ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS
Disusun Oleh :
Pembimbing:
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS
Disusun Oleh :
Mentari Puspitasari Ardiani
1913020047
Pembimbing:
i
2020
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Anatomi, Fisiologi, dan Histologi..................................................................3
2.3 Etiologi...........................................................................................................5
2.4 Patologi dan Patogenesis................................................................................5
2.5 Gambaran Klinis.............................................................................................7
2.6 Diagnosis......................................................................................................10
2.7 Penatalaksanaan............................................................................................13
2.8 Pencegahan...................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
KESIMPULAN......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kematian Bayi kurang bulan dengan berat lahir sangat rendah lebih tinggi di
Taiwan dari Amerika karena NEC.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Enterokolitis nekrotikan adalah penyakit gastrointestinal yang didapat
yang paling sering terjadi di antara bayi baru lahir yang sakit dan merupakan
kedaruratan bedah yang paling sering terjadi di antara bayi baru lahir. Terjadi
Inflamasi dan nekrosis menyebar atau dalam satu bidang pada lapisan mukosa
dan submukosa usus.1
3
usus oleh enterosit (sel epitel permukaan) mudah dipindahkan ke sistem
sirkulasi. Dengan mikroskop elektron, setiap enterosit memperlihatkan
banyak mikrovilus, yaitu evaginasi membran plasma yang semakin
meningkatkan luas permukaan penyerapan. Mikrovilus membentuk brush
border yang menghadap kelumen usus.6
Kriptus Liberkhun di antara vilus-vilus adalah tempat proliferasi sel. Di
kriptus terdapat suatu sel punca multipoten yang belum teridentifikasi
yang berfungsi sebagai prognitor untuk empat tipe sel matur divilus: sel
goblet, yang mengeluarkan mukus ke dalam lumen saluran cerna, sel
entero endokrin yang mengeluarkan hormon ke dalam darah dan sel
panerth yang menghasilkan berbagai peptida antimikroba dan faktor
pertumbuhan. Usus halus adalah tempat utama untuk penyerapan nutrien.
Antara lain karbohidrat yang terutama terdapat dalam diet sebagai
polisakarida dan disakarida, harus dicerna menjadi monosakarida untuk
diserap. Protein yang masuk ke dalam usus berasal dari diet dan juga dari
sel yang terlepas dari mukosa. Sebagian besar pencernaan protein terjadi di
lumen duodenum dan jejenum oleh kerja sebagai protease pankreas yang
menghasilkan oligopeptida kecil dan asam amino bebas. Adapun lapisan
usus halus adalah otot longitudinal muskularis externa, otot sirkular
muscularis externa, submukosa, muscularis mukosa, kriptus liberkhun,
lamina propria, Kriptus terdiri atas sel adbsorbtif, sel goblet, sel endokrin
enterik, sel punca, dan sel paneth.6
Usus besar
Kolon berperan dalam penyerapan air dan elektrolit, sekresi
mukus, pembentukan, pengeluaran, dan penyimpanan zat yang tidak
diserap (tinja). Kolon juga rumah bagi flora mikroba usus. Permukaan
kolon terdiri atas epitel kolumnar tanpa vilus dan hanya sedikit lipatan
kecuali direktim distal. Epitel memiliki mikrovilus yang pendek dan
ireguler. Terdapat banyak kelenjar yang mengandung sel goblet, sel
endokrin, dan sel adbsorbtif. Pencernaan dikolon terjadi akibat
konsekuensi kerja mikroflora kolon. Penyerapan cairan dan elektrolit telah
banyak diteliti dan merupakan fungsi utama kolon. Produk sekresi kolon
4
adalah musin. Suatu konjugat glikoprotein yang kompleks berfungsi
melumasi dan melindungi kolon.6
2.3 Etiologi
Etiologi NEC hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini
erat kaitannya dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan
faktor makanan. Iskemik menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna,
sehingga rentan pada invasi bakteri. NEC jarang terjadi sebelum tindakan
pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI.
Bagaimananapun sekali pemberian makanan dimulai, hal itu cukup untuk
menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat menembus dinding saluran cerna
yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. Gas tersebut bisa berkumpul
dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis) atau memasuki vena
portal.1
NEC sering dihubungkan dengan dengan faktor resiko spesifik, antara
lain: pemberian susu formula, asfiksia, Intrauterine Growth Restriction
(IUGR), polisitemia / hiperviskositas, pemasangan kateter umbilikal,
gastroskisis, penyakit jantung bawaan, dan mielomeningokel. NEC bisa
timbul sebagai kumpulan penyakit atau penyakit dominan di NICU. Beberapa
kumpulan tampaknya berhubungan dengan organisme spesifik (misalnya
Klebsiella, Escherichia coli, Staphylococcus koagulase-negatif), tetapi sering
kuman patogen spesifik tidak diketahui.7
5
mekanisme patologis utama yang dikombinasikan untuk menciptakan suatu
kondisi penyakit yang dimaksud :
6
2.5 Gambaran Klinis
Bayi dengan NEC mempunyai variasi gejala klinis dan onset bisa
secara tersembunyi maupun tiba-tiba. Onset NEC biasanya muncul pada usia
kurang dari 3 minggu pertama. Hal ini lebih sering terjadi pada bayi prematur
yang paling kecil. Penyebabnya belum diketahui, tetapi cedera hipoksia pada
dinding usus mungkin berhubungan dengan septikemia, serangan apnue, dan
kolonisasi usus oleh organisme tertentu mungkin merupakan faktor presipitat.2
Penyakit ini dicirikan oleh suatu rentang tanda dan gejala yang luas
yang mencerminkan keparahan, komplikasi, dan mortalitas penyakit. Secara
khas, NEC yang dicurigai derajat I terdiri atas temuan klinik yang tidak
spesifik dan dapat menyerupai kondisi yang biasa lainnya pada bayi prematur
temuan klinis antara lain:3
1. Ketidakstabilan Suhu
2. Letargi
3. apnue dan bradikardi
4. Hipoglikemia
5. Perfusi perifer buruk
7. Intoleransi makan
8. Emesis
9. Distensi Abdomen ringan
10. Peningkatan residu gaster prapemberian makan melalui selang
NEC pasti derajat II terdiri atas temuan klinis non spesifik yang telah
disebutkan ditambah:
1. Distensi abdomen berat
2. Nyeri tekan abdomen
3. Feses berdarah
4. Lengkung pada usus teraba
5. Edema dinding abdomen
6. Bunyi usus yang mungkin menurun
7
NEC lanjut derajat III terjadi bila sakit akut. Tanda-tanda dan gejala
yang berkaitan meliputi
1. Kemunduran tanda-tanda vital
2. Adanya bukti syok septik
3. Edema dan eritema dinding abdomen
4. Massa Kuadran kanan bawah
5. Asidosis (metabolik dan/respiratorik)
Komplikasi
1. Komplikasi segera meliputi
Sepsis
Gagal nafas
Gagal ginjal
Syok
Anemis
Trombositopenia
Perforasi
2. Komplikasi jangka panjang
Striktur
Syndrome usus pendek
Malabsorbsi
Gagal tumbuh kembang
Fistula enterokolitis
Sekuele neurodevelopmental
8
Kriteria Bell’s menurut Gomella:8
1. Stadium 1 (suspek NEC)
Kelainan Sistemik
Andanya tidak spesifik, termasuk apnu, bradikardia, letargi dan
suhu tidak stabil.
Kelainan Abdominal
Termasuk intoleransi makanan, rekuren residual lambung, dan
distensi abdominal.
Kelainan Radiologik
Gambaran radiologi bisa normal atau tidak spesifik.
2. Stadium 2 (terbukti NEC)
Kelainan Sistemik
Seperti stadium 1 ditambah dengan nyeri tekan abdominal dan
trombositopenia.
Kelainan Abdominal
Distensi abdominal yang menetap, nyeri tekan, edema dinding
usus, bising usus hilang dan perdarahan per rektal.
Kelainan Radiologik
Gambaran radiologi yang sering adalah pneumatosis intestinal
dengan atau tanpa udara vena porta atau asites.
3. Stadium 3 (NEC lanjut)
Kelainan Sistemik
Termasuk asidosis respiratorik dan asidosis metabolik, gagal nafas,
hipotensi, penurunan jumlah urin, neutropenia dan disseminated
intravascular coagulation (DIC).
Kelainan Abdominal
Distensi abdomen dengan edema, indurasi dan diskolorasi.
Kelainan Radiologik
Gambaran yang sering dijumpai adalah (udara bebas dalam rongga
peritoneal sekunder terhadap perforasi).
9
2.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik : intoleransi makanan, Peningkatan residu lambung,
Perut kembung, Hematochezia, Perubahan warna dinding perut, massa perut.
Pemeriksaan laboratorium yang menggambarkan tanda-tanda sepsis :1,2,3
Leukopenia (hitung sel darah putih total di bawah 6000/mm3)
Trombositopenia (hitung trombosit dibawah 50.000/mm3)
Ketidakseimbangan elektrolit. Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan
hipernatremia serta hiperkalemia sering terjadi.
Analisa gas darah apakah terjadi Asidosis (metabolik dan atau respiratorik)
Kultur Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya
diperiksa untuk kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang
patogen.
Sistem koagulasi. Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan
screening koagulopati lebih lanjut harus dilakukan. Prothrombin Time
memanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan
fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan indikasi
terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC).
Temuan radiologis merupakan dasar untuk mengonfirmasi diagnosis
NEC. Radiografi standar anteroposterior dan dekubitus lateral kiri dapat
menunjukkan tanda tanda berikut:4,5
Distensi Fokal atau gas nonspesifik pada lengkung usus
Penebalan dinding usus dari adanya edema
Pnematosis intestinal (gelembung udara pada dinding usus)
Lengkung usus yang berdilatasi
Udara vena porta
Pnemoperitonium (udara abdomen bebas)
10
Gambar 1:Gambaran radiologi supine pada
abdomen neonatus yang menunjukkan pola
udara usus yang normal10
11
Gambar 5: (a) Gambaran radiologi foto polos abdomen supine
tampak gelembung kecil udara vena porta yang diproyeksikan di atas
hepar (tanda panah). (b) Gambaran radiologi posisi lateral cross–
2.7 Penatalaksanaan
table diambil segera setelah gambar a menunjukkan bahwa udara
vena porta (tanda panah) tampak lebih tergambar pada hepar dengan
Penatalaksanaan medis didasarkan foto ini.10 pada tiga prinsip umum yaitu
mengistirahatkan usus mencegah berlanjutnya cedera, mengoreksi atau
memodifikasi respon sistemik.3
2.8 Pencegahan
Enterokolitis nekrotikan merupakan ancaman serius pada bayi
khusunya prematur. Penelitian prospekti terhadap bayi berat lahir rendah di
India dengan menggunakan ASI donor dari manusia, didapatkan kejadian
infeksi lebih sedikit secara bermakna dan tidak terdapat infeksi berat pada
kelompok yang diberi ASI manusia, sedangkan bayi pada kelompok yang
tidak mendapat ASI (kontrol) banyak mengalami diare, pneumonia, sepsis dan
meningitis.1
Mencegah prematuritas, pemberian antibiotic enteral dan
penggunaan cairan perenteral secara bijak, pemberian IgG dan IgM
enteral, penundaan atau melambatkan pemberian makanan pendampinng
12
ASI, pemberian ASI dan penggunaan prebiotik dapat menjadi pendekatan
yang paling baik dalam mencegah Enterokolitis Nekrotikan. 1
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15