda. Oleh karena itu, dampak pandemic COVID-19 pada perawatan bedah,
pendidikan, pelatihan, dan pengajaran sangat besar. Dampak negatif yang mungkin
terjadi pada keterampilan bedah residen yang tidak memiliki pengalaman pelatihan
praktis selama jangka waktu tertentu tetap menjadi tantangan.3
Pandemi virus corona memengaruhi sistem pendidikan kedokteran kita, dan
infrastruktur sistem pendidikan kita sedang dikompromikan lebih dari sebelumnya.
Sesi laboratorium, simulasi dan / atau segala bentuk kontak pasien dalam juru tulis
klinis dan / atau rotasi belum mungkin dilakukan selama fase pandemi saat ini.
Sebagai partisipasi mahasiswa kedokteran dan / atau pengamatan prosedur onkologi
bedah di ruang operasi telah ditangguhkan. Pendidik kedokteran dengan cepat
mencoba mengubah program dan kurikulum pendidikan mereka dengan bergerak
sebanyak mungkin secara online dalam format digital. Oleh karena itu, e-learning dan
blended-learning, seperti konsep “ipping the classroom”, adalah fokus baru untuk
pendidikan dan pengajaran, dan tidak hanya dalam onkologi bedah, selama pandemi
COVID-19.
Onkologi bedah untuk mahasiswa kedokteran dapat menggunakan kuliah
online virtual, video dan telekonferensi dapat digunakan untuk mendemonstrasikan
prosedur medis atau teknik bedah. Secara rinci, manfaat yang berkaitan dengan
kelompok mahasiswa kedokteran berkisar dari pengenalan kurikulum pendidikan
baru dan inovatif, manajemen waktu individu hingga peningkatan ketersediaan
platform bedah online yang lebih interaktif dan simulator VR di rumah sakit
pendidikan. Berbagai strategi diadopsi di pusat kami, misalnya, di mana, sehubungan
12

dengan bidang khusus onkologi bedah, konten bedah-onkologi yang relevan dengan
pembelajaran disajikan dalam platform dan aplikasi pembelajaran virtual (podcast,
konferensi video, dll.).3
Onkologi bedah untuk residen dan fellows terdapat beberapa model pelatihan
telah diusulkan untuk pembelajaran / pengajaran keterampilan laparoskopi bedah,
termasuk Bedtime Teaching (BT) dan Virtual Reality Simulator (VRS). Sementara
VRS tidak bergerak, mahal dan peralatan tidak tersedia untuk digunakan di rumah,
BT tidak mahal dan dapat dibuat dari barang-barang rumah tangga. Selain itu, banyak
program residensi mendukung penggunaan pelatih kotak laparoskopi di rumah, yang
mungkin merupakan pengganti yang sesuai untuk simulator realitas virtual, yang
hanya tersedia di rumah sakit. Beberapa kelompok telah menggambarkan hasil yang
baik dengan meningkatkan kinerja bedah menggunakan BT di rumah.3
Onkologi bedah untuk dokter lanjut menggunakan program kursus dapat
dialihkan ke modul online dengan menggunakan platform video dan telekonferensi,
podcast, webinar atau platform bedah virtual. Pelatihan berbasis video bisa menjadi
alat yang berguna dalam pendidikan bedah. Umpan balik dan tinjauan berbasis video
operasi terstruktur untuk perbaikan teknik bedah melalui platform bedah online
(VISTA) telah disebutkan sebagai konsep yang relatif baru untuk mendukung praktik,
dokter tingkat lanjut.3

Simpulan
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang sangat besar bagi
keberlangsungan proses pembelajaran mahasiswa kedokteran, dengan adanya inovasi
dalam dunia pendidikan diharapkan mampu untuk memberikan output yang
maksimal.
13

DAFTAR PUSTAKA

1. Hau MH, Weitz J, dkk. Impact of the COVID-19 Pandemic on Student and
Resident Teaching and Training in Surgical Oncology. Germany: Journal Of
Clinical Medicine MDPI. 2020; vol. 9(3431) : 1-15. doi: 10.3390/jcm911343.
2. Hakim L, Saputra O, Limahasiswanti R. Persepsi Mahasiswa Tentang Peer-
Assissted Learning dalam Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Klinik
(Clinical Skills Lab/CSL) di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Majority.
2017;6(3).
3. Kelly, Hwei LR, dkk. Coronavirus outbreaks including COVID-19 and impacts on
medical education: A systematic review. Tanggerang: Journal Of Community
Empowerment For Health. 2020; vol. 3(2) : 130-140. doi:
10.22146/jcoemph.57082.
4. Kusdhiarningsih B, Sundari S. Penerapan Metode Pembelajaran Peer-Assissted
Learning(PAL) Pada Skills Lab dan Objectived Structured Clinical Examination
(OSCE):A Literatur Review. Jurnal EDUNursing. 2019;3(1).
5. Critical Appraisal Skills Programme. CASP Checklist 10 Question to help you
make sense of a Systematic Review. United Kingdom; 2018.

Anda mungkin juga menyukai