Anda di halaman 1dari 19

The Effect of Execise as an Intervention for Women

With Polycystic Ovary Syndrome


A Systematic Review and Meta-Analysis

Isis Kelly dos Santos, MSca , Maureen C. Ashe, PhDb,c, Ricardo Ney Cobucci, PhDd , Gustavo Mafaldo
Soares, PhDe , Tecia Maria de Oliveira Maranhão, PhDe , Paulo Moreira Silva Dantas, PhDf
INTRODUCT
ION
• PCOS adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan prubahan kadar hormon. Kadang insulin yang tinggi
merangsang ovarium untuk meningkatkan sekresi androgenik yang memiliki efek menghambah produksi SHBG
sehingga resistensi insulin dapat mempengaruhi ovulasi.
• Gejala PCOS yang paling umum adalah produksi hormon yang tinggi, ketidakteraturan menstruasi, infertilitas, dan
komlikasi kehamilan. Modifikasi gaya hidup (termasuk aktivitas fisik dan diet) direkomndasikan sebagai terapi lini
pertama untuk wanita PCOS karena faktor gaya hidup dapat mengurangi resistensi insulin,dan dengan demikian dapat
meningkatkan metabolisme dan fungsi reproduksi.
TUJUAN
• untuk mensistesis bukti yang trsedia tentang efek dari berbagai jenis latihan pada fungsi reproduksi dan komposisi
tubuh pada wanita dengan PCOS
Material
and
Method
• Sebuah review sistematis dan meta analisis dari uji klinis acak mengikuti metode yang direkomendasikan. Kami
mencari 6 database : Cumulative Index of Nursing and Allied Health Literature; Embase; MEDLINE (via Ovid);
PubMed; Sport Discus; and Web of Science
• Kriteria inklusi : wanita (usia 18-40 tahun) didiagnosis mendertita PCOS, mngalami masalah menstruasi, dan
kemandulan.
• Intervensi: hannya uji coba kontrol acak yang diuji, kegiatan fisik yang direncanakan, terstruktur dan berulang, dan
memiliki tujuan akhir perbaikan kebugaran jasmani
Result
Discussion
• Tinjauan sistematis ini mengidentifikasi 10 penelitian (termasuk 533 wanita dengan PCOS), yang menguji dampak
intervensi berdasarkan gerak badan atas fungsi reproduksi dan komposisi tubuh..
• Berdasarkan data yang tersedia, tidak ada cukup bukti untuk menyimpulkan dampak keseluruhan dari latihan pada
fungsi reproduksi.
• Akan tetapi, berdasarkan analisis subkelompok untuk jenis olahraga, ada kepastian yang memadai bahwa olahraga
aerobik (10-32 minggu dalam durasi) menurunkan BMI. Karena beban yang berlebihan pada tubuh dapat
memperparah gangguan hormon (seperti meningkatnya level androgen dan faktor-faktor risiko bagi penyakit jantung
dan diabetes
• Hasil ini menegaskan kembali pentingnya latihan sebagai strategi manajemen nonfarmakologi untuk penurunan
faktor-faktor risiko yang diketahui bagi wanita dengan PCOS.
• Pada wanita dengan PCOS, meningkatnya BMI dapat memperburuk manifestasi metabolis, meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular dan resistensi insulin. Ini pada gilirannya memainkan peran kunci dalam kontrol hormon
pusat ovulasi.
• Penelitian menunjukkan bahwa olahraga aerobik meningkatkan beberapa biomarker yang berkaitan dengan
kesehatan, dan organisasi kesehatan menganjurkan olahraga sebagai terapi untuk faktor-faktor risiko yang berkaitan
dengan obesitas.
• Selama olahraga aerobik, adaptasi biokimia memicu serangkaian rangsangan fisiologis yang meningkatkan
penyerapan oksigen dan oksidasi asam lemak bebas dan menyalurkan glukosa sebagai sumber energidengan cara ini,
metabolisme aerobik berpotensi meningkat untuk memasok energi yang diperlukan melalui kontraksi otot,
mengurangi deposit lemak tubuh, menurunkan tingkat obesitas, dan meningkatkan kebugaran jantung.
• Tinjauan yang sistematis ini memiliki beberapa keterbatasan.:
• Pertama, hanya ada sejumlah kecil penelitian yang dapat dimasukkan dalam tinjauan ini.
• Kedua, kebanyakan penelitian memiliki sampel kecil (15-40 partisipan), kecuali satu studi (n=124) dan berlangsung hanya
sebentar.
• Ketiga, beberapa penelitian memiliki keterbatasan metodologis (yaitu , tidak membutakan partisipan dan/atau penilai), yang
mungkin telah mempengaruhi hasilnya. Keempat, penelitian yang disertakan melibatkan para peserta dengan klasifikasi BMI yang
berbeda;

• Selain itu, 3 penelitian yang mencakup tidak mengklarifikasi metode-metode yang digunakan untuk diagnosis dan
klasifikasi PCOS.
• Oleh karena itu, keterbatasan atas kumpulan bukti ini harus dipertimbangkan sewaktu menafsirkan hasilnya
Conclussio
n
• Sebagai kesimpulan, kami mengamati bahwa ada beberapa penelitian dengan ukuran contoh kecil, dan dengan durasi
yang relatif singkat yang menguji dampak latihan pada hormon reproduksi dan komposisi tubuh pada wanita dengan
PCOS. Berdasarkan meta-analisis, ada sedikit bukti yang tidak ada efek dari latihan sendirian pada hasil reproduktif
besar;. Selain itu, karena hanya ada sedikit penelitian, sulit untuk menentukan dampak jenis olahraga pada hasil
kesehatan. Tinjauan ini menyoroti perlunya uji coba yang dirancang dengan baik, yang lamanya lebih lama, menguji
efek intervensi gerak badan yang spesifik mengenai hasil kesehatan reproduksi untuk membimbing olahraga dan
penanganan klinis. Akhirnya, penelitian di masa depan juga harus menyelidiki dampak olahraga dan pola makan,
sendirian dan dikombinasikan, pada hasil kesehatan reproduksi wanita dengan PCOS dengan siklus menstruasi dan
komposisi tubuh yang berbeda
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai