Anda di halaman 1dari 10

Teori Perspektif Labeling dan Teori Perspektif Kritis

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Masalah Sosial

Disususn Oleh Kelompok 5:

1. Dimas Saputra (11190541000114)

2. Irgy Ramadhan (11190541000123)

3. Khosyi Muttaqien Sugandi (11190541000133)

4. Raja Afrialdi (11190541000096)

5. Raafi Husaini (11190541000061)

6. Raka Febrianto (11190541000143)

7. Raihan Islami Meha (11190541000141)

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020/1442
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kami nikmat iman, islam dan nikmat sehat sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas makalah ini untuk mata kuliah Analisis Masalah Sosial dengan judul “Teori Perspektif
Labeling Dan Teori Perspektif Kritis”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Dalam penulisan
makalah ini kami selaku pemakalah menyampaikan rasa terimakasih sebanyak-banyaknya
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini,
khususnya:

1. Ibu Nadya Kharimah M.Sos selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Masalah
Sosial yang telah memberikan materi dan arahan apa yang harus dikerjakan.
2. Teman-teman Jurusan Kesejahteraan Sosial, khususnya kelas 3D dan angkatan
tahun 2019.

Karena keterbatasan dalam pengetahuan maupun pengalaman kami, makalah ini


masih banyak kekurangan, baik dari segi teknis penulisan serta materi. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Penulis,

Tangerang Selatan, 10 Oktober 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i

Daftar Isi........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perspektif Labeling..........................................................................................2

2.2 Teori Persepektif Kritis.................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................7

3.2 Daftar Pustaka............................................................................................... .8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dinamika kehidupan bermasyarakat seringkali kita menemukan berbagai


macam fenomena dan masalah sosial. Dalam menyikapi hal itu masyarakat memiliki berbagai
macam pandangan dalam mengindentifikasinya. Masyarakat biasanya akan mengeluarkan
reaksi atas apa yang diperbuat individu atau kelompok yang melakukan masalah sosial.
Dalam teori labeling dapat diketahui bahwasanya masyarakat melihat sebuah perilaku
menyimpang dari seseorang atau kelompok yang kemudian seseorang atau kelompok akan
diberi label sesuai dengan apa yang diperbuatnya.

Kemudian pada dewasa ini, Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan
pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang
sekunder, khususnya dalam mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali
ke dalam peran sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu
merasa teralienasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu teori perspektif labeling?


2. Apa itu teori perspektif kritis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui dan memahami teori perspektif labeling


2. Dapat mengetahui dan memahami teori perspektif keritis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perspektif Labeling

Perspektif ini termasuk pendekatan yang relatif baru dalam studi masalah sosial.
Sesuai dengan teori yang mendasarinya, perspektif ini mempunyai beberapa perbedaan dalam
cara memandang masalah sosial dibandingkan dengan perspektif-perspektif lain yang sudah
ada sebelumnya. Perspektif lain memandang kemiskinan, kenakalan, kejahatan sebagai
masalah sosial dan dalam studinya sepakat untuk mempertanyakan mengapa dan dalam
kondisi bagaimana masalah-masalah tersebut dapat terjadi.

Labeling merupakan suatu teori yang muncul akibat reaksi masyarakat terhadap
perilaku seseorang yang dianggap menyimpang. Seseorang yang dianggap menyimpang
kemudian di cap atau diberi label oleh lingkungan sosialnya. Teori labeling menjelaskan
penyimpangan, terutama ketika perilaku itu sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder
(second deviance). Teori ini tidak berusaha untuk menjelaskan mengapa individu-individu
tertentu tertarik atau terlibat dalam tindakan menyimpang, tetapi yang lebih ditekankan
adalah pada pentingnya definisi-definisi sosial negara yang dihubungkan dengan tekanan-
tekanan individu untuk masuk dalam tindakan yang lebih menyimpang (J. Dwi Narwoko dan
Bagong Suyanto, 2011:114).

Analisis tentang pemberian cap itu dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya ada
orang-orang yang memberi definisi, julukan, atau pemberi label (definers/labelers) pada
individu-individu atau tindakan yang menurut penilaian orang tersebut adalah negatif.
Penyimpangan tidak ditetapkan berdasarkan norma, tetapi melalui reaksi atau sanksi dari
penonton sosialnya. Dengan adanya cap yang dilekatkan pada diri seseorang maka ia (yang
telah diberi cap) cenderung mengembangkan konsep diri yang menyimpang (disebut juga
sebagai proses reorganisasi psikologis) dan kemungkinan berakibat pada suatu karier yang
menyimpang (J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2011:115).

“Menurut para ahli, teori labeling mendefinisikan penyimpangan merupakan sesuatu


yang bersifat relatif dan bahkan mungkin juga membingungkan. Karena untuk memahami apa
yang dimaksud sebagai suatu tindakan menyimpang harus diuji melalui reaksi orang lain.
Oleh karena itu, becker salah seorang pencetus teori labeling, mendefinisikan penyimpangan
sebagai ”suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang lain kepada
seorang pelanggar” (J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2011:115).

Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan


berkosentrasi pada konsekuensi interaksi antara penyimpang dengan agen kontrol sosial.
Teori ini memperkirakan bahwa pelaksanaan kontrol sosial meyebabkan penyimpangan,
sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut menyebabkan mendorong orang masuk ke dalam
peran penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma
dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya
dalam mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke dalam peran
sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu merasa
teralienasi. Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan untuk
mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.

Teori labeling ini menawarkan pemahaman bagaimana anggota masyarakat


mengadopsi peran menyimpang dan kemudian lembaga-lembaga yang dibentuk untuk
melakukan fungsi kontrol sosial berusaha menghentikan

a. Mengidentifikasi bagaimana orang lain akan memperlakukan orang tadi sesuai


dengan label yang diberikan kepadanya. Teori labeling kemudian
memfokuskan perhatiannya pada status orang yang dijadikan objek studi.
b. Mengetahui tipe tindakan (reaksi) yang dilakukan oleh orang yang melakukan
penyimpangan primer tadi setelah memperoleh perlakuan tertentu dari orang
lain disekelilingnya, terutama pengidentifikasi bagaimana ia mengadopsi
perlakuan tersebut. Perlakuan tersebut terwujud dalam bentuk reaksi sosial
dan selanjutnya bukan hanya semakin mengukuhkan tingkah laku yang
menyimpang, melainkan juga menciptakan penyimpangan lain yang disebut
secondary deviance atau penyimpangan sekunder, yang diekspresikan sebagai
upaya untuk melawan atau menguasai reaksi sosial tadi.
c. Membahas masalah stabilitas pola interaksi diantara mereka yang memberi
label menyimpang dan orang yang diberi label menyimpang. Kemudian
mendiskusikan implikasi temuan pada tindakan yang dipergunakan untuk
memecahkan masalah penyimpangan tadi dan proses labeling seringkali sukar
berubah.
Dampak dari pemberian labeling pada umumnya menyebabkan beberapa
kemungkinan yang dialami oleh pelaku labeling, diantaranya yaitu menjadikan pelaku
semakin tertanam dengan label yang diberikan dan konsekuensinya yang akan diterima
adalah suatu penolakan dari masyarakat yang dapat berbentuk cemoohan, ejekan, perlakuan
berbeda bahkan pengucilan. Kemungkinan lain.

2.2 Perspektif Kritis


Kritik merupakan konsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini dikembangkan
oleh Mahzab Frank frut. Konsep kritik dari muhzab ini banyak berkaitan dengan konsep
kritik para filsuf, seperti Inmanuel Kant, Hegel, dan Marx. Immanuel Kant mempertanyakan
kemampuan dan batas-batas rasio dalam proses pengetahuan sebelumnya rasio yang terdiri
dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pengetahuan, kemudian Kant mempertanyakan dengan cara apa dan bagaimana rasio itu
sampai memiliki konsep dan prinsip selanjutnya lebih jauh. Kant mempertanyakan kebenaran
pengetahuan yang hanya berdasar pada rasio atas Teori Kritik Hegel berbeda dengan Kant,
Hegel memaklumi teori kritiknya sebagai refleksi dini, rintangan-rintangan, tekanan-tekanan
dan kontradiksi yang menyumbat proses pembentukan diri dari rasio dalam sejarah. Kritik
dapat juga berarti refleksi atas proses menjadi sadar atau refleksi atas asal usul kesadaran
manusia. Bagi Hegel hubungan antara individu dan dunia eksternal ini dibuat secara historis
dan bergantung pada jangka waktu kehidupan seseorang.
Istilah teori kritis pertama kali ditemukan Max Hokheimer pada tahun 30-an. Awalnya
teori kritis berarti pemaknaan kembali gagasan-gagasan ideal modernitas berkaitan dengan
nalar dan kebebasan. Pemaknaan ini dilakukan dengan mengungkap deviasi dari gagasan-
gagasan ideal tersebut dalam bentuk saintisme, kapitalisme, industri kebudayaan, dan institusi
politik borjuis. Teori Kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang
sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun
intitusional.
Tujuan teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong
kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara
mengritik secara terus menerus terhadap tatanan atau intituisi sosial, politik atau ekonomi
yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan
persamaan. Pada dasarnya esensi teori kritis adalah kontruktivisme yaitu memahami
keberadaan struktur-struktur sosial dan politik sebagai bagian atau produk dari
intersubyektivitas dan pengetahuan secara ilmiah memiliki karakter politis, terkait dengan
kehidupan sosial dan politik.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang terurai diatas bahwa teori perspektif labeling adalah
merupakan suatu teori yang muncul akibat reaksi masyarakat terhadap perilaku seseorang
yang dianggap menyimpang. Seseorang yang dianggap menyimpang kemudian di cap atau
diberi label oleh lingkungan sosialnya.
Teori perspektif kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan
mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif
dengan cara mengritik secara terus menerus terhadap tatanan atau intituisi sosial, politik atau
ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan
persamaan.

3.2 Saran
Kami sebagai penyaji makalah menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran tentang pembahasan makalah diatas, agar kami dapat memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber-sumber yang dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Soetomo, 2008, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya,. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hlm,. 127.

Sjahrir, 1989, Menuju Masyarakat Adil dan Makmur, Gramedia, Jakarta.

https://robbani.wordpress.com/2009/03/10/teori-kritis-adorno-dan-habermas/

http://sosiologis.com/teori-kritis

Anda mungkin juga menyukai