Anda di halaman 1dari 28

Ruptur Tendon

Ekstensor Digiti
III Manus
Sinistra
Zidnil Ula
1913020059

dr. Esdianto Setiawan, M.Si, Sp.B


LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
● Nama : Tn.M
● Umur : 42 tahun
● Jenis Kelamin : Laki-Laki
● Alamat : Kumpulrejo, RT.02 RW.02 Candirejo.
Kec.Tuntang. Kab.Semarang
● Masuk RS : 05 Januari 2021
Anamnesis
Keluhan Utama
• Jari tengah kiri tidak dapat diangkat

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


• Pasien datang ke Poli RSUD Salatiga untuk kontrol jahitan pada jari tengah kiri. Saat dilakukan
pemeriksaan, pasien tidak dapat mengangkat jari tengahnya. Sebelumnya pada tanggal 23
Desember 2020, pasien datang ke IGD dikarenakan jari tengahnya terkena pisau rumput, dan
dilakukan penjahitan.

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


• Riwayat keluhan serupa disangkal. Riwayat Hipertensi, DM, dan alergi disangkal. Riwayat
operasi sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat keluhan serupa disangkal. Riwayat Hipertensi, DM, dan alergi disangkal.

Riwayat Soasial Ekonomi


• Pasien berobat dengan BPJS Kelas III
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum Tampak Sakit Sedang
Cor 
Kesadaran Compos Mentis (GCS : E4V5M6)
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
IGD Bangsal Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V midclavicularis sinistra
TD : 125/76 mmHg TD : 120/70 mmHg Jantung tidak membesar, batas paru-jantung dalam
Perkusi
batas normal
Nadi : 79 x/menit Nadi : 80 x/menit.
Vital Signs / Tanda- Suara S1 dan S2 terdengar regular dan tidak ada
Auskultasi
Tanda Vital Respirasi : 20 x/menit Respirasi : 20 x/menit bising ataupun suara tambahan jantung
Abdomen 
Suhu : 36,5 0C Suhu : 36,50C Inspeksi Bentuk cembung (+), spider nevi (-), striae (-), jejas
(-), penonjolan (-)
SpO2: 97 % SpO2: 99%
Auskultasi Bising usus (+) normal
Kepala dan Leher Palpasi Nyeri tekan di regio inguinal dextra. Mc Burney (-),
Inspeksi Normocephal, Conjungtiva anemis (-/-), Sklera hepar & lien (tidak teraba), massa (-), undulasi (-),
Ikterik (-/-), bibir pucat (-), sianosis (-) nyeri ketok costovertebrae dextra et sinistra(-).
Palpasi Pembesaran Limfonodi (-), Trakea teraba di garis Perkusi Timpani diseluruh lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
tengah. Ekstremitas 
Thorax   Inspeksi Edema (-/-/-/-)
Pulmo   Sianosis (-/-/-/-)
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk, Palpasi Akral hangat (+/+/+/+)
retraksi (-)
Palpasi Ketertinggalan gerak (-) dan vokal fremitus tidak CRT <2 detik
ada peningkatan maupun penurunan Genitalia 
Perkusi Sonor dikedua lapang paru Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi Suara vesikular dasar (SDV) : +/+ Rectal Toucher Tidak dilakukan pemeriksaan
Suara ronkhi : -/-
Wheezing : -/-
STATUS LOKALIS : Regio Dorsum Manus Sinistra

Luka terbuka kotor (+) pada region manus sinistra dengan ukuran
Look 3x1cm, bentuk dan batas luka teratur, dasar luka tendon,
perdarahan aktif (+).

Feel Nyeri tekan (+), CRT<2 detik, sensorik (+) normal

ROM aktif dan pasif tidak bisa digerakkan pada digiti III manus
Move
sinistra
Diagnosis Awal
Rupture Tendon Ekstensor Digiti III Manus Sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Tanggal 04 Januari 2021 Hitung Jenis

Satuan Eosinofil% 2.7 2-4  


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Basofil% 0.4 0-1  
Hematologi
Limfosit% 25.9 25 – 60 %
Leukosit 9.49 4.5 – 11.50 ribu/ul  
Monosit% 8.4 2-8
juta/ul Neutrofil% 62.6 50-70  
Eritrosit 5.29 3.8 – 5.80
Eosinofil 0.25   10^3/uL
gr/dL
Hemoglobin 16.2 11.5 – 16.5
Basofil 0.04   10^3/uL
vol%
Hematokrit 45.7 40 - 52 NLR 2.41 <3.13  
Fl ALC 2460 >1500 /uL
MCV 86.4 80 – 96
Kimia      
Pg
MCH 30.7 28 – 33
GDS 98 <140 Mg/dl
gr/dL
MCHC 35.5 33 – 36 Imunoserologi   
ribu/ul HbsAg Non reaktif Non reaktif  
Trombosit 336 150 – 450
Radiologi Dorsum Manus Sinistra 23 Desember 2020

Kesan :
● Tak tampak fraktur maupun dislokasi
manus sinistra
● Tak tampah kelainan manus sinitra
Diagnosis Akhir
Rupture Tendon Ekstensor Digiti III Manus Sinistra
Penatalaksanaan
Pada tanggal 05 Januari 2021
● Infus RL 20 tpm
● Injeksi ceftriaxon 2x1
● Injeksi ketorocal 3x1 ampul
● Pro OP
Pada tanggal 06 Januari 2021
● Infus RL 20 tpm
● Injeksi ceftriaxon 2x1
● Injeksi ketorocal 3x1 ampul
● BLPL
Tinjauan Pustaka
Definisi Tendon
Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot

rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga

memungkinkan untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan bergerak dalam

banyak cara.
Anatomi Tendon Ekstensor
Zona Tendon Ekstensor
Zona 1 Terletak pada sendi DIP
Zona 2 Terletak di phalang medial
Zona 3 Terletak di sendi PIP
Zona 4 Terletak pada falang proksimal
Zona 5 Terletak di atas sendi MCP.
Zona 6 Terletak di atas metakarpal.
Zona 7 Terletak pada sendi pergelangan tangan. Dan
dibagi dalam 6 compartments.

Zona 8 Merupakan perbatasan otot dan tendon


ekstensor.
Zona 9 Zona 9 Seluruhnya terdapat di dalam separuh
proksimal otot.

Ibu jari diklasifikasikan secara berbeda, dengan TI


melibatkan sendi interphalangeal, TII proksimal phalanx, TII
MCP joint, TIV the metacarpal, dan TV carpus
Fungsi Tendon
Tendon berfungsi sebagai kekuatan untuk tarikan otot ke tulang. Kontraksi otot
menarik tendon, kemudian tulang, sehingga terjadi gerakan. Tulang-tulang
berhubungan pada sendi oleh ligamen dan jaringan ikat lainnya, sehingga
kontraksi tendon menghasilkan gerakan-gerakan tertentu, tergantung pada otot
dan sendi yang terlibat
Definisi Ruptur Tendon
Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. Ruptur tendon adalah
robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan karena tarikan yang
melebihi kekuatan tendon
Etiologi Ruptur Tendon
● Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
● Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan resiko ruptur
● Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton, tenis, basket dan sepak bola
● Trauma benda tajam atau tumpul
Faktor Resiko Ruptur Tendon
● Umur : 30-40 tahun
● Jenis kelamin : ♂> ♀= 5:1
● Obesitas
● Olahraga
● Riwayat ruptur tendon sebelumnya
● Penyakit tertentu artritis, DMManifestasi Klinis
Proses Penyembuhan Tendon
● Penyembuhan tendon terjadi secara intrinsik maupun ekstrinsik.
● Penyembuhan intrinsik didukung oleh suplai intrinsik yang memasok kirakira
seperempat dari volume tendon.
● Penyembuhan ekstrinsik adalah hasil dari stimulasi jaringan peritendinous untuk
berproliferasi dan memasok kebutuhan sel dan kapiler yang dibutuhkan untuk
proses penyembuhan. Penyembuhan tendon di dalam selubung lebih lama
dibandingkan dengan penyembuhan bagian tendon diluar selubung. Urutan
penyembuhan tendon adalah sebagai berikut:
Fase inflamasi (0-10 hari)

• Urutan biologis ini sama dengan penyembuhan luka pada umumnya, kecuali dalam
kasus ini, penyembuhan berlangsung lebih lambat. Bahkan, pada lima sampai tujuh
hari setelah terluka, tendon menjadi lebih lemah.

Fase proliferasi (4-21 hari)

• Sebuah kalus fibrovascular terbentuk di sekitar tendon dan menyatukan semua


struktur luka menjadi satu bagian.

Fase Maturasi/Pematangan (28-120 hari)

• Orientasi longitudinal dari fibroblas dan fiber dimulai. Pada 45 hari, kolagen lisis
dan pembentukan kolagen mencapai kesetimbangan. Pada 90 hari, pembentukan
awal bundel kolagen mulai terlihat dan pada 120 hari bundel ini tampak seperti
yang terlihat pada tendon normal.
Reparasi Tendon
Reparasi tendon bertujuan untuk mendekatkan kedua ujung tendon yang terputus
atau melekatkan ujung tendon ke tulang dan mempertahankannya selama masa
penyembuhan, dengan tetap memungkinkan dilakukannya latihan gerak dini hari
pertama pasca operasi.
Laserasi zona 1 dan 2

• Dimana tendon tipis dan gepeng maka metode repair yang tepat adalah tenodermodesis. Tendon dan
kulit dijahit dalam satu lapisan dengan teknik matras. Simopul jahitan ditaruh di atas kulit dan dilepas
setelah 3 minggu.

Zona 3 dan 4

• Repair laserasi zona 3 dan 4 menggunakan teknik jahitan Bunnel atau Kessler modifikasi.

Zona 5 hingga 7

• Cedera tendon ekstensor pada zona 5 hingga zona 7 diterapi serupa. Luka didebridement dan
dibersihkan. Jika tidak terdapat fraktur atau cedera kapsul sendi maka cedera dapat ditutup longgar lalu
tangan dibidai denan posisi pergelangan tangan ekstensi sedang dan seluruh jari ekstensi penuh. Tendon
lalu dapat diperbaiki setelah beberapa hari dalam keadaan terkontrol.

Zona 8 atau 9

• Repair pada zona 8 atau 9 melibatkan lebih banyak otot dibanding tendon. Tendinous raphe dapat
digunakan jika memungkinkan. Jahitan dilakukan dengan teknik matras multipel. Pascaoperasi
dilakukan splinting dinamis atau statis.
● Pada cedera akut (4-6 jam), luka dan sendi MCP harus diirigasi di ruang
operasi dan dilakukan repair tendon. Sendi dapat dibiarkan terbuka atau
tertutup dengan drain jika tidak ada infeksi.
● Tendon diperbaiki dengan menggunakan benang non-absorbable 3-0 atau 4-0
dengan teknik jahitan Bunnell modifikasi.
● Repair pada zona 6 dengan teknik apapun akan menghasilkan pemendekan 6.7
mm dan hillangnya gerakan pada MCP dan PIP.
Komplikasi
Hilangnya gerak adalah komplikasi paling umum dari cedera tendon ekstensor
dan mungkin termasuk lag ekstensor residual dan / atau hilangnya fleksi. Pasien
dengan beberapa cedera tendon ekstensor, kehilangan segmental, atau cedera
jaringan lunak yang terjadi bersamaan harus dikonseling bahwa hilangnya gerak
mungkin terjadi. Infeksi juga dapat terjadi tetapi dapat dicegah dengan
debridemen awal secara menyeluruh, terutama pada kasus dengan kontaminasi
kasar.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai