Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN ASKEP STATUS ASMATIKUS

PERTEMUAN KE 4

Nama : Atikah Qurrotul Aini


NIM : 1841111087
Tingkat : 3A
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Dosen : Pak Asep Suryadin, S.Kep., Ners., M.Pd
Tanggal : 24 September 2020
ISI RANGKUMAN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Ns
No RM : 052999
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 29 Desember 20119
Jam Kedatangan : 09.00 Wib
Jam Pengkajian : 09.10 Wib
Alasan Masuk : Pasien rujukan dari Puskesma I cimahi, datang dengan keluhan
sesak nafas sejak seminggu yang lalu dan memberat sejak
semalam, di puskesmas pasien mengalami penurunan kesadarann
sempat tidak ada nadi, dan diberikan adrenalin 0,3cc.

B. Initial Survey
A (alertness) :+
V (verbal) :+
P (pain) : + (Nyeri ulu hati seperti ditusuk tusuk skala 4 dari 10)
U (unrespons) :-
C. Survey Primer dan Resusitasi
1. AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
a. Keadaan Jalan Nafas
Tingkat Kesadaran : Somnolen
Pernafasan : Pernafasan cuping hidup (+), SPO2 = 59 %
Upaya Bernafas :+
Benda asing di jalan Nafas : Secret (+)
Bunyi Nafas : Wheezing
Hembusan Nafas :+

b. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. BREATHING
a. Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan : Snoring (-), Gurgling (-), Stridor (-), Wheezing (+)
Frekwensi Pernafasan : Respirasi 34x/menit
Retraksi Otot Bantu Nafas :+
Kelainan Dingding Thoraks : simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)
Bunyi Nafas : Whezing
Hembusan Nafas :+
b. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas
3. CIRCULATION
a. Keadaan sirkulasi
Tingkat Kesadaran : Somnolen
Perdarahan (internal/eksternal): Tidak ada perdarahan
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Hangat
Kapilari Refill : <2 detik
Pulse : 118x/menit
Blood Preasure : 200/120 mmHg
4. DISABILITY
a. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E3 V5  M6 ( 14 )
Reflex Fisiologis :+
Reflex Patologis :-
Kekuatan Otot : 444 444
444 444

b. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
c. Intervensi / Implementasi (-)
d. Evaluasi (-)

D. Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder


1. Riwayat Kesehatan
a. RKD :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah memiliki riwayat asma sejak +10
tahun yang lalu.
b. RKS :
Keluarga pasien mengatakan bahwa sekarang asma yang dideritanya sering kambuh
jika terdapat debu dalam jumlah banyak atau pasien mengalami kelelahan.
c. RKK :
Keluarga pasien mengatakan ibu pasien memiliki riwayat asma.
2. Riwayat dan Mekanisme Trauma
-
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala
Kulit Kepala : Bersih, Tidak nyeri tekan
Mata : Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera non ikterik,
Konjungtiva non anemis,pupil isokor tidak ada nyeri
tekan.
Telinga : Canalis bersih, pendengaran baik, tidak memakai alat
Bantu pendengaran.
Hidung : Tidak ada polip, secret (-), radang (-), benjolan (-),
mukosa hidung lembab , fungsi penciuman baik.
Mulut dan Gigi : Gigi bersih, karies gigi (-), peradangan (-),bibir kering.
Wajah : Bulat.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid maupun vena
jugularis.
c. Dada/thoraks
- Paru-paru
Inspeksi : Menggunakan otot bantu pernapasan
Palpasi : Simetris, Tidak ada nyeri tekan,
retraksi dingding dada (+)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Terdengar Wheezing
- Jantung
Inspeksi : Gerak jantung normal
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 Lup, S2 Dup, tidak ada suara tambahan.
d. Abdomen
Inspeksi : Datar pada empat kuadran
Palpasi : Ada nyeri tekan
Perkusi : Redup
Auskultasi : Bising usus (6x/menit)
e. Pelvis
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Perineum dan Rektum : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
g. Genetalia : Pasien mengatakan tidak ada .keluhan
h. Ekstermitas
Status Sirkulasi : Teraba nadi brakialis, tidak ada perubahan warna kulit.
Keadaan Injury : Tidak ada trauma
i. Neurologis
Fungsi Sensorik : Normal
Fungsi Motorik : Normal

4. Hasil Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium.
5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik (-)

6. Terapi Dokter
a. IFVDL RL 12 Tpm
b. Nebulizer ventolin + flexotide 1 ampul selama 10 menit
c. Kolaborasi pemberian O2 (sungkup) 15 liter
d. Methyprednisolone 125mg rute IV
e. Pantoprazole 1 vial rute IV
f. Ondansentron 1 vial rute IV
g. Injeksi Furosemide 2 ampul

E. ANALIS DATA
Data Fokus Analisis Masalah
Data Subyektif : Faktor pencetus serangan bersihan jalan nafas tidak
Keluarga pasien mengatakan asma efek
pasien mengalami sesak
Edema mukosa dan dinding
nafas disertai batuk berdahak bronkhus
sejak seminggu yang lalu dan
memberat sejak semalam Peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan

Data Obyektif : Penggunaan otot bantu napas


Adanya suara nafas
tambahan (wheezing), bersihan jalan napas tidak
dengan respirasi 34x/menit, efektif
adanya pernafasan cuping
hidung, SPO2 = 59%
Data Subjektif : Faktor pencetus serangan Pola napas tidak efektif
Keluarga pasien mengatakan asma
pasien mengalami sesak
Edema mukosa dan dinding
nafas sejak seminggu yang bronkhus
lalu dan memberat sejak
semalam KEPERAWATAN
F. DIAGNOSA Peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan

Data Objektif : Penggunaan otot bantu napas


Adanya pernafasan cuping
hidung, respirasi 34x/menit, pola napas napas tidak
SpO2 59%, adanya retraksi efektif

otot pernafasan.

Data Subyektif : Faktor bawaan Nyeri akut


P:
Sistem imunologis
Keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien mengeluh nyeri IgE menyerang sel-sel mast,
ketika asmanya kambuh. maka terjadi reaksi antigen-
Q: antibody
keluarga pasien mengatakan
Terjadi proses pelepasan
nyerinya seperti ditusuk- produk-produk sel mast
tusuk.
R: Mempengaruhi otot polos
dan kelenjar jalan nafas
Pasien mengatakan nyerinya
terjadi pada ulu hati. Bronkospasme
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Peningkatan produksi sekret
2. Pola napas tidak efektif b.d Penurunan kemampuan bernapas
3. Nyeri akut b.d Agen cedera biologis

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Airway Management
1. Posisikan pasien untuk
nafas tidak tindakan keperawatan
memaksimalkan ventilasi
efektif b.d selama 1x24 jam
(semifowler)
Peningkatan diharapkan jalan nafas
2. Lakukan fisioterapi dada jika
produksi sekret kembali efektif, dengan
perlu
kriteria hasil :
3. Auskultasi suara nafas, catat
1. Mampu
adanya suara tambahan
mengeluarkan secret
4. Menganjurkan klien untuk batuk
2. Kedalaman inspirasi
efektif
dalam batas normal
5. Monitor respirasi dan status O2
3. Irama pernapasan
6. Kolaborasi pemberian terapi
dalam batas normal
nebulizer
4. Tidak ada dispneu
7. Kolaborasi pemberian terapi
ketika istirahat
oksigen
5. Tidak ada dispneu
Oxygen Therapy
ketika selesai
1. Pertahankan jalan napas yang
beraktivitas
paten
6. Tidak memakai otot
2. Atur peralatan oksigenasi
bantu napas
3. Monitor keefektifitasan aliran
7. Klien tidak batuk
oksigen
8. Saturasi oksigen
4. Pertahankan posisi pasien
dalam batas normal
(95-100%).
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan Airway Management
efektif b.d tindakan keperawatan 1. Buka jalan napas, gunakan teknik
Penurunan selama 1x24 jam chin lift atau jaw thrust bila perlu
kemampuan diharapkan pola nafas 2. Posisikan pasien untuk
bernapas kembali efektif, dengan memaksimalkan ventilasi
kriteria hasil : 3. Identifikasi pasien perlunya
1. Jalan napas paten pemasangan alat jalan napas
2. Kedalaman inspirasi buatan
dalam batas normal 4. Pasang mayo bila perlu
3. Irama pernapasan 5. Lakukan fisioterapi dada jika
dalam batas normal perlu
4. Tidak ada dispneu 6. Keluarkan sekret dengan batuk
ketika istirahat atau suction
5. Tidak ada dispneu 7. Auskultasi suara napas, catat
ketika selesai adanya suara tambahan
beraktivitas 8. Lakukan suction pada mayo
6. Tidak memakai otot 9. Berikan bronkodilator bila perlu
bantu napas 10. Berikan pelembab udara kassa
7. Saturasi oksigen basah NaCl lembab
dalam batas normal 11. Atur intake untuk cairan
(95-100%) mengoptimalkan keseimbangan
12. Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung, dan
secret trakea
2. Pertahankan jalan napas yang
paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor keefektifitasan aliran
oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
3. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Pain Management
Agen cedera tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
biologis selama 1x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
diharapkan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
berkurang, dengan kualitas, dan faktor presipitasi.
kriteria hasil : 2. Observasi reaksi verbal dan non
1. Melaporkan nyeri verbal dari ketidaknyamanan
2. Klien tidak tampak 3. Gunakan teknik komunikasi
memegang area yang terapeutik untuk mengetahui
nyeri pengalaman nyeri pasien
3. Tidak 4. Kurangi faktor presipitasi nyeri
mengekpresikan 5. Berikan analgetik untuk
wajah meringis mengurangi nyeri
4. Tidak gelisah 6. Evaluasi kefektifan kontrol nyeri
5. Melaporkan nyeri Analgesic Administration
1. Kolaborasi pemberian obat
dapat terkontrol
analgesic dengan dokter
6. Menjelaskan factor
2. Tentukan lokasi, karakteristik,
penyebab nyeri
kualitas, dan derajat nyeri
7. Respirasi dalam batas
sebelum pemberian obat
normal
3. Cek riwayat alergi
8. Nadi dalam batas
4. Monitor vital sign sebelum dan
normal
sesudah pemberian analgesik
9. Tekanan darah dalam
pertama kali
batas normal
5. Evaluasi afektivitas analgesik,
tanda dan gejala.

Simpulan dari ASKEP yang didapat Bandingkan dengan Teori


1. Pengkajian
Pengkajian pada askep status asmatikus pada Ny.Ns sudah mendekati sesuai teori, tetapi
tidak terdapat keluhan utama, pola perilaku sehari-hari selama sakit, dan pemeriksaan
penunjang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang terdapat pada askep status asmatikus pada Ny.N terdapat “berhubungan
dengan” sesuai dengan teori dan sesuai dengan buku SDKI.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang terdapat pada askep status asmatikus pada Ny.N tidak sesuai dengan SDKI,
SLKI dan SIKI. Sudah dirubah menjadi Intervensi yang terdiri dari No, Diagnosa
Keperawatan diambil dari buku SDKI, Tujuan dan Kriteria Hasil yang diambil dari buku
SLKI, dan Intervensi dimbil dari buku SIKI.

Anda mungkin juga menyukai