Anda di halaman 1dari 10

Bimbingan Konseling

 HOME
 CONTACT
 BIMBINGAN KONSELING
 KESEHATAN
 KETERAMPILAN
 KUMPULAN TUGAS
 KEINDAHAN ALAM

Sabtu, 26 September 2015


KURIKULUM, FUNGSI KURIKULUM, PROSES ADMINISTRASI
KURIKULUM DAN PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI KURIKULUM

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

1.      Menurut istilah


Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculai yang artinya jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, perngertian kurikulum ialah jangka
waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal
ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagai halnya seorang pelari telah menempuh
suatu jarak antara suatu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finis. Dengan
kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk
mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai olehperoleh dari suatu ijazah
tertentu.
2.      Menurut UU SISDIKNAS NO 20 Tahun 2003
kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. 
3.      Menurut beberapa ahli
a.      Rusman (2012) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
dan bahan pelajaran serta carra yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b.       S Nasution (2011) kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan pendidikan.
c.       Zais (dalam Rino Rusdi, 2012) menekankan kurikulum sebagai rencana-rencana
pendidikan bagi peserta didik yang berisikan sejumlah materi atau bahan ajar yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Kurikulum sebagai rencana yang terprogram, diwujudkan
dalam bentuk dokumen tertulis sehingga akan menjadi jelas dan sistematis setiap tahapan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan kurikulum itu.
d.      Wina Sanjaya (2011: 9-10) kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
e.       Oliva (dalam Muhaimin, 2010: 3) yang mendefenisikan kurikulum sebagai rencana atau
program yang menyangkut semua pengalaman yang dihayati pesert didik di bawah
pengarahan sekolah atau perguruan tinggi.
f.       Syafrudin Nurdin (2005) kurikulum diartikan sebagai aktifitas apa saja yang dilakukan
sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan.

B. Fungsi Kurikulum

fungsi kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut:


1.      Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Bahwa kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tindakan yang mungkin diambil adalah
meninjau kembali tujuan yang selama ini digunaakan oleh suatu sekolah.
2.      Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa
Sebagai organisasi belajar yang tersusun dengan cermmat, kuurikulum selalu disiapkan
dan dirancang bagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa dari
berbagai materi yang diajarkan kepada mereka, diharapkan siswa akan mendapatkan
pengalaman baru dalam proses dan hasil belajarnya. Pengalaman belajar ini lah yang
selanjutnya akan dapat dipergunakan bagi pengembangan potensi mereka dikemudian
hari.
3.      Fungsi kurikulum bagi para pendidik
Bagi guru atau pendidik, kurikulum memegang peran penting yang berfungsi sebagai:
a.      Pedoman kerja dalam mmenyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.
b.       Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkata perkembangan siswa dalam
kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
c.       Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
d.      Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan pembina sekolah

Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan pembina sekolah adalah :


a.      Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar
agar lebih kondusif.
b.       Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, dalam menciptakan situasi
belajar yang menunjang situasi belajar siswa kearah yang lebih baik. 
c.       Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan
kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka.
d.      Sebagi aseorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedomman dalam
mengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
e.       Sebagai acuan bagi pelaksanaan evaluasi agar proses belajar-mengajar dapat lebih baik.
4.     Fungsi kurikulum bagi orang tua siswa
Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar  bagi oarang tua siswa, yakni agar mereka
dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra-
putri mereka dengan mengacu pada kurikulum sekolah dimana anak-anak mereka dibina,
maka oarang tua dapat memantau perkembangan informasi yang diserap anak-anak
mereka.
5.      Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat atas
Kurikulum pada tingkat sekolah yang lebih rendah akan sangat berkaitan dengan upaya
perancangan kurikulum pada tingkat pendidikan selanjutnya. Ada dua fungsi yang dapat
dikemukakan sebagai keterkaitan antara kurikulum tingkat atas dan tingkat dibawahnya.
a.      Sebagai pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum
yang digunakan oleh suatu sekolah tertentu, sekolah pada tingkat yang lebih tingggi dapat
mengadakan penyesuaian dalam perancangan kurikulumnya bila sebagian kurikulum
sekolah tersebut telah diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, maka sekolah
dapat meninjau kembali perlu atau tidaknya bagian dari kurikulum  tersebbut untuk
dilanjutkan.
b.       Penyiapan tenaga guru. Apabila suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga guru untuk
mengajar pada tingkat sekolah dibawahnya, maka amat perlu sekolah mengetahui
kurikulum yang diajarkan disekolah tingkat dibawahnya.
6.     Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengacu pada kurikulum yang ditetapkan lembaga pendidikan, untuk
memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang
membutuhkan kerja sama dengan pihak masyarakat. Masyarakata dapat memberikan
kritik dan saran yang konstrutif dalam penyempurnaan program pendidikan disekolah
agar llebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan kerja 

C. Proses Administrasi Kurikulum

Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut :


1.      Perencanaan Kurikulum
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk
menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan
bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah
pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau
“expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus
direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar,
dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira
seragam, Mengenai perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan
pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa
ahli yang mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang
harus direncana jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat,
pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.      Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh “experts” dalam
bentuk kumpulan mata pelajaran.
b.       Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari guru-
guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
c.       Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri dari
guru-guru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh guru berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan murid.
d.      Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari guru-guru dan
tokoh-tokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
e.       Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa
perencanaan jauh dimuka.
2.      Pelaksanaan Kurikulum
Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian
program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban
terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata
pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan
individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid
(kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan
disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam
kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada
perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat
mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
1)     konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua murid
menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan
individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas”
ini.
2)     bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan
bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap
kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran.
3)     menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-
masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut dalam
pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik
perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja
menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan
masih menunjang usaha bersama kelompok.
3.      Pengawasaan /    Pengembangan Kurikulum
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni  Pengembangan
Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
a.         Pedoman Kurikuklum, meliputi:
            Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi
yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan
pelajaran.
          Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang
lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
          Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: Bahan
pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
b.         pedoman instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman
kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai
pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari
pedoman kurikulum.
4.     Evaluasi Kurikulum
a.      Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya
ialah :
1)     Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah
ditentukan.
2)     Melalui efektivitas kurikulum.
3)     Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi
diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan
tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
b.       Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan, (2) analisis data
untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.

D. Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum

Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui
kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan kepala sekolah
memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Dalam proses pengembangan
kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas.  mencatat peran guru sebagai:
1.      Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan
perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki
ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada
fase implementator kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas
hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).
2.      Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah.
Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang
sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3.      Developers
Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan 
tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan
strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya.
Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai
dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang
dibutuhkan siswa.
4.     Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas
profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai
guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk
menguji berbagai komponen kurikulum.

Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan
kurikulum, sebagai berikut:
1.      Pengelolaan administratif
2.      Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
3.      Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4.     Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5.      Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
6.     Pendekatan kurikulum
7.     Meningkatkan pemahaman konsep diri
8.      Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa

Diposkan oleh metri yulita di 22.22


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Get this widget!


Mengenai Saya

metri yulita
Lihat profil lengkapku

Universitas Negeri Padang

my university

Arsip Blog
 ▼  2015 (37)
o ►  Desember (4)
o ►  November (16)
o ►  Oktober (1)
o ▼  September (6)
 Pembinaan dan Pengembangan PTK, Kenaikan Pangkat, ...
 ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA, PROSES
ADMINIST...
 ADMINISTRASI PTK, PENGADAAN PTK, KESEJAHTERAAN PTK...
 ADMINISTRASI PESERTA DIDIK, PROSES ADMNISTRASI PES...
 KURIKULUM, FUNGSI KURIKULUM, PROSES ADMINISTRASI K...
 PERKEMBANGAN BK DI INDONESIA
o ►  Mei (8)
o ►  Maret (2)

 ►  2014 (4)

 ►  2013 (3)

Cute Puppy Pictures


Web_Cams_Travel
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai