Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Emban Tugas Nur Prasetya (A2A016010)
2. Devita Nursovia (A2A016035)
3. Melina Vitaningrum (A2A016049)
4. Jessi Prasnowo Adhi (A2A016051)
5. Maulia Vidia Fara (A2A016052)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah Analisis Dampak Lingkungan ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa kendala.Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk mengetahui AMDAL Rumah Sakit.
Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan hasil yang diperoleh selama melakukan
diskusi dengan kelompok.Kelompok kami sadar bahwa dalam penyusunan Laporan ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Aziz selaku Dosen Mata Kuliah Analisis
Dampak Lingkungan.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata
pengantar inidibuat, semoga dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Semarang,28 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................i


Halaman Pengesahan ............................................................................................................ii
Daftar isi ................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1

A. Latar belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan masalah .............................................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................................2

Bab II Pembahasan................................................................................................................3
A. Dampak negatif kegiatan rumah sakit...............................................................................3
B. Dampak negatif kegiatan industri farmasi........................................................................5
C. AMDAL rumah sakit........................................................................................................7

Bab III Penutup......................................................................................................................12


Kesimpulan............................................................................................................................12

Daftar pustaka........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan kegiatan sadar dan terencana dalam upaya
merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik.Kegiatan pembangunan
biasanya selalu membawa dampak positif dan negatif.Untuk mengeliminasi
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, setiap kegiatan
pembangunan harus ditelaah aspek kelayakan lingkungannya.
Pengelolaan sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan
berkelanjutan antara lain dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan mutu hidup rakyat, oleh karenanya perlu dijaga keserasian antar
berbagai usaha dan atau kegiatan. Setiap usaha dan atau kegiatan yang
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, perlu
dilakukan analisis sejak perencanaannya sehingga langkah pengendalian
dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini
mungkin.
Rumah sakit sebagai salah satu hasil pembangunan dan upaya
penunjang pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan sarana
pelayanan umum, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan
dapat menjadi tempat penularan penyakit.Untuk itu telah dilakukan berbagai
upaya penanggulangan dampak lingkungan Rumah Sakit yang dimulai dari
analisa dampak lingkungan (AMDAL).Kenyataan, upaya tersebut tidak dapat
dilaksanakan karena berbagai kendala khususnya biaya.
Adanya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahu n 1993 Tentang Analisis
Dampak Lingkungan, merupakan suatu terobosan baru  yang memungkinkan
setiap Rumah Sakit yang terkena wajib AMDAL (Rumah Sakit dengan
kapasitas lebih dari 400 tempat tidur ) dapat melaksanakan dengan baik.
Sedangkan bagi yang tidak wajib AMDAL dapat melaksanakan sesuai dengan
situasi dan kondisi Rumah Sakit tetapi masih memenuhi persyaratan sanitasi
lingkungan yang baik.
Industri farmasi merupakan salah satu wujud pembangunan bidang
kesehatan yang memiliki strategi dalam pengadaan obat-obatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di samping 
peranannya dalam pembangunan di bidang kesehatan tersebut, kegiatan
industri farmasi juga memiliki potensi untuk menimbulkan berbagai dampak
terhadap lingkungan, baik terhadap aspek fisik, kimiawi, biologis, serta aspek
sosial ekonomi-budaya. Menyadari bahwa setiap kegiatan pembangunan akan
menimbulkan dampak positif dan negative, maka disinilah arti penting
pembanguan berwawasan lingkungan dimana dampak negative yang
dihasilkan dapat dikurangi sekecil mungkin.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak negatif dari kegiatan rumah sakit ?
2. Apa dampak negatif dari kegiatan industrifarmasi ?
3. Apa itu AMDAL Rumah Sakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif kegiatan rumah sakit
2. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif kegiatan industri farmasi
3. Untuk mengetahui apa itu AMDAL Rumah Sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN

a. Dampak Negatif Kegiatan Rumah Sakit


Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang
berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah
bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang
bersumber dari limbah rumah sakit.Unsur-unsur yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan
limbahnya), yaitu (Giyatmi, 2003)
 Pemrakarsa  dan penanggung jawab rumah sakit
 Pengguna jasa pelayanan rumah sakit
 Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran
 Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan
fasilitas yang diperlukan.
Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah disiapkan dengan
menyediakan perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan,
pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan
peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit.Disamping itu secara
bertahap dan berkesinambungan Depertemen Kesehatan mengupayakan
instalasi pengelolaan limbah rumah sakit, sehingga sampai saat ini sebagian
rumah sakit pemerintah telah dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan
limbah, meskipun perlu disempurnakan.Namun harus disadari bahwa
pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan lagi. (Barlin,
1995)
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas pengelola
sampah harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm,
masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk industry, sepatu
boot, serta sarung tangan khusus. Pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah
seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal
dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan
kimia organic, yang menyebabkan estetika lingkungan menjadi
kurang sedap dipandang.
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang
terlarut (korosif dan karat) air yang berlumpur dan sebagainya yang
dapat menurunkan kualitas bangunan disekitar rumah sakit.

3
3. Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh
virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrient
tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida,
serta logam berat seperti Hg, Pb dan Cd yang bersal dari bagian
kedokteran gigi.
5. Gangguan genetic dan reproduksi.
6. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi
tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat dan tikus.
7. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya
jarum suntik atau benda tajam lainnya.
8. Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat karena vector
penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas
atau genangan air.
9. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
10. Adanya partikel debu yang berterbangan akan mengganggu
pernafasan, menimbulkan pencemaran udara yang akan
menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan medis
dan makanan rumah sakit.
11. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter
asapnya akan mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan
kualitas udara.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik
jika dilakukan dengan memilah-milah limbah kedalam
berbagai katagori.Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara
pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah
rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminasi dan
trauma (injury). Jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi: (Shahib dan
Djustiana, 1998).
a. Limbah Klinik
Limbah dihasilkan Selama pelayananpasien secara rutin,
pembedahan dan unit-unit resiko tinggi, yang berbahaya dan
mengakibatkan resiko tinggi infeksi  kuman dan populasi umum
serta staf rumah sakit.
b. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya di
autoclave sebelum keluar dari unit patologi.
c. Limbah Bukan Klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong
dan plastic yang tidak berkontak dengan cairan badan.Meskipun
tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup

4
merepotkan, karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan membuangnya.
d. Limbah Dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai
serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus
merupakan gangguan bagi staf  maupun pasien dirumah sakit.
e. Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan
pengendalian infeksi dirumah sakit, pembungannya secara
aman perlu diatur dengan baik.

b. Dampak Negatif Kegiatan Industri Farmasi


Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat atau konsistensinya
dan atau jumlahnya baik secara langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup serta membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah sebagai berikut:
a) Limbah Cair
b) Limbah Padat
c) Limbah Gas/Udara
d) Limdah suara/getaran
Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan yang telah dan akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran
limbah terutama yang berpotensi sebagai bahan berbahaya dan beracun.
Sumber Pencemaran/Limbah Industri Farmasi :\
1. Limbah Gas/Pencemaran udara
Pencemaran udara  adalah masuknya gas dan senyawa asing kedalam
udara sehingga menyebabkan kwalitas udara menurun atau
membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi
peruntukannya.
2. Limbah Padat
Pencemaran limbah padat adaalha mesuknya benda-bebda padat ke
dalam lingkungan sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun
atau membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi
dengan peruntukannya.
3. Limbah Suara dan Getaran
Pencemaran suara atau kebisingan dan/atau getaran adalah masuknya
suara dan/atau getaran yang tidak diinginkan kedalam limgkungan
sehingga kualitas limgkungan menurun atau tidak sesuai dengan
peruntukannya.
4. Limbah Cair

5
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu kedalam
air yang menyebabakan menurunya kualitasnya atau tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Pengelolaan Limbah dari limbah Rumah Sakit:
1. Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara 
Sumber Pencemaran :
 Debu selama proses produksi
 Uap lemari asam di laboratorium
 Uap solvent proses film coating               
 Asap Steam boiler, generator listrik dan incinerator
Pemantauan
 Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi
kadar H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O3, Total Solid Particle
(TSP/debu), Pb (timbal)
2. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Suara  dan Getaran
Sumber Pencemaran :
 Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam
boiler.

Pemantauan
 Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
Kebisingan   : max 65 dB
Getaran          : max 7,5 Hz
3. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Padat 
Sumber Pencemaran :
 Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector)
 Obat rusak/kadaluwarsa/obat sub standart (reject)
 Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil dan
sampah Rumah Tangga
 Lumpur dari proses Instalasi Pengolahan Air Limbah
Pemantauan
 Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industry, tidak
ada limbah B3 yang tercecer di area pabrik, dan sebagiannya,
derajat kebauaan (kadar H2S) disekitar area pabrik.
4. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Sumber Pencemaran :
 Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundri dan
rumah tangga
 Kamar Mandi dan WC
 Bekas reagensia di Laboratorium
Pemantauan
 Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran
limbah,  meliputi kadar COD, BOD, pH, TSS, N total serta
parameter lain termasuk indikator biologis dan mikrobiologi

6
 Kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL  

c. AMDAL Rumah Sakit


Pengertian rumah sakit menurut Sanropie(1989) merupakan sanitasi
pelayanan kesehatan terhadap individu pasien, keluarganya dan masyarakat
dengan inti pelayanan medik,baik preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
promotif yang diselenggarakan secara terpaduagar mencapai pelayanan
kesehatan paripurna.
Menurut Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor:
1204/MENKES/X/2004, tentang Persyaratan KesehatanLingkungan Rumah
Sakit, Ban I, KetentuanUmum Pasal 1, ayat 1, dinyatakan sebagai
berikut:”Bahwa Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan gangguan kesehatan”.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.
27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 dikenal istilah
Analisis mengenai Dampak Lingkungan yang disingkat dengan AMDAL
yang berarti hasil studi mengenai dampak penting suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan.Analisis amdal pada rumah sakit :
1. Lingkungan
a) Lingkungan Rumah Sakit harus mempunyai batas yang jelas
dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tida memungkinkan
orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas 
b. Lingkungan rumah sakit harus dilengkapi penerangan
dengan intensitas cahaya yang cukup 
b) Tidak becek, tidak berdebu dan tidak terdapat genangan air
serta dibuat landai menuju kesaluran terbuka/tertutup, tersedia
lubang penerima air masuk dan disesuaikan terhadap luas
halaman. 
c) Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung
dengan sistem pengolahan air limbah 
d) Ditempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat
tertentu harus tersedia tempat pengumpul sampah pada setiap
radius 20 meter. 
2. Ruang dan Bangunan
Ruang dan bangunan harus dalam keadaan bersih dan mudah
dibersihkan, tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya

7
serta tersedia fasilitas sanitasi sesuai dengan kebutuhan 
Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang
perawatan dan ruang isolasi sebagai berikut:

a) Ruang bayi: 
1) Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur 
2) Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur 
b) Ruang Dewasa 
1) Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur 
2) Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur
Ruang dan bangunan harus bebas dari gangguan serangga, binatang
pengerat dan binatang penganggu lainnya.Lantai harus selalu bersih,
tingkat kebersihan lantai untuk ruang operasi 0-5 kuman/cm2 dan
untuk ruang perawata 5-10 kuman/cm2.  Mutu udara memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) tidak berbau (terutama H2S dan Amoniak)
b) kadar debu tidak melampaui 150 ug/m3 udara dalam
pengukuran rata-rata 24 jam
c) Angka kuman 
1) Ruang operasi kurang dari 350 koloni/m3 udara dan
bebas kuman pathogen alpha streptococus haemolitius)
dan spora gasn gangren 
2) Ruang perawatan isolasi kurang dari 700 koloni/m3
udara dan bebas kuman pathogen alpha streptococus
haemolitius)
d) Kadar gas dan bahan berbahaya. Kadar gas dan bahan
berbahaya dalam udara tidak melebihi konsentrasi, maksimum
e) Suhu dan kelembaban, kebisingan dan pencahayaan harus
sesuai dengan peraturan 
3. Fasilitas Sanitasi
a) Fasilitas penyediaan air
1) Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan 
2) Tersedia air bersih minimal 500 lt/tempat tidur/hari 
3) Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan
yang membutuhkan secara berkesinambungan 
4) Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/kamar
harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan
tekanan positif
b) Fasilitas toilet dan kamar mandi
1) Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih 
2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,
berwarna terang dan mudah dibersihkan 

8
3) Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban,
peturasan dan tempat cuci tangan) tersendiri. Khususnya untuk
unit rawat inap da kamar karyawan harus tersedia kamar
mandi. 
4) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi
dengan penahan bau (water seal)
5) Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung
dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya
6) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan
udara luar 
7) Toilet dan kamar mandi pria dan wanita harus terpisah
8) Toilet dan kamar mandi unit rawat inap dan karyawan harus
terpisah 
9) Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah dengan toilet
pengunjung 
10) Toilet pengunjung harus terletak ditempat yag mudah
terjangkau dan ada petunjuk arah. 
11) Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan 
12) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang
dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
13) Tersedia toilet pengunjung dengan perbandingan 1 toilet untuk
1-40 pengunjung wanita, 1 toilet untuk 1-60 pengunjung pria.
c) Fasilitas pembuangan sampah/limbah padat 
1) Tempat pengumpul sampah
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya 
 Mempunyai tutup yag mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan 
 Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau
setiap radius 10 meter dan setiap radius 20 meter pada ruang
tunggu terbuka 
 Setiap tempat pengumpul sampah harus dilapisi kantong
plastik sebagai pembungkus sampah dengan lambang dan
warna sebagai berikut: 
– Warna merah, untuk kategori radioaktif 
– Warna kuning, untuk kategori infeksius 
– Warga ungu, untuk citotoksis 
– Warna hitam, untuk umum 
 Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari
apabila 2/3 bagian telah terisi sampah 
 Khusus untuk tempat pengumpul sampah kategori infeksius
(plastik kuning) dan sampak citotoksis (plastik ungu) segera

9
dibersihkan dan didesinfeksi setelah dikosongkan, apabila
akan dipergunakan kembali
2) Tempat penampungan sampah sementara 
 Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak
permanen 
 Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
pengangkut sampah
 Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali
24 jam
3) Tempat pembuangan sampah akhir 
 Sampah radio aktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 
 Sampah infeksius dan citotoksis dimusnahkan melalui
incinerator pada suhu di atas 1000o C
 Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang dikelola oleh PEMDA, atau badan lain
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 
 Sampah farmasi dikembalikan kepada distributor, bila tidak
memungkinkan supaya dimusnahkan melalui incinerator
pada suhu di atas 1000o C
 Sampah bahan kimia berbahaya, bila mungkin dan ekonomis
supaya di daur ulang, bila tidak supaya pembuangannya
dikonsultasikan terlebih dahulu ke instansi yang berwenang
d) Fasilitas Pembuangan Limbah 
1) Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem
saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan
lancar 
2) Rumah Sakit harus memiliki unit pengelolaan limbah sendiri
atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di
sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum
ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah
perkotaan
3) Kualitas limnbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang ke
lingkungan harus memenuhi persyaratan Baku Mutu effluent
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e) Fasilitas pembuangan gas buagan (emisi)
1) Rumah sakit harus memiliki sarana pengendalian gas buangan
(emisi)
2) Gas buangan yang dibuang ke dalam lingkungan harus
memenuhi Baku Mutu Emisi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
f) Fasilitas pengendalian serangga dan tikus 
1) Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat
mencegah masuknya serangga atau tikus. 

10
2) Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat. 
3) Setiap sarana penampungan air harus bersih dan tertutup.
g) Fasilitas Sanitasi lainnya 
1) Harus tersedia tempat penampungan tinja, air seni, muntahan
dan lain-lain, (Spoelhok) yang terbuat dari logam tahan karat
pada setiap unit perawatan. 
2) Tersedia ruang khusus untuk penyimpanan perlengkapan
kebersihan pada setiap unit perawatan.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa
benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan
penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat
dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.Prinsip
umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko
kontaminasi dan trauma (injury).Jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi limbah
klinik, limbah patologi, limbah bukan klinik, limbah dapur, dan limbah
radiologi.Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun.Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah
limbah cair, limbah padat, limbah gas/udara dan limbah suara/getaran.AMDAL
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan di rumah sakit meliputi
lingkungan, ruangan dan bangunan, dan fasilitas sanitasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Myceck J Mary. (2002). “Farmakologi Ulasan Bergambar”. Jakarta : Widya


Medika.
 Olson, James. (2002). “Belajar Mudah Farmakologi”. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
 Santoso, Nindia. (2001). “Farmakologi Jilid 1”. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
 Tim Penyusun. (2009). “Penuntun Praktikum Farmakologi Toksikologi”.
Makassar : Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan.
  .

13

Anda mungkin juga menyukai