PENDAHULUAN
A. Latar belakang
seseorang yang berkerja tentu didasari oleh motivasi, tentu saja derajat
masuk dalam 5 negara dengan motivasi tenaga kesehatan yang paling rendah,
selain Vietnam, argentina, Nigeria, dan india, hal ini disebabkan oleh
1
2
kerja yang muncul dari tenaga kesehatan karena mereka memiliki berbagai
sekitar 175.000 orang pegawai, 98.512 orang atau 56% mengeluh tentang
(Hartika,2014).
semangat yang ada ahirnya mereka berkerja semaunya tanpa ada motivasi
yang tinggi. Dengan adanya pemberian insentif yang tepat serta cara kerja
yang baik, sehingga kedepanya proses kerja organisasi rumah sakit dapat
pelatihan(Siagian,2010).
Dari data awal yang didapat oleh peneliti diruang rawat inap seruni dan
melati RSUD Dr. M.Yunus provinsi Bengkulu pada febuari 2020 terdiri dari ,
diruang rawat inap seruni 19 orang perawat dan diruang rawat inap melati 20
orang perawat . jumlah keseleruhan dari dua ruangan rawat inap seruni dan
orang, (D3 kebidanan) sebanyak 2 orang. dan dalam pembagian shif kerja
Dilihat dari survey awal yang dilakukan di ruang seruni dan melati
RSUD Dr.M. Yunus provinsi Bengkulu pada februari 2020, terhadap 3 orang
tentang “hubungan insentif dengan motivasi kerja perawat diruang seruni dan
B. Rumusan Masalah
Dengan Motivasi Kerja Perawat Diruang Seruni Dan Melati dDi RSUD. Dr.
C. Tujuan Rumusan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi pimpinan dan perawat
perawat.
3. Bagi peneliti
dengan motivasi kerja perawat diruang seruni dan melati di RSUD. Dr.
kerja perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Insentif
1. Pengertian Insentif
balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif
merupakan sejumlah uang yang ditambahkan pada upah dasar yang diberikan
karena keberasilan pertasi atas prestasinya. insentif merupakan salah satu jenis
kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja. Meskipun insentif diberikan
sebagai imbalan organisasi atas pribadi individu atau kelompok kerja. dengan
kata lain insentif merupakan perolehan atau produk kerja yang karyawan
6
7
Menurut (Handoko, 2009) upah insentif adalah tambahan balas jasa yang
Dengan kata lain insentif merupakan pemberian uang diluar gaji yang dilakukan
oleh pihak pimpinan organisasi sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan
bergerak atau mengabil tindakan karena ada insentif yang akan didapatkan. Jadi
jika insentif diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan maka pegawai akan
2. Tujuan Insentif
Tujuan pemberian insentif atau balas jasa menurut (Sirait, 2012) antara
tujuan organisasi dengan menawarkan finansial yang melebihi upah dan gaji
dasar. Adapun pemberikan insentif yang efektif dengan cara sebagai berikut:
3. Jenis-jenis Insentif
a. Insentif finansial
(missal pension).
c. Insentif sosial
Cenderung pada keadaan dan sikap dari pada rekan –rekan sekerja.
Menurut (Sirait, 2012) tinggi rendahnya tingkat insentif yang diberikan kepada
akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mampu atau
perusahaan kecil.
Karyawan yang berprestasi tinggi akan menerima insentif yang lebih besar
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka insentif akan
semakin besar.
9
B. Motivasi Kerja
1. Pengertian
(Ramadhani,2015).
2. Teori Motivasi
b. Teori Keadilan
(Ramadhani,2015).
c. Teori Harapan
usaha (Ramadhani,2015).
e. Teori Penguatan
3. Teknik Motivasi
Teknik ini yaitu dengan cara menciptakan kondisi kerja yang baik
bawahan.
d. Kompetisi(competition)
e. Internalisasi(internalized motivasion)
4. Tujuan Motivasi
suatu keadaan yang kompleks dan kesiap sediaan dalam diri individu
berikut:
tugasnya.
13
dipengaruhi oleh beberapa faktor; yaitu faktor internal yang berasal dari
proses psikologis dalam diri seseorang, dan faktor eksternal yang berasal
a. Faktor Internal
1) Kematangan Pribadi
mempengaruhi motivasinya.
2) Tingkat Pendidikan
3) Kebutuhan
bekerja keras.
motivasi kerjanya.
b. Faktor Eksternal
tempat tersebut.
2) Kompensasi
diberikan oleh perusahaan yang lain dan apa yang diyakini oleh
3) Supervisi
keinginan organisasi.
4) Karir
karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat
bekerja.
hari.
6) Peraturan
bekerja, maka karyawan tersebut akan cenderung malas berkerja dan tidak
untuk memiliki keahlian dan konsentrasi yang tinggi. Selain itu pula
2016).
92,7% dan yang kurang baik sebanyak 7,3% (p-value = 0,017). Penilaian
pegawai unuk kepemimpinan yang baik sebanyak 93,9% dan yang kurang
baik sebanyak 6,1% (p-value = 0,005). Kesimpulan hasil penelitian ini ada
C. Kerangka Konsep
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
D. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur.
E. Hipotesis
Bengkulu.
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
1. Populasi
Populsai dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruangan rawat inap
seruni dan melati RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada juni 2020.
2. Sampel
dan penyebaran kuesioner kepada perawat ruang rawat inap seruni dan melati
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
apakah ada kesalahan atau tidak. Bila ada kesalahan maka dibetulkan
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
(C).
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Windy Ira Sari. Et al (2015). Hubungan Antara Imbalan Jasa Dan
Motivasi Kerja Perawat Di Pusksmas Mangaitu Kabupaten Sangihe;
ejournal keperaweatan (e- kp) volume 3. No.2.
Handoko, tani. 2008. Manajemen Personaia Dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2.
Yogyakarta: BPEF-Yogyakarta.
Iswatun, 2013. Hubungan Bban Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja
Perawat Di RSUD. Soegiri Lamongan : Jurnal Universitas Sebelas
Maret Surakarta.