Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Operasi dan Produksi

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi


Dosen pengasuh: Dr. Ir. H. Muhammad Buchari Sibuea, M.Si

Disusun oleh:

FAJAR PRADIPTO UTOMO


NPM : 1920030109

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................ i

Daftar Isi...................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan.................................................................... 1

Latar Belakang............................................................................ 1

Sejarah Perusahaan................................................................... 2

Visi dan Misi................................................................................ 4

Bab II Ruang Lingkup Perusahaan......................................... 6

Sejarah Bandara Internasional Kualanamu................................ 6

Struktur Organisasi..................................................................... 7

Profil Jabatan Unit Kerja Bandara Internasional Kualanamu..... 9

Bab III Ruang Lingkup Bidang Pekerjaan............................... 18

Manajemen Operasi dan Produksi ………………………………. 21

Bab IV Analisa MOP.................................................................. 22

Bab V Penutup........................................................................... 24

Kesimpulan dan Saran................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bandar Udara (Bandara) adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang lainnya (Undang Undang No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun
2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional) ngsi tersebut dilaksanakan oleh manajemen
bandara yang terbagi menjadi bagian Manajer, Administrasi dan Operasional Bandara. Dimana
lebih dari lima puluh persen fungsi dijalankan oleh bagian Operasional, sehingga bagian
Operasional memiliki peran dan tanggung jawab lebih besar daripada bagian lainnya.

Bandara Internasional Kualanamu merupakan bandara yang direncanakan menjadi sebuah


kawasan aerotropolis. Aerotropolis adalah sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, dan
ekonomi berpusat pada bandara. Aerotropolis sendiri memberikan beberapa dampak bagi
bandara, antara lain : meningkatnya jumlah penerbangan, meningkatnya jumlah penumpang dan
meningkatnya jumlah kargo. Dampak inilah yang mengharuskan bandara bekerja lebih ekstra
yaitu dengan menerapkan sistem 24 jam. Penerapan sistem 24 jam ini akan sangat
mempengaruhi kinerja karyawan yang bekerja di bandara, terutama bagian operasional bandara.
Bagian operasional bandara harus bekerja lebih ekstra karena peran dan tanggung jawab mereka
yang besar dalam menjalankan fungsi bandara. Adanya komitmen akan membuat karyawan
mendukung semua kegiatan perusahaan secara aktif, ini berarti karyawan akan bekerja lebih
produktif.

1
Melihat dari penjelasan mengenai manajemen operasional tersebut, mendorong penulis
untuk menganalisis mengenai kegiatan manajemen operasional pada sebuah perusahaan jasa
penerbangan tempat dimana penulis bekerja, yaitu PT Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang
Bandara Internasional Kualanamu-Deli Serdang.

B. Sejarah Perusahaan

PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan”
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan
jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara. Angkasa Pura II telah
mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan
mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama
menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma
sejak 13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984,
kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah
menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan
perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH,
SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan
dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan
yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan
kepercayaan masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat
dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan
peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 19 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta
(Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak),
Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II
(Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji
Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Silangit
(Tapanuli Utara), Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut
(Palangkaraya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), dan
Fatmawati Soekarno (Bengkulu).
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi.
Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas
performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in
Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good
Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-
Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good
Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun
2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company
dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport
untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009
kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in
category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate
Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun
2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional
Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism
Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja
terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best
Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara
Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng)
dan kategori Progressive Airport Service, GCG Award 2018 as Trusted Company Based on
Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2017.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk
membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada
pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap
masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social
Responsibility.

C. Visi dan Misi


Setiap perusahaan tentunya mempunyai visi dan misi yang telah ditentukan jauh-jauh hari
sebelum terbentuknya suatu perusahaan. Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita
suatu perusahaan, instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. Visi biasanya bersifat
permanen, ketika suatu organisasi, lembaga atau instansi membuat Visi. Maka pantang bagi
mereka untuk merubah visi tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan kredibilitas dan konsistensi.
Sedangkan Misi adalah Penjabaran atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai /
mewujudkan visi tersebut. Misi berupa cita-cita jangka pendek dan berorientasi masa kini.
Adapun Visi dan Misi PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebagai berikut :

Visi
“The Best Smart Connected Airport in the Region” memiliki makna bahwa bandara-bandara
yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik
di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara
domestik/internasional). Connecting time dan connecting process baik untuk penumpang
maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara Angkasa
Pura II juga sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi
modern. Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi
Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara
dan mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan
peningkatan pelayanan penumpang.
Misi
 Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama
 Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan
ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun negara
 Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan menyenangkan kepada
seluruh pelanggan dengan teknologi modern
 Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas penawaran
perusahaan
 Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan
 Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan

PT Angkasa Pura II (Persero) juga memiliki nilai-nilai atau budaya perusahaan yang akan
terus ditumbuh kembangkan dalam setiap insan di PT Angkasa Pura II (persero). Nilai-nilai
tersebut antara lain sebagai berikut :
 AMANAH
Kami memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
 KOMPETEN
Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
 HARMONIS
Kami saling peduli dan menghargai perbedaan.
 LOYAL
Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
 ADAPTIF
Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
 KOLABORATIF
Kami membangun kerja sama yang sinergis.
BAB II
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

Sesuai dengan visi dan misi perusahaan diatas, PT Angkasa Pura II (Persero) mempunyai
ruang lingkup yaitu mengelola 19 Bandar Udara yang sebagian besar berada di wilayah
Indonesia bagian Barat. Salah satu nya adalah Bandara Internasional Kualanamu – Deli Serdang,
dimana tempat penulis bekerja dari mulai tahun 2012 sampai dengan saat ini.

a. Sejarah Bandara Internasional Kualanamu


Bandar Udara Internasional Kualanamu (bahasa Inggris: Kualanamu International Airport)
(IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani Kota
Medan, Sumatra Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 26 km arah timur dari
pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia (setelah Soekarno–
Hatta Jakarta dan yang baru Kertajati di Majalengka Jawa Barat. Lokasi bandara ini merupakan
bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin,
Deli Serdang, Sumatra Utara. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP3EI, untuk
menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun.
Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk
kawasan Sumatra dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada
fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.
Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992. Dalam kunjungan
kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi
keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota. Persiapan pembangunan diawali
pada 1 Agustus 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian
memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang
terdengar lagi, hingga kecelakaan pesawat Mandala Airlines terjadi pada 5 September 2005.
Kecelakaan ini menewaskan Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin dan juga
menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara tewas akibat letak bandara
yang terlalu dekat dengan permukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar
bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas
Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya
pemindahan bandara.
Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan. Pada 1
Juli 2006, baru 1.650 hektaree lahan yang telah tidak bermasalah, sementara lahan yang dihuni
71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan. Pada 1 November 2006 dilaporkan
bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan. Pada 1 November 2011,
bandara ini telah 70% selesai dan direncanakan selesai 100% pada tahun akhir 2012 yang
termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang akan dibangun setelahnya.
Pada awal tahun 2013, perkembangannya telah mencapai 95%. Pada 10 Januari 2013,
bandara ini melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis. Bandara ini dibuka pada 25 Juli
2013. Pada 27 Maret 2014, bandara ini diresmikan operasionalnya oleh Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian pembangunan beberapa
bandara di Pulau Sumatra.
Tahap I bandara dapat menampung 8,1 juta-penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per
tahun, sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta
penumpang per tahun. Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektaree
dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektaree & fasilitas kargo seluas 1,3 hektaree. Bandara
Internasional Kualanamu memiliki panjang landas pacu 3,75 km yang cocok untuk didarati
pesawat sebesar Boeing 777 & mempunyai 8 garbarata. Walaupun fasilitasnya belum terpasang,
bandara ini sanggup didarati oleh pesawat penumpang Airbus A380, Antonov An-225, dan
Boeing 747-8. Bandara ini juga adalah bandara keempat di Indonesia yang bisa didarati Airbus
A380 selain Surabaya, Jakarta, dan Batam.

b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut mendukung
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu
struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan wewenang, tanggung jawab
dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.Dari struktur organisasi dapat terlihat jenjang
wewenang dan tanggung jawab atasan hingga bawahan di dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II
(Persero) sebagai berikut :
Gambar 1 : struktur organisasi Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero)

Dengan berpedoman pada struktur organisasi di Kantor Pusat tersebut, maka terbentuklah
struktur organisasi pada kantor Cabang bandara Internasional Kualanamu, adalah sebagai berikut
:

Gambar 2 : struktur organisasi Kantor Cabang Bandara Kualanamu


c. Profil Jabatan Unit Kerja Bandara Internasional Kualanamu

Secara umum, di masing-masing kantor cabang Bandar udara mempunyai struktur


organisasi berdasarkan kelas jabatan antara lain terdiri dari :

1. Kepala Bandara (General Manager) - 20


2. Senior Manager (tergantung kelas jabatan Bandar Udara) - 18
3. Manager - 16
4. Asistant Manager - 14
5. Supervisor - 12
6. Pelaksana Ahli - 11
7. Pelaksana Terampil – 10

Sesuai Peraturan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor : PD.01.01.11/2019/0109


tentang Profil Jabatan Unit Kerja Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang
Bandara Internasional Kualanamu, bahwa profil jabatan disusun untuk mengetahui kejelasan
tugas, mencegah adanya tugas yang terbengkalai, meminimalkan munculnya konflik karena
tugas yang bertabrakan ataupun ketidakmerataan pembagian tugas serta mencegah duplikasi
pengerjaan sebuah tugas yang berujung pada ketidakefisiensian organisasi. Berikut dijelaskan
beberapa jobprofil secara umum antara lain sebagai berikut :

1. Executive General Manager

Executive General Manager pada suatu Bandar Udara mempunyai tujuan utama yaitu
memberikan pengarahan, pengelolaan dan pengendalian terhadap jalannya proses perencanaan,
implementasi dan evaluasi keseluruhan program kerja tahunan yang dibuat oleh Kantor Pusat
termasuk aspek safety, security, service & compliance di Kantor Cabang serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya dalam hal menjaga kualitas layanan kepada pelanggan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Adapun tanggung jawab yang utama nya antara lain sebagai berikut :
 Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan di bandara untuk menunjang strategi bisnis
dan kegiatan operasional Kantor Cabang serta menerjemahkan kebijakan strategis
perusahaan menjadi arahan taktis dan operasional terhadap seluruh kegiatan dan program
kerja untuk memudahkan implementasi kegiatan dan program kerja yang sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
 Mengawasi, mengarahkan dan memberi masukan terhadap seluru kegiatan operasi meliputi
namun tidak terbatas pada aspek safety security, service dan compliance, untuk memastikan
pencapaian kinerja bandar udara yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
 Mengawasi pengelolaan aset perusahaan baik yang berada di dala kawasan bandar udara
maupun aset di luar kawasan bandar udara agar tetap aman dan terjaga nilai asetnya serta
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan pendapatan perusahaan.
 Mengarahkan dan mengawasi ketertiban di bandar udara dalam rangkamemastikan
keamanan dan keselamatan penerbangan.
 Mengawasi dan memberi masukan terhadap pelaksanaan program dan konsep rencana
pengembangan bandar udara yang telah disusun Kantor Pusat dalam rangka mewujudkan
visi dan misi perusahaan.
2. Senior Manager

Senior Manager pada suatu Bandar Udara mempunyai tujuan utama yaitu Merencanakan,
mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh program kerja baik dari unit operasi,
teknik maupun administrasi di Bandar Udara Internasional Kualanamu dan memastikan seluruh
kegiatan dibawah jajaran nya berjalan dengan baik dan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
3. Manager
Secara umum tugas dan tanggung jawab seorang manager dalam suatu bandara tidak jauh
berbeda dengan senior manager yaitu Merencanakan, memonitor, dan menganalisa seluruh
kegiatan pada fungsi dibawah jajaran masing-masing manager. Pada bandara yang mempunyai
kelas yang lebih rendah, jabatan senior manager tidak ada. Jadi Executive General Manager
membawahi manager. Namun untuk Bandara Kulanamu, memiliki Senior Manager pada fungsi
operasi pelayanan, teknik dan administrasi. Manager mempunyai kelas jabatan 16 di bandara
Kualanamu.
4. Asistant Manager

Sesuai struktur organisasi di Bandara kualanmu, masing-masing unit mempunyai kepala unit
yang disebut dengan Asistant Manager. Secara umum tugas dan tanggung jawab assistant
manager pada suatu bandara adalah Mengelola dan mengawasi kegiatan dibawah jajaran unit yg
dipimpin nya. Jabatan ini memiliki kelas jabatan 14 di bandara Kualanamu.
5. Supervisor

Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Mengukur, menguji dan menelaah kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini memiliki kelas
jabatan 12 di bandara Kualanamu.
6. Pelaksana Ahli

Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Menyusun, mengkonsepkan dan melaksanakan kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini
memiliki kelas jabatan 11 di bandara Kualanamu.
7. Pelaksana Terampil

Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Membuat dan melaksanakan kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini memiliki kelas jabatan
10 di bandara Kualanamu.
BAB III
RUANG LINGKUP BIDANG PEKERJAAN

Sesuai ruang lingkup perusahaan, penulis akan menjelaskan secara terperinci mengenai ruang
lingkup pekerjaan penulis. Dalam hal ini penulis bekerja di unit General Electronic Facility
sebagai Assistant Manager yang dibawahi langsung oleh Manager.Assitant Manager termasuk
kedalam Golongan Pejabat (First Leader) dalam sistem struktur manajerial di PT,Angkasa Pura 2
denagan kelas Jabatan 14. Disini penulis membawahi langsung 3 jabatan dibawah nya yaitu
Pengawas Tugas Operasi (Supervisor),Pelaksana Ahli (GEF Engineer) dan Pelaksana Terampil
(GEF Technician).
Tugas dan tanggung jawab pokok sebagai Assitant Manager General Electronic Facility
pada suatu bandara adalah Mengelola dan mengawasi kegiatan dibawah jajaran unit yg dipimpin
nya dan peralatan elektronika Seperti :
 Fire Alarm System yaitu Peralatan Sistem Alarm Peringatan Kebakaran dengan heat dan
smoke detector.
 PABX (Private Automatic Branch System) Suatu peralatan telepon yang sudah berbasis
IP
 VideoWall Dan Digital Banner yaitu Peralatan penayangan konten yang berbasis digital.
 PAS (Public Address System ) baik yang otomatis (AAS) ataupun yang Manual.yaitu
peralatan announcer/ pengumuman untuk hal yang berisikan informasi penerbangan maupun
individu.
 Master Clock yaitu peralatan penunujuk waktu yang terhubung real time dengan waktu
dunia (World Clock) yang terhubung dengan antena GPS.
 Bird Ditterent (Bird Strike) Yaitu Peralatan pengusir kawanan burung yang berada di
landasan pacu pesaswat agar proses take off dan landing tidak mengalami masalah karena
kawanan burung.
Serta peralatan elektronika lainnya di wilayah Bandara Kualanamu untuk menjamin ketersediaan
dan kesiapan fasilitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari tugas pokok tersebut berikut
dijelaskan secara terperinci :
Sistem kerja Assistant Manager di kantor adalah sistem kerja administratif yaitu dari pukul
07.30-08.00 s/d 16.30-17.00 WIB.

Dalam menjalankan tugas manajerial dalam mengorganisir tingkat teknisi sampai dengan
supervisor dibekali dengan lisensi yang diambil untuk menangani peralatan peralatan yang ada.
Saat ini penulis memiliki Anggota Kerja dengan lisensi PBC (Public Address System/PAS,
Building Amenities/BA, dan Check In System) yang diambil melalui ATKP (Akademi Teknik
dan Keselamatan Penerbangan) Medan.Fasilitas yang ditangani pada PBC antara lain Public
Address System/PAS (Mixer, Amplifier, Speaker), Building Amenities (PABX,
Intercommunication System), Check In System (Computer Software, Weight Scale Electronic,
CUPPS). Teknisi GEF juga memiliki lisensi BAF (Building Automation dan Fire Alarm System)
yang diambil melalui STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia) Curug. Fasilitas yang
ditangani pada BAF antara lain Building Automation System (BAS), Detector (Smoke,
Thermal), Trunked System, CCTV sisi udara. Kedua Lisensi tersebut dikeluarkan oleh
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Bandar Udara). Lisensi Personil Bandar Udara
meliputi kualifikasi tingkat terampil dan tingkat ahli. Dalam hal ini penulis memiliki teknisi
dengan lisensi tingkat ahli pada PBC dan BAF.
1. PERENCANAAN (PLANNING) Perencanaan adalah kegiatan yang membentuk suatu
tindakan dan petunjuk pembuatan keputusan masa depan. Manajer operasi
mendefinisikan perencanaan sebagai tujuan subsistem operasional organisasi, dan
kebijakan, serta prosedur untuk mencapai tujuan.
2. PENJADWALAN (SCHEDULING) Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu
kegiatan operasi, secara umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu
proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien
dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
3. ORGANISASI (ORGANIZING) Organisasi adalah kegiatan yang membentuk struktur
tugas dan wewenang. Manajer operasi membangun sebuah struktur peran dan arus
informasi dalam subsistem operasi; menentukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab untuk
melaksanakannya.
4. PENGENDALIAN (CONTROLLING) Pengendalian adalah kegiatan yang menjamin
kinerja aktual sesuai dengan kinerja yang direncanakan. Oleh sebab itu, manajer operasi
harus melakukan kontrol dengan mengukur hasil aktual dan membandingkannya dengan
perencanaan operasi untuk memastikan bahwa rencana subsistem operasi dapat tercapai
yang mencakup pengontrolan biaya, kualitas, dan jadwal

Manajemen Operasi dan Produksi

Random Fluctuations
1. Peralatan Rusak dan Tidak tersedia nya Anggaran
Perbaikan
2. Tenaga Kerja Yang Kurang
3. Preventive Maintenance Yang Kurang Maksimal
4. Konflik Internal Antar Unit Kerja

INPUTS Proses Konversi OUTPUTS


1. Tenaga Kerja Melayani Para
Berlisensi pengguna Jasa
2. Peralatan Kerja maupun Mitra
3. Peralatan Safety kerja
4. Standar Operation Perusahaan
Procedure

Umpan Balik
1. Penambahan kuota Tenaga Ahli
2. Investasi Peralatan
3. Corrective Maintainance Peralatan
4. Gathering / Study Tour
BAB IV
ANALISA MOP

Setelah dilakukan Analisa Manajemen Operasional, semua sesuai dengan prinsip


Manajemen Operasional. Didalamnya terdapat prinsip prinsip manajemen operasional.
Perencanaan (Planning) yang membentuk suatu tindakan dan petunjuk pembuatan keputusan
masa depan. Manajer operasi melakukan perencanaan sebagai tujuan subsistem operasional
organisasi, dan kebijakan, serta prosedur untuk mencapai tujuan.

Perencanaan (Planning) adalah kegiatan yang membentuk suatu tindakan dan petunjuk
pembuatan keputusan masa depan. Manajer operasi mendefinisikan perencanaan sebagai tujuan
subsistem operasional organisasi, dan kebijakan, serta prosedur untuk mencapai tujuan.
Pengendalian (Controlling) yang menjamin kinerja aktual sesuai dengan kinerja yang
direncanakan. Oleh sebab itu, manajer operasi harus melakukan kontrol dengan mengukur hasil
aktual dan membandingkannya dengan perencanaan operasi untuk memastikan bahwa rencana
subsistem operasi dapat tercapai yang mencakup pengontrolan biaya, kualitas, dan jadwal.

Dalam Random Fluctuation dalam analisis terdapat beberapa hal yang harus
dikonversikan seperti peralatan yang rusak, Tenaga kerja yang kurang, Preventive Maintenance
Yang kurang maksimal serta konflik intenal antar unit kerja yang terjadi. Untuk mendapatkan
output yang baik dalam hal melayani para pengguna jasa dengan memuaskan maka diperlukan
sebuah umpan balik berupa penambahan kuota tenaga ahli , investasi peralatan,corective
maintainance peralatan serta gathering/study tour.

Terlalu Sedikitnya Sumber Daya Manusia dalam mengelola banyaknya peralatan yang
berbanding terbalik dengan jumlah teknisi ahli yang sedikit dapat mengakibatkan terkendalanya
perbaikan peralatan yang ada dilapangan. Sangat diperlukan kembali mengkaji Sumber Daya
Manusia yang maksimal diukur dengan beban pekerjaan dengan jumlah peralatan yang semakin
bertambah Sehingga Tenaga Kerja bidang Elektronika khususnya General Electronic Facility
yang awalnya kurang menjadi bertambah dan dengan adanya tenaga ahli apabila terjadi
kerusakan karena keterbatasan anggaran juga dapat teratasi dengan kemampuan mereka.

Kemudian dibutuhkannya Gathering atau Study tour untuk mengurangi konflik internal antar
unit kerja dan menambah wawasan para tenaga kerja ,

Kemudian diperlukannya peralatan kerja yang memadai dan peralatan safety yang
lengkap maka dilakukan investasi peralatan yang baru dan update, investasi peralatan yang lebih
update atau terbaru dalam menghadapi teknologi yang semakin maju dan untuk menggantikan
peralatan yang sudah memasuki masa rentan akan kerusakan.

Corective Maintanance dan preventive maintenance harus dilakukan teratur secara berkala agar
Standar Operation Procedure dapat terpenuhi dengan baik dan takan menjadikan kegiatan
operasional dapat berjalan denagan baik sehingga menwujudkan pelayanan maksimal kepada
para pengguna jasa dan mitra kerja perusahaan.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-
proses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga
dengan cermat dapat meningkatkan pelayanan untuk pengguna jasa dan mitra kerja perusahaan
serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.

Saran

 Sarannya ketika perusahaan menghadapi peluang global maka manajer operasi


perusahaan harus dengan cermat menempatkan perusahaannya dalam misi dan strategi operasi
dan mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, sehingga efektifitas perusahaan dapat terus
berjalan.

Anda mungkin juga menyukai