Disusun Oleh:
Erik Munandar
NPM.19360242
Pembimbing:
dr. Ari Kurniasih, Sp. A
A. Latar Belakang
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola
pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju pertumbuhan
Arvin, 2000; Supartini, 2004; Potter & Perry, 2005; Wong, Hockenberry-Eaton,
Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2009; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).
yang dipengaruhi oleh faktor maturasi, lingkungan, dan genetik (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011). Anak mengalami proses tumbuh kembang yang
dimulai sejak dari dalam kandungan, masa bayi dan balita. Istilah tumbuh
skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematang (Marimbi,
2010).
Bila melihat dari segi usianya menurut Hurlock (1978) masa kini dibagi
dalam empat periode: 1) Usia 0-2/3 tahun disebut masa perkembangan bayi; 2)
Usia 2-6 tahun masa anak-anak awal (Early Chilhood); 3) Usia 6- 12/13 tahun
masa pertengahan dan akhir anak (late childhood); 4) Usia 12-15 tahun masa
remaja awal (Pubertas). Masa bayi; (berlangsung dari usia 0-2/3). Biasanya
diistilahkan sebagai BATITA (di bawah tiga tahun) terdapat: a) Masa Infancy
saat lahir sam- pai tanggalnya tali pusar (periode partinate), dilanjutkan dengan
sehingga disebut sebagai periode penye- suaian diri. Diharapkan bayi dapat
lingkungan prenatal (sikap orang tua, perawatan semasa hamil), proses kelahira
gerakan refleks (gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir
dari bayi lahir akibat adanya suara atau gerakan yang me- ngejutkan) sebagai
tersendiri, sehingga jika terjadi masalah pada salah satu tahapan tumbuh
dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak
perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
lingkungannya).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh
perabaan) yang dating dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motoric. Pemberian
stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat
sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis.
pada periode ini sangat penting untuk perkembangan Bahasa anak pada tahun
bertambah dengan stimulasi verbal dan anak belajar menirukan kata-kata yang
didengarnya. Tetapi bila stimulasi auditif terlalu banyak (lingkungan rebut) anak
memberikan stimulus pada anak harus sesuai dengan usia perkembangan dan
kemampuan anak jika lebih maka akan terjadi overstimulasi yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara stimulus dengan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam
belajar dan proses mental dapat berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan
oleh anak.
Dorongan atau yang biasa disebut motivasi dibagi menjadi dua yaitu:
dorongan primer (primary drive) yang muncul dari dalam diri anak dan dorongan
sekunder (secondary drive) yang didapat dari lingkungan luar anak. Kedua
motivasi ini sangat berperan dalam perilaku seorang anak, namun dorongan
sekunder lebih berperan karena dorongan sekunder berasal dari luar lingkungan
anak, sedangkan dorongan primer merupakan sifat bawaan yang sudah ada
didalam diri anak. Secara tidak langsung dorongan primer perlahan akan ditutupi
kognitif anak yang berasal dari lingkungan luar anak dan merupakan bagian
kebutuhan dasar anak. Stimulasi dari lingkungan merupakan hal penting untuk
pencapaian tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan
teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau
fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang kurang mendukung akan
membingungkan anak.
pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun
bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata
yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut)
misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan,
dll. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak
yang diberikan terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk
mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu,
dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam
(kecerdasan).
lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.
mungkin, dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat
fisik anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.),
dan aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu
yang penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja,
bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dikakukan
bersama orang tuanya hubungan orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan
orang tua juga akan segera mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan
stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak
Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan
yang distimuli:
1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:
2. Motorik halus:
3. Kecerdasan/kognitif:
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa:
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir,
bola, tali.
diberikan pada anak harus proposional, baik dalam kualitas maupun kuantitas
dan sesuai dnegan tingkat maturitas syaraf anak. Stimulasi sebaiknya dilakukan
waktu dewasa kelak, selain mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi,
anak
dan kehangatan sejak bayi dalam kandungan. Pola asuh yang demokratik
satu kebutuhan dasar anak. Pada anak yang kurang gizi atau sering sakit,
diberikan kurang optimal. Demikian pula, anak yang kurang gizi atau
otak kiri dan kanan agar seimbang. Kemempuan otak kiri bersifat konvergen
moral-spiritual.
wajar, santai dan menyenangkan dalam suasana bermai, bebas dari tekanan
dan hukuman, sehingga anak tidak stres. Keadaan ini akan memacu anak
untuk belajar sambil bermain, karena pola hidup anak adalah bermain. Selain
itu anak perlu diberi imbalan (external reward) seperti pujian, ciuman, tepuk
diberikan tidak boleh terlalu sukar atau mudah, tetapi sesuai dengan tingkat
11. Memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif memilih berbagai macam
karena setiap anak adalah unik.mereka tahu kelemahan dan kekuatan yang
ada pada dirinya. Dengan demikian anak tidak menjadi pasif hanya
12. Memberikan kesempatan pada anak untuk menilai hasil kerjanya dan
kreatif.
13. Membutuhkan alat bantu stimulasi yang tidak berbahaya, sederhana dan
Selain itu alat bantu stimulasi harus bervariasi agar tidak membosankan.
kognitif yang dapat ditoleransi oleh anak. Tidak dianjurkan over atau under
stimulasi.
15. Peka terhadap reaksi anak yang tidak ingin melanjutkan stimulasi karena
anak sudah jenuh atau lelah. Tanda- tanda kejenuhan atau kelelahan antara
matanya, mata mulai sayu/tidak bersinar, anak tampak lesu tidak bergairah,
menangis dan pada anak yang lebih besar menunjukkan tanda-tanda yang
Pembentukan sinaps sangat pesat terjadi pada janin 23-25 minggu sampai anak
berumur 3tahun, sehingga produksi sinaps berlebihan. Karena itu akan dilakukan
pemangkasan pada sinaps-sinaps yang jarang digunakan, yang dimulai pada anak
umur 2 tahun. Pada umur 10-14 tahun, sudah terjadi keseimbangan antara
sinaps dewasa yang terjadi pada umur 3-8 tahun. Kepadatan sinaps berkurang pada
anak umur 8- 18 tahun. Sinaps akan dipertahankan jika sirkuit yang sudah ada
aktif dalam membina pengalaman anak melalui stimulasi yang diulang-ulang dan
denyut jantung mulai terjadi pada saat usia janin sekitar 29 minggu, sensitivitas
gerakan tubuh pada janin 26 minggu dan kekuatan sensitivitas tersebut meningkat
daripada vibrasi mekanik atau suara. Respon terhadap stimulasi taktil dan sistem
Stimulasi sesudah lahir dimulai dengan cara meletakkan bayi di atas perut
ibu dan bayi akan berusaha mencari puting susu ibu (inisiasi menyusu dini). Isapan
bayi pada setengah jam pertama setelah lahir adalah yang terkuat, hal ini
maturasi otaknya.
Peran keluarga dan petugas kesehatan dalam stimulasi stimulasi harus
dilakukan oleh semua anggota keluarga, juga oleh petugas kesehatan saat merawat
anak. Selain ibu/pengasuh, peran ayah dan keluarga lainnya dalam pengasuhan dan
stimulasi mempunyai arti yang sangat besar terhadap perkembangan anak kelak.
Hanya bayi yang sudah stabil yang boleh distimulasi. Intervensi yang diberikan
anak denngan anggota keluarga yang banyak. Contoh kategori dalam overstimulasi
dalam pandangan mengajarkan anak dengan flash card untuk mampu membaca.
Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diterimanya, bisa
berupa stimulasi suara, sentuhan atau aktivitas bermain. Namun, jangan sampai
untuk anak.
D. Tanda-tanda overstimulasi
satunya yaitu saat acara keluarga dimana ada banyak orang yang ingin bermain
dengan anak. Beberapa cara mengatasi overstimulasi pada bayi yaitu jika orangtua
menenangkannya. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah segeralah bawa anak ke
kamar dan redupkan lampu jika sedang berada di rumah, namun jika orangtua
sedang berada diluar rumah orang tua dapat meletakan anak di kereta dorong
kemudian berikan selimut karena selimut ini akan membuatnya menjadi tenang.
Cara lain yang bisa dilakukan orangtua yaitu memberikan dekapan pada anak.
kepada anak. Hal tersebut bisa terjadi jika orangtua saat merasa ingin lebih lama
bermain atau bercanda dengan anak. Orangtua harus lebih sensitive dengan tanda
cara diantaranya:
1. Tidak melakukan stimulasi di waktu bayi akan tidur atau bayi sedang tidur
2. Hindari gangguan gadget atau mainan yang mengeluarkan suara keras dan
Dalam mengatasi overstimulasi pada anak juga dapat dilakukan sebelum anak
tidur misalnya dengan membuat suasana kamar tidur anak menjadi gelap dan sejuk
serta suara dan tingkat aktivitas minimal. Membacakan dongen sebelum tidur juga
bisa membuat anak menjadi rileks. Selain ritual sebelum tidur juga bisa dilakukan
anak nyaman dan anak belajar menyibukkan dirinya dan menemukan hal-hal yang
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan
anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai
penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti
stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll
dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila
Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik.
Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak
seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat seba;liknya yaitu
perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis. Menstimulasi anak memang perlu
untuk merangsang perkembangan otak. Akan tetapi, orang tua perlu segera menghentikan
menenangkannya. Akan lebih baik jika dihentikan jika overstimulasi sudah terjadi. Karena
ketahanan setiap bayi terhadap stimulasi berbeda-beda. Orangtua perlu mengenali batas
ketahanan anak terhadap stimulasi dan usahakan untuk tidak memberikan stimulasi lebih dari
batas.
DAFTAR PUSTAKA