Karies gigi yang terjadi pada anak membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah
2013). Karies yang terjadi pada anak-anak juga dapat menghambat perkembangan anak
sehingga akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan
Tingginya prevalensi karies yang terjadi pada kelompok anak menjadi bahan
tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit
gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat
perencanaan terhadap kebutuhan perawatan yang akan dilakukan pada suatu kelompok harus
dilakukan survei kesehatan dasar dan mulut terlebih dahulu. Survei dasar kesehatan gigi dan
mulut (WHO) adalah survei untuk mengumpulkan informasi dasar tentang status penyakit
gigi dan mulut serta kebutuhan perawatan yang diperlukan untuk perencanaan/pemantauan
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan survei kesehatan
dasar gigi dan mulut pada kelompok anak usia 5 tahun. WHO merekomendasikan kelompok
usia 5 tahun untuk dilakukan survei kesehatan gigi dan mulut. Dilakukannya survei kesehatan
dasar pada kelompok usia 5 tahun penting untuk melihat hubungan tingkat karies gigi pada
gigi dan mulut, karena pada umumnya anak-anak masih mempunyai perilaku atau kebiasaan
Survei ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman karies pada kelompok anak usia 5
tahun pada salah satu TK yang berada di Bintaro yaitu Amanda Montessori Preschool dengan
pengisian standart form WHO, pengisian Oral Health Assesment Form untuk anak dan
pemeriksaan klinis. Standart form WHO untuk anak berbeda dengan standart form untuk
dewasa. Standart form untuk anak meliputi annex 2, annex 4 dan annex 8 yang merupakan
menggunakan index dmft. Indeks dmf-t menggambarkan tingkat pengalaman kerusakan gigi
atau karies. Indeks dmft merupakan penjumlahan dari gigi berlubang, gigi yang hilang, dan
Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut pada
kelompok umur 1-4 tahun mencapai 6,9% dan yang menerima perawatan 27,4%. Survei
kesehatan dasar gigi dan mulut dilakukan di Amanda Montessori Preschool yang merupakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi Dinas
Kesehatan Kota setempat dalam menyusun program kesehatan gigi dan dunia ilmu
pengetahuan kedokteran gigi pada umumnya, dan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan
masukan dalam bahan pengajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut bagi siswa di sekolah
serta dapat dijadikan pengetahuan bagi orang tua agar memperhatikan pola makan anak dan