Anda di halaman 1dari 1

NAMA : HERNANOWAHYU F

NIM :201810170311186

A. Latar belakang
Peranan K.H. Ahmad Dahlan cukup jelas, ia mendirikan organisasi persyarikatan
Muhammadiyah tanggal 8 Dzulhijah 1330 H atau 18 Nopember 1912 di Yogyakarta. Sebagai
gerakan Islam di dalam diri persyerikatan tersebut dititipkan amanah pembaharuan
masyarakat, bangsanya berdasarkan cita-cita Islam.
Ketika Muhammadiyah didirikan umat Islam berada dibawah belenggu cengkraman
penjajahan, kebekuan pemikiran keagamaan, rendahnya mutu pendidikan terlebih lagi jika
dibandingkan dengan dunia pendidikan umum yang dikelola oleh pemerintah kolonial dan
yayasan Katolik / Protestan. Dalam bidang pelayanan sosial, seperti rumah sakit, panti
asuhan, rumah jompo dan lain sebagainya mengalami nasib yang sama. Belum lagi situasi
umum umat Islam yang sangat mengkhawatirkan seperti kebodohan, Keterbelakangan dan
kemiskinan.
Dalam situasi tersebut di atas, muncullah ide untuk mendirikan suatu persyarikatan guna
merespon tantangan Zaman tersebut dalam wujud pendirian sebuah “organisasi” yang
menampakkan ciri khas model gerakan pembaruan keagamaan di Indonesia. Dalam konteks
Indonesia merupakan pioner, di samping sarekat Islam (SI).
Muhammadiyah bukanlah gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagaigerakan islam.
Selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya terkaitdengan islam.
Bergerak bukan asal bergerak, harus dilandasi, dibingkai, dan di arahkandengan Islam. Islam
bukan sebagai asas formal (teks), tetapi menjiwai, melandasi, mendasari,mengkerangkai,
memengaruhi, menggerakan dan menjadi pusat orientasi dan tujuan. Bukansekadar islam
KTP, slogan dan simbolik belaka. Itulah Islam yang berkemajuan sebagaimanayang menjadi
semangat dasar gerakan Muhammadiyah dalam mengarungi perjalanan zaman.Segolongan
pelaku gerakan dakwah wajib untuk berorganisasi dan terorganisir agarmemiliki power yang
lebih dalam menyebar nilai-nilai ke islaman yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Para pendahulu Muhammadiyah memaknainya dengan kaidahfiqhiy
ah “ma layatim al-wajib Illa bihi da huma wajib”. Artinya organisasi itu menjadi wajib
adanya karena keniscayaan dakwah memerlukan alat organisasi tersebut.
B. Modal Gerakan Keagamaan Muhammadiyah
Muhamadiyah sebenarnya telah menggagas tentang penguatan basis gerakan sejakawal
berdirinya, bahkan dalam Muktamar tahun 1970-an telah diputuskan untuk menggalang
jama’ah dan dakwah jamaah (GJDJ). Hanya saja gagasan tersebut belum maksimal
diimplemetasikan dalam aktivisme organisasi.Dalam konstitusi Muhammadiyah terdapat tiga
model gerakan Muhammadiyah ; pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, kedua,
sebagai gerakan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar, dan ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Fokus kajian dalam
makalah ini pada kajian yang pertama yaitu Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.

Kesadaran yang sama muncul pada Muktamar ke 46 Yogyakarta dengan adanya program
revitalisasi cabang dan ranting serta pembentukan Lembaga Pengembangan Cabangdan
Ranting (LPCR) sebagai respons atas kondisi global dan tantangan yang dihadapi.Kesadaran
untuk memperhatikan masyarakat di akar rumput merupakan kelanjutan dari spirit perubahan
formasi sosial dengan terlibat dalam penguatan kesadaran sosial, politik, ekoomidan ideology
yang kini terkooptasi oleh kecenderungan kapitalistik, birokratisasi, politisasiyang
berlangsung secara massif pasca Orde Baru

Anda mungkin juga menyukai