Anda di halaman 1dari 15

GAYA ANTAR MOLEKUL

Gaya Antar Molekul

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1. Menyadari adanya keteraturan dari struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Indikator:
1.1.1. Berdoa dengan sungguh-sungguh sebelum dan sesudah memulai
pembelajaran

2.2. Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Indikator:
2.2.1. Menunjukkan sikap kerjasama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
2.2.2. Santun dalam mengemukakan pendapat

2.3. Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai


wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
Indikator :
2.3.1. Menunjukkan sikap tekun dalam mencari informasi yang
mendukung penyelesaian masalah

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan


kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar-partikel (atom,
ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator :
3.5.1. Menjelaskan jenis-jenis gaya van der Waals
3.5.2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya London
3.5.3. Menjelaskan pengertian ikatan hidrogen
3.5.4. Membedakan gaya van der Waals dengan ikatan hidrogen
3.5.5. Menjelaskan hubungan gaya antar molekul dengan sifat fisika
materi (titik didih)
3.5.6. Menganalisis perbedaan sifat fisik materi (titik didih) berdasarkan
perbedaan gaya antar-molekul (gaya van der Waals dan ikatan
hidrogen)
4.5. Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
interaksi antar-partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya
dengan sifat fisik materi
Indikator :
4.5.1. Menyajikan hasil analisis tentang perbedaan sifat fisik materi (titik
didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya
van der Waals dan ikatan hidrogen).

Materi Pembelajaran

Pada setiap molekul terdapat gaya tarik-menarik antar atom (intramolekul).


Gaya tarik-menarik antar atom dalam molekul dinamakan ikatan kimia. Selain itu,
terdapat gaya yang menyebabkan antar molekul menjadi terikat dalam satu
kelompok yang disebut gaya antar molekul. Secara umum, gaya antar molekul lebih
lemah dibandingkan gaya intramolekul. Gaya ini akan bekerja efektif jika jarak
antar molekul sudah sangat dekat.
Gaya antar molekul ini sangat dipengaruhi kepolaran dari masing-masing
moleku l. Perbedaan gaya tarik antar molekul inilah yang menyebabkan perbedaan
sifat fisika zat, terutama titik didihnya. Ada 2 macam gaya antar molekul, yaitu gaya
van der Waals dan ikatan hidrogen. Gaya van der Waals berupa gaya dispersi, gaya
dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas.

1. Gaya van der Waals


Gaya van der Waals dikenalkan oleh seorang ahli fisika bangsa Belanda, yaitu
J.D. van der Waals. Beliau menemukan adanya gaya tarik yang sangat lemah antar
molekul gas, misalnya antar molekul gas Cl 2 dan Br2. Jika terjadi penurunan suhu
pada gas, gaya tarik antar molekulnya semakin kuat dan pada suhu yang cukup
rendah molekul-molekul gas akan mengelompok membentuk tetes-tetes cairan
(mengembun). Secara garis besar, gaya van der Waals dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu gaya dispersi (gaya London), gaya dipol-dipol, dan gaya dipol terimbas.
a. Gaya Dispersi
Gaya dispersi merupakan interaksi antar molekul senyawa kovalen non polar,
kovalen polar, dan gas mulia. Gaya dispersi ini terjadi pada setiap molekul maupun
zat ionik, hanya saja pada senyawa ionik tidak terlalu besar pengaruhnya.
Gaya dispersi pada molekul non polar terjadi akibat adanya pergerakan elektron
mengelilingi inti secara acak, sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut
akan mengumpul pada salah satu sisi molekul. Pengumpulan elektron pada salah
satu sisi molekul ini mengakibatkan terjadinya dipol. Pada sisi yang banyak
elektron tersebut menjadi bermuatan negatif, sedangkan pada sisi yang lain
bermuatan positif. Dipol yang terjadi ini akan menghilang atau berganti tempat
(sisi) seiring dengan terus berputarnya elektron.

Gambar 1. (a) keadaan normal, sebaran muatan simetris, (b) terjadinya dipol sesaat.
Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas suatu geseran dalam elektron-
elektron molekul tetangga, sehingga terjadi tarikan antar molekul tersebut. Tarikan
lemah ini pertama kali diuraikan oleh ilmuwan fisika, berasal dari Jerman, Fritz
London (dikenal London), pada tahun 1930-an sehingga sering disebut gaya
London. Mekanismenya terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2. Mekanisme terjadinya gaya London


Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan elektron setimbang dan
simetris dalam keadaan normal, elektron terdistribusi merata dalam molekul.
b. Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan
dipol yang disebut dipol sesaat.
c. Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan
elektron molekul terdekat sehingga membentuk dipol, hal ini memungkinkan
dua molekul membentuk ikatan yang disebut gaya London.
d. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan
terimbas muncul mengikuti fluktuasi elektron.
Gaya London tidak hanya berlaku untuk zat non polar, tetapi juga untuk zat
polar. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh mudah tidaknya awan elektron
dalam molekul mengalami deformasi, atau mudah tidaknya dipol sesaat dan dipol
terimbas terbentuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya London.
1. Ukuran molekul
Molekul dengan ukuran besar mempunyai awan elektron yang besar yang
mudah terdeformasi karena elektron-
elektron terluarnya cenderung tidak terikat
dengan baik. Dengan demikian dipol sesaat
dan dipol terimbas semakin mudah
terbentuk. Akibatnya, gaya London akan
semakin kuat dibandingkan molekul dengan
ukuran lebih kecil.
2. Jumlah atom dalam molekul
Semakin banyak jumlah atom di dalam

Fritz Wolfgang London molekul, semakin banyak tempat yang


(7 Maret 1900-30 Maret 1954),
tersedia untuk terbentuknya dipol sesaat dan
ahli fisika dari Jerman, pada
tahun 1930 menguraikan dipol terimbas. Dengan demikian dipol
terjadinya tarikan yang lemah
disebabkan oleh dipol imbasan sesaat dan dipol terimbas semakin mudah
sekejap atau sesaat yang
dikenal sebagai Gaya London terbentuk sehingga gaya London akan
semakin kuat.
3. Bentuk molekul
Pada molekul yang bentuknya memanjang lebih mudah terbentuk dipol sesaat,
sedangkan pada molekul yang bentuknya mendekati bulat lebih sukar terbentuk
dipol sesaat. Atau dengan kata lain semakin kompak bentuk molekul, maka
kemungkinan terbentuknya dipol sesaat dan terimbas juga semakin kecil.
Dengan demikian, semakin lemah kekuatan gaya London.

Contoh:
Urutkan kekuatan Gaya London dari molekul di bawah ini:
a. H2 (Ar H = 1) c. N2 (Ar N = 14) e. F2 (Ar F = 19)
b. O2 (Ar O = 16) d. Br2 (Ar Br = 80)

Jawab:
Semakin besar Mr suatu molekul, semakin besar pula gaya London-nya. Urutan
kekuatan gaya London dari molekul di atas adalah H2 < N2 < O2 < F2 < Br2 karena
Mr Br2 > Mr F2 > Mr O2 > Mr N2 > Mr H2

Soal Latihan 1

Menurut kalian, mana yang mempunyai titik didih lebih tinggi? Beri penjelasan
alasannya!
a. Cl2 atau Br2
b. n-pentana atau 2,2-dimetilpropana

b. Gaya Dipol-dipol
Molekul polar memiliki sebaran elektron yang tidak merata dikarenakan
perbedaan keelektronegatifannya yang besar. Perbedaaan keelektronegatifan ini
menyebabkan suatu atom terbagi menjadi dua muatan (dipol), satu ujung memiliki
muatan positif dan lainnya bermuatan negatif. Terdapat kecenderungan bahwa
ujung positif akan berdekatan dengan ujung negatif atom lain di dekatnya. Keadaan
ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik yang disebut dengan gaya tarik dipol-
dipol. Perhatikan gaya tarik dipol-dipol pada molekul polar HCl berikut

Gambar 3. Gaya dipol-dipol pada molekul HCl


Gaya tarik ini menyebabkan molekul mempunyai titik didih dan titik leleh yang
tinggi. Kekuatan gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat dibandingkan dengan Gaya
London pada molekul non-polar. Tabel 1 memberikan perbedaan sifat fisis antara
molekul polar dan non-polar.
Tabel 1. Perbedaan Sifat Fisis Molekul Polar dan Non-Polar
Soal Latihan 2

Jelaskan perbedaan gaya London dengan gaya dipol-dipol lengkap dengan


contohnya !

c. Gaya Dipol Terimbas


Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol permanen berinteraksi
dengan molekul dengan dipol sesaat. Adanya molekul polar dengan dipol permanen
akan menyebabkan imbasan dari kutub molekul polar kepada molekul non polar
sehingga elektron-elektron dari molekul non polar tersebut mengumpul pada salah
satu sisi molekul (terdorong atau tertarik) yang menyebabkan terjadinya dipol
sesaat pada molekul non polar tersebut.
Terjadinya dipol sesaat akan mengakibatkan adanya gaya tarik-menarik antar
dipol tersebut yang menghasilkan gaya imbas. Gaya imbas memberikan andil yang
kecil terhadap keseluruhan gaya van der Waals.

δ+δ- Cl Cl
H Cl
Molekul polar Awan
elektron
menjadi

δ+δ- δ+δ-
H Cl
Cl

Dipol Dipol terinduksi


Gambar 4. Gaya induksi molekul HCl dan gas
δ+δ- δ+δ-
H Cl Gaya Imbas klorin
Cl
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk pada senyawa-senyawa polar
yang mengandung atom H dan atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi,
seperti F, O, N. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar
perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Beberapa contoh molekul yang membentuk ikatan hidrogen adalah ikatan
hidrogen antarmolekul NH3, ikatan hidrogen antar molekul HF dan ikatan hidrogen
antar molekul H2O.

Gambar 5. Ikatan hidrogen pada senyawa HF


Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), jumlah
total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Ikatan hidrogen juga mengatur susunan molekul air pada fase padat. Setiap
molekul air pada es membentuk 4 ikatan hidrogen antar molekul dengan empat
molekul air yang ada di dekatnya. Molekul-molekul air melalui ikatan-ikatan
hidrogen antar molekul tersebut membentuk jaringan 3 dimensi yang di dalamnya
terdapat lorong-lorong berupa ruang kosong. Adanya ruang kosong ini
menyebabkan es menjadi lebih ringan dari air sehingga bisa mengapung di atas
permukaan air.
Gambar 6. Ikatan hidrogen pada es (H2O)

Soal Latihan 3

Gambarkanlah ikatan hidrogen pada senyawa NH3 !

3. Pengaruh Gaya Antar Molekul terhadap Sifat Fisis Senyawa


a. Pengaruh gaya antar molekul terhadap titik didih dan titik leleh.
Kekuatan gaya antar molekul berbanding lurus dengan titik didih dan titik
leleh. Demikian juga semakin besar harga Ar atau Mr, semakin tinggi titik didih
dan titik lelehnya. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 7. Grafik hubungan


antara titik didih dengan
senyawa hidrida unsur
golongan IVA, VA, VIA,
VIIA, dan VIIIA
Perhatikan baik-baik titik didih senyawa unsur hidrida golongan IVA, VA,
VIA, VIIA, dan VIIIA pada Gambar 3. Gaya yang memengaruhi titik didih
senyawa unsur hidrida tersebut adalah Gaya van der Walls. Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah, unsur memiliki Gaya van der Walls yang semakin
bertambah sebanding dengan bertambah besarnya Mr. Sebagai akibatnya, titik
didih dari atas ke bawah dalam satu golongan semakin bertambah. Namun, hal
ini tidak berlaku untuk H2O, HF dan NH3. Ketiganya memiliki titik didih yang
berbeda jauh dengan senyawa hidrida yang lain, disebabkan karena adanya
ikatan hidrogen pada ketiga molekul tersebut.
b. Pengaruh gaya antar molekul terhadap wujud gas nitrogen.
Antar molekul N2 berinteraksi satu sama lain pada suhu rendah melalui gaya
antar molekul yang sangat lemah. Hal ini menyebabkan gas nitrogen berwujud
cair pada suhu rendah, sedangkan pada suhu tinggi gaya antar molekul tidak
mampu mempertahankan jarak antar molekul N2 agar tetap berdekatan.
Akibatnya, gas N2 berubah wujud menjadi gas.
c. Pengaruh gaya antar molekul terhadap kekentalan cairan.
Semakin kuat gaya antar molekul, maka zat akan semakin sulit mengalir
sehingga kekentalannya semakin tinggi. Kekentalan suatu zat akan berkurang
jika dipanaskan. Kenaikan suhu akan memperbesar jarak antar molekul
sehingga kekuatan gaya antar molekul dan kekentalan akan berkurang.
d. Pengaruh gaya antar molekul terhadap tegangan permukaan
Tegangan permukaan terjadi akibat molekul di permukaan mengalami
gaya tarik-menarik antar molekul yang lemah dibandingkan molekul di bawah
permukaan. Semakin kuat gaya antar molekul semakin besar tegangan
permukaan. H2O (ikatan hidrogen) > C6H6 (gaya London).

Contoh:

Jelaskan senyawa manakah yang memiliki titik didih lebih tinggi antara HF dan
HCl !
Jawab:
Senyawa HF memiliki titik didih lebih tinggi daripada HCl karena antar molekul
HF terdapat ikatan hidrogen, sedangkan pada HCl hanya terdapat gaya London dan
dipol-dipol.

Soal Latihan 4

Menurut kalian, mana yang mempunyai titik didih lebih tinggi? Beri penjelasan
alasannya!
a. C2H5OH atau C2H6
b. NH3 atau PH3

Rangkuman
1. Gaya antar molekul adalah gaya yang menyebabkan antar molekul menjadi
terikat dalam satu kelompok atau kesatuan
2. Terdapat 2 gaya antarmolekul, yaitu gaya van der Waals dan gaya yang
ditimbulkan oleh ikatan hidrogen.
3. Gaya van der Waals dibedakan menjadi gaya dispersi, gaya dipol-dipol, dan
gaya dipol terimbas.
4. Kekuatan gaya dispersi atau gaya London dipengaruhi oleh ukuran molekul
(massa molekul relative) dan bentuk molekul.
5. Kekuatan gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan dengan Gaya
London pada molekul non-polar.
6. Gaya dipol terimbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol permanen
berinteraksi dengan molekul dengan dipol sesaat.
7. Ikatan hidrogen terjadi antarmolekul polar yang mengandung hidrogen
dengan atom berelektronegativitas tinggi yang punya pasangan elektron
bebas, seperti N, F, dan O.
8. Kekuatan ikatan hidrogen akan menyebabkan kenaikan titik didih beberapa
senyawa seperti H2O, HF, dan NH3.
9. Kekuatan gaya antarmolekul: Gaya London < Gaya dipol-dipol < Ikatan
hidrogen.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Nenden. 2009. Kimia 2 Untuk SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. Mari Belajar Kimia 2 Untuk SMA XI IPA.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Premono, Shidiq dkk. 2009. BSE Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Rahardjo, Sentot Budi dan Ispriyanto. 2013. Kimia Berbasis Eksperimen 1. Solo :
Tiga Serangkai

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia 1 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Susilowati, Endang dan Tarti Harjani. 2013. Kimia Untuk Kelas X SMA dan MA.
Solo: PT Wangsa Jatra Lestari

Utami, Budi dkk. 2009. BSE Kimia untuk SMA & MA Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Kunci Jawaban

Soal Latihan 1
a. Cl2 dan Br2 merupakan molekul nonpolar. Interaksi antara 2 molekul nonpolar
sejenis akan menghasilkan gaya London. Semakin kuat gaya London, titik didih
akan semakin tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya
London adalah ukuran molekul atau massa molekul relatif. Oleh karena itu,
antara Cl2 atau Br2 yang mempunyai titik didih lebih tinggi adalah Br 2 karena
Mr Br2 (160) lebih besar daripada Mr Cl2 (71).
b. n-pentana dan 2,2-dimetilpropana merupakan molekul nonpolar yang dapat
mengalami gaya London antar molekulnya. Walaupun kedua senyawa tersebut
memiliki rumus kimia yang sama (C5H12) , namun rumus strukturnya berbeda.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya London adalah bentuk
molekul. Semakin memanjang bentuk molekul, maka semakin besar gaya
Londonnya. Oleh karena itu, n-pentana memiliki titik didih lebih tinggi
daripada 2,2-dimetilpropana karena strukturnya yang memanjang.

Soal Latihan 2
Perbedaan gaya London dengan gaya dipol-dipol adalah gaya London hanya
berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas muncul mengikuti
fluktuasi elektron, sedangkan pada gaya dipol-dipol, molekul polar telah memiliki
dipol permanen sehingga gaya antar molekulnya lebih kuat dibanding gaya London.
Pada senyawa polar, contohnya HI, terdapat gaya dipol-dipol dan gaya London
antar molekulnya, sedangkan pada senyawa nonpolar, misalnya CH4, hanya
terdapat gaya London antar molekulnya. Kesimpulannya, gaya London dapat
terjadi pada senyawa polar maupun nonpolar, sedangkan gaya dipol-dipol hanya
terjadi pada senyawa polar.
Soal Latihan 3
Gambar ikatan hidrogen pada NH3 (ditunjukkan oleh garis putus-putus) :

Ikatan
Kovalen

Ikatan Hidrogen

Soal Latihan 4
a. Antara C2H5OH atau C2H6 yang mempunyai titik didih lebih tinggi adalah
C2H5OH karena adanya ikatan hidrogen antar molekulnya, sedangkan C2H6
hanya terjadi gaya London antar molekulnya.
b. Antara NH3 atau PH3 yang memiliki titik didih lebih tinggi adalah NH3 karena
adanya ikatan hidrogen antar molekul NH3, sedangkan pada senyawa PH3 hanya
terjadi gaya London.

Anda mungkin juga menyukai