Anda di halaman 1dari 8

REFORMASI BIROKRASI

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah


menerapkan sembilan program untuk mencapai 8 area perubahan yang menjadi tujuan
dalam pelaksanaan grand design reformasi birokrasi. Dengan adanya 9 program
Reformasi Birokrasi tersebut diharapkan, akan mendorong percepatan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Kementerian, lembaga, dan pemerintah Daerah lebih terarah dan
berjalan dengan baik serta dapat mencapai tujuan akhir dari reformasi birokrasi
tersebut.

Program-program reformasi birokrasi disusun sebagai langkah untuk mengatasi


masalah-masalah mendasar yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Diantaranya seperti yang digambarkan dalam lingkaran dibawah ini.

Sumber: http://pemerintah.net/9-program-reformasi-birokrasi/

Gambar 1 Masalah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan


1) Program Reformasi Birokrasi
Berikut 9 program reformasi birokrasi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
lembaga dan pemerintah daerah yang termuat dalam sebuah Road Map reformasi
birokrasi.
1. Manajemen perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk secara sistematis dan konsistensi dari sistem
dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir serta budaya kerja individu atau unit kerja
didalamnya menjadi lebih baik. Target dari program ini adalah terciptanya komitmen
dari seluruh elemen pemerintahan untuk melaksanakan reformasi birokrasi,
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta menurunkan resiko resistensi
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.

2. Penataan peraturan perundang-undangan

Salah satu program reformasi birokrasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas
dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah. Efektifitas tersebut diantaranya dapat
menurunkan tumpang tindih peraturan dari seluruh tingkatan pemerintahan serta
efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan.

3. Penataan dan penguatan organisasi

Program penataan dan penguatan organisasi ditujukan untuk mengatasi masalah


yang paling sering muncul dari pemerintah terutama dari pemerintah daerah. Tujuan
utama dari program ini adalah untuk meningkatkan efesiensi organisasi
kementerian/lembaga/pemerintah daerah secara proporsional dan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing sehingga organisasi menjadi tepat
fungsi dan tepat ukuran.
4. Penataan ketatalaksanaan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas sistem, proses
dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efesien dan terukur pada masing-masing
instansi. Target program penataan ketatalaksanaan adalah meningkatnya
penggunakan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
manajemen pemerintah, adannya efesiensi proses manajemen pemerintah dan
meningkatnya kinerja pemerintahan.

5. Penataan sistem manajemen SDM aparatur

Ini salah menjadi salah satu program prioritas dalam reformasi birokrasi. Program ini
diharapkan dapat menciptakan SDM yang profesional dan berkompetensi dengan
dukungan rekrutmen dan promosi aparatur yang berbasis kompetensi dan
transparan. Program ini dapat dilaksanakan kegiatan perbaikan sistem rekrutmen,
analisis jabatan, evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi, dan assesmen
individu dan sistem penilaian kinerja.

6. Penguatan pengawasan

Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya penyelenggaraan


pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek KKN pada seluruh instansi
pemerintah. Target dari program ini adalah meningkatnya kepatuhan terhadap
pengelolaan keuangan negara dan menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang
dari masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Kegiatan yang
menjadi prioritas antara lain adalah penguatan kembali peran SPIP.

7. Penguatan akuntabilitas kinerja

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja dari
instansi pemerintah dengan target akhir yang ingin dicapai adalah meningkatnya
kinerja dan akuntabilitas pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
target tersebut adalah kegiatan penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja dan penyusunan indikator kinerja utama
(IKU).

8. Peningkatan kualitas pelayanan publik

Pelayanan Publik menjadi salah satu indikator dalam reformasi birokrasi pemerintah.
Program peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik dari masing-masing instasi pemerintah sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat. Kegiatan yang dapat mendukung program
tersebut adalah dengan menetapkan Standar Pelayanan, Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pelaksanaan Survei Kepuasan
Masyarakat.

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Program ini ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan reformasi birokrasi


dijalankan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan target yang telah
ditetapkan dalam roadmap masing-masing kementerian, lembaga dan pemerintah
daerah.

Tujuan akhir dari keseluruhan 9 program reformasi birokrasi adalah terciptanya


pemerintahan yang bersih dari KKN, Akuntabel dan berkinerja serta Pelayanan publik
yang berkualitas.

2) Sasaran Reformasi Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor


81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, adalah:
 Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
 Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.
 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

3) Indikator Keberhasilan Reformasi Birokrasi


Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, untuk mengukur keberhasilan reformasi
birokrasi dilakukan antara lain melalui pencapaian sasaran dengan indikator kinerja
utama (key performance indicators), yaitu terwujudnya pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Pada tahun 2025, pencapaian sasaran-sasaran di atas secara bertahap, diharapkan telah
menghasilkan governance yang berkualitas. Semakin baik kualitas governance, semakin
baik pula hasil pembangunan (development outcomes) yang ditandai dengan:
1. Tidak ada korupsi;
2. Tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. Semua program selesai dengan baik;
5. Semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. Komunikasi dengan publik baik;
7. Penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
8. Penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
9. Hasil pembangunan nyata.

MONITORING DAN EVALUASI REFORMASI BIROKRASI

1. Monitoring
Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan dalam tingkatan lingkup
unit/satuan kerja, lingkup kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah, serta
lingkup nasional. Monitoring dilakukan untuk mempertahankan agar rencana aksi
yang dituangkan dalam Road Map reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai dengan
jadwal, target-target, dan tahapan sebagaimana telah ditetapkan. Dari proses
monitoring, berbagai hal yang perlu dikoreksi dapat langsung dikoreksi pada saat
kegiatan reformasi birokrasi dilaksanakan, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari
target-target yang telah ditentukan.

Pada lingkup unit/satuan kerja, monitoring dapat dilakukan melalui beberapa media
sebagai berikut:

a. Pertemuan rutin dengan pimpinan unit/satuan kerja untuk membahas kemajuan,


hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian yang perlu dilakukan untuk merespon
permasalahan atau perkembangan lingkungan strategis. Pertemuan ini penting
mengingat reformasi birokrasi harus terus dimonitor oleh masing-masing
pimpinan unit/satuan kerja untuk menjaga keberlanjutannya. Pertemuan rutin
dengan pimpinan juga dilakukan pada unit/satuan kerja yang melaksanakan Quick
Wins, untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian
yang perlu dilakukan untuk merespon permasalahan atau perkembangan
lingkungan strategis;
b. Pertemuan dengan pimpinan unit/satuan kerja untuk merespon permasalahan
yang harus cepat diselesaikan;
c. Survei terhadap kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
d. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana diuraikan
dalam Road Map dengan realisasinya;
e. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang
dikoordinasikan oleh Inspektorat.
Pada lingkup yang lebih besar, tingkat kementerian/lembaga dan pemerintah daerah,
monitoring dilakukan melalui beberapa media sebagai berikut:

a. Pertemuan rutin pada tingkat Tim Pengarah;


b. Pertemuan rutin pada tingkat Tim Pelaksana;
c. Pertemuan rutin pada tingkat kelompok kerja;
d. Survei kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
e. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana diuraikan
dalam Road Map dengan realisasinya;
f. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang
dikoordinasikan oleh Inspektorat.
Pada lingkup nasional, monitoring dan evaluasi dilakukan melalui instrumen Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

2. Evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi di instansi pemerintah dilakukan


dalam rentang waktu tertentu yang ditentukan oleh masing instansi pemerintah.
Dalam lingkup instansi pemerintah pusat, evaluasi dilakukan setiap enam bulan dan
tahunan. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi
secara keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil monitoring yang dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari unit kerja sampai pada
tingkat instansi, sebagai berikut:

a. Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat unit kerja yang dipimpin oleh
pimpinan unit/satuan kerja untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi,
dan penyesuaian kegiatan yang perlu dilakukan pada 6 (enam) bulan atau 1 (satu)
tahun ke depan, sehingga tidak terjadi permasalahan yang sama atau dalam
rangka merespon perkembangan lingkungan strategis. Evaluasi dilakukan secara
menyeluruh terhadap seluruh prioritas yang telah ditetapkan;
b. Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat instansi, yang dipimpin langsung oleh
Ketua Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi;
c. Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat instansi, yang dipimpin langsung oleh
Ketua Tim Pengarah Reformasi Birokrasi.

Berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dapat


diperoleh dari:

a. Hasil-hasil monitoring;
b. Survei kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
c. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana diuraikan
dalam Road Map dengan realisasinya;
d. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang
dikoordinasikan oleh Inspektorat.

Hasil evaluasi diharapkan dapat secara terus menerus memberikan masukan


terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi di tahun-tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai