Anda di halaman 1dari 4

Nama: Irgy Ramadhan

NIM:11190541000123

Kelas:Kesejahteraan Sosial3/D

Matkul: Islam dan Ilmu Pengetahuan

Review Makalah Kelompok 12

IMPLEMENTASI KAJIAN ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM BIDANG


KEILMUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

A. Implementasi Kajian Islam dalam Dakwah Bil-Hal

Dakwah Bil-Hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan.
Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat
dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah. Sementara itu ada juga yang
menyebut dakwah bil-hal dengan istilah dakwah bilQudwah yang berarti dakwah praktis
dengan cara menampilkan akhlaq karimah, Sejalan dengan ini seperti apa yang dikatakan oleh
Buya Hamka bahwa akhlaq sebagai alat dakwah, yakni budi pekerti yang dapat dilihat orang,
bukan pada ucapan lisan yang manis serta tulisan yang memikat tetapi dengan budi pekerti
yang luhur. Masih banyak istilah-istilah untuk menyebut dakwah bil-hal. Ada yang
menyatakan bahwa dakwah bil-hal adalah kegiatan dakwah yang dilakukan dengan memberi
bantuan materi. Sementara yang lain menyebut dakwah melalui tulisan dan kreativitas tangan
yang lain juga merupakan salah satu bentuk atau wujud dakwah bil-hal. Menurut hemat
penulis dakwah bil-hal merupakan upaya yang bersifat menumbuhkan dan mengembangkan
kesadaran dan kemampuan jamaah dalam mengatasi masalah mereka dan lebih dari itu
setiap kegiatan dakwah yang dilakukan harus ada tindak-lanjutnya secara berkesinambungan.
B. Implementasi Ilmu Pengetahuan (sains) Pada Dakwah Bilhal

Dalam bahasa Arab kata da‟wah disebut mashdar, da‟wah berarti panggilan, seruan
atau ajakan. Adapun dalam bentuk kata kerja (fiil) berasal dari kata da‟a, yad‟u,
da‟watan yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak. Istilah ini sering diberi arti
yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma‟ruf dan nahi munkar, mau‟idzoh
hasanah, tabsyir, indzhar, wasiyah, tarbiyah, ta‟lim. Bil Hal adalah dakwah dengan
perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh masyarakat
sebagai objek dakwah. Dakwah bil hal disebut juga dengan istilah dakwah bil-Qudwah
yang berarti dakwah praktis dengan cara menampilkan akhlaq karimah. Islam adalah
agama kemaslahatan hidup bagi umat manusia. Mulai dari perbaikan akhlak, cara
beribadah, hingga upaya menjalani kehidupan di dunia ini sebagai bekal di akhirat
nanti.Sudah menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban
modern adalah teknologi. Teknologi merupakan dasar dan pondasi yang menjadi
penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa
akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap teknologi.

C. Implementasi Kajian Islam Terhadap Kesejahteraan Sosial

Hubungan antar manusia di dalam al-Qur‟an adalah adanya ciptaan Allah yang
berbeda-beda dalam kehidupan manusia seperti laki-laki dan perempuan, suku-suku yang
banyak, berbangsa-bangsa, bahasa yang berbeda-beda, serta warna kulit yang tidak sama
dan berbagai keanekaragaman lainnya agar manusia tersebut saling mengenal satu sama
lainnya dan bukan untuk menjelekkan perbedaan tersebut. Kesejahteraan dapat diartikan
sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan seseorang sesuai dengan standar
yang berlaku di lingkungannya. Kesejahteraan sosial, dengan demikian, merupakan kondisi
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok seseorang sehingga orang tersebut dapat
menjalankan fungsi sosialnya dengan normal di tengah masyarakat. Perlu ditekankan
bahwa pada dasarnya manusia senantiasa tidak akan puas dengan apa yang telah mereka
miliki. Hal tersebut adalah wajar. Bahkan, hasrat untuk mendapatkan lebih dari yang telah
dimiliki dinilai sebagai unsur penting dari perkembangan peradaban manusia di planet ini.
Dengan hasrat untuk mendapatkan sesuatu yang tidak atau belum dimiliki, manusia akan
berusaha mengoptimalkan sumberdaya yang telah ada untuk menghasilkan barang-
barang dan jasa yang mereka kehendaki.

D. Implementasi Ilmu Pengetahuan (sains) Pada Kesejahteraan Sosial

Sejarah keberadaan Ilmu Kesejahteraan Sosial, pada awalnya tidak dapat dilepaskan
dari Filsafat dimana Filsafat merupakan asal mula ilmu pengetahuan yang kemudian
melahirkan ilmu-ilmu lain. Ilmu-ilmu tersebut selanjutnya dijabarkan lagi sehingga bisa berdiri
sendiri diri, seperti halnya Ilmu Kesejahteraan Sosial. Misalnya saja salah satu cabang filsafat
yang menjadi pegangan bagi praktisi pekerja sosial professional dalam ilmu kesejahteraan
sosial yaitu tentang etika yakni aksiologi yang disebut dengan filsafat nilai, dimana standar
nilai etis yang disepakati secara universal seperti keadilan, kejujuran, dan keiklasan
kesemuanya ini menyentuh persoalan yang berhubungan dengan eksistensi manusia baik
mengenai jasmani maupun rohaninya. Perkembangan ilmu kesejahteraan sosial itu sendiri
pada dasarnya merupakan kelanjutan dan penyempurnaan guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Karena itu latar belakang sejarah dari ilmu kesejahteraan sosial, pada titik awal,
masih sama dengan Pekerjaan Sosial. Perbedaan ini mulai terasa ketika sekolah atau jurusan
yang ada bukan saja memfokuskan pada aspek pekerjaan sosial saja, tetapi sudah mengarah
pada perkembangan dunia kesejahteraan yang lebih luas atau dari level mikro ke hal yang
relatif lebih makro.

Ilmu kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang mencoba
mengembangkan pemikiran, strategi dan tehnik untuk meningkatkan derajat kesejahteraan
bagi masyarakat. Menurut Rukminto, definisi ilmu kesejahteran sosial merupakan suatu ilmu
terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat antara lain melalui
pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan
kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang (termasuk di dalamnya kesempatan
bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan).

E. Islam dan Sains Sebagai Penguat Kesejahteraan Sosial


 Islam Sebagai Penguat Kesejahteraan Sosial
Sebagai seperangkat pedoman universal mengenai tata kehidupan di dunia untuk
mendapatkan kehidupan yang baik di akhirat, Islam mengandung ajaran-ajaran yang sarat
dengan rumusan mengenai kesejahteraan sosial. Islam menghendaki agar para pemeluknya
menjadi orang-orang yang sejahtera. Ajaran-ajaran dalam Islam, karenanya, tidak pernah
bertentangan dengan konsepsi normal mengenai kebutuhan-kebutuhan alamiah manusia.
Tidak terdapatnya satupun anjuran dalam Islam yang menyalahi kodrat kemanusiaan
merupakan bukti bahwa Islam memang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta.
Tidaklah aneh jika dikatakan bahwa tujuan Islam pada dasarnya sederhana, yaitu membawa
kebahagiaan hidup bagi manusia. Kebahagiaan tersebut bisa didapatkan manakala manusia
dapat membedakan antara kebutuhan mereka dan tujuan hakiki yang hendak mereka tuju
melalui proses pemenuhan atas kebutuhan yang beragam tersebut. Karenanya, ketika
seseorang mengalami kebingungan mengenai tujuan hidupnya, maka orang tersebut pada
dasarnya belumlah mencapai derajat kesejahteraan yang optimal meskipun orang tersebut
telah melampaui ukuran sejahtera secara ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya.
 Sains Sebagai Penguat Kesejahteraan Sosial
Teori pada sains harus didukung dengan bukti (evidence) yang kuat. Antara
teori yang satu dengan yang lainnya harus kompatibel, tidak boleh ada pertentangan.
Begitu juga ketika mengajukan hipotesis baru. Suatu kejadian bisa diprediksi dengan
mendeduksi dari teori yang sudah diketahui. Korelasi antara dua kejadian atau lebih
bisa terlihat dari data statistik dan sebagainya. Proses mempelajari sains dengan benar
akan melatih kita menggunakan prinsip-prinsip logika dalam mengevaluasi apakah
informasi yang kita peroleh itu benar atau salah. Proses pelatihan ini akan mengasah
ketajaman kita dalam berpikir kritis dan menggunakan logika. Tanpa berbekal
pengetahuan yang benar mengenai kebutuhankebutuhan unik dari kelompok-
kelompok spesifik dalam masyarakat, upayaupaya menyejahterakan kehidupan
kelompok-kelompok tersebut umumnya menjadi cenderung tidak optimal. Bekal
pengetahuan yang luas diperlukan supaya usaha-usaha untuk menyejahterakan
kelompok-kelompok yang rentan termarjinalkan tersebut, dapat dilaksanakan tanpa
mencederai hak-hak asasi yang melekat pada individu-individu, dalam kelompok-
kelompok tersebut secara tidak sadar.

Anda mungkin juga menyukai