Disusun oleh:
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan.................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................ 1
Sejarah Perusahaan................................................................... 2
Struktur Organisasi..................................................................... 7
Bab V Penutup........................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bandar Udara (Bandara) adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang lainnya (Undang Undang No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun
2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional) ngsi tersebut dilaksanakan oleh manajemen
bandara yang terbagi menjadi bagian Manajer, Administrasi dan Operasional Bandara. Dimana
lebih dari lima puluh persen fungsi dijalankan oleh bagian Operasional, sehingga bagian
Operasional memiliki peran dan tanggung jawab lebih besar daripada bagian lainnya.
1
Melihat dari penjelasan mengenai manajemen operasional tersebut, mendorong penulis
untuk menganalisis mengenai kegiatan manajemen operasional pada sebuah perusahaan jasa
penerbangan tempat dimana penulis bekerja, yaitu PT Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang
Bandara Internasional Kualanamu-Deli Serdang.
B. Sejarah Perusahaan
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan”
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan
jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara. Angkasa Pura II telah
mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan
mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama
menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma
sejak 13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984,
kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah
menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan
perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH,
SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan
dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan
yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan
kepercayaan masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat
dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan
peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 19 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta
(Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak),
Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II
(Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji
Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Silangit
(Tapanuli Utara), Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut
(Palangkaraya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), dan
Fatmawati Soekarno (Bengkulu).
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi.
Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas
performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in
Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good
Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-
Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good
Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun
2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company
dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport
untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009
kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in
category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate
Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun
2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional
Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism
Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja
terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best
Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara
Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng)
dan kategori Progressive Airport Service, GCG Award 2018 as Trusted Company Based on
Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2017.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk
membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada
pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap
masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social
Responsibility.
Visi
“The Best Smart Connected Airport in the Region” memiliki makna bahwa bandara-bandara
yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik
di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara
domestik/internasional). Connecting time dan connecting process baik untuk penumpang
maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara Angkasa
Pura II juga sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi
modern. Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi
Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara
dan mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan
peningkatan pelayanan penumpang.
Misi
Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama
Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan
ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun negara
Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan menyenangkan kepada
seluruh pelanggan dengan teknologi modern
Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas penawaran
perusahaan
Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan
Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan
PT Angkasa Pura II (Persero) juga memiliki nilai-nilai atau budaya perusahaan yang akan
terus ditumbuh kembangkan dalam setiap insan di PT Angkasa Pura II (persero). Nilai-nilai
tersebut antara lain sebagai berikut :
AMANAH
Kami memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
KOMPETEN
Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
HARMONIS
Kami saling peduli dan menghargai perbedaan.
LOYAL
Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
ADAPTIF
Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
KOLABORATIF
Kami membangun kerja sama yang sinergis.
BAB II
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
Sesuai dengan visi dan misi perusahaan diatas, PT Angkasa Pura II (Persero) mempunyai
ruang lingkup yaitu mengelola 19 Bandar Udara yang sebagian besar berada di wilayah
Indonesia bagian Barat. Salah satu nya adalah Bandara Internasional Kualanamu – Deli Serdang,
dimana tempat penulis bekerja dari mulai tahun 2012 sampai dengan saat ini.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut mendukung
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu
struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan wewenang, tanggung jawab
dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.Dari struktur organisasi dapat terlihat jenjang
wewenang dan tanggung jawab atasan hingga bawahan di dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II
(Persero) sebagai berikut :
Gambar 1 : struktur organisasi Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero)
Dengan berpedoman pada struktur organisasi di Kantor Pusat tersebut, maka terbentuklah
struktur organisasi pada kantor Cabang bandara Internasional Kualanamu, adalah sebagai berikut
:
Executive General Manager pada suatu Bandar Udara mempunyai tujuan utama yaitu
memberikan pengarahan, pengelolaan dan pengendalian terhadap jalannya proses perencanaan,
implementasi dan evaluasi keseluruhan program kerja tahunan yang dibuat oleh Kantor Pusat
termasuk aspek safety, security, service & compliance di Kantor Cabang serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya dalam hal menjaga kualitas layanan kepada pelanggan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Adapun tanggung jawab yang utama nya antara lain sebagai berikut :
Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan di bandara untuk menunjang strategi bisnis
dan kegiatan operasional Kantor Cabang serta menerjemahkan kebijakan strategis
perusahaan menjadi arahan taktis dan operasional terhadap seluruh kegiatan dan program
kerja untuk memudahkan implementasi kegiatan dan program kerja yang sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
Mengawasi, mengarahkan dan memberi masukan terhadap seluru kegiatan operasi meliputi
namun tidak terbatas pada aspek safety security, service dan compliance, untuk memastikan
pencapaian kinerja bandar udara yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Mengawasi pengelolaan aset perusahaan baik yang berada di dala kawasan bandar udara
maupun aset di luar kawasan bandar udara agar tetap aman dan terjaga nilai asetnya serta
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan pendapatan perusahaan.
Mengarahkan dan mengawasi ketertiban di bandar udara dalam rangkamemastikan
keamanan dan keselamatan penerbangan.
Mengawasi dan memberi masukan terhadap pelaksanaan program dan konsep rencana
pengembangan bandar udara yang telah disusun Kantor Pusat dalam rangka mewujudkan
visi dan misi perusahaan.
2. Senior Manager
Senior Manager pada suatu Bandar Udara mempunyai tujuan utama yaitu Merencanakan,
mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh program kerja baik dari unit operasi,
teknik maupun administrasi di Bandar Udara Internasional Kualanamu dan memastikan seluruh
kegiatan dibawah jajaran nya berjalan dengan baik dan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
3. Manager
Secara umum tugas dan tanggung jawab seorang manager dalam suatu bandara tidak jauh
berbeda dengan senior manager yaitu Merencanakan, memonitor, dan menganalisa seluruh
kegiatan pada fungsi dibawah jajaran masing-masing manager. Pada bandara yang mempunyai
kelas yang lebih rendah, jabatan senior manager tidak ada. Jadi Executive General Manager
membawahi manager. Namun untuk Bandara Kulanamu, memiliki Senior Manager pada fungsi
operasi pelayanan, teknik dan administrasi. Manager mempunyai kelas jabatan 16 di bandara
Kualanamu.
4. Asistant Manager
Sesuai struktur organisasi di Bandara kualanmu, masing-masing unit mempunyai kepala unit
yang disebut dengan Asistant Manager. Secara umum tugas dan tanggung jawab assistant
manager pada suatu bandara adalah Mengelola dan mengawasi kegiatan dibawah jajaran unit yg
dipimpin nya. Jabatan ini memiliki kelas jabatan 14 di bandara Kualanamu.
5. Supervisor
Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Mengukur, menguji dan menelaah kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini memiliki kelas
jabatan 12 di bandara Kualanamu.
6. Pelaksana Ahli
Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Menyusun, mengkonsepkan dan melaksanakan kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini
memiliki kelas jabatan 11 di bandara Kualanamu.
7. Pelaksana Terampil
Pada struktur organisasi kelas jabatan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu
Membuat dan melaksanakan kegiatan yang berada di unit nya. Jabatan ini memiliki kelas jabatan
10 di bandara Kualanamu.
BAB III
RUANG LINGKUP BIDANG PEKERJAAN
Sesuai ruang lingkup perusahaan, penulis akan menjelaskan secara terperinci mengenai ruang
lingkup pekerjaan penulis. Dalam hal ini penulis bekerja di unit General Electronic Facility
sebagai Assistant Manager yang dibawahi langsung oleh Manager.Assitant Manager termasuk
kedalam Golongan Pejabat (First Leader) dalam sistem struktur manajerial di PT,Angkasa Pura 2
denagan kelas Jabatan 14. Disini penulis membawahi langsung 3 jabatan dibawah nya yaitu
Pengawas Tugas Operasi (Supervisor),Pelaksana Ahli (GEF Engineer) dan Pelaksana Terampil
(GEF Technician).
Tugas dan tanggung jawab pokok sebagai Assitant Manager General Electronic Facility
pada suatu bandara adalah Mengelola dan mengawasi kegiatan dibawah jajaran unit yg dipimpin
nya dan peralatan elektronika Seperti :
Fire Alarm System yaitu Peralatan Sistem Alarm Peringatan Kebakaran dengan heat dan
smoke detector.
PABX (Private Automatic Branch System) Suatu peralatan telepon yang sudah berbasis
IP
VideoWall Dan Digital Banner yaitu Peralatan penayangan konten yang berbasis digital.
PAS (Public Address System ) baik yang otomatis (AAS) ataupun yang Manual.yaitu
peralatan announcer/ pengumuman untuk hal yang berisikan informasi penerbangan maupun
individu.
Master Clock yaitu peralatan penunujuk waktu yang terhubung real time dengan waktu
dunia (World Clock) yang terhubung dengan antena GPS.
Bird Ditterent (Bird Strike) Yaitu Peralatan pengusir kawanan burung yang berada di
landasan pacu pesaswat agar proses take off dan landing tidak mengalami masalah karena
kawanan burung.
Serta peralatan elektronika lainnya di wilayah Bandara Kualanamu untuk menjamin ketersediaan
dan kesiapan fasilitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari tugas pokok tersebut berikut
dijelaskan secara terperinci :
Sistem kerja Assistant Manager di kantor adalah sistem kerja administratif yaitu dari pukul
07.30-08.00 s/d 16.30-17.00 WIB.
Dalam menjalankan tugas manajerial dalam mengorganisir tingkat teknisi sampai dengan
supervisor dibekali dengan lisensi yang diambil untuk menangani peralatan peralatan yang ada.
Saat ini penulis memiliki Anggota Kerja dengan lisensi PBC (Public Address System/PAS,
Building Amenities/BA, dan Check In System) yang diambil melalui ATKP (Akademi Teknik
dan Keselamatan Penerbangan) Medan.Fasilitas yang ditangani pada PBC antara lain Public
Address System/PAS (Mixer, Amplifier, Speaker), Building Amenities (PABX,
Intercommunication System), Check In System (Computer Software, Weight Scale Electronic,
CUPPS). Teknisi GEF juga memiliki lisensi BAF (Building Automation dan Fire Alarm System)
yang diambil melalui STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia) Curug. Fasilitas yang
ditangani pada BAF antara lain Building Automation System (BAS), Detector (Smoke,
Thermal), Trunked System, CCTV sisi udara. Kedua Lisensi tersebut dikeluarkan oleh
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Bandar Udara). Lisensi Personil Bandar Udara
meliputi kualifikasi tingkat terampil dan tingkat ahli. Dalam hal ini penulis memiliki teknisi
dengan lisensi tingkat ahli pada PBC dan BAF.
1. PERENCANAAN (PLANNING) Perencanaan adalah kegiatan yang membentuk suatu
tindakan dan petunjuk pembuatan keputusan masa depan. Manajer operasi
mendefinisikan perencanaan sebagai tujuan subsistem operasional organisasi, dan
kebijakan, serta prosedur untuk mencapai tujuan.
2. PENJADWALAN (SCHEDULING) Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu
kegiatan operasi, secara umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu
proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien
dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
3. ORGANISASI (ORGANIZING) Organisasi adalah kegiatan yang membentuk struktur
tugas dan wewenang. Manajer operasi membangun sebuah struktur peran dan arus
informasi dalam subsistem operasi; menentukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab untuk
melaksanakannya.
4. PENGENDALIAN (CONTROLLING) Pengendalian adalah kegiatan yang menjamin
kinerja aktual sesuai dengan kinerja yang direncanakan. Oleh sebab itu, manajer operasi
harus melakukan kontrol dengan mengukur hasil aktual dan membandingkannya dengan
perencanaan operasi untuk memastikan bahwa rencana subsistem operasi dapat tercapai
yang mencakup pengontrolan biaya, kualitas, dan jadwal
Random Fluctuations
1. Peralatan Rusak dan Tidak tersedia nya Anggaran
Perbaikan
2. Tenaga Kerja Yang Kurang
3. Preventive Maintenance Yang Kurang Maksimal
4. Konflik Internal Antar Unit Kerja
Umpan Balik
1. Penambahan kuota Tenaga Ahli
2. Investasi Peralatan
3. Corrective Maintainance Peralatan
4. Gathering / Study Tour
BAB IV
ANALISA MOP
Perencanaan (Planning) adalah kegiatan yang membentuk suatu tindakan dan petunjuk
pembuatan keputusan masa depan. Manajer operasi mendefinisikan perencanaan sebagai tujuan
subsistem operasional organisasi, dan kebijakan, serta prosedur untuk mencapai tujuan.
Pengendalian (Controlling) yang menjamin kinerja aktual sesuai dengan kinerja yang
direncanakan. Oleh sebab itu, manajer operasi harus melakukan kontrol dengan mengukur hasil
aktual dan membandingkannya dengan perencanaan operasi untuk memastikan bahwa rencana
subsistem operasi dapat tercapai yang mencakup pengontrolan biaya, kualitas, dan jadwal.
Dalam Random Fluctuation dalam analisis terdapat beberapa hal yang harus
dikonversikan seperti peralatan yang rusak, Tenaga kerja yang kurang, Preventive Maintenance
Yang kurang maksimal serta konflik intenal antar unit kerja yang terjadi. Untuk mendapatkan
output yang baik dalam hal melayani para pengguna jasa dengan memuaskan maka diperlukan
sebuah umpan balik berupa penambahan kuota tenaga ahli , investasi peralatan,corective
maintainance peralatan serta gathering/study tour.
Terlalu Sedikitnya Sumber Daya Manusia dalam mengelola banyaknya peralatan yang
berbanding terbalik dengan jumlah teknisi ahli yang sedikit dapat mengakibatkan terkendalanya
perbaikan peralatan yang ada dilapangan. Sangat diperlukan kembali mengkaji Sumber Daya
Manusia yang maksimal diukur dengan beban pekerjaan dengan jumlah peralatan yang semakin
bertambah Sehingga Tenaga Kerja bidang Elektronika khususnya General Electronic Facility
yang awalnya kurang menjadi bertambah dan dengan adanya tenaga ahli apabila terjadi
kerusakan karena keterbatasan anggaran juga dapat teratasi dengan kemampuan mereka.
Kemudian dibutuhkannya Gathering atau Study tour untuk mengurangi konflik internal antar
unit kerja dan menambah wawasan para tenaga kerja ,
Kemudian diperlukannya peralatan kerja yang memadai dan peralatan safety yang
lengkap maka dilakukan investasi peralatan yang baru dan update, investasi peralatan yang lebih
update atau terbaru dalam menghadapi teknologi yang semakin maju dan untuk menggantikan
peralatan yang sudah memasuki masa rentan akan kerusakan.
Corective Maintanance dan preventive maintenance harus dilakukan teratur secara berkala agar
Standar Operation Procedure dapat terpenuhi dengan baik dan takan menjadikan kegiatan
operasional dapat berjalan denagan baik sehingga menwujudkan pelayanan maksimal kepada
para pengguna jasa dan mitra kerja perusahaan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-
proses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga
dengan cermat dapat meningkatkan pelayanan untuk pengguna jasa dan mitra kerja perusahaan
serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.
Saran