Anda di halaman 1dari 2

DASAR PEMIKIRAN

Karies gigi yang terjadi pada anak membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah

dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal (Sinaga,

2013). Karies yang terjadi pada anak-anak juga dapat menghambat perkembangan anak

sehingga akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan

berdampak pada kualitas hidup masyarakat (Asse, 2010)

Tingginya prevalensi karies yang terjadi pada kelompok anak menjadi bahan

pertimbangan pemerintah untuk melakukan upaya preventif. Berdasarkan Undang-Undang 36

tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi

dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit

gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat

yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Sebelum melakukan

perencanaan terhadap kebutuhan perawatan yang akan dilakukan pada suatu kelompok harus

dilakukan survei kesehatan dasar dan mulut terlebih dahulu. Survei dasar kesehatan gigi dan

mulut (WHO) adalah survei untuk mengumpulkan informasi dasar tentang status penyakit

gigi dan mulut serta kebutuhan perawatan yang diperlukan untuk perencanaan/pemantauan

program-program kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan survei kesehatan

dasar gigi dan mulut pada kelompok anak usia 5 tahun. WHO merekomendasikan kelompok

usia 5 tahun untuk dilakukan survei kesehatan gigi dan mulut. Dilakukannya survei kesehatan

dasar pada kelompok usia 5 tahun penting untuk melihat hubungan tingkat karies gigi pada

masa gigi susu, sudah mulai tumbuh gigi permanen.


Kelompok usia 5 tahun juga merupakan salah satu kelompok rentan terhadap penyakit

gigi dan mulut, karena pada umumnya anak-anak masih mempunyai perilaku atau kebiasaan

diri yang kurang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Survei ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman karies pada kelompok anak usia 5

tahun pada salah satu TK yang berada di Bintaro yaitu Amanda Montessori Preschool dengan

pengisian standart form WHO, pengisian Oral Health Assesment Form untuk anak dan

pemeriksaan klinis. Standart form WHO untuk anak berbeda dengan standart form untuk

dewasa. Standart form untuk anak meliputi annex 2, annex 4 dan annex 8 yang merupakan

kuisioner dan berisikan 14 pertanyaan. Sedangkan pemeriksaan klinis dilakukan

menggunakan index dmft. Indeks dmf-t menggambarkan tingkat pengalaman kerusakan gigi

atau karies. Indeks dmft merupakan penjumlahan dari gigi berlubang, gigi yang hilang, dan

gigi yang ditambal.

Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang. Hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut pada

kelompok umur 1-4 tahun mencapai 6,9% dan yang menerima perawatan 27,4%. Survei

kesehatan dasar gigi dan mulut dilakukan di Amanda Montessori Preschool yang merupakan

salah satu TK yang berada di Jakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi Dinas

Kesehatan Kota setempat dalam menyusun program kesehatan gigi dan dunia ilmu

pengetahuan kedokteran gigi pada umumnya, dan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan

masukan dalam bahan pengajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut bagi siswa di sekolah

serta dapat dijadikan pengetahuan bagi orang tua agar memperhatikan pola makan anak dan

juga pentingnya kesehatan gigi anak.

Anda mungkin juga menyukai