NIM:11190541000123
Kelas:Kesejahteraan Sosial3/D
Dakwah Bil-Hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan.
Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat
dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah. Sementara itu ada juga yang
menyebut dakwah bil-hal dengan istilah dakwah bilQudwah yang berarti dakwah praktis
dengan cara menampilkan akhlaq karimah, Sejalan dengan ini seperti apa yang dikatakan oleh
Buya Hamka bahwa akhlaq sebagai alat dakwah, yakni budi pekerti yang dapat dilihat orang,
bukan pada ucapan lisan yang manis serta tulisan yang memikat tetapi dengan budi pekerti
yang luhur. Masih banyak istilah-istilah untuk menyebut dakwah bil-hal. Ada yang
menyatakan bahwa dakwah bil-hal adalah kegiatan dakwah yang dilakukan dengan memberi
bantuan materi. Sementara yang lain menyebut dakwah melalui tulisan dan kreativitas tangan
yang lain juga merupakan salah satu bentuk atau wujud dakwah bil-hal. Menurut hemat
penulis dakwah bil-hal merupakan upaya yang bersifat menumbuhkan dan mengembangkan
kesadaran dan kemampuan jamaah dalam mengatasi masalah mereka dan lebih dari itu
setiap kegiatan dakwah yang dilakukan harus ada tindak-lanjutnya secara berkesinambungan.
B. Implementasi Ilmu Pengetahuan (sains) Pada Dakwah Bilhal
Dalam bahasa Arab kata da‟wah disebut mashdar, da‟wah berarti panggilan, seruan
atau ajakan. Adapun dalam bentuk kata kerja (fiil) berasal dari kata da‟a, yad‟u,
da‟watan yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak. Istilah ini sering diberi arti
yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma‟ruf dan nahi munkar, mau‟idzoh
hasanah, tabsyir, indzhar, wasiyah, tarbiyah, ta‟lim. Bil Hal adalah dakwah dengan
perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh masyarakat
sebagai objek dakwah. Dakwah bil hal disebut juga dengan istilah dakwah bil-Qudwah
yang berarti dakwah praktis dengan cara menampilkan akhlaq karimah. Islam adalah
agama kemaslahatan hidup bagi umat manusia. Mulai dari perbaikan akhlak, cara
beribadah, hingga upaya menjalani kehidupan di dunia ini sebagai bekal di akhirat
nanti.Sudah menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban
modern adalah teknologi. Teknologi merupakan dasar dan pondasi yang menjadi
penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa
akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap teknologi.
Hubungan antar manusia di dalam al-Qur‟an adalah adanya ciptaan Allah yang
berbeda-beda dalam kehidupan manusia seperti laki-laki dan perempuan, suku-suku yang
banyak, berbangsa-bangsa, bahasa yang berbeda-beda, serta warna kulit yang tidak sama
dan berbagai keanekaragaman lainnya agar manusia tersebut saling mengenal satu sama
lainnya dan bukan untuk menjelekkan perbedaan tersebut. Kesejahteraan dapat diartikan
sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan seseorang sesuai dengan standar
yang berlaku di lingkungannya. Kesejahteraan sosial, dengan demikian, merupakan kondisi
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok seseorang sehingga orang tersebut dapat
menjalankan fungsi sosialnya dengan normal di tengah masyarakat. Perlu ditekankan
bahwa pada dasarnya manusia senantiasa tidak akan puas dengan apa yang telah mereka
miliki. Hal tersebut adalah wajar. Bahkan, hasrat untuk mendapatkan lebih dari yang telah
dimiliki dinilai sebagai unsur penting dari perkembangan peradaban manusia di planet ini.
Dengan hasrat untuk mendapatkan sesuatu yang tidak atau belum dimiliki, manusia akan
berusaha mengoptimalkan sumberdaya yang telah ada untuk menghasilkan barang-
barang dan jasa yang mereka kehendaki.
Sejarah keberadaan Ilmu Kesejahteraan Sosial, pada awalnya tidak dapat dilepaskan
dari Filsafat dimana Filsafat merupakan asal mula ilmu pengetahuan yang kemudian
melahirkan ilmu-ilmu lain. Ilmu-ilmu tersebut selanjutnya dijabarkan lagi sehingga bisa berdiri
sendiri diri, seperti halnya Ilmu Kesejahteraan Sosial. Misalnya saja salah satu cabang filsafat
yang menjadi pegangan bagi praktisi pekerja sosial professional dalam ilmu kesejahteraan
sosial yaitu tentang etika yakni aksiologi yang disebut dengan filsafat nilai, dimana standar
nilai etis yang disepakati secara universal seperti keadilan, kejujuran, dan keiklasan
kesemuanya ini menyentuh persoalan yang berhubungan dengan eksistensi manusia baik
mengenai jasmani maupun rohaninya. Perkembangan ilmu kesejahteraan sosial itu sendiri
pada dasarnya merupakan kelanjutan dan penyempurnaan guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Karena itu latar belakang sejarah dari ilmu kesejahteraan sosial, pada titik awal,
masih sama dengan Pekerjaan Sosial. Perbedaan ini mulai terasa ketika sekolah atau jurusan
yang ada bukan saja memfokuskan pada aspek pekerjaan sosial saja, tetapi sudah mengarah
pada perkembangan dunia kesejahteraan yang lebih luas atau dari level mikro ke hal yang
relatif lebih makro.
Ilmu kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang mencoba
mengembangkan pemikiran, strategi dan tehnik untuk meningkatkan derajat kesejahteraan
bagi masyarakat. Menurut Rukminto, definisi ilmu kesejahteran sosial merupakan suatu ilmu
terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat antara lain melalui
pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan
kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang (termasuk di dalamnya kesempatan
bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan).