PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADAPTIF
UNTUK MENOPANG PERUBAHAN PAKET APLIKASI:
STUDI KASUS BANK XYZ
KARYA AKHIR
HARYO ISDIANTO
1106144821
UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADAPTIF
UNTUK MENOPANG PERUBAHAN PAKET APLIKASI:
STUDI KASUS BANK XYZ
KARYA AKHIR
HARYO ISDIANTO
1106144821
NPM : 1106144821
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 30 Desember 2013
iii
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister
Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas
Ilmu Komputer – Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bob Hardian Syahbuddin, Ir, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penulisan karya akhir ini;
2. Dr. Achmad Nizar Hidayanto, selaku Ketua Jurusan Magister Teknologi
Informasi;
3. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral agar
saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini;
4. Anak dan Istri saya tercinta, yang memberikan segalanya agar saya mampu
menyelesaikan kuliah serta Karya Akhir saya;
5. Teman-teman di 2011FA, The WolfGank yang sangat membantu dalam
kesuksesan saya memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iv
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Desember 2013
Yang menyatakan
(Haryo Isdianto)
Perbankan adalah industri yang paling sering mengubah strategi bisnisnya untuk
memenuhi permintaan pelanggan dibandingkan dengan industri lain. Teknologi
informasi (TI) yang digunakan sebagai pendukung bisnis dalam meningkatkan
keuntungan diharapkan mampu untuk mengakomodir perubahan bisnis yang cepat
tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, TI semakin kesulitan untuk
menyelaraskan hubungan dengan bisnis. Bank XYZ sebagai salah satu aktor
dalam industri perbankan tidak lepas dari permasalahan ini. TI di Bank XYZ
dianggap tidak dapat mengakomodir kebutuhan bisnis dengan cepat. Salah satu
faktor yang menyebabkan kelambatan ini adalah infrastruktur TI yang tidak
adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan cetak biru infrastruktur TI
yang adaptif bagi Bank XYZ dengan menggunakan metode pengembangan
arsitektur TI yaitu TOGAF ADM. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah cetak
biru infrastruktur TI yang adaptif yang dapat digunakan untuk menopang
perubahan aplikasi dalam mengakomodir perubahan bisnis yang cepa t. Walaupun
demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan dengan tidak menyertakan prioritas
dan roadmap pada cetak biru yang dihasilkan.
vi Universitas Indonesia
Banking has been an industry that most frequently changes its business strategy in
order to meet its customer demand compared to other industries. Information
Technology (IT) as a support for the business is expected to be able to
accommodate the business changes. As business changes become more and more
rapidly, aligning IT to business has been more and more difficult. XYZ Bank, one
of the actors in the banking industry, also encounters this problem. The IT in
XYZ Bank is considered unable to cope with the fast business changes. One of the
factors that cause this problem is its non-adaptive IT infrastructure. Therefore,
this study aims to propose a blueprint for an adaptive IT infrastructure at XYZ
Bank using TOGAF ADM IT architecture development method. The result of this
study is a blueprint of an adaptive IT infrastructure that can accommodate
application changes in supporting the fast changing banking businesses. However,
this study still has limitations for the blueprint does not include prioritization and
roadmap.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Keselarasan antara teknologi informasi dan strategi bisnis menjadi salah satu
pembahasan utama di kalangan eksekutif TI di seluruh dunia. Seiring berjalannya
waktu perusahaan selalu menyesuaikan strategi bisnis untuk memenuhi
permintaan pelanggan sehingga untuk mencapai keselarasan tersebut semakin
sulit. Dibandingkan dengan perusahaan lain, perbankan adalah industri yang
paling sering mengubah strategi bisnisnya untuk mengakomodir perubahan yang
sangat cepat. Perencanaan untuk menyelaraskan TI dengan perubahan bisnis yang
cepat ini penuh dengan risiko karena organisasi akan berusaha untuk menambah
infrastruktur TI yang ada agar dapat menjaga tingkat keselarasan yang konsisten
(Tallon, 2009).
1 Universitas Indonesia
Selain efektif dan efisien, fleksibilitas infrastruktur TI merupakan salah satu ciri
dari adaptive enterprise. Untuk mencapai adaptive enterprise, diperlukan
keseimbangan pada tiga area, yaitu teknologi, sumber daya manusia, dan proses
(Robertson & Sribar, 2001). Selain menjadi kriteria adaptive enterprise, untuk
merencanakan infrastruktur TI ini harus mengacu kepada arsitektur TI (Weill &
Ross, 2004). Arsitektur TI yang dimiliki oleh organisasi harus mampu menangkap
esensi dari bisnis, teknologi informasi dan evolusi yang terjadi (Proklamirsyah,
2013).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penulisan karya akhir ini disusun dengan membagi beberapa pembahasan yang
dikelompokkan kedalam bab-bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi uraian atas teori-teori yang berkaitan dan digunan sebagai acuan
dalam penelitian
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian mengenai metodologi penelitian yang akan digunakan pada
penulisan karya akhir ini.
BAB IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini berisi uraian mengenai profil Bank XYZ, Tbk yang akan digunakan
sebagai obyek studi kasus pada penulisan karya akhir ini.
BAB V Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi penjelasan atas data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
serta dijabarkan hasil dari penelitian.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi hasil penelitian dan rekomendasi dari karya akhir.
Universitas Indonesia
Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini
yaitu pengertian teoretis infrastruktur teknologi informasi, adaptive enterprise,
teknologi virtualisasi komputer, perencanaan strategis sistem informasi, kerangka
kerja TOGAF, dan analisis rantai nilai.
Secara umum, infrastruktur memiliki arti struktur yang ada di bawah struktur.
Struktur di bawah struktur yang dimaksud adalah adanya layer layer yang saling
mendukung dan melayani. Dalam dunia nyata, istilah infrastruktur seringkali
dikaitkan dengan kebutuhan umum, seperti air, listrik, gas, telepon dan lain lain
(Robertson & Sribar, 2001) dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur di atasnya (yang didukungnya).
b. Lebih permanen/statis dibanding struktur diatasnya.
c. Terhubung secara fisik dengan struktur diatasnya.
d. Sering diperhitungkan sebagai servis/layanan pendukung.
e. Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang
didukungnya.
Infrastruktur umum berada di bawah layer infrastruktur TI. Sedangkan
infrastruktur TI mendukung aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas platform
infrastruktur tersebut. Contoh infrastruktur TI antara lain sebagai berikut:
a. Perangkat lunak
i. Middleware
ii. Sistem operasi
7 Universitas Indonesia
Kaitan antara infrastruktur umum, infrastruktur TI dan aplikasi dapat dilihat pada
Gambar 2-1 berikut ini:
Infrastruktur TI menurut Weill dan Ross menjadi bagian tata kelola teknologi
informasi. Tata kelola teknologi informasi adalah suatu kerangka kerja yang
digunakan untuk menentukan kebijakan dalam penggunaan IT serta menentukan
penanggung jawab terhadap aset TI yang digunakan (Weill & Ross, 2004). Weill
dan Ross mengatakan bahwa ada 3 faktor yang dapat digunakan untuk mencapai
tata kelola TI yang efektif, yaitu: keputusan apa yang harus dibuat untuk
memastikan manajemen dan penggunaan TI yang efektif, siapa yang membuat
keputusan tersebut, dan bagaimana keputusan tersebut dibuat dan dipantau.
Universitas Indonesia
Terdapat 5 bidang keputusan kunci dalam tata kelola teknologi informasi yang
dikembangkan oleh Weill dan Ross, yaitu:
a. IT Principles
b. IT Architecture
c. IT Infrastructure
d. Business Application Needs
e. IT Investment and prioritization decisions
Menurut Weill dan Ross, definisi dari infrastruktur TI adalah layanan TI yang
dikoordinasikan secara terpusat dan digunakan sebagai landasan TI perusahaan.
Strategi infrastruktur TI yang adaptif menjadi bagian yang penting pada saat unit
bisnis membeli paket aplikasi jadi atau yang dapat disesuaikan dan paket sewa
aplikasi serta beberapa perusahaan membuat aplikasi sendiri dari awal.
Infrastruktur TI harus menyediakan dasar keragaman dan fleksibel terhadap
pengembangan aplikasi. Infrastruktur TI yang adaptif memiliki ciri-ciri atau sifat
sebagai berikut:
a. Efisien
Menyediakan komponen-komponen dengan harga dalam batas wajar dan
dapat dimanfaatkan bersama oleh aplikasi yang ada saat ini maupun
aplikasi baru.
b. Efektif
Memiliki kemudahan dalam mengintegrasikan dan memadukan komponen
infrastruktur yang ada.
c. Fleksibel (agile)
Memiliki kemudahan dalam perubahan komponen infrastruktur TI, baik
penggantian, peningkatan maupun perombakan.
a. Teknologi
Teknologi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan pihak
ketiga yang merupakan bagian dari infrastruktur.
b. Sumber daya manusia
Kategori sumber daya manusia terdiri peranan, ketrampilan, dan struktur
organisasi yang melibatkan proses daur hidup infrastruktur.
c. Proses
Kategori ini terdiri dari standar dan informasi yang mendefisinikan daur hidup
dari infrastruktur.
Untuk mencapai keseimbangan pada ketiga area di atas, pengetahuan untuk
pemilihan teknologi yang tepat harus dimiliki dan mengerti ketrampilan dari SDM
yang akan menjalankan pekerjaan untuk mengelola teknologi tersebut. Proses
menjadi perhatian yang penting untuk memahami strategi infrastruktur yang
adaptif lebih mendalam.
Gambar 2-2 Keseimbangan pada infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Virtualisasi adalah suatu teknik untuk menyembunyikan karakter fisik dari suatu
sumber daya komputasi dalam interaksinya dengan sistem lain, aplikasi maupun
pengguna (IBM, 2007). Konsep virtualisasi dapat dikembangkan secara luas ke
dalam suatu perangkat, sistem operasi, aplikasi dan jaringan komputer.
Berdasarkan konsep ini, definisi yang terkait dengan virtualisasi komputer adalah
representasi mantiki dari suatu komputer di dalam perangkat lunak. Pada awalnya,
implementasi virtualisasi dilakukan ke dalam suatu perangkat lunak. Seiring
dengan perkembangan teknologi, implementasi virtualisasi komputer juga
melibatkan perangkat keras untuk meningkatkan efisiensi proses virtualisasi.
Sistem operasi berbasis X86 didesain untuk dapat berjalan di atas perangkat keras
bare-metal, sehingga dapat diasumsikan bahwa sistem operasi ini menggunakan
sepenuhnya perangkat keras dari komputer (VMware, 2007). Ada 3 teknik
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Virtualisasi server adalah menjalankan beberapa sistem operasi server dalam satu
perangkat keras fisik yang secara tradisional hanya dipergunakan oleh satu sistem
operasi server. Dengan menerapkan virtualisasi server, maka konsolidasi beban
kerja (workload) dari beberapa server fisik yang memiliki utilitas rendah ke dalam
satu server fisik menjadi lebih optimal. Contoh implementasi virtualisasi server
dapat dilihat pada Gambar 2-3 berikut ini (VMware, 2007) :
Universitas Indonesia
TOGAF versi 1 yang mulai dikembangkan pada tahun 1995 mengacu kepada
Technical Architecture Framework for Information Management (TAFIM) yang
dikembangkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat. Departemen
pertahanan Amerika Serikat memberikan izin dan dorongan kepada The Open
Group untuk mengembangkan TOGAF berdasarkan TAFIM. Pengembangan
TAFIM ini sendiri membutuhkan waktu yang lama dan investasi yang sangat
besar.
Universitas Indonesia
Gambar 2-4 Siklus pengembangan arsitektur (figure 5-1, TOGAF 9 : The Open Group
Architecture Framework, 2009, p. 54)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
mendukung proses bisnis. Tujuan lain dari arsitektur data adalah untuk
menentukan entitas data yang relevan dengan perusahaan. Arsitektur data
tidak terkait dengan pengembangan basis data dan perancangan sistem
penyimpanan logis atau fisik. Arsitektur aplikasi digunakan untuk
mendefinisikan aplikasi utama yang digunakan untuk memproses data dan
mendukung proses bisnis. Tujuan lain dari arsitektur aplikasi adalah untuk
mendefinisikan fungsi aplikasi untuk mengolah data dan menyediakan
informasi yang relevan bagi pengguna di perusahaan. Aplikasi relatif tidak
berubah, namun teknologi untuk mendukung aplikasi tersebut dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi.
e. Arsitektur teknologi
Arsitektur teknologi bertujuan untuk memetakan komponen aplikasi, yang
didefinisikan dalam tahap pengembangan arsitektur aplikasi, menjadi satu
komponen teknologi. Komponen teknologi ini terdiri perangkat lunak dan
perangkat keras yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan
lain dari arsitektur teknologi adalah mendefinisikan realisasi fisik dari
arsitektur melalui implementasi dan rencana migrasi.
f. Peluang dan solusi
Tujuan dari tahap identifikasi peluang dan solusi adalah melakukan
konsolidasi kesenjangan dari tahap arsitektur bisnis sampai tahap arsitektur
teknologi. Evaluasi terhadap kemampuan perusahaan untuk melakukan
perubahan juga dilakukan pada tahap ini. Tujuan terakhir dari tahap ini
adalah untuk menghasilkan kesepakatan strategi migrasi dan implementasi
yang akan digunakan.
g. Rencana migrasi
Tujuan dari tahap rencana migrasi adalah untuk memastikan implementasi
dan rencana migrasi sesuai dengan kerangka kerja yang digunakan dalam
manajemen perusahaan. Prioritas dalam pekerjaan atau proyek yang akan
dijalankan ditetapkan berdasarkan analisis biaya dan manfaat pada tahap
ini.
h. Implementasi tata kelola
Tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
h. Lokasi
i. Pemroses transaksi
j. Pengolah sistem dan jaringan
k. Keamanan
l. Rekayasa perangkat lunak
m. Sistem operasi
n. Layanan jaringan
o. Interface komunikasi.
Taksonomi umum komponen infrastruktur ini dapat dilihat pada Gambar 2-5
sebagai berikut:
Gambar 2-5 Taksonomi umum komponen infrastruktur (figure 43-2, TOGAF 9 : The Open Group
Architecture Framework, 2009, p. 578)
Universitas Indonesia
Pada industri secara umum, rantai nilai disusun oleh unit bisnis karena unit bisnis
yang paling mengerti konteks yang ada dalam rangkaian aktivitas tersebut. Rantai
nilai yang disusun dari suatu perusahaan seringkali berbeda dengan perusahaan
lain meskipun aktivitas yang digunakan sama. Perbedaan rantai nilai merupakan
kunci keunggulaan kompetitif dari perusahaan. Perbedaan rantai nilai ini
umumnya disebabkan oleh perbedaan produk, perbedaan pembeli, perbedaan
lokasi, dan penyebaran produk (Porter, 1985).
Dalam pengertian kompetitif, nilai adalah jumlah yang harus dibayar oleh pembeli
untuk untuk membeli produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Nilai diukur
berdasarkan pendapatan total mencerminkan harga produk dan hasil penjualan
produk. Perusahaan dapat memperoleh keuntungan apabila harga produk melebih
biaya produksi. Menciptakan nilai untuk pembeli yang melebihi biaya produksi
merupakan tujuan dari strategi perusahaan secara umum. Nilai harus digunakan
untuk melakukan analisis kompetitif. Penggunaan nilai untuk melakukan analisis
kompetitif dilakukan karena perusahaan seringkali menaikkan ongkos produksi
untuk membuat produk premium untuk meningkatkan keragaman produk.
Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan yang terdiri dari aktivitas nilai dan
margin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas untuk membuat produk yang memiliki
Universitas Indonesia
nilai bagi pembeli. Margin adalah perbedaan nilai keseluruhan dan biaya kolektif
untuk menjalankan aktivitas nilai. Aktivitas nilai bisnis dalam rantai nilai dibagi
menjadi dua kategori utama, yaitu:
a. Aktivitas utama (primary activities)
Terdapat lima kategori dari aktivitas utama yang umum digunakan di
industri. Tiap kategori dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda dan
tergantung dari jenis perusahaan dan strategi perusahaan, yaitu:
i. Logistik masukan (inbound logistics): aktivitas yang berhubungan
dengan penerimaan, penyimpanan dan menyebarkan masukan ke
produk.
ii. Operasi (operations) : aktivitas yang mentransformasikan masukan
menjadi bentuk produk akhir.
iii. Logistik keluaran (outbound logistics): aktivitas yang berhubungan
dengan pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran produk ke
pembeli.
iv. Pemasaran dan penjualan (marketing and sales): aktivitas yang
berhubungan dengan penyediaan berbagai macam cara agar
pembeli tertarik untuk membeli produk.
v. Layanan (service): aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan
layanan untuk meningkatkan atau memelihara nilai dari suatu
produk.
b. Aktivitas pendukung (support activities)
Aktivitas pendukung yang berkaitan dengan persaingan di industri, dibagi
menjadi empat kategori umum. Aktivitas pendukung yang terlibat
tergantung dengan jenis dan strategi perusahaan, yaitu:
i. Pengadaan (procurement): aktivitas yang berhubungan dengan
fungsi pengadaan masukan yang digunakan dalam rantai nilai
perusahaan.
ii. Pengembangan teknologi (technology development): aktivitas yang
secara umum digunakan untuk meningkatkan produk dan proses.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
langsung pada efisiensi sumber daya yang ada. Hal ini sama dengan yang
dikatakan oleh Vintantonio bahwa infrastruktur TI yang adaptif dapat dicapai
melalui virtualisasi infrastruktur TI (Vintantonio, Smith, Millar, & Wilkinson,
2006).
Universitas Indonesia
Kerangka teori penelitian adalah kumpulan dari konsep, teori yang ada saat ini,
dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penulisan karya akhir. Kerangka
ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana cara untuk mencapai kondisi
yang diharapkan berdasarkan identifkasi masalah yang ada saat ini. Masalah yang
ada saat ini adalah infrastruktur TI tidak adaptif untuk mengakomodir perubahan
strategi bisnis melalui perubahan atau penambahan paket aplikasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
29 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada proses ini dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, yaitu hasil
pengamatan, wawancara, diskusi dan dokumen rencana perusahaan, dianalisis
berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan. Setelah data dianalisis, maka
data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan
infrastruktur TI yang adaptif.
Kesimpulan dan saran diperoleh dari kondisi-kondisi yang ada pada saat
penelitian dilakukan, keterbatasan penelitian maupun pengembangan terhadap
penelitian yang telah dilakukan. Dalam kesimpulan penelitian, diharapkan muncul
kesesuaian perencanaan yang dihasilkan berdasarkan rumusan masalah yang ada.
Apabila muncul ketidaksesuaian yang disebabkan oleh keterbatasan penelitian,
maka keterbatasan tersebut dituangkan dalam saran penelitian.
Universitas Indonesia
Bank XYZ yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada
segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang
masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan
terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan
masyarakat yang lebih luas, Bank XYZ telah mengembangkan usahanya ke
segmen komersil dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank XYZ, dengan pelayanan secara
konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang
optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan
praktik tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank XYZ
melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.
Operasional Bank XYZ kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di
22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank
XYZ juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama
“Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan
dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
33 Universitas Indonesia
Visi :
“Menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan.”
Misi :
“Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam
pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi, serta meningkatkan
nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.”
Universitas Indonesia
35 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
i. Penyeragaman teknologi
Penyeragaman teknologi merupakan prinsip adaptif yang digunakan untuk
menyeimbangkan area people dengan memastikan kemampuan karyawan
dalam mengelola teknologi (Robertson & Sribar, 2001).
j. Penerapan open standard
Penerapan open standard menjadi salah satu prinsip untuk meningkatkan
fleksibilitas infrastruktur (Robertson & Sribar, 2001) dan meningkatkan
kemampuan sistem informasi perbankan (Ebadi, 2007).
k. Modularisasi komponen-komponen sistem
Prinsip modularisasi komponen ini berdasarkan kriteria partitioning pada
infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001).
l. Maksimasi penggunaan ulang atau penggunaan bersama
Prinsip penggunaan bersama ini berdasarkan kriteria Integration/ reuse pada
infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001).
Aplikasi yang ada di Bank XYZ terdiri dari komponen-komponen aplikasi yang
tersentralisasi pada sistem Core Banking yang ada di infrastruktur server A/S400.
Diagram aplikasi yang ada saat ini di Bank XYZ dapat dilihat pada Gambar 5-1.
Aplikasi yang berkaitan langsung dengan sistem Core Banking ini adalah modul
simpanan, modul kredit, maupun modul transaksi yang berkaitan dengan
simpanan dan kredit tersebut. Selain itu, modul utama yang ada di dalam sistem
Core Banking adalah modul data nasabah.
Aplikasi Core Banking yang ada di Bank XYZ adalah aplikasi yang dibangun
secara inhouse. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, aplikasi Core Banking
Bank XYZ menggunakan dua platform, yaitu berbasis remote terminal yang
menggunakan SNA (Sytem Network Architecture) Server dan aplikasi berbasis
desktop. Penggunaan dua platform yang berbeda ini disebabkan adanya kebutuhan
yang tidak dapat diakomodir dan keterbasan platform remote terminal. Contoh
kebutuhan yang tidak dapat diakomodir oleh platform remote terminal adalah
kemampuan dalam menyajikan antarmuka yang lebih user friendly terhadap
Universitas Indonesia
Aplikasi kartu kredit yang telah dibeli juga memiliki keterbatasan yang sama
dengan sistem Core Banking, yaitu menggunakan platform remote terminal untuk
mengakses aplikasi tersebut. Keterbatasan aplikasi kartu kredit yang telah dibeli
menyebabkan product owner, yaitu Divisi Kartu Kredit berinisiatif membeli paket
aplikasi LOS untuk meningkatkan volume bisnisnya. Aplikasi LOS digunakan
untuk pengajuan kartu kredit baru dengan platform aplikasi berbasis web dan
sistem operasi Windows Server.
Pengembangan aplikasi secara inhouse tidak hanya dilakukan pada aplikasi Core
Banking, namun juga aplikasi-aplikasi yang lain seperti aplikasi Bulog, aplikasi
MPN (Modul Penerimaan Negara), aplikasi Pertamina, aplikasi universitas,
aplikasi Taspen, aplikasi BIS (Business Information System), dan aplikasi neraca
direktorat. Secara umum aplikasi-aplikasi tersebut dibangun di atas sistem operasi
Windows Server dan platform aplikasi berbasis desktop dan berbasis web.
Pengembangan secara inhouse juga dilakukan pada aplikasi yang berfungsi
sebagai antarmuka aplikasi pihak ketiga atau paket aplikasi. Salah satu aplikasi
yang terkait dengan pihak ketiga adalah aplikasi yang terkait dengan regulator
perbankan.
Universitas Indonesia
Aplikasi pihak ketiga yang terkait dengan regulator perbankan di Indonesia, yaitu
RTGS (Real Time Gross Settlement), SKN (Sistem Kliring Nasional), SID (Sistem
Informasi Debitur), dan LBU/ LBU (Laporan Bank Umum/ Laporan Harian Bank
Umum). Aplikasi Swift tidak berkaitan dengan regulator perbankan, namun
menjadi salah satu paket aplikasi yang wajib dimiliki untuk melakukan transaksi
antar negara. Aplikasi lain yang diwajibkan namun tidak disediakan oleh regulator
adalah aplikasi SAPU (Sistem Anti Pencucian Uang), CWA (Compliance
Worksheet Assessment), CSA (Compliance Self Assessment), dan ICRR (Internal
Credit Risk Rating). Aplikasi mitra system merupakan replika dari sistem Core
Banking dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Aplikasi ini digunakan oleh mitra
Bank XYZ yang melakukan usaha dalam bidang koperasi simpan pinjam.
Pemberian fasilitas ini diberikan kepada mitra Bank XYZ sebagai bentuk
kerjasama pemberian kredit tidak langsung.
Aplikasi lain yang memiliki peranan penting dalam mendukung bisnis Bank XYZ
adalah aplikasi switching (Xlink). Aplikasi ini memberikan peranan melalui
interaksi dengan organisasi lain yang terkait dengan pembayaran dan pembelian
secara host to host (H2H). Selain digunakan untuk pembayaran dan pembelian,
aplikasi switching ini digunakan sebagai sistem utama dari aplikasi ATM
(Automated Teller Machine). Aplikasi switching ini diimplementasikan pada
tahun 2012. Beberapa aplikasi switching lama yang dibangun secara inhouse
masih digunakan untuk berinteraksi dengan organisasi lain dan belum
dipindahkan ke aplikasi switching yang baru. Aplikasi ini menggunakan sistem
operasi Linux.
Aplikasi website perusahaan dan internet banking adalah paket aplikasi lain yang
dibeli oleh Bank XYZ. Paket aplikasi internet banking menggunakan sistem
operasi Sun Solaris, dan website perusahaan menggunakan sistem operasi
Windows Server. Daftar aplikasi yang ada saat ini di Bank XYZ dapat dilihat pada
Tabel 5-1.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
14 Aplikasi CTS Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Windows Server Divisi Manajemen
(Complaint untuk mengelola komplain/ Penjualan
Tracking System keluhan nasabah
15 Aplikasi HRIS Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Linux Red Hat Divisi PSDM
(Human Resource untuk mengelola data SDM
Information System)
16 Aplikasi TPC Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Windows Server Divisi Perbankan
(Trade Payment untuk mengelola data Internasional
Center) perbankan internasional
17 Aplikasi OPICS Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Windows Server Divisi Treasury
untuk mengelola data
treasury
18 Aplikasi E-flow Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Windows Server Divisi Pengembangan
untuk mengelola pengajuan Produk Kredit
kredit konsumer
19 Aplikasi SIKM Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Windows Server Divisi Pengembangan dan
(Sistem Informasi untuk mengelola bisnis dan Pengendali Produk Mikro
Kredit Mikro operasional kredit mikro
20 Aplikasi Universitas Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis desktop Windows Server Divisi Pengembangan
untuk pembayaran SPP Dana dan Jasa
Universitas Indonesia
21 Aplikasi Taspen Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis desktop Windows Server Divisi Pengembangan dan
untuk pembayaran asuransi Pengendali Produk Mikro
pensiun
22 Aplikasi Asabri aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis desktop Windows Server Divisi Pengembangan dan
untuk pembayaran Pengendali Produk Mikro
pensiunan asabri
23 Aplikasi Neraca Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis desktop Windows Server Divisi Perencanaan
Direktorat untuk laporan dan analisis Keuangan dan Akuntansi
keuangan
24 Aplikasi Switching Aplikasi yang digunakan middleware, ATM Linux SLES Divisi Perbankan
(H2H) untuk berinteraksi dengan Transaksional
organisasi lain yang terkait
dengan pembayaran dan
pembelian
25 Personal Internet Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Sun Solaris Divisi Perbankan
Banking oleh nasabah individu Transaksional
melalui media internet
26 Corporate Internet Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web Sun Solaris Divisi Perbankan
Banking oleh nasabah perusahaan Transaksional
27 Mobile Banking Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis Sun Solaris Divisi Perbankan
oleh nasabah melalui smartphone Transaksional
media smartphone
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari penjelasan hasil diskusi di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan modal
menjadi masukan dalam rantai nilai bisnis. Modal yang telah dihimpun tersebut
dikemas menjadi produk kredit melalui pengembangan produk dan product
pricing. Produk yang dikembangkan dijual melalui distribution channel dan
wilayah tertentu. Untuk meningkatkan penjualan produk, diperlukan program
penjualan dan marketing komunikasi. Tahap layanan produk pada rantai nilai
bisnis dicapai dengan aktivitas menjaga hubungan pelanggan dan kemudahan
layanan transaksi. Analisis rantai nilai berdasarkan Porter untuk aktivitas bisnis di
Bank XYZ ditunjukkan pada Gambar 5-2 berikut ini.
Universitas Indonesia
Proses bisnis inti diturunkan dari aktivitas utama pada analisis rantai nilai, yaitu
peningkatan modal, pengembangan produk, product pricing, distribution channel,
jaringan kantor cabang, program penjualan, marketing komunikasi, hubungan
pelanggan dan layanan transaksi. Proses bisnis inti tidak hanya diturunkan dari
aktivitas utama, namun juga aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan
nasabah yang berhubungan dengan fokus bisnis Bank XYZ. Proses bisnis yang
berkaitan dengan nasabah antara lain pembukaan rekening, pengajuan kredit,
penutupan rekening, penyimpanan dana, pembayaran kredit, transfer dana, dsb.
Proses bisnis pendukung diturunkan dari aktivitas pendukung Bank XYZ, yaitu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Arsitektur data tidak dianalisis lebih mendalam karena keterbatasan akses data dan
kurangnya informasi dari hasil wawancara maupun diskusi yang telah dilakukan.
Universitas Indonesia
Identifikasi aplikasi diadopsi dari paket implementasi pola solusi best practice
(Ebadi, 2007) yang ada di dunia perbankan, memanfaatkan aplikasi yang sudah
dimiliki dan berdasarkan rencana perusahaan. Berdasarkan kondisi saat ini dan
diskusi yang telah dilakukan, aplikasi CTS perlu dikembangkan ruang lingkupnya
dan mengikuti model yang ada secara best practice, yaitu CRM (Customer
Relationship Management). Adapun cuplikan hasil diskusi pada penelitian ini
ditunjukkan pada Lampiran 2 : Focus Group Discussion. Aplikasi BIS (Business
Information System) juga dikembangkan menjadi agar dapat digunakan oleh
manajemen untuk mengukur kinerja marketing melalui Management Dashboard.
Pengembangan ini mengacu kepada dokumen rencana perusahaan terkait
pengembangan DWH (Data Warehouse) untuk menunjang aplikasi BIS. Dalam
rencana perusahaan, DWH dikembangkan bersama dengan Data Mining dan Data
Mart. Secara singkat, istilah yang berkembang pada Bank XYZ, pengembangan
ketiga sistem disebut dengan DWH. Klasifikasi sistem aplikasi yang dimiliki oleh
Bank XYZ ditunjukkan pada Tabel 5-3 Klasifikasi sistem informasi Bank
XYZTabel 5-3.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan klasifikasi aplikasi pada Tabel 5-3, Bank XYZ memiliki 6 sistem
informasi utama yaitu: Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem
Informasi Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tool. Sistem
informasi utama dibagi menjadi sub sistem informasi yang sesuai dengan
fungsinya. Sistem informasi ini ditunjukkan pada Gambar 5-5 berikut ini:
Universitas Indonesia
Sistem informasi di Bank XYZ secara garis besar dibagi menjadi 6 jenis sistem
informasi utama, yaitu Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem
Informasi Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tool.
Fungsionalitas dari masing-masing aplikasi tersebut dijabarkan pada Tabel 5-4
berikut ini:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pemilihan teknologi MPLS ditujukan untuk WAN (Wide Area Network) yang
menghubungkan Data Center dengan kantor cabang Bank XYZ melalui penyedia
jaringan komunikasi. Pemilihan ini dilakukan karena teknologi frame relay saat
ini sudah tidak didukung oleh penyedia jaringan komunikasi. Secara umum
penyedia jaringan komunikasi memberikan istilah penggantian teknologi frame
relay ini dengan penggantian MPLS atau VPN IP (Virtual Private Network
Internet Protocol). Dampak dari pemilihan teknologi adalah perubahan antar
muka yang digunakan pada router Bank XYZ.
Beberapa komponen teknologi yang dipilih masih terduplikasi, yaitu basis data
dan sistem operasi. Basis data yang masih terduplikasi adalah DB2 dan
PostgreSQL. Komponen sistem operasi yang masih terduplikasi adalah O/S400
dan Linux OpenSUSE atau Linux SLES (SUSE Linux Enterprise Server).
Berdasarkan observasi, wawancara dan diskusi yang telah dilakukan, komponen
basis data DB2 dan sistem operasi O/S400 masih digunakan dalam jangka
Universitas Indonesia
Selain komponen basis data dan sistem operasi, komponen teknologi yang masih
terduplikasi adalah web server. Seperti halnya basis data dan sistem operasi,
komponen web server Sybase EAServer digunakan untuk pengembangan aplikasi
inhouse sedangkan PHP & Apache web server digunakan untuk aplikasi yang
dikembangkan melalui alih daya.
Universitas Indonesia
Kantor cabang pada Bank XYZ terdiri dari 3 jenis, yaitu Kantor Cabang Utama
(KCU), Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK). Jenis kantor ini
dibedakan berdasarkan fungsi kantor, pendapatan dan jumlah karyawan pada
kantor tersebut. Berdasarkan aplikasi yang digunakan dan jumlah karyawan pada
tiap kantor tersebut dipilih bandwidth sebesar 256 Kbps (Kilobit persecond) untuk
KK, 512 Kbps untuk KCP dan 1 Mbps untuk KCU. Kapasitas bandwidth pada
kantor cabang Bank XYZ yang dimulai dari 256 Kbps disesuaikan dengan best
practice penggunaan bandwidth minimal untuk aplikasi berbasis web.
Peningkatan kapasitas bandwidth disesuaikan dengan pengguna aplikasi di tiap
kantor. Khusus untuk KCU digunakan bandwidth sebesar 1 Mbps yang
diduplikasi dengan penyedia jaringan komunikasi lain dan menggunakan
perangkat Blue Coat WAN Optimizer. Perbedaan pada KCU ini disebabkan oleh
penggunaan aplikasi yang lebih beragam dibandingkan dengan kantor lain dan
untuk meningkatkan ketersediaan jaringan komunikasi data apabila terjadi
gangguan jaringan komunikasi pada KCU. Apabila terjadi gangguan jaringan
komunikasi pada KCP dan KK, yang merupakan bagian dari KCU, maka proses
bisnis yang didukung oleh aplikasi dilakukan di KCU.
Hubungan antara sistem informasi dan teknologi yang akan digunakan dilihat
sebagai persektif arsitektur. Taksonomi komponen infrastruktur yang dipetakan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Komponen integrasi aplikasi pada Bank XYZ terdiri dari ODBC (Open Database
Connectivity), RPC (Remote Procedure Call) dan SOAP (Simple Object Access
Protocol). ODBC digunakan untuk menghubungkan antar aplikasi melalui
mekanisme akses basis data. RPC menghubungkan antar aplikasi dengan cara
mengakses fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh aplikasi lain dari sistem
operasi yang berbeda. RPC secara umum digunakan untuk mengintegrasikan
aplikasi yang menggunakan sistem operasi O/S400. Komponen integrasi RPC ini
memiliki karakteristik yang sama dengan SOAP, yaitu menggunakan fungsi
aplikasi dari sistem operasi yang berbeda. Perbedaan RPC dan SOAP terletak
pada karakteristik keterbukaan dan standar yang digunakan. SOAP lebih terbuka
dan standar untuk digunakan pada sistem operasi yang berbeda-beda. SOAP
merupakan komponen perangkat lunak yang menggunakan konsep service atau
layanan berdasarkan Service Oricented Architecture (SOA). RPC masih
digunakan pada Bank XYZ karena sistem operasi O/S400 masih digunakan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, penggantian komponen RPC
ke SOAP pada O/S400 tidak dilakukan karena investasi untuk pengadaannya yang
cukup besar. Untuk integrasi aplikasi dari sistem operasi lain ke sistem operasi
O/S400 digunakan middleware yang menggunakan komponen integrasi SOAP
untuk menghubungkan middleware dengan aplikasi pada sistem operasi lain dan
komponen integrasi ODBC atau RPC yang menhubungkan middleware dengan
aplikasi di sistem operasi O/S400.
Universitas Indonesia
Antar muka pengguna yang digunakan dalam platform arsitektur teknologi terdiri
dari aplikasi desktop yang dikembangkan dari perangkat lunak PowerBuilder, web
browser, dan antar muka E-Banking seperti ATM, SMS Banking, EDC, dll.
Jaringan yang digunakan sebagai platform adalah LAN, WAN, dan internet yang
menggunakan protokol HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure).
Penggabungan platform untuk presentation dan aplikasi yang digunakan adalah
Sybase EAServer yang dapat digunakan sebagai web server dan application
server, dan PHP (Hypertext Preprocessor) yang digunakan sebagai web server.
Penggabungan lain pada presentation dan aplikasi yang digunakan adalah Xlink
sebagai payment switching. Platform arsitektur teknologi ini ditunjukkan pada
Gambar 5-11 sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sistem yang berada di DMZ dan zona internal. Desain infrastruktur virtualisasi
server ini dapat dilihat pada Gambar 5-13 berikut ini:
Universitas Indonesia
Adapun analisis kesenjangan infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 5-8 berikut ini:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis,
dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip TI secara umum yang digunakan dalam perencanaan
infrastruktur TI Bank XYZ mengacu kepada prinsip arsitektur pada sub bab
5.1.1, yaitu:
a. Pertukaran data dengan organisasi lain harus menggunakan format web
service atau ISO8583 (service orientation)
b. Setiap user aplikasi memiliki userid dan password unik
c. Akses melalui internet harus menerapkan otentikasi dan enkripsi data
(SSL)
d. Akses ke server farm harus melalui IPS/IDS (Intrusion Prevention System/
Intrusion Detection System)
e. Duplikasi komponen kritis.
2. Pemodelan bisnis Bank XYZ yang dibahas pada sub bab 5.2 dan sub bab 5.3
terdiri dari 5 aktivitas utama, yaitu peningkatan modal, pengembangan produk
dan product pricing, distribution channel dan jaringan kantor cabang, program
penjualan dan marketing komunikasi, serta hubungan pelanggan dan layanan
transaksi. Aktivitas bisnis yang mendukung aktivitas utama terdiri
dari 4 kelompok aktivitas, yaitu infrastruktur bank, manajemen sumber daya
manusia, teknologi informasi dan manajemen aset. Proses bisnis pada
perspektif nasabah merupakan bagian dari aktivitas utama bisnis perbankan
seperti pembukaan rekening, penutupan rekening, pengajuan kredit, pelunasan
kredit, transfer dana, pembayaran tagihan dan penarikan dana. Proses bisnis
pada perspektif nasabah mengacu kepada 3 fokus bisnis Bank XYZ, yaitu
liabilities, asset, dan fee based.
3. Arsitektur aplikasi dibagi menjadi 6 kelompok aplikasi utama, yaitu
Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem Informasi
Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tools. 6 kelompok
78 Universitas Indonesia
aplikasi ini diperoleh dari hasil analisis arsitektur aplikasi pada sub bab 5.4.2
yang mengacu kepada paket aplikasi best practice dunia perbankan, aplikasi
yang dimliki dan rencana perusahaan. 5 dari 6 kelompok aplikasi utama dibagi
menjadi sub kelompok aplikasi, yaitu:
a. Manajemen sistem
i. Jaringan
ii. Komunikasi dan Kolaborasi
iii. Keamanan
b. Core System
i. Saving
ii. Loan
iii. Core Transaction
c. Multi Channel
i. Card Management
ii. E-banking
iii. Kemitraan
d. Sistem informasi pendukung
i. Finance and Accounting
ii. Human Resources Information System
iii. Asset and Procurement
iv. Customer Relationship Management
v. Document Management/ Workflow
e. Layanan informasi
i. Data Warehouse
ii. Management Dashboard
iii. Intranet Portal
iv. Internet Portal.
4. Penerapan virtualisasi yang menopang sistem informasi organisasi secara
keseluruhan menaikkan tingkat adaptif infrastruktur TI Bank XYZ. Hal ini
mengacu kepada rancangan virtualisasi server pada sub bab 5.5.4. Rancangan
virtualisasi server mengacu kepada kelompok sistem informasi organisasi dan
Universitas Indonesia
best practice dari virtualisasi server yang membagi sumber daya melalui
pembagian kelompok server.
5. Penerapan prinsip-prinsip TI dan model adaptif pada infrastruktur TI Bank
XYZ mengacu kepada arsitektur teknologi yang dihasilkan dari perencanaan
arsitektur TI pada sub bab 5.5 dan sub bab 5.6.2. Daftar usulan dan kegiatan
implementasi infrastruktur TI berdasarkan analisis kesenjangan adalah sebagai
berikut:
a. Implementasi total virtual server menggunakan VMware
b. Usulan penggunaan sistem operasi Linux OpenSUSE atau Linux SLES
sebagai alternatif sistem operasi selain O/S400
c. Usulan penggunaan DB2 sebagai basis data utama dan PostgreSQL
sebagai basis data pendukung
d. Implementasi directory service dan pengembangan Single Sign On
e. Migrasi jaringan komunikasi teknologi jaringan komunikasi kantor
cabang
f. Migrasi protokol jaringan
g. Usulan penggunaan Cisco sebagai perangkat firewall
h. Migrasi webmail
i. Usulan penggunaan office tools berbasis open source.
6. Arsitektur teknologi yang dihasilkan dari pengembangan arsitektur TI pada
sub bab 5.6.2 dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
infrastruktur TI yang adaptif dalam menopang perubahan paket aplikasi untuk
mengakomodir kebutuhan bisnis saat ini dan strategi bisnis Bank XYZ dengan
cepat di masa yang akan datang. Model adaptif yang digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan infrastruktur TI ini adalah sebagai berikut:
a. Penyimpanan data menggunakan eksternal atau cloud storage dan
virtualisasi server
b. Penggunaan infrastruktur berbasis open source untuk meminimalkan
investasi bisnis berbasis TI
c. Penggunaan aplikasi berbasis web yang diakses oleh karyawan marketing
d. Penyeragaman teknologi
e. Penerapan open standard
Universitas Indonesia
6.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang disusun oleh penulis agar infrastruktur TI yang
adaptif dapat diterapkan pada Bank XYZ dengan baik:
1. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan infrastruktur TI berbasis open
source yang lebih mendalam bagi karyawan TI agar implementasi sistem
operasi berbasis open source dapat berjalan dengan baik.
2. Perencanaan kapasitas infrastruktur, terutama server dan storage untuk
implementasi virtualisasi.
3. Memastikan infrastruktur TI yang digunakan untuk menopang perubahan
paket aplikasi mengacu kepada cetak biru yang telah dibuat.
4. Mengevaluasi cetak biru infrastruktur TI secara berkelanjutan agar mengikuti
perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis.
Universitas Indonesia
Chang, B. R., Tsai, H.-F., & Chen, C.-M. (2013). Journal of Information Hiding
and Multimedia Signal Processing . Evaluation of Virtual Machine Performance
and Virtualized Consolidation Ratio in Cloud Computing System.
Gurbaxani, V., Melville, N., & Kraemer, K. (1998). Disaggregating the return on
investment to IT capital. Proceedings of the Nineteenth International.
82 Universitas Indonesia
The Open Group. (2009). TOGAF® version 9.1. Van Haren Publishing.
Vintantonio, G. D., Smith, J. L., Millar, W., & Wilkinson, M. (2006). Meeting
business objectives through adaptive information and communications
technology.
VMware. (2009). The Benefits of Virtualization for Small and Medium Business.
Retrieved 6 11, 2013, from http://www.vmware.com/files/pdf/VMware-SMB-
Survey.pdf
Ward, J., & Peppard, J. (2004). Strategic Planning for Information Systems (3 rd
ed). John Wiley & Sons, LTD.
Weill, P., & Broadbent, M. (2002). Building IT infrastructure for strategic agility.
Sloan Management Review.
Weill, P., & Ross, J. (2004). IT Governance: How Top Performers Manage IT
Decision Rights for Superior Results. Harvard Business School Press.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil Diskusi:
Konfirmasi informasi terkait produk dan proses bisnis, yaitu:
a. Kartu Kredit
Pemilik Produk : Divisi Kartu Kredit
Retensi Data (termasuk rekaman suara)
o Di sistem : 2 tahun
o Di back-up : 5 tahun
Isu yang ada:
o Saat ini mirroring hanya dilakukan ke server High Availability
(HA) dan belum ke DRC karena terkendala ukuran harddisk
yang melebihi kapasitas DRC.
o Data transaksi dan log belum pernah dilakukan cleansing.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
o E-Karip
Di sistem : 5 tahun
Di back-up : 10 tahun
f. Operational Excellence dan Regulasi
CSA
o Pemilik Produk : Divisi Kepatuhan (Disarankan dipindah ke
Divisi Pengembangan Produk Kredit)
o Retensi Data : 5 tahun
ICRR
o Pemilik Produk : Divisi Manajemen Risiko
o Retensi Data : 5 tahun
CWA
o Pemilik Produk : Divisi Kepatuhan
o Retensi Data : 5 tahun
SAPU
o Pemilik Produk : Divisi Kepatuhan
o Retensi Data : 5 tahun
g. Riset dan Data Warehouse
LBU (Laporan Bank Umum)
o Pemilik Produk : Divisi Perencanaan Keuangan dan
Akuntansi
o Retensi Data : 5 tahun
BIS (Business Information System)
o Pemilik Produk : Divisi Perencanaan Keuangan dan
Akuntansi
o Retensi Data : 5 tahun
o Isu
Sebaiknya dipilih modul mana yang masih diperlukan,
sisanya akan didisposal
Neraca Direktorat
o Pemilik Produk : Divisi Perencanaan Keuangan dan
Akuntansi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
120
100
80
60
Penambahan Server
40 Jumlah Server
20
Universitas Indonesia
Manajemen host dan cluster dilakukan melalui Virtual Center (VC) Server yang
juga terhubung dengan core switch. Administrator dapat mengakses VC Server
melalui PC manapun yang berada di jaringan perusahaan. Untuk memudahkan
manajemen infrastruktur virtual, administrator dapat menggunakan antar muka
Virtual Interface (VC) Client yang terhubung dengan VC Server. Selain dengan VI
Client, administrator juga dapat melakukan administrasi host secara individual
menggunakan antar muka berbasis Web atau console. Metode tersebut dilakukan
dengan membuka alamat IP Service Console (COS) host yang dimaksud. Kedua
metode tersebut tidak dapat digunakan untuk manajemen cluster, termasuk
menjalankan fitur VMotion dan DRS. Infrastruktur virtualisasi server tidak
menggunakan child resource pool, namun root resource pool, yaitu sumber daya
sistem dilihat sebagai jumlah dari sumber daya prosesor dan memori cluster.
Terdapat 3 host di cluster, rata-rata tiap host dapat mengoperasikan 4 VM.
Universitas Indonesia
normal, maka mesin server yang digunakan sebagai host memiliki spesifikasi
mesin server yang lebih tinggi, terutama kapasitas memori.
Pada komponen media penyimpanan data, digunakan Ethernet Giga Storage Area
Network (SAN). Penggunaan SAN merupakan salah satu syarat fitur VMotion dan
DRS. Sebuah volume LUN yang menjadi lokasi penyimpanan suatu VM dapat
diakses oleh ketiga host, sehingga ketika proses VMotion berlangsung, tidak
terjadi replikasi data storage, namun hanya replikasi state VM dari host asal ke
host tujuan. SAN menyediakan mekanisme penguncian agar suatu VM yang
sudah diaktifkan oleh suatu host tidak dapat diaktifkan kembali oleh host lain.
Masing-masing host memiliki 1 HBA yang terhubung ke port Fibre Channel (FC)
switch. Media yang digunakan untuk menghantarkan data adalah kabel fibre optic
(FO). Koneksi redundant tersedia dari FC switch ke SAN enclosure, untuk
menjaga koneksi tetap terjaga ketika salah satu jalur terputus. Fibre Channel
menyediakan lebar pita hingga 10 Gbps yang mendukung untuk proses baca-tulis
antara host dengan SAN.
Universitas Indonesia
Sejumlah port di vSwitch dapat dikelompokkan ke dalam port group. Port group
berfungsi sebagai mekanisme manajemen sejumlah vNIC, seperti pemberian label
jaringan, aturan keamanan, dan aturan kualitas layanan (QoS). Proses VMotion
dapat berlangsung pada host tujuan yang memiliki label jaringan yang sama
dengan host asal atau perpindahan VM hanya dapat dilakukan dalam sebuah
cluster host.
Ketiga host memiliki desain dan konfigurasi jaringan yang sama. Vmnic pertama
yang digunakan sebagai jalur produksi memiliki label jaringan (port group)
Virtual Network1. Vmnic kedua yang memiliki label Virtual Network2 berguna
sebagai jalur manajemen. Jalur manajemen memiliki 2 komponen, yaitu service
console dan VMkernel. Desain dan konfigurasi jaringan ini telah memenuhi
persyaratan Vmotion dan DRS.
Sistem operasi pada tiap-tiap VM mengacu kepada storage area network (SAN)
sebagai SCSI disk yang terhubung ke SCSI HBA virtual. VM tidak dapat
mengakses SAN secara langsung, namun melalui layer virtualisasi VMware ESX.
Permintaan baca-tulis oleh sistem operasi di dalam VM akan diteruskan ke HBA
host. Masing-masing host memiliki 1 HBA yang terhubung ke 1 port FC switch
Universitas Indonesia
melalui kabel FO dengan lebar pita 10 Gbps. FC switch dihubungkan dengan port
front end (FE) Storage Processor (SP) melalui kabel FO dengan lebar pita 10
Gbps.
Universitas Indonesia