Anda di halaman 1dari 38

Harleyna Rokhison - 1513020037

G2P0A1 HAMIL 37 MINGGU DENGAN


KETUBAN PECAH DINI
Identitas pasien
• Nama : Ny. EW
• Umur : 27 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Dsn Gumuk RT 3/1 Regunung, kec. Tengaran,
Semarang
• Tanggal Masuk : 11 Januari 2020
Anamnesis
• Keluhan Utama
Keluar cairan ketuban dari jalan lahir sejak pukul 05.00 WIB (2 jam SMRS)
• Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pasien datang dari IGD dengan keluhan keluar cairan berwarna jernih
kental dari jalan lahir sejak pukul 05.00 WIB (2 jam SMRS) tidak berhenti
seperti mengompol. Pasien mengaku perut kenceng – kenceng dirasakan
sering dan gerak janin aktif (+).Pasien tidak mengeluh pusing, mual,
muntah, pandangan kabur. Riwayat keputihan (-), riwayat minum jamu-
jamu (-), riwayat trauma (-). BAK (+), BAB (+) kesan normal.
• Riwayat Penykit Dahulu (RPD)
Selama hamil pasien tidak pernah di rawat inap di rumah sakit.
Pada trimester awal pasien tidak merasakan mual muntah dan
hanya datang ke bidan. Penyakit darah tinggi, kencing manis,
penyakit jantung, asma, alergi, batuk lama, dan stroke disangkal
oleh pasien.
• Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Penyakit darah tinggi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma,
alergi, batuk lama, dan stroke disangkal oleh pasien.
• Riwayat Personal Sosial (RPSos)
Pasien bekerja sebagai seorang karyawati dan dirasa pekerjaan tidak terlalu berat
untuk seorang perempuan. Pasien dirawat dengan BPJS. Suami pasien
merupakan seorang perokok aktif, suami pasien dapat mengabiskan ± 4-5 batang
perhari.
• Riwayat Obstetrik
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) kehamilan saat ini adalah 25 April 2019
dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL) 2 Februari 2020. Ini merupakan kehamilan
kedua, pasien sebelumnya sudah pernah keguguran 1 kali dan dilakukan
curretage di RS Puri Asih pada usia kehamilan 4 minggu. Kehamilan kali ini bayi
berkembang dan sehat.
• Riwayat ANC
Selama kehamilan ini, pasien sudah kontrol sebanyak 7x dilakukan di bidan
dan dokter spesialis kandungan. Pasien juga sudah melakukan USG sebanyak
1x saat kontrol kehamilan di dokter spesialis kandungan. Obat tablet
penambah darah, vitamin dan asam folat yang didapatkan rutin diminum.
• Riwayat Ginekologi
Pasien pertama kali menstruasi pada usia 14 tahun. Siklus menstruasi teratur
28-29 hari dan berdurasi 5-6 hari. Saat menstruasi nyeri perut minimal.
Pasien menikah tahun 2016. Pasien berhubungan seksual dengan suami
secara teratur (± 2x) setiap minggu, tidak pernah ada keluhan.
• Riwayat KB
Pasien menggunakan alat kontrasepsi pil KB 2 tahun
yang lalu.
Assessment awal
• G2P0A1 umur 27 tahun kehamilan 37 minggu
• Janin tunggal / hidup / intrauterine
• Persentasi kepala / U / punggung kiri
• Inpartu Kala 1 fase laten
• Ketuban Pecah Dini 2 jam
Assessment Akhir
• P1A1 dengan Ketuban Pecah Dini 30 jam
Penatalaksanaan
Pre Partum
• Gastrul ¼ tab oral
• Clanexi 3x500 mg tab
Post partum
• PO Asam Mefenamat 3x500 mg
• PO TTD 1x1
Tinjauan Pustaka
Cairan Amnion
• Air sekitar 99%
• Bahan organik sekitar 1%
• Berat jenis 1007-1008 gram
• Hormonal atau zat mirip hormon dalam air ketuban
Epidermal Growth Faktor Parathyroid Hormone-
(EGF) dan EGF Like Growth related Protein (PTH-rP) dan
Factor endothelin-1
Bertambahnya air ketuban
• Bertambah 10 cc, sampai usia 8 minggu
• Bertambah 60 cc, sampai usia 21 minggu
• Terjadi penurunan produksi sampai usia hamil 33 minggu
• Pertambahan tetap sampai usia aterm dan mencapai
jumlah sekitar 800-1500 cc
• Melewati usia kehamilan 42 minggu, terjadi penurunan
sekitar 150 cc/minggu sehingga terjadi oligohidramnion
Definisi
Pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya
persalinan
PROM • setelah usia gestasi 37
KPD aterm minggu

PPROM • sebelum usia gestasi 37


KPD preterm minggu
Diagnosis

Anamnesis Px PP
• Cairan keluar dari jalan • Cairan ketuban keluar • Leukositosis (15.000/uL)
lahir secara tiba-tiba melalui kanalis • Peningkatan C-reactive
• Bening servikalis/forniks • Tes lakmus pH 7,0 – 7,5
posterior (basa)
USG
• Pengukuran satu kantung amnion dilakukan dengan
mencari kantung amnion terbesar, bebas dari bagian
tali pusat dan ekstremitas janin
• Nilai ICA normal: 5-20 cm. Bila ICA <5 cm disebut
oligohidramnion; sedangkan bila ICA >20 cm disebut
polihidramnion.
Tatalaksana
Usia kehamilan <24 • mempertahankan
minggu kehamilan
Usia kehamilan 24- • Persalinan
34 minggu
Usia kehamilan 34- • Persalinan
38 minggu
Pembahasan
• Pasien datang dari IGD dengan keluhan keluar cairan berwarna jernih
ngepyok dari jalan lahir sejak pukul 05.00 WIB (2 jam SMRS) tidak
berhenti seperti mengompol. Pasien mengaku perut kenceng –
kenceng dirasakan jarang dan gerak janin aktif (+). Pasien tidak
mengeluh pusing, mual, muntah, pandangan kabur. Riwayat
keputihan (-), riwayat minum jamu-jamu (-), riwayat trauma (-). BAK
(+), BAB (+) kesan normal. Pasien didiagnosis hamil karena
memenuhi beberapa kriteria kehamilan dan adanya tanda pasti
kehamilan yaitu : adanya gerak janin, pemeriksaan leopold I-IV yang
dapat meraba bagian besar dan kecil janin, terdapat denyut jantung
janin dan terdapat janin pada pemeriksaan penunjang (USG).
• Pemeriksaan tinggi fundus uteri 31 cm dengan taksiran berat janin 2945
gram dengan menggunakan Formula Johnson. Janin tunggal hidup dinilai
dari pemeriksaan Leopold yang memberi kesan adanya satu janin dengan
letak membujur dimana teraba bokong di bagian fundus, punggung di
sebelah kiri dan ekstremitas di sebelah kanan. DJJ : 149 x/menit, serta
kepala berada di bagian bawah ini dipertegas dengan hasil pemeriksaan
Ultrasonografi (USG). Sedangkan untuk usia kehamilan, dilihat HPHT : 25
April 2019, HPL : 2 Februari 2020, usia kehamilan : 37 minggu. Dengan data
tersebut, menurut pedoman yang diterbitkan oleh POGI (2016), terdapat
keluhan cairan keluar dari jalan lahir yang dirasakan merembes, terus
menerus, dan seperti buang air kecil yang tidak dapat ditahan, maka dapat
dicurigai telah terjadi ketuban pecah dini.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil vital sign pasien
normal, dan antopometri pasien juga normal menghilangkan
persalinan dengan risiko tinggi. HIS yang dirasakan pasien 1x
selama 20 detik dalam 10 menit belum terlalu kuat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan vaginal touche didapatkan
pembukaan seujung jari, portio tebal lunak, kulit ketuban (-),
air ketuban mengalir jernih (+), kepala masih tinggi, STLD (-).
Untuk mengkonfirmasi bahwa cairan yang mengalir tersebut
adalah cairan ketuban (amnion) dapat dilakukan tes Nitrazin
yakni berubahnya lakmus merah menjadi biru.
• Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah USG
untuk mengetahui seberapa banyak ketuban yang
sudah keluar. Penatalaksanaan yang diberikan sudah
tepat, yakni gastrul ¼ tablet preoral untuk perlunakan
servix, Clanexi 3x500 mg sebagai antibiotik profilaksis
risiko infeksi pada KPD. KPD merupakan indikasi untuk
melakukan terminasi segera dengan induksi persalinan
menggunakan drip oksitosin 5 IU, tetapi pasien
menolak.
Kesimpulan
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang didpatkan bahwa terdapat
tanda pasti kehamilan dengan kompilasi berupa
ketuban pecah 30 jam sebelum adanya persalinan.
Tatalaksana yang diberikan berupa misoprostol
sebagai perlunakan servix untuk mempercepat
proses persalinan dan antibiotic sebagai profilaksis.
Daftar pustaka
• American College of Obstetrics and Gynecology. ACOG Practice Bulletin No. 80: Premature rupture of
membranes. Clinical management guidelines for obstetrician- gynecologists. Obstet Gynecol. 2007
Apr;109(4):1007-19.
• Ayu, Rembulan NP, Ratna, Dewi Puspita Sari. 2017. Peran Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin.
Majority, Vol. 6: 142-147.
• Cunningham FG et al. 2014. Williams Obstetrics 24th edition, United States of America: The McGraw-Hill
Companies inc.
• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Kemenkes: Jakarta.
• Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ketuban
Pecah Dini.
• Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam Saifudin, AB, Rachimhadhi, T dan Winkjosastro,
GH. Ilmu Kebidanan. ed. 4. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009: p.581-598.
• Soewarto, Soetomo. Ketuban Pecah Dini. Dalam Saifudin, AB, Rachimhadhi, T dan Winkjosastro, GH. Ilmu
Kebidanan. ed. 4. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009: p.677-682.

Anda mungkin juga menyukai