Abstrak
Pada saat ini jaringan transmisi sistem berbasis microwave sangat penting dan banyak digunkan
untuk menghubungkan RBS dan MSC pada jaringan seluler.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
merencanakan link backbone point yang menghubungkan Sei Maki, Bukit Agung, Kampung Baru,
Koto, Lereng 1, Lereng 2, Merangin 1, Merangin 2 serta Silam. Dengan menggunakan software
pathloss dapat di lihat hasil perhitungan dan analisis didapat : jalur transmisi radio titik ke titik area
Kuok memiliki topographi sedikit bergelombang (tidak rata); nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar
116.59 dB pada titik Sei Maki – Bukit Agung; nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar 123.74 dB pada
titik Bukit Agung – Kampung Baru; nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar 108.23 dB pada titik
Kampung Baru – Koto; nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar 111.05 dB pada titik Koto – Lereng 1;
nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar 103.63 dB pada titik Lereng 1 – Lereng 2; nilai rugi ruang
bebas (FSL) sebesar 124.94 dB pada titik Lereng 2 – Merangin 1; nilai rugi ruang bebas (FSL)
sebesar 119.53 dB pada titik Merangin 1 – Merangin 2; nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar
134.71 dB pada titik Merangin 2 – Silam; nilai rugi ruang bebas (FSL) sebesar 138.33 dB pada titik
Silam – Sei Maki.
Abstract
Currently, microwave-based transmission systems are very important and are widely used to
connect RBS and MSC to cellular networks. The purpose of this study is to plan a backbone point
link that connects Sei Maki, Bukit Agung, Kampung Baru, Koto, Lereng 1, Lereng 2, Merangin 1,
Merangin 2 serta Silam. By using pathloss software can be seen the results of calculations and
analysis obtained: radio transmission line point to point Payakumbuh area has an average
topography (uneven); free space loss (FSL) of 116.59 dB at the point of Sei Maki – Bukit Agung;
free space loss (FSL) of 123.74 dB at the point of Bukit Agung – Kampung Baru; free space loss
(FSL) of 108.23 dB at the point of Kampung Baru – Koto; free space loss (FSL) value of 111.05
dB at point Koto – Lereng 1; free space loss (FSL) of 103.63 dB at point Lereng 1 – Lereng 2; free
space loss (FSL) of 124.94 dB at point Lereng 2 – Merangin 1; free space loss (FSL) of 119.53 dB
at point Merangin 1 – Merangin 2; free space loss (FSL) of 134.71 dB at point Merangin 2 – Silam;
value of free space loss (FSL) of 138.33 dB at the Silam – Sei Maki point.
Keyword : Link Budget, Kuok, Patbhloss 4.0, Microwave
PENDAHULUAN
keduanya adalah dengan menambahkan
Saat ini penggunaan pada sistem tambahan ruang bebas sehingga kerugian yang
telekomunikasi yang berkapasitas besar dan tidak diinginkan tidak terjadi, menggunakan rute
berkecepatan tinggi sangat diperlukan, hal ini yang cocok, dan menggunakan antena dengan
dikarenakan kian berkembangnya teknologi rasio frontto-back. Sedangkan pada inter sytem
komunikasi yang banyak digunakan oleh case merupakan interferensi yang disebabkan
manusia. Penggunaan frekuensi tinggi pada oleh penerimaan transmisi yang tidak diinginkan
sistem komunikasi menggunakan gelombang dari suatu system yang berbeda. Kedua jenis
mikro (microwave) pun menjadi sangat interferensi tersebut dapat mengakibatkan
diperlukan untuk mengatasi masalah teknologi buruknya kualitas transimisi data yang
komunikasi yang semakin berkembang. Salah dikirimkan oleh suatu hop link dan akan
satu sistem komunikasi yang menggunakan mempengaruhi availability yang di hasilkan oleh
gelombang mikro adalah sistem komunikasi perancangan jaringan suatu hop link.
radio dengan frekuensi yang digunakan adalah
antara 7 GHz sampai 38 GHz. Komunikasi radio DESAIN KETINGGIAN ANTENA DAN
LINK BUDGET
microwave sebagai sarana transmisi memiliki
peran penting dalam telekomunikasi termasuk Line of Sight dan Daerah Fresnel
jaringan nirkabel. Hal tersebut karena Sistem komunikasi radio memerlukan
komunikasi radio microwave dapat diterapkan syarat kondisi LOS yang benar-benar terbuka.
sebagai penghubung antar Base Transceiver Pada propagasi LOS terdapat daerah yang harus
Station (BTS) atau Base System Control (BSC) dan wajib terhindar dari halangan (obstacle),
dalam pengiriman informasi dengan kapasitas daerah itu disebut fresnel zone. Fresnel zone
yang besar. adalah sebuah daerah interferensi yang dapat
Pada sebuah interferensi terdapat 2 (dua) bersifat konstruktif maupun destruktif yang
jenis interferensi yaitu interferensi antar sistem tercipta ketika propagasi gelombang
yang sama (Intra system case) dan antar sistem elektromagnetik di ruang bebas mengalami
yang berbeda (Inter system case). Intra system pantulan (multipath) atau difraksi. Fresnel Zone
case merupakan jenis gangguan yang harus betul-betul bebas dari halangan.
disebabkan oleh sinyal yang tidak diinginkan
dalam sistem. Dua kasus yang mungkin terjadi
dalam intra system case adalah melebihi batas
interferensi (Overreach Interference) dan spur
atau gangguan persimpangan. Solusi dari kasus
Coverage
h1 = 40 m Bukit Agung
2. Bukit Agung 60 - 60 5,6 39,7
h2 = 60 m
– Kp. Baru
h2 – h1 = 20 m 3. Kp. Baru – 60 - 60 3,32 48,19
= 9,8 m Maki
Berdasarkan hasil survey lokasi dan perhitungan 3. Jl. Khairul Anwar - Jl. Kamboja
yang telah dilakukan dapat diberikan Analisa
Jarak antara 2 BTS ini 1,06 km, yang mana
untuk setiap site to site. Kota Payakumbuh
diantaranya terdapat Gedung dan pepohonan
memiliki topographi yang relative datar (rata),
yang maksimal tingginya 10 m dan clearance
namun dibeberapa daerah berada di perbukitan
yang dibutuhkan adalah 5,04 m sedangkan
dengan rata-rata ketinggian 514 m di atas
Hc=26,11 sehingga tinggi minimal antenna
permukaan laut.
yang diperlukan adalah 31.15 maka ketinggian
1. Sei Maki – Bukit Agung
yang direncanakan telah memenuhi batas
Jarak antara 2 BTS ini 0.89 km, yang mana
minimal. Sedangkan selisihnya merupakan
diantaranya terdapat Gedung dan pepohonan
ruang yang diberikan untuk mengantisipasi
yang maksimal tingginya 10 m dan
pertumbuhan obstacle berupa pohon yang
clearance yang dibutuhkan adalah 4,3 m
masih bisa tumbuh lebih tinggi dan telah dapat
sedangkan Hc=9,8 sehingga tinggi minimal
dicapai dengan ketinggian antena h1 = 50 m
antenna yang diperlukan adalah 27,5 m.
dan h2 = 50 m.
Sedangkan selisihnya merupakan ruang
4. 65 m dan h2 = 55 m.
124.94 dB
https://www.researchgate.net/publication/31
g) Merangin 1 dengan Merangin 2 sebesar
3880474, 11/30/2020
119.53 dB
h) Merangin 2 dengan Silam sebesar 134.71
https://edvanberliansa.wordpress.com/2016/12/31/fr
dB
ee-space-path-loss/ 12/1/2020
i) Silam dengan Sei Maki sebesar 138.33 dB
DAFTAR PUSTAKA