Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KETUA TIM

DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF

DESCRIPTION OF TEAM LEADER DUTY AND RESPONSIBILITY IN


INTENSIVE CARE UNIT

Erlin Kurnia, Vitaria Wahyu Astuti, Albert Eduard Hannako N. C.


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri (0354) 683470
(egan.erlin@gmail.com)

ABSTRAK

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah salah satu metode


pemberian pelayanan keperawatan profesional. Ketua Tim memiliki peran yang sangat
penting bagi pelaksanaan MAKP Tim dapat berjalan dengan baik. Tujuan penelitian ini
adalah menggambarkan tugas dan tanggung jawab dalam Ketua Tim di Instalasi
Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh perawat yang berperan sebagai Ketua Tim
di Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri dengan jumlah sampel sebesar
4 responden, dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan Check List
tugas dan tanggung jawab Ketua Tim dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim. Analisis data penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada 4 dari 9 tugas dan tanggung jawab ketua tim yang
terlaksana. Tugas dan tanggung jawab ketua tim belum melakukan tugas dan
tanggungjawabnya secara penuh karena Ketua Tim banyak yang melaksanakan tugas
anggota tim. Hal tersebut terjadi akibat kekurangan tenaga perawat dalam setiap shif
dinas.

Kata Kunci: Ketua Tim, tugas dan tanggung jawab, Instalasi Perawatan Intensif

ABSTRACT

Care Delivery Model is one of nursing service method in nursing care delivery.
Team Leader has a very important role for the implementation of Team Care Delivery
Model can run well. The objective of this research was to describe the duties and
responsibilities of team leader in Intensive Care Installation Kediri Baptist Hospital. The
research design was descriptive. The population was all Team Leader in Intensive Care
Installation of Kediri Baptist Hospital. Samples were 4 respondents taken by total
sampling technique. The Collecting data used Check List of the Team leader duties and
responsibilities in accordance to team care delivery model. Data analysis used frequency
distribution tables. The results showed that 4 of 9 duties and responsibilities of team
leader are performed well. Duties and responsibilities of team leader has not made the
full duties and responsibilities because they also done the duties and responsibilities as
another team members. This happens due to the shortage of nurses in each shif duty.

Keywords: Team Leader, duty and responsibility, Intensive Care Installation


Pendahuluan keperawatan adalah melakukan
manajemen keperawatan dengan harapan
adanya faktor kelola yang optimal
Keberhasilan pemberian asuhan mampu meningkatkan keefektifan
keperawatan yang optimal kepada pasien pembagian pelayanan keperawatan
ditentukan oleh pemilihan metode sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
pemberian asuhan keperawatan terhadap pelayanan keperawatan.
(Nursalam, 2014). Model Asuhan Ruangan atau bangsal sebagai salah satu
Keperawatan Profesional (MAKP) adalah unit terkecil pelayanan kesehatan
salah satu metode pelayanan keperawatan merupakan tempat yang memungkinkan
yang merupakan suatu sistem, struktur, bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan
proses dan nilai-nilai yang kiatnya secara optimal. Namun perlu
memungkinkan perawat profesional disadari, tanpa tanpa adanya tata kelola
mengatur pemberian asuhan keperawatan yang memadai, kemauan, dan
termasuk lingkungan untuk menopang kemampuan yang kuat, serta peran aktif
pemberian asuhan keperawatan. Instalasi dari semua pihak, maka pelayanan
Perawatan Intensif sebagai salah satu keperawatan profesional hanyalah akan
tempat pemberian pelayanan kesehatan, menjadi teori semata.
juga membutuhkan penerapan Model Pengenalan tugas dan fungsi
Asuhan Keperawatan Profesional perawat sesuai perannya dalam Model
(MAKP) yang tepat. Penggunan Model Asuhan Keperawatan Profesional sangat
Asuhan Keperawatan Profesional penting. Keberagaman kompetensi dalam
MAKP) pada Instalasi Perawatan Intensif metode tim membutuhkan pengalaman
semakin penting mengingat bahwa serta komunikasi yang efektif di antara
Instalasi Perawatan Intensif merupakan anggota tim (Ciofi, J. 2009). Penelitian
lingkungan yang dinamis, dengan pasien oleh Kementrian Kesehatan Republik
yang dalam kondisi kritis dan Indonesia dan World Health
mengancam jiwa. Kesesuaian antara Organization (WHO), menunjukan
kompetensi perawat dan kebutuhan bahwa 39,8% perawat di Indonesia masih
pasien akan semakin optimal jika melakukan tindakan non-keperawatan
dilandasi model pemberian Asuhan dan 47,4% perawat belum memiliki
Keperawatan yang tepat dan uraian tugas yang jelas (Kepmenkes 836,
dilaksanakan dengan baik. Instalasi 2005). Di Instalasi Perawatan Intensif
Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis Rumah Sakit Baptis Kediri terdapat 9
Kediri telah menerapkan MAKP Tim, tempat tidur dengan jumlah perawat
namun belum tepat dalam pelaksanaan. sebanyak 17 orang. Model Asuhan
Namun pelaksanaan tugas masing- Keperawatan Profesional (MAKP) yang
masing perawat belum sesuai dengan diterapkan di Instalasi Perawatan Intensif
tugas dan tanggung jawab yang telah Rumah Sakit Baptis Kediri adalah Model
ditetapkan sesuai peran masing-masing. Asuhan Keperawatan Profesional
Adanya tuntutan pengembangan (MAKP) Tim. Hasil penelitian pada
pelayanan kesehatan oleh masyarakat tahun 2014 didapatkan bahwa Kepala
umum, termasuk di dalamnya ruangan yang jabatan fungsionalnya
keperawatan, merupakan salah satu dipegang oleh Wakil Kepala Instalasi
faktor yang harus dicermati dan Perawatan Intensif, tetap menjalankan
diperhatikan oleh tenaga perawat, tugas dan tanggung jawabnya, namun
sehingga perawat mampu berkiprah juga melakukan pemberian asuhan
secara nyata dan diterima dalam keperawatan langsung kepada pasien
memberikan sumbangsih bagi (Purnamasari dkk, 2014). Hasil dari Pra
kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta Penelitian pada 6 perawat di Instalasi
kewenangan yang dimiliki. Salah satu Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis
strategi untuk mengoptimalkan peran dan Kediri, yaitu yang terdiri dari 4 anggota
fungsi perawat dalam pelayanan tim dan 2 ketua tim, dan yang diberikan
kuesioner tentang pelaksanaan Model terhadap klien maupun terhadap perawat,
Asuhan Keperawatan Profesional halini dapat menyebabkan pelayanan
(MAKP), didapatkan hasil bahwa 4 dari 6 yang diterima kurang bermutu,
perawat (66,7%), tidak dapat memperberat kondisi sakit klien karena
menyebutkan tugas dan fungsinya dalam pelayanan yang diperoleh tidak sesuai
Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan kebutuhan klien. Oleh karena itu
(MAKP) Tim dengan tepat di Instalasi untuk memberikan pelayanan
Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis keperawatan yang profesional sangat
Kediri. Ketidaktepatan penyebutan tugas dibutuhkan pengetahuan yang baik dari
dan fungsi perawat Instalasi Perawatan perawat. Pertimbangan Pemilihan Model
Intesif Rumah Sakit Baptis Kediri, Asuhan Keperawatan Profesional: sesuai
dialami baik oleh ketua tim maupun dengan visi dan misi Rumah Sakit, dapat
anggota tim di Instalasi Perawatan diterapkan prosedur keperawatan,
Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri. efisiensi dan efektif biaya, terpenuhinya
Diperlukan evaluasi pelaksanaan tugas kepuasan klien, keluarga dan masyarakat,
dan tanggung jawab dalam penerapan kepuasan kinerja perawat, terlaksananya
Model Asuhan Keperawatan Profesional komunikasi yang adekuat antara perawat
di Instalasi Perawatan Intesif Rumah dan tim kesehatan (Nursalam, 2014).
Sakit Baptis Kediri. Pilihan Model Asuhan Keperawatan yang
Instalasi Perawatan Intensif adalah tersedia adalah MAKP Tim, MAKP
ruang rawat di Rumah Sakit yang Primer, MAKP Kasus. Berdasarkan
dilengkapi dengan staf dan peralatan MAKP Tim, keefektifan pelaksanaan
khusus untuk merawat dan mengobati MAKP dapat dilihat dari masing-masing
pasien dengan perubahan fisiologi yang peran yang menjalankan tugas dan fungsi
cepat memburuk yang mempunyai mereka (Nursalam, 2014). Pelaksanaan
intensitas defek fisiologi satu organ tugas dan tanggung jawab dalam
ataupun mempengaruhi organ lainnya penerapan Model Asuhan Keperawatan
sehingga merupakan keadaan kritis yang Profesional (MAKP) yang tidak efektif
dapat menyebabkan kematian. Tuntutan akan menimbulkan ketimpangan
masyarakat dalam layanan kesehatan pemberian asuhan keperawatan.
yang prima harus dijawab salah satunya Masyarakat sebagai pengguna jasa
oleh perawat di Instalasi Perawatan pelayanan Rumah Sakit membutuhkan
Intensif. Kebutuhan suatu asuhan sistem pelayanan yang secara konsisten
keperawatan kepada pasien sangat dievaluasi (Marquis L, Carol J, 2012).
ditentukan oleh pemilihan metode Berdasarkan tekanan ekonomi dan
pemberian asuhan keperawatan sumber daya manusia saat ini, Rumah
profesional. Semakin meningkatnya Sakit perlu untuk mencari solusi yang
kebutuhan masyarakat akan pelayanan tepat dalam pengorganisasian dan model
keperawatan dan tuntutan perkembangan pemberian asuhan keperawatan
IPTEK, maka metode sistem asuhan (Chiarella,2007). Top manager memiliki
pemeberian asuhan keperawatan harus peran besar dalam mempengaruhi dan
efektif efisien. Model Asuhan mepertimbangkan filosofi serta sumber-
Keperawatan Profesional (MAKP) sumber yang diperlukan untuk
sebagai salah satu metode pelayanan terselengaranya sistem yang efektif.
keperawatan yang merupakan suatu Midle Manager pada umumnya memiliki
sistem, struktur, proses dan nilai-nilai peran besar dalam pengorganisasian pada
yang memungkinkan perawat profesional fase pelaksanaan suatu sistem di tingkat
mengatur pemberian asuhan keperawatan unit atau departemen. Lower Manager
termasuk lingkungan untuk menopang berperan dalam pelaksanaan suatu sistem
pemberian asuhan tersebut, membantu sehingga sistem tersebut dalam
perawat dalam menjawab tuntutan diimplementasikan dengan baik (Marquis
tersebut. Pengetahuan yang kurang akan L, Carol J, 2012). Instalasi Perawatan
memberikan dampak yang negatif Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri yang
menerapkan Model Asuhan Keperawatan Metodologi Penelitian
Profesional (MAKP) Tim, membutuhkan
suatu evaluasi dalam pelaksanaannya.
Evaluasi pelaksanaan Model Asuhan Desain penelitian ini adalah
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim deskriptif untuk menggambarkan
dilakukan dalam rangka melihat pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
gambaran fenomena yang terjadi dalam Ketua Tim dalam penerapan Model
suatu ruangan. Kefektifan dalam Asuhan Keperawatan Profesional
pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim di Instalasi Perawatan
Profesional dilihat dari personil – Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri.
personil tim dalam melakukan tugas dan Populasi dalam penelitian ini adalah
fungsinya. Temuan yang diperoleh baik seluruh Ketua Tim di Instalasi Perawatan
yang bersifat positif maupun negatif Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri
menjadi dasar evaluasi pelayanan di sebanyak 4 orang perawat. Teknik
suatu ruangan. Peran Ketua Tim sangat sampling yang digunakan adalah total
penting dalam MAKP Tim supaya dapat sampling, dimana seluruh populasi
berjalan dengan lancer. Berdasar kajian menjadi sampel penelitian. Penelitian ini
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menggunakan variabel tunggal yaitudan
mendeskripsikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Ketua Tim dalam
tanggung jawab Ketua Tim dalam penerapan Model Asuhan Keperawatan
pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional MAKP) Tim. pelaksanaan
Profesional (MAKP) Tim di Instalasi tugas Instrumen penelitian yang
Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis digunakan adalah lembar Check List
Kediri. tugas dan tanggung Jawab Ketua Tim.

Hasil penelitian

Tabel 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim dalam Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim di Instalasi Perawatan Intensif Rumah
Sakit Baptis Kediri pada Tanggal 20 April – 20 Mei 2015 (n = 4)
Tugas dan Tanggung Jawab Jumlah Persentase (%)
Membuat perencanaan 2 50
Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi 2 50
Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai 4 100
tingkat kebutuhan pasien
Mengembangkan kemampuan anggota 3 75
Menyelenggarakan konferensi 2 50
Mengkaji setiap pasien dan menerapkan tindakan keperawatan 4 100
yang tepat
Mengkoordinasikan rencana keperawatan yang tepat waktu, 3 75
membimbing anggota tim untuk mencatat tindak kepemimpinan
yang telah dilakukan
Menyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien 4 100
terhadap tindakan keperawatan tercatat
Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung 4 100
atau anggota tim

Berdasarkan tabel 1 mayoritas dengan persentase 100%. Sedangkan


tugas dan tanggung jawab ketua tim paling sedikit responden tidak membuat
dalam Model Asuhan Keperawatan perencanaan, membuat penugasan,
Profesional (MAKP) Tim terlaksana supervisi, dan evaluasi, serta
seluruhnya yaitu sebanyak 4 kegiatan menyelenggarakan konferensi.
Pembahasan tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Menurut Kron
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung & Gray (1987) dalam Nursalam (2014),
Ketua Tim dalam Model Asuhan pelaksanaan model tim harus berdasarkan
Keperawatan Profesional (MAKP) konsep bahwa Ketua tim sebagai perawat
Tim profesional harus mampu menggunakan
tehnik kepemimpinan, komunikasi yang
efektif penting agar kontinuitas rencana
Hasil penelitian menunjukan keperawatan terjamin, anggota tim
bahwa secara keseluruhan, ketua tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
memiliki sembilan tugas dan tanggung Model Asuhan Keperawatan
jawab dalam Model Asuhan Profesional adalah sebagai suatu sistem
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim. (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
Empat dari sembilan (44%) tugas dan memungkinkan perawat profesional
tanggung jawab telah dilakukan oleh mengatur pemberian asuhan keperawatan
semua Ketua Tim (100%), yaitu termasuk lingkungan untuk menopang
mengenal / mengetahui kondisi pasien pemberian asuhan tersebut. Model
dan dapat menilai tingkat kebutuhan Asuhan Keperawatan Profesional
pasien, mengkaji setiap pasien dan (MAKP) Tim membutuhkan komunikasi
menerapkan tindakan keperawatan yang yang efektif antar masing – masing
tepat, menyakinkan semua hasil evaluasi peran. Syarat mutlak untuk
berupa respon klien terhadap tindakan mengkoordinasikan antar anggota tim,
keperawatan tercatat, serta menilai anggota tim dengan ketua tim, antar
kemajuan semua klien dari hasil ketua tim, ketua tim dengan kepala ruang
pengamatan langsung atau anggota tim. adalah komunikasi. Komunikasi dalam
Dua dari sembilan (22%) tugas dan Model Asuhan Keperawatan Profesional
tanggung jawab telah dilakukan oleh tiga (MAKP) Tim, dilakukan baik secara
ketua tim (50%), yaitu mengembangkan langsung maupun tidak langsung. Ketua
kemampuan anggota serta tim sebagai Middle Manager berperan
mengkoordinasikan rencana keperawatan langsung dalam terlaksananya
yang tepat waktu, membimbing anggota komunikasi dalam tim. Ketua tim
tim untuk mencatat tindak kepemimpinan dituntut untuk memiliki kemampuan
yang telah dilakukan. Tiga dari sembilan komunikasi, organisasi, manajemen, dan
(33%) tugas dan tanggung jawab telah kepemimpinan yang baik (Marquis L,
dilakukan oleh dua ketua tim (50%), Carol J, 2012). Syarat kualifikasi
yaitu menyelenggarakan konferensi, minimal dari ketua tim untuk perawatan
mengembangkan kemampuan anggota, intensif adalah lulusan minimal DIII
serta membimbing anggota tim untuk keperawatan dengan pengalaman kerja
mencatat tindak kepemimpinan yang selama 10 – 23 tahun dengan kompetensi
telah dilakukan. PPGD dan ICU. Salah satu bentuk
Metode tim merupakan suatu pelaksanaan pengkoordinasian dalam
metode pemberian asuhan keperawatan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dimana seorang perawat profesional (MAKP) Tim adalah melalui konferensi
memimpin sekelompok tenaga yang menjadi tanggung jawab Ketua
keperawatan dalam memberikan asuhan Tim. Komunikasi antar anggota tim
keperawatan kelompok klien melalui terbentuk terutama melalui konferensi.
upaya kooperatif dan kolaboratif. Model Proses komunikasi efektif harus
tim didasarkan pada keyakinan bahwa dilaksanakan untuk memastikan adanya
setiap anggota kelompok mempunyai kesinambungan asuhan keperawatan
kontribusi dalam merencanakan dan yang diberikan dalam rangka memenuhi
memberikan asuhan keperawatan kebutuhan pasien secara individual dan
sehingga timbul motivasi dan rasa membantunya dalam mengatasi masalah.
Proses komunikasi harus dilakukan evaluasi dan menyelengarakan konfrensi,
secara terbuka dan aktif melalui laporan, yaitu masing–masing 2 responden
pre conference atau post conference atau dengan persentase 50%. Jumlah rasio
pembahasan dalam penugasan, ideal perawat dan pasien perawatan
pembahasan dalam merencanakan dan intensif sekunder adalah 1:1 atau 1:2.
menuliskan asuhan keperawatan dan Sesuai dengan rasio tersebut, jumlah
mengevaluasi hasil yang telah dicapai. perawat yang dibutuhkan minimal 3
Pada pelaksanaannya, konferensi orang ditambah 1 ketua tim. Ketua tim
membutuhkan waktu yang membuat memiliki 9 tugas dan tanggung jawab.
konfrensi sulit untuk dilakukan dalam Uraian tugas dan tanggung jawab yang
Model Asuhan Keperawatan profesional tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan
(MAKP) Tim (Nursalam, 2014). Instalasi Perawatan Intensif ini berbeda
Supervisi adalah proses langsung teori rujukan, dimana ketua tim hanya
dalam mengawasi pekerjaan atau prestasi memiliki 5 tugas dan tanggung jawab.
pekerja yang dalam hal ini adalah Tugas dan tanggung jawab ketua tim
perawat yang berperan dalam anggota yang tercantum di dalam Pedoman
tim. Supervisi termasuk melakukan Pelaksanaan Instalasi Perawatan Intensif
pengecekan secara keseluruhan pada menunjukan bahwa terdapat kesamaan
individu apakah tugas yang menjadi tugas antara ketua tim dan kepala ruang
tanggung jawabnya terlaksana dengan serta ketua tim dan anggota tim. Batas
baik (Whitehead, Diane K, 2007). Proses tugas dan tanggung jawab ketua tim
supervisi diawali dengan membuat dalam Pedoman Pelaksanaan Instalasi
perencanaan supervisi. Perencanaan Perawatan Intensif yang tidak jelas,
supervisi meliputi apa dan siapa yang seperti dalam hal perencanaan,
harus disupervisi, kapan supervisi menyebabkan ketua tim sulit untuk
dilakukan, dan bantuan apa yang dapat mengenali tugas dan tanggung jawabnya.
diberikan selama supervisi. Salah satu Proses perencanaan yang juga merupakan
syarat supervisi yang baik adalah tugas kepala ruang juga dimiliki oleh
supervisi tidak dilakukan dengan tergesa ketua tim. Penjelasan spesifik tentang
– gesa, dan secara sabar berupaya untuk perbedaan kedua tugas yang sedikit
dapat meningkatkan pengetahuan, membuat ketua tim dan kepala ruang
keterampilan, dan sikap personel yang saling tumpang tindih dalam
disupervisi. Supervisi juga sebaiknya melaksanakan tugas pengorganisasian.
tidak dilakukan hanya sekali dan harus Tugas dan tanggungjawab ketua
dilakukan pada frekuensi yang berbeda. tim juga saling tumpang tindih dengan
Secara keseluruhan, ketua tim memiliki anggota tim. Tugas dan tanggung jawab
lima tugas dan tanggung jawab yaitu ketua tim yang saling tumpang tindih
membuat perencanaan, membuat dengan anggota tim adalah mengkaji,
penugasan, supervisi, dan evaluasi, menerapkan dan membuat evaluasi
mengenal atau mengetahui kondisi pasien asuhan keperawatan. Hal ini membuat
dan dapat menilai tingkat kebutuhan ketua tim juga melaksanakan tugas dan
pasien, mengembangkan kemampuan tanggung jawab yang seharusnya menjadi
anggota, serta menyelenggarakan tugas anggota tim, karena hal tersebut
konferensi (Nursalam, 2014). tercantum di dalam Pedoman
Ketua tim dalam menjalankan Pelaksanaan Instalasi Perawatan Intensif.
tugas dan tanggung jawab dalam Model Selain itu, jumlah perawat yang tidak
Asuhan Keperawatan Profesional sesuai dengan perhitungan jumlah ideal
(MAKP) Tim, ketua tim paling sedikit perawat perawatan intensif membuat
melaksanakan tugas dan tanggung waktu ketua tim mayoritas dihabiskan
jawabnya dalam Model Asuhan untuk melakukan dokumentasi
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim keperawatan dan melakukan tindakan
yaitu dalam hal membuat perencanaan, keperawatan langsung kepada pasien,
membuat penugasan, supervisi dan yang mana merupakan tugas anggota tim.
Tugas dan tanggung jawab ketua tim evaluasi adalah waktu pelaksanaan.
yang saling tumpang tindih dengan Perbandingan jumlah perawat dengan
anggota tim juga mengakibatkan tugas pasien yang tidak sesuai akan
utama ketua tim tidak terlaksana. Ketua menyebabkan waktu perawat mayoritas
tim yang berdinas setiap shift dilakukan untuk melakukan asuhan
mendapatkan beban perawatan pasien keperawatan. Tugas dan tanggung jawab
dengan jumlah yang sama dengan jumlah dari ketua tim yang belum optimal juga
pasien yang diberikan pada anggota tim dapat disebabkan oleh tingkat
yang lain. Hal tersebut tentunya akan pendidikan. Tingkat pendidikan semua
mempengaruhi tugas atau tanggung ketua tim adalah DIII keperawatan,
jawab lain yang dimiliki ketua tim. Tugas walaupun hal ini tidak menyalahi
ketua tim yang terutama terkait dengan ketentuan kompetensi ketua tim, namun
perencanaan asuhan keperawatan dan pendidikan DIII keperawatan merupakan
evaluasinya tidak terlaksana dengan baik. syarat minimal, sehingga dalam
Berdasarkan observasi peneliti terhadap pelaksanaan tugasnya hanya berdasarkan
dokumentasi asuhan keperawatan sebuah pengalaman karena untuk
didapatkan bahwa hanya ada satu pengetahuan secara teori belum mereka
diagnosis keperawatan yang dibuat dapatkan. Walaupun di sisi lain ketua tim
rencana asuhan dan dievaluasi mulai dari mayoritas memiliki pengalaman kerja di
awal pasien masuk sampai keluar. Instalasi Perawatan Intensif 3 - 9 tahun.
Rencana asuhan tersebut jarang ditinjau Hal ini tidak sesuai dengan Pedoman
ulang maupun direvisi sesuai Pelaksanaan Instalasi Perawatan Intensif
perkembangan kondisi pasien. Rumah Sakit Baptis Kediri, dimana ketua
Berdasarkan observasi dan tim harus telah memiliki pengalaman 10
wawancara, pelaksanaan tugas dalam – 23 tahun. Pengalaman kerja ketua tim
MAKP Tim yang sebelumnya yang tidak sesuai dengan ketentuan
dilaksanakan di ruang rawat inap memungkinkan ketua tim memiliki
seringkali tumpang tindih. Tugas ketua pengetahuan yang kurang juga.
tim yang terutama terkait dengan Kompetensi yang dimiliki oleh ketua tim
perencanaan asuhan keperawatan dan juga memepngaruhi kinerja serta
evaluasinya tidak terlaksana dengan baik. kemampuan untuk melaksanakan tugas
Begitu pula tugas kepala ruang seringkali dan tanggung jawabnya.
tumpang tindih dengan ketua tim.
Terutama apabila kepala ruang dinas
bersama dengan ketua tim, maka kepala Kesimpulan
ruang seringkali melakukan tugas sebagai
ketua tim sedangkan ketua tim
melaksanakan tugas sebagai perawat Berdasarkan dari hasil penelitian
pelaksana. Penempatan perawat yang yang dilakukan pada 16 responden
sesuai beserta uraian tugas yang jelas tanggal 20 April 2015 – 20 Mei 2015 di
pada tiap jabatan yang diperlukan akan Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit
menyebabkan tugas yang dilaksanakan Baptis Kediri dapat diambil kesimpulan
dapat berjalan dengan baik, tidak terjadi bahwa Ketua tim melaksanakan tugas
duplikasi tugas, tugas yang dilaksanakan dan tanggung jawab dalam Model
setiap perawat sesuai dengan uraiantugas Asuhan Keperawatan Profesional
yang telah ditetapkan. (MAKP) Tim dengan kurang baik.
Tugas lain yang tidak terlaksana
adalah penyelenggaraan konferensi, dan
supervisi yang merupakan tugas dan Saran
tanggung jawab ketua tim dalam Model
Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim. Hal ini disebabkan karena Rumah sakit diharapkan untuk
syarat dilakukannya supervisi dan dapat meningkatkan kualitas manajemen
pelayanan di Instalasi Perawatan Intensif Purnamasari Kelvin, dkk. (2014).
terutama dalam memenuhi jumlah ideal Laporan Deseminasi Akhir Praktik
tenaga perawat sesuai standar perawatan Profesi Ners Praktika Senior
intensif, demi berjalannya Model Asuhan Keperawatan Kritis Di Instalasi
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Perawatan Intensif Rumah Sakit
yang murni. Kompetensi perawat juga Baptis Kediri. Tidak
harus ditingkatkan untuk memenuhi dipublikasikan.
standar ideal sebagai ruang perawatan Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan
intensif sekunder. Ruang Perawatan Dokumentasi Asuhan
Intensif diharapkan dapat melakukan Keperawatan. Teori dan Praktik.
manajemen ketenagakerjaan, serta Yogyakarta. Graha Ilmu.
membuat rincian tugas dan tanggung Whitehead, Diane K., Sally A Weis, Dkk.
jawab perawat dalam Model Asuhan (2010). Essential of Nursing
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim, Leadership and Management Fifth
sehingga menghindari biasnya tugas dan Edition. F. A. Dawis Company.
tanggung jawab masing – masing peran Philadelpia.
_____________. (2013) Pedoman
Pelaksanaan Instalasi Perawatan
Daftar Pustaka Intensif Rumah Sakit Baptis
Kediri. Kediri
_____________. (2005) Keputusan
Rebecca, Jones Patronis. (2007). Nursing Menteri Kesehatan RI No 836
Leadership and Management. Tentang Pedoman Pengembangan
Theories, Process, Practice. Kinerja Perawat dan Bidan.
Philadelphia. F. A. Davis Jakarta
Company

Chiarella. (2007). Redesigning Model of


Patient Care Delivery and
Organisation: Building Collegial
Generosity in Response to
Workplace Challange. Sidney:
Australian Health Review.
Ciofi, J., & Ferguson, L. (2009). Team
nursing in acute care settings:
Nurses’ experiences. eContent
Management Pty Ltd.
Contemporary Nurse, 2-13.
Direktorat Keperawatan dan Keteknisan
Medik. (2006) Standar Pelayanan
Keperawatan di ICU. Jakarta
Marquis, B., & Huston, C. ( 2012 ).
Leadership Role and Management
Fungtion in Nursing. Concept and
Theory. 7th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam. (2014). Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai