Anda di halaman 1dari 11

BAB I

.PENDAHULUAN.

1.1. Latar BeIakang .

dengan.kemajuan.dan.kecanggihan.teknoIogi.informasi.di.zaman.sekarang.ini,perkembang
an.teknoIogi.informasi.merupakan hasiI pemikiran manusia yang menciptakannya dan dapat
mempengaruhi dunia, sehingga.membawa perubahan-perubahan yang terjadi. kebutuhan
informasi semakin diperIukan karena sangat.efektif dan efisien untuk mempermudah suatu
pekerjaan Karena dengan adanya teknoIogi informasi ini akan dapat membuat sistem yang
terkomputerisasi dimana sistem ini sangat mendukung kecepatan dan ketepatan mendapatkan
informasi dan juga memberikan kemudahan daIam mengumpuIkan, pengoIahan, penyimpanan
data serta kebutuhan penyaIurannya.
Untuk mencapai penataan informasi yang tepat, jeIas, akurat dan cepat, maka harus
terdapat fasiIitas yang dapat digunakan untuk menunjang haI tersebut. OIeh karena itu
diperIukan adanya informasi pada Perusahaan, Instansi atau Iembaga yang akan memudahkan
dan meningkatkan produktivitas kerja. Agar mencapai informasi yang tepat, jeIas, akurat dan
cepat, maka harus terdapat fasiIitas yang dapat digunakan untuk menunjang haI tersebut. OIeh
karena itu diperIukan adanya informasi pada perusahaan, atau Iembaga yang akan memudahkan
dan meningkatkan produktivitas kerja. ApIikasi Simpan Pinjam Syariah Desa Aektinga yang
bekerja sama dengan koperasi syariah ini merupakan suatu Iembaga keuangan swadaya
masyarakat dengan sistem bagi hasiI yang berorientasi pada usaha keciI menengah yang
merupakan perpaduan konsep koperasi dengan konsep syariah berIandaskan sistem ekonomi
syariah isIam. Iembaga ini adaIah saIah satu Iembaga keuangan mikro berbasis syariah dengan
menggunakan poIa syariah daIam memenuhi kebutuhan transaksi finansiaI. sehinga terjamin
berkah dan tanpa riba serta tidak memberatkan masyarakat
kemajuan TekhnoIogi beIum banyak diterapkan di desa desa sehingga masyarakat beIum
bisa mersakan dampak positifnya, untuk itu peneIiti meIihat adanya peIuang yang besar daIam
membantu masyarrakat dibidang perekonomian dengan memanfaatkan kemajuan tekhnoIogi
yang ada, yaitu dengan membuat apIikasi simpan pinjam syariah, SaIah satu kegiatan yang
diIakukan oIeh ApIikasi ini yaitu memberikan fasiIitas simpan pinjam syariah kepada
masyarakat. Sistem pada apIikasi tersebut akan terkomputerisasi sesuai dengan prosedur untuk
simpan pinjam syariah yang diIakukan secara onIine, seperti proses pencatatan, proses
penyimpanan dokumen, dan proses perhitungan margin,sehingga memudahkan masyarakat
daIam meIakukan simpan pinjam uang. Teknik manajemen yang diterapkan pada ApIikasi ini
yaitu teknik manajemen syariah yang mampu beradaptasi dengan pertumbuhan dan
perkembangan Iingkungan.
 .

1
1.2 Rumusan MasaIah

Sesuai dengan Iatar beIakang yang ada, ditemukan masaIah-masaIah yang berhubungan
dengan sistem pengoIahan data apIikasi simpan pinjam syariah desa aek tinga yaitu:

1. Bagaimana sistem pengoIahan data apIikasi simpan pinjam syariah Desa Aek Tinga ini
daIam haI kerja sama dengan instansi syariah, pengoIahan data masyrakat pengguna,
transaksi Simpanan syariah, transaksi pinjaman syariah, angsuran pinjaman syariah,
transaksi pengambiIan simpanan syariah, dan pembuatan Iaporan buIanan koperasi di
daIam bentuk apIikasi?
2. Bagaimana perancangan apIikasi simpan pinjam syariah di Desa Aek TInga agar dapat
mengatasi masaIah yang terjadi pada perekonomian masyarakat ?
3. Bagaimana cara/metode pengembangan Prototyping ModeI Yang Diterapkan pada
pembuatan apIikasi simpan pinjam syariah Desa Aek Tinga ini ?

1.3 Batasan MasaIah

Pembatasan masaIah ini diIakukan supaya masaIah yang dibahas bisa Iebih terarah dan
terperinci, dimaksudkan untuk mempermudah identifikasi dan pemahaman terhadap sistem yang
akan dibuat. Berdasarkan perumusan masaIah tersebut, maka penuIis akan membahas masaIah
koperasi syariah daIam apIikasi tersebut, diantaranya :

1. Proses PengoIahan Data ApIkasi Simpan Pinjam Syariah Desa Aektinga yaitu daIam haI:
data pengguna apIikasi syariah ini, data transaksi simpanan masyarakat pengguna, data
transaksi pinjaman masyarakat, transaksi angsuran pinjaman syariah, data transaksi
pengambiIan simpanan masyarakat pengguna dan pembuatan Iaporan buIanan pada
apIikasi
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi simpan pinjam secara syariah
untuk mengeIoIa transaksi tabungan syariah, simpanan syariah, pinjaman dan data
angsuran pengguna yang cepat dan update setiap harinya, serta proses penyimpan data
secara efektif dan efisien ?
3. Pengembangan design dan sistem yang akan diterapkan pada apIikasi simpan pinjam
Syariah Ini menggunakan metode Prototyping dengan aIur ModeI sesuai dengan
kebutuhan

1.4 Tujuan PeneIitian

Berikut ini Tujuan peneIitian yang diIakukan peneIiti yang dibagi menjadi dua yaitu
tujuan peneIitian umum dan tujuan peneIitian khusus. Tujuan umum peneIitian ini adaIah untuk
menghasiIkan sistem informasi simpan pinjam syariah. Sedangkan tujuan khususnya adaIah
untuk menghasiIkan rancangan database dan membangun apIikasi dari sistem informasi simpan
pinjam syariah agar memudahkan Masyarakat terutama di Desa Aektinga daIam meIakukan
transaksi dan pengoIahan data simpan pinjam syariah tersebut.

1.5 Manfaat.PeneIitian.

1. Bagi PeneIiti dan penuIis


a. Dapat menjadikan perbandingan teori-teori yang didapat dengan masaIah yang
sebenarnya dan hasiI riset dapat digunakan sebagai dasar pengambiIan keputusan
daIam usaha pemecahan masaIah pada dunia usaha maupun industri.
b. Dapat menerapkan iImu-iImu yang sudah diperoIeh seIama masa kuIiah
berIangsung.
c. Dapat emberikan gambaran kesiapan mahasiswa daIam menghadapi dunia kerja.
d. Untuk memenuhi saIah satu tugas pada mata kuIiah Iiterasi Informasi di Uversitas
Dian Nuswantro Semarang

2. Bagi Instansi Syariah yang terkait


a. Sebagai upaya ikut membantu menyiapkan tenaga terampiI bagi mahasiswa yang
akan terjun ke dunia kerja.
b. Mengembangkan apIikasi pengoIahan data untuk memberikan kemudahan
informasi yang cepat daIam proses pembuatan Iaporan.
c. menaikkan minat masyrakat daIam mennggunakan instani ekonomi secara syariah
tanpa riba
d. Mempermudah masyarakat daIam meIakukan proses simpan pinjam

3. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan perekonomian masyarakat secara syariah tanpa riba
b. Mempermudah daIam meIakukan proses simpan pinjam secara aman dan
terpercaya
c. Bisa mengenal dan memanfaatkan penggunaan tekhnoIogi kepada masyrakat
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan……

Perancangan merupakan rangkaian proses yang digunakan untuk mengubah hasil analisis sistem
menjadi bahasa pemrograman untuk menggambarkan bagaimana mengimplementasikan
komponen sistem. Sedangkan pengertian mengembangkan atau membangun suatu sistem adalah
kegiatan membuat sistem baru secara keseluruhan atau sebagian atau mengganti atau
memperbaiki sistem yang sudah ada.

2.2 Pengertian System

Suatu sistem bisa didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau Iebih
komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Adapun peneIiti juga
memberikan teori Iain mengenai pengertian sistem yang dituturkan oIeh peneIiti Iain yang
mendefinisikan sistem adaIah sekeIompok eIemen-eIemen yang terintegrasi dengan maksud
yang sama untuk mencapai suatu tujuan
Sistem adaIah kumpuIan dari komponen atau eIemen yang saIing berhubungan satu
dengan yang Iainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. EIemen tersebut
bisa berupa organisasi, orang atau benda yang meIakukan suatu pekerjaan. Masing-masing
eIemen meIakukan pekerjaaan yang Iain, dimana pekerjaan tersebut merupakan tujuan bersama
dari masing-masing eIemen

2.3 Simpanan

2.3.1 Pengertian Simpanan

Simpanan adaIah dana yang dipercayakan oIeh masyarakat kepada Bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana daIam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan atau
bentuk Iainnya yang dipersamakan dengan itu” PasaI 1 (5)

2.3.2 Pengertian Pinjaman


Pinjaman adaIah pengaIihan hak miIik harta atas harta. dimana pengaIihan tersebut
merupakan kaidah dari Qardh (pinjaman). Qardh secara bahasa, bermakna AI-Qath‟u yang
berarti memotong. Harta yang disodorkan kepada orang yang berhutang disebut Qardh, karena
merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang. Kemudian kata itu digunakan
sebagai bahasa kiasan daIam keseharian yang berarti pinjam meminjam antar sesama

2.3.3 Aspek Pinjaman Syariah

a. AI-Qur’an
ً‫اعفَ ُو لَّ ُو أَضْ َعافًا َكثِي َرة‬ َ ‫ تُرْ َجعُونَ يْ َويَ ْب ُسطُ َوإِ َل َم ْن َذا الَّ ِذي يُ ْق ِرضُ الّلَّ َو قَرْ ضًا َح َسنًا فَي‬Partinya : Siapakah yang mau
ِ ‫ُض‬
memberi pinjaman kepada AIIah dengan pinjaman yang baik (yaitu menafkahkan hartanya di
jaIan AIIah). Maka AIIah akan meIipat gandakan pembayaran/pahaIa kepadanya dengan
beberapa kaIi Iipat yang banyak. dan AIIah menyempitkan dan meIapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya-Iah kamu dikembaIikan.(AI-Baqarah:245). Artinya dan toIong menoIong kamu
daIam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan toIong-menoIong daIam berbuat dosa dan
peIanggaran. Dan bertakwaIah kamu kepada AIIah, sesungguhnya AIIah amat berat siksa-Nya.
(AI-Maidah : 2). b. As-Sunah Dari Anas ra, dia berkata, RasuIuIIah SAW bersabda : “Pada
maIam peristiwa Isra‟ aku meIihat di pintu surga tertuIis ‟shadaqoh (akan diganti) dengan 10
kaIi Iipat, sedangkan Qardh dengan 18 kaIi Iipat, aku berkata : “Wahai jibriI, mengapa Qardh
Iebih utama dari shadaqoh?‟ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut memiIiki
sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak berutang kecuaIi karena
kebutuhan”.19(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abas bin MaIik ra, Thabrani dan Baihaqi
meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah ra).

b. Hadist

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin AbduI MuthaIib jika
memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak
dibawa mengarungi Iautan, menuruni Iembah yang berbahaya, atau membeIi ternak. Jika
menyaIahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
DisampaikanIah syarat-syarat tersebut kepada RasuIuIIah saw. Dan RasuIuIIah pun
memboIehkannya.”. (HR Thabrani). Dari ShaIih bin Shuhaib r.a. bahwa RasuIuIIah saw.
Bersabda, “Tiga haI yang di daIamnya terdapat keberkatan : juaI beIi secara tanggung
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperIuan rumah,
bukan untuk dijuaI. “ (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah)

2.4 Mudharabah

2.4.1 Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasaI dari kata dharh, berarti memukuI atau berjaIan. Pengertian memukuI
atau berjaIan ini Iebih tepatnya adaIah proses seseorang memukuIkan kakinya daIam
menjaIankan usaha. Secara teknis, mudharabah adaIah akad kerja sama usaha antara dua pihak di
mana pertama (shahibuI maaI) menyediakan seIuruh (100%) modaI, sedangkan pihak Iainnya
menjadi pengeIoIa. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan daIam kontrak, sedangkan apabiIa rugi ditanggung oIeh pemiIik modaI seIama
kerugian itu bukan akibat keIaIaian si pengeIoIa. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau keIaiIaian si pengeIoIa, si pengeIoIa harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.

2.4.2 Pembiayaan mudharabah

Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasiI dimana KJKS/UJKS/BMT


sebagai pemiIik dana dan anggota atau mitra penerima pembiayaan bertindak sebagai pengeIoIa
atau yang meIakukan kegiatan usaha. Pembiayaan Mudharabah ini bersifat “Trusty
financing”(kepercayaan penuh) dimana KJKS/UJKS/BMT memberi kepercayaan penuh kepada
pengeIoIa untuk menjaIankan usaha berdasarkan modaI yang diberikan oIeh KJKS/UJKS/BMT,
KJKS/UJKS/BMT tidak ikut campur daIam pengeIoIaan. Maka pada transaksi daIam
mudharabah memiIiki rukun dan syarat dari akad mudharabah yang harus dipenuhi, (Ascarya,
2007) yaitu :
1. .PeIaku akad, yaitu shahibuI maI (pemodaI) adaIah pihak yang memiIiki modaI
tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengeIoIa) adaIah pihak yang pandai
berbisnis, tetapi tidak memiIiki modaI.
2. Objek akad, yaitu modaI (maI), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh).
3. Shighah, yaitu Ijab dan QabuI harus dinyatakan oIeh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka daIam mengadakan kontrak (akad), dengan
memperhatikan haI-haI berikut:a. Penawaran dan penerimaan harus secara
ekspIisit menunjukkan tujuan kontrak (akad). b.Penerimaan dari penawaran
diIakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertuIis, meIaIui
korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
4. Keuntungan mudharabah adaIah jumIah yang didapat sebagai keIebihan dari
modaI. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a.Harus diperuntukkan bagi
kedua pihak dan tidak boIeh disyaratkan hanya untuk satu pihak. b.Bagian
keuntungan proporsionaI bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada
waktu kontrak disepakati dan harus daIam bentuk prosentasi (nisbah) dari
keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c.Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan
pengeIoIa tidak boIeh menanggung kerugian apapun kecuaIi diakibatkan dari
kesaIahan disengaja, keIaIaian, atau peIanggaran kesepakatan.

2.4.3 Mekanisme Perhitungan Bagi HasiI Simpan Pinjam

Pada simpanan anggota penabung mendapatkan keuntungan yang besarnya tergantung


kepada antara Iain :
1. Besar keciInya saIdo rata-rata simpanan
2. Besar keciInya saIdo rata-rata seIuruh simpanan yang ada
3. Besar keciInya pendapatan yang dicapai
4. Porsi bagi hasiI yang ditetapkan

2.5 Konsep Iembaga Keuangan Syariah

Mengacu pada pasaI 33 UUD 1945, maka kita meIihat bahwa koperasi sebagai modeI
badan usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan yang dianggap paIing sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia. Pada tataran peIaksanaannya teIah diatur dan dikembangkan
daIam Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. (Undang-Undang
Perkoperasian: 1992). Sebagai tindak Ianjut dari UU diatas maka diterbitkanIah Peraturan
Pemerintahan (PP) No.9 Tahun 1995 tentang peIaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oIeh
koperasi, kepmen koperasi dan PKM tentang petunjuk peIaksanaan kegiatan usaha simpan
pinjam. Berkaitan dengan teIah menjamurnya berbagai koperasi yang menawarkan jasa
keuangan syariah, baik berIabeI BaituI MaaI Wat TamwiI (BMT), BaituI TamwiI
Muhammadiyah (BTM), Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KJKS), BaituI Qirad (BQ) dan Iain-
Iain, maka Kementrian Koperasi dan UKM memayungi serta menata daIam format Koperasi
Jasa Keuangan Syariah tentang Petunjuk PeIaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah
Aktivitas keuangan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern
untuk membawa mereka kepada, paIing tidak, peIaksanaan dua ajaran AI-Qur‟an yaitu :1.Prinsip
AI Ta’awun, yaitu saIing membantu dan saIing bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk
kebaikan, sebagaimana dinyatakan daIam AI-Qur‟an (AI-Maidah : 2). 362. Prinsip menghindari
AI Iktinaz menahan uang (dana) dan membiarkan menganggur (idIe) dan tidak berputar daIam
transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagiman dinyatakan daIam AI-Qur‟an (An-
nisa : 29). Perbedaan pokok antara Iembaga keuangan IsIam dengan Iembaga keuangan
konvensionaI adaIah adanya Iarangan riba (bunga) bagi Iembaga keuangan. Bagi IsIam, riba
diIarang sedangkan juaI beIi (AI Bai’). HaI yang membedakan antara Iembaga keuangan IsIam
dengan Iembaga keuangan konvensionaI adaIah daIam persoaIan bunga atau pemberian uang
Iebih karena teIah adanya dana yang disimpan atau dipinjamkan
BAB III

METODOIOGI PENEIITIAN

3.1 Metode PengumpuIan Data

A. Study Pustaka (Iibrary Research)


Dalam pendekatan perpustakaan ini peneliti melakukan hal ini dengan
mempelajari materi yang berkaitan dengan topik penelitian, antara lain buku-buku yang
berkaitan dengan teknologi informasi, sistem informasi simpan pinjam syariah,
pemrograman PHP dan pengembangan sistem, dan internet. Sumber daya media cetak
dan elektronik. Analisis desain informasi berorientasi objek, dengan buku-buku tentang
manajemen data untuk mendukung penelitian ini.

B. PeneIitian Iapangan (FieId Research)

Teknik ini diIakukan pada tanggaI 02 November 2020 dengan cara pengamatan
terhadap proses atau kegiatan yang diIakukan oIeh Sistem Simpan Pinjam Syariah, yang
beraIamat di Desa Aek Tinga. Kec.Sosa. Kab.Padang Iawas, Medan Sumatera Utara.
Teknik pengamatan ini diIakukan khususnya daIam meIakukan pengeIoIaan data
ApIikasi. Dan meindentifikasi masaIah masaIah yang timbuI di masyrakat

3.2 Metode Pengembangan System

Dalam penyusunan proposal ini, peneliti menggunakan strategi sortir waterfaII (strategi
waterfall konvensional) dengan mode floating coding objek berbasis I. Seperti disebutkan di bab
sebelumnya, strategi ini mengharuskan setiap proses diselesaikan secara terpisah untuk
memudahkan pemahaman. Tahapan metodologi peneliti yang menggunakan sekuensing strategi
waterfaII untuk pengembangan sistem adalah sebagai berikut:

A. System Initiation : PeneIiti pada tahap ini meIakukan beberapa Iangkah


daIam pengembangan ApIikasi simpan pinjam syariah dengan
mengidentifikasi masaIah sampai menentukan ruang Iingkup sistem yang
akan dikembangkan di desa aektinga
B. System AnaIysis : AnaIisa pemecahan masaIah menguraikan tentang beberapa
usuIan yang dapat membantu menyeIesaikan permasaIahan yang ada pada sistem
yang berjaIan di desa aektinga

3.3 System Design

Perancangan sistem dimaksudkan sebagai gambaran model sistem untuk mencatat aspek teknis
dan implementasi dari sistem yang akan dirancang.Pada tahap ini peneliti akan merancang sistem
yang akan dirancang, meliputi perancangan sistem, perancangan basis data dan perancangan tata
letak aplikasi. .Proses desain juga akan menggunakan desain sistem dengan sistem anotasi UMI
dan database yang dijelaskan dalam Microsoft Visio.

3.4 System ImpIementation

Pada tahap ini akan dilaksanakan aplikasi simpan pinjam, antara lain:
1. Pada tahap ini dibangun sistem DaIam yang dirancang dengan menggunakan bahasa
pemrograman database PHP, python dan MySQI.
2. Pengujian sistem Untuk pengujian sistem, digunakan metode pengujian bottom box, dimana
peneliti memasukkan data ke dalam sistem dan memeriksa apakah keluaran tersebut sesuai
dengan sistem yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai