I. PENDAHULUAN
prinsip plastik dengan metal. Material yang digunakan pada murah dibandingkan yang lain, dan sifat weldabilitynya yang
waktu itu adalah plastik High Density Polyethylene. bagus [5]. Selain itu, stainless steel ini memiliki kemampuan
Penggunaan material ini merupakan material yang paling untuk menanggung tegangan maksimum yang terjadi pada
aman yang digunakan sampai saat ini [2]. sendi lutut manusia. Tegangan maksimum yang terjadi pada
Material polimer dan stainless steel mempunyai beberapa sendi lutut manusia adalah 119,5 Mpa [6]. Oleh karena itu
keunggulan dibandingkan dengan bahan lainnya. Keunggulan dilakukan penelitian untuk mengkaji laju keausan antara
tersebut diantaranya adalah fleksibel, lebih ringan, pemuaian UHMWPE dengan stainless steel.
yang kecil, mudah dibentuk, tahan tekanan, tahan cuaca dan
harganya relatif murah untuk polimer. UHMWPE adalah
polyethylene yang digunakan pada penelitian ini. UHMWPE 2. METODOLOGI
adalah salah satu pasangan material yang paling sering
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah kerja
digunakan untuk menggantikan sendi lutut tiruan pada manusia
sebagai studi eksperimental. Awalnya melakukan persiapan
[3]. Dari penelitian sebelumnya dapat dilihat nilai specific
spesimen, yaitu membuat pin yang terbuat dari Ultra High
wear rate-nya cenderung turun dengan semakin besar beban
Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) dan disk terbuat
yang diberikan.
dari stainless steel. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
alat uji tribometer tipe Pin on Disk [7]. Pin diletakkan diatas
disk yang diputar dengan menggunakan motor. Pada penelitian
ini terdapat beberapa variabel yaitu variasi kecepatan sebesar
0,13 m/s (speed control 40) dan 0,23 m/s (speed control 100).
Variasi pembebanan sebesar 2 kg, 4 kg, 6 kg, 8 kg, dan 10 kg.
Variasi kondisi yaitu kontak dua material yang diberi pelumas
dan dry sliding (tanpa pelumas). Pelumas yang digunakan pada
penelitian ini adalah Bovine Serum, dimana bovine serum ini
digunakan sebagai pengganti synovial fluid, yaitu cairan yang
memberi pelumasan pada sendi lutut manusia sebenarnya.
Bovine serum memiliki kesamaan karakteristik dengan
synovial fluid pada sendi lutut manusia [8]. Serum berasal
dari darah sapi kemudian diekstraksi menggunakan alat
Gambar 2. Specific Wear Rate Material
centrifuge yang akan memisahkan serum dari sel darah [9].
Polyamid 66 [4]
Keausan dilihat dari perubahan massa yang terjadi pada pin
antara sebelum dan sesudah pin dilakukan pengujian. Setelah
Parameter tribologi yang diperoleh dari hasil eksperimen
dilakukan pengujian permukaan pin akan di foto mikro untuk
diatas berupa specific wear rateK, dari persamaan Archard mengetahui mekanisme keausan yang terjadi. Alat tribometer
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihata pada
dirumuskan :
Gambar 3.
(1)
(2)
Keterangan:
K = Specific Wear Rate (mm3/Nm)
Gambar 3. Tribometer Tipe Pin on Disk
∆m = perubahan massa (kg)
∆V = perubahan volume (mm3)
F = gaya (N)
ρ = massa jenis benda (kg/mm3)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
b)
Gambar 5. Foto mikro perbesaran 150X UHMWPE
pembebanan 10 kg pada Speed Control 40 a) sebelum dan b)
sesudah pengujian
Gambar 4. Grafik hubungan Specific Wear Rate dengan Load
Pada foto mikro UHMWPE pembebanan 10 kg setelah
pada dua Speed Control yang berbeda
dilakukan pengujian pada Gambar 5.b). terlihat bahwa
keausan yang terjadi akibat abrasive yang ditunjukkan diatas
Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa pada Speed Control
garis merah permukaan UHMWPE yang memiliki guratan
yang lebih tinggi, yaitu 100 laju keausan akan berlangsung
lurus (sejajar garis merah). Wear debris yang terjebak didalam
lebih cepat. Pada kecepatan yang lebih besar akan
permukaan UHMWPE juga terlihat pada foto mikro yang
mempercepat laju keausan, hal ini dikarenakan temperatur
ditunjukkan dengan terdapat banyak bintik-bintik wear debris
UHMWPE akan semakin cepat mengalami kenaikkan. Ketika
yang mengindikasikan adanya mekanisme keausan adhesif
temperatur UHMWPE tinggi maka permukaan UHMWPE
juga. Foto mikro dengan pembebanan rendah, yaitu 2 kg dapat
akan semakin mudah terabrasi. Oleh karena itu, volume aus
dilihat pada Gambar 6.
akan lebih besar pada Speed Control yang lebih besar juga.
Volume yang aus pada material (UHMWPE) terjadi tidak
terlalu signifikan perubahannya. Pada pembebanan yang lebih
besar yaitu, mulai dari 2 kg, 4 kg, 6 kg, 8 kg, dan 10 kgnilai
specific wear rate semakin turun. Nilai specific wear rate
semakin turun dengan semakin besar beban yang diberikan, hal
ini terjadi karena besar pembebanan berbanding terbalik
dengan specific wear rate. Sedangkan laju keausan akan
semakin besar dengan semakin besar beban yang diberikan.
Hal itu sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa laju
keausan semakin besar dengan semakin besar juga
pembebanan yang diberikan.
Pada beban yang rendah material yang terkikis masih
rendah juga, namun pada beban yang tinggi volume
UHMWPE yang terkikis semakin banyak. Volume aus ini
a)
disebabkan karena adanya mekanisme ironing, yaitu kerusakan
yang tidak begitu parah dan terjadi pada beban dan kecepatan
rendah. Secara fisik tidak tampak deformasi permanen tetapi
hanya efek permukaan yang halus karena deformasi
permukaan asperitisnya. Berikut ini adalah foto mikro
UHMWPE dengan perbesaran 150 kali yang menunjukkan
adanya perubahan permukaan setelah dilakukan pengujian
dapat dilihat pada Gambar 5
4
b)
Gambar 11. Foto mikro perbesaran 150X UHMWPE
pembebanan 2 kg pada Speed Control 100 a) sebelum dan b)
a) sesudah pengujian kondisi Lubrication
perubahan yang terjadi. Meskipun demikian, setiap kenaikkan [4] Jia, Bin-Bin, Tong-Sheng Li, Xu-Jun Liu, and Pei-Hong
beban pada kondisi lubrication masih mengalami deformasi Cong, tribological behaviors of polymer-polymer sliding
permukaan. Pada Gambar 12. b) dan c) terlihat lebih terdapat Several combinations under dry friction and oil-lubricated
gesekan, karena pada beban yang tinggi maka pelumas yang condition, the Journal at , Wear 262 pp 1353-1359,
diberikan akan semakin berat untuk menahan beban yang ada. Elsevier, 2007. www.sciencedirect.com
Kecepatan yang ditunjukkan dengan Speed Control [5] Farid, Moch.Zamil. Stainless Steel and weldability
memeiliki pengaruh terhadap laju keausan. Hubungan properties. PT. ENERGITAMA dynamics of the
keduanya dapat dilihat pada Gambar 13. archipelago. Surabaya.
[6] Adinda, Dwi. Analysis of Strength of Materials in Total
Knee Joint Replacement prosthesis. Tugas Akhir Teknik
Mesin ITS Surabaya. 2010.
[7] Prayogi, Tegar. Design of Tribometer Pin Type Disk and
Experimental Study on Tribology Characteristics of
polymers. Tugas Akhir Teknik Mesin ITS Surabaya. 2010.
[8] Darmanto. Effect on Lubricant Protein Concentration of
UHMWPE wear by 316L Stainless Steel with Nitrogen Ion
Implantation for Application of Artificial Knee Joints.
Thesis UGM .2009. Yogyakarta.
[9] Dharmastiti, R., Barton, DC, Fisher, J., Eddin, A., and Kurtz, S., The
Wear of UHMWPE Oriented under Isotropically Rough and Scratched
Gambar 13. Grafik Hubungan Specific Wear Rate dengan Counterface Test Conditions, Bio-Medical Materials and Engineering
Speed Control 11, thing. 241-256, 2001.
4. KESIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA