Anda di halaman 1dari 2

Permen ini antara lain menyatakan bahwa kontraktor berkewajiban mengusahakan dan

memproduksikan minyak bumi dari sumur tua yang masih terdapat kandungan minyak bumi
berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis.
 
Jika kontraktor tidak mengusahakan dan memproduksikan minyak bumi, maka KUD atau
BUMD dapat mengusahakan dan memproduksikan minyak bumi setelah mendapat
persetujuan Menteri ESDM. Pengusahaan dan pemroduksikan minyak bumi yang
dilaksanakan KUD atau BUMD, berdasarkan perjanjian memproduksi minyak bumi dengan
kontraktor.
 
Untuk dapat bekerja sama memproduksi minyak bumi, KUD atau BUMD mengajukan
permohonan kepada kontraktor dengan tembusan Menteri ESDM cq Dirjen Migas dan
BPMIGAS dengan melampirkan dokumen administratif dan teknis. Pengajuan didasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota dan disetujui oleh pemerintah propinsi.
 
Kontraktor melakukan evaluasi terhadap permohonan KUD atau BUMD tersebut. Jika hasil
evaluasi memenuhi persyaratan, kontraktor menyampaikan permohonan tersebut kepada
BPMIGAS. Sebaliknya jika tidak memenuhi syarat, kontraktor mengembalikan permohonan
kepada KUD atau BUMD dan melaporkannya kepada BPMIGAS.
 
BPMIGAS menyampaikan permohonan kepada Menteri cq Dirjen Migas untuk mendapat
persetujuan disertai pertimbangan teknis dan ekonomis. Bila perlu, Dirjen Migas dapat
meminta penjelasan atas permohonan itu kepada BPMIGAS, kontraktor dan KUD atau
BUMD.
 
Bila permohonan disetujui, Dirjen Migas atas nama menteri memberikan persetujuan untuk
memproduksi minyak dari sumur tua melalui BPMIGAS. Jika ditolak, Dirjen Migas wajib
mengembalikan permohonan kepada kontraktor melalui BPMIGAS disertai alasan
penolakannya. Persetujuan atau penolakan diberikan dalam waktu 14 hari kerja sejak
diterimanya permohonan.
 
Kontraktor dan KUD atau BUMD wajib menindaklanjuti persetujuan dengan perjanjian
memproduksi minyak bumi. Jangka waktu perjanjian memproduksi minyak tidak melebihi
sisa jangka waktu kontrak kerja sama dan diberikan paling lama 5 tahun serta dapat
diperpanjang untuk jangka paling lama 5 tahun. Perpanjangan harus mendapat persetujuan
Menteri ESDM cq Dirjen Migas.
 
Pelaksanaan produksi minyak bumi hanya dapat dilakukan pada sumur tua yang telah
disepakati dan dapat menggunakan alat bantu mekanik atau teknologi yang setujui kontraktor.
KUD atau BUMD wajib menyerahkan seluruh produksi minyak kepada kontraktor dengan
mutu dan spesifikasi yang disepakati.
 
Kontraktor wajib memberikan imbalan jasa kepada KUD atau BUMD atas seluruh produksi.
Besaran imbalan jasa ditetapkan secara wajar berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Imbalan jasa itu merupakan bagian biaya operasi kontraktor.
 
Kontraktor wajib menginventarisir sumur tua yang berada dalam wilayah kerjanya dan
menyampaikan laporan tertulis ke Dirjen Migas dan BPMIGAS mengenai pelaksanaan
persetujuan dan perjanjian memproduksi minyak.
 
Perjanjian dapat dibatalkan oleh kontraktor dengan persetujuan BPMIGAS bila KUD atau
BUMD tidak menyerahkan seluruh produksi minyak. Terhadap KUD atau BUMD yang telah
dibatalkan perjanjiannya dan masih tetap memproduksi, dikenakan sanksi pidana sesuai
peraturan perundang-undangan.
 
Terhadap perjanjian memproduksi minyak bumi atau pengusahaan pertambangan minyak
bumi pada sumur tua yang telah ditandatangani sebelum ditetapkannya Permen ini, tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian yang bersangkutan.
 
Dengan berlakunya aturan ini, segala kegiatan produksi minyak atau pengusahaan
pertambangan minyak bumi pada sumur tua wajib dilaksanakan dengan Permen ini. Kepmen
Pertambangan dan Energi No. 1285.K/30/M.PE/1996 tanggal 26 Agustus 1996 tentang
Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur-sumur Tua dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai