Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PENGERJAAN LOGAM LAS ASETILEN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengerjaan Logam
Dosen Pengampu Drs. H. Enang Suma Arifyanto, M.T.

oleh

Triana Muhamad Ridwan


NIM 1700608

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan Berkah dan Rahmat-Nya, tidak lupa shalawat dan salam penulis
curah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan
sahabat, berkat bantuan dan dorongan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas makalah ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mata kuliah Pengerjaan Logam.
Adapun penyelesaian makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengerjaan Logam yang diampu Drs. H. Enang Suma
Arifyanto, M.T.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca amat penulis harapkan demi penyempurnaan
laporan ini pada masa yang akan datang .
Demikian Laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi semua pihak
dan penulis sendiri. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.

Bandung, 16 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Ruang Lingkup Kajian..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Tujuan...........................................................................................................3

1. Tujuan Umum:..........................................................................................3

2. Tujuan Khusus:.........................................................................................3

B. Alat................................................................................................................3

1. Alat Utama:...............................................................................................3

2. Alat Bantu:................................................................................................3

3. Alat Keselamatan kerja:............................................................................3

C. Bahan............................................................................................................4

D. Landasan Teori..............................................................................................4

E. Langkah kerja..............................................................................................10

F. Temuan Praktik.........................................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

LAMPIRAN5.........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan
peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan
reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembagunan suatu pabrik
tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada era industri tehnik pengelasan
telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang
pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin. Luasnya penggunaan
teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan
teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses
pembuatan.
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara
manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan
sampai mencair oleh nyala (flame) gas oksi asetilin (yaitu pembakaran C₂
H₂ dengan O₂ ), atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan
tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan)
las gas oksi asitelin dapat juga dipergunakan sebagai preheating, brazing,
cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding),
pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja
karbon,terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding
tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non
ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah
(filler metal).
Kita yang ada di bidang teknik mesin harus bisa menggunakan las
asetilin dan mengetahui cara pengelasan yang baik dan benar. Las asetilin
ini pada dasarnya menggunakan karbit sebagai sumber panas. Kita bisa
mencoba mempraktekan tiga jenis sambungan las, jadi kita bisa
menggunakan las asetilin walaupun belum terampil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan las asetilen ?
2. Apa saja alat yang digunakan dalam las asetilen?
3. Bagaimanakah teknik-teknik las asetilen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan las asetilen.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik las asetilen.
3. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam las asetilen.
D. Ruang Lingkup Kajian
Laporan praktik pengelasan dengan menggunakan las asetilen ini
ditulis,untuk mengisi tugas praktik di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan praktik meliputi:


1. Tujuan Umum:
a. Menambah pengetahuan tentang pengelasan.
b. Melatih agar berhati-hati dalam menggunakan las asetilen.
2. Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada las asetilen.
b. Mahasiswa mampu mengoperasikan las asetilen.
c. Mahasiswa mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai lembar kerja.

B. Alat
Adapun alat yang digunakan pada las asetilen terdiri dari:
1. Alat Utama:
a. Tabung gas oksigen dan asetilen
b. Katup tabung
c. Regulator
d. Selang gas
e. Torch ( Pembakar )
f. Pematik api las
2. Alat Bantu:
a. Meja las
b. Palu terak
c. Sikat baja
d. Smeed tang
3. Alat Keselamatan kerja:
a. Kacamata las
b. Sarung tangan las
c. Baju kerja
d. Sepatu safety
C. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada las asetilen yaitu:
1. Plat baja ukuran 100 mm dengan ketebalan ±3mm
2. Bahan tambah kawat
D. Landasan Teori
1. Pengetian Las Asetilin
Las asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan
pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber
panas. Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas
Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan
bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel
adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia
C2H2 ). Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam
melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil
pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen. Gas ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang
dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih
tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun
Oksigen.
2. Bahan Bakar Gas
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang
tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan
alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom
karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat
melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon
memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini
menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis
lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur
karbit di tambah air dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O C2H2 +
Ca (OH) + kalor.
b. Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud
gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang
mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini
diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi
atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
3. Peralatan Las Asetilen
a. Silinder atau Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi
sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari
paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena
disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas
yang ditampung.
b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung
maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari
tabung.
c. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya
tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika
tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan
tetap oleh regulator.
d. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas
yang keluar dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk
memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan
tekan kerja dan tidak mudah bocor.
e. Brander atau Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh
Brander atau Torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang
nosel terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
1) Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
2) Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
f. Pematik atau Korek Api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran
waktu memulai mengelas.
g. Kaca Mata Las
Kaca mata las berfungsi :
1) Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,
2) Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar
dapat melihat benda kerja dengan baik,
3) Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.
h. Kawat atau Bahan Tambah
Kawat atau Bahan Tambah digunakan sebagai bahan pengisi benda
kerja yang bercelah dan menambah kekuatan dalam pengelasan
(Graham, 1990).
4. Proses Pengelasan
a. Menentukan Tekanan Gas
Pengaturan tekanan yang disetel, tekanan gas yang dianjurkan :
 Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa
pembakaran
 Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar
kecilnya pipa pembakaran. Awas! Untuk asetilin tekanan
maksimum 1,5 bar (kg/cm2).
b. Menyalakan Api Las Gas
1) Pilih pipa pembakaran yang sesuai dengan proses pengelasan,
2) Pasang pipa pembakarnya harus erat, Jangan bocor !,
3) Arahkan pipa pembakaran ke tempat yang aman,
4) Buka kran asetilin kira – kira seperempat putaran secukupnya,
5) Nyalakan dengan api pada mulut pembakaran,
6) Buka kran oksigen kira – kira setengah putaran secukupnya,
7) Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki,
8) Api las siap digunakan.
c. Mengatur dan Menentukan Nyala Api Las Gas
Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :
1) Nyala Api Netral
Nyala Netral ini terjadi pada saat kita membuka gas
oksigen dan asetilen dengan perbandingan kira-kira 1 : 1. Nyala
Netral digunakan untuk mengelas Baja, besi cor, baja tahan karat
dan tembaga. 2.

2) Nyala Api Karburasi


Nyala Karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen
dan pada nyala akan dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut
nyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan.
Nyala Karburasi digunakan untuk memanaskan, pengelasan
logam Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam
bahan pengerasan permukaan nonferous.
3) Nyala Api Oksidasi
Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas
oksigen. Nyalanya mirip dengan nyala netral hanya kerucut nyala
bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas
warnanya.
Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan
perunggu.

d. Teknik Pengelasan
Macam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :
1) Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang
dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang
datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 45° dan
kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan
benda kerja.
2) Posisi pengelasan mendatar (horizontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan
pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las
cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda
kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis
mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10°
di atas garis mendatar.
3) Posisi pengelasan tegak (vertical)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan
berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan
antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan
sudut brander sebesar 80°.
4) Posisi pengelasan di atas kepala (Overhead)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit
dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja berada di
atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada
pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari
garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya
bersudut 45°-60°.
5) Pengelasan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala
api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las
30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak
lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena
cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang
sulit saat mengelas.
e. Macam – macam Sambungan
Ada beberapa sambungan benda kerja pada las gas, yaitu :
1) Sambungan Tumpul
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar
pada kedua benda kerja dalam posisi horizontal pada bidang datar.
2) Sambungan Tumpang
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam
posisi horizontal pada keadaan tumpang tindih antara kedua benda
kerja.
3) Sambungan T
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara
horizontal dan vertikal sehingga membentuk huruf T.
4) Sambungan Sudut Luar
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dengan
membentuk sudut dimana sambungan terjadi di luar sudut
tersebut.
f. Memadamkan Api Las Gas
Cara untuk memadamkan Api Las Gas adalah :
1) Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las
padam,
2) Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,
3) Penutupan kran jangan dipaksakan.
E. Langkah kerja
1. Pertama-tama, pakailah pakaian praktik
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Atur tekanan gas oksigen dan asetilen dengan memutar searah jarum
jam knop regulator.
4. Setelah itu putar sedikit keran asitelin pada blender, lalu nyalakan api
menggunakan korek api/pemantik.
5. Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asitelin hingga asap
berwarna hitam menghilang.
6. Setelah itu buka keran oksigen pada blender perlahan-lahan hingga
mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih)
7. Jika sudah sesuai, buat kubangan pada benda kerja dengan cara
melelehkan benda kerja dengan nyala api netral sambil digerakan agar
merata.
8. Jika sudah lakukan kembali langkah no. 7 sambil diberi bahan tambah
kawat.
9. Lakukan pengelasan dengan cara spiral, zig-zag, atau trapezium.
10. Jika selesai bersihkan terak menggunakan palu terak dan sikat
menggunakan sikat baja.
11. Lakukan proses pengelasan sesuai gambar kerja.
F. Temuan Praktik
a. Terkadang ada letupan karena ujung pembakar yang terlalu dekat atau
menempel dengan benda kerja selain itu di ujung pembakar kemungkinan
terdapat kotoran.
b. Bila terjadi letupan kita harus tetap mengontrol diri agar dapat tenang
dalam mengelas dan tidak gemetaran. Apabila kita gemetaran maka
akan berpengaruh pada hasil las.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktik yang telah di coba kita harus mengetahui dan memahami
jenis-jenis pengapian dan kita harus selalu memerhatikan jarak dan kebersihan
di ujung pembakarannya. Pada saat pengelasan harus dikerjakan dengan hati-
hati dan harus sesuai prosedur yang berlaku. Serta selalu perhatikan
keselamatan kerja.

B. Saran
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan antara lain:
 Pelajari teori pengelasan terlebih dahulu sebelum melakukan praktik
 Perhatikan dan lakukan SOP pengelasan dengan benar.
 Berhati-hati dalam kegiatan praktik
 Dalam mengerjakan praktik kita harus tenang.
 Fokus dalam pengelasan
 Jangan becanda pada saat praktik dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan hendri, (2015) Las Gas (Las Asetilin). Diakses dari:


http://hendrisetiawan95.blogspot.co.id/2015/06/las-gas-las-asetilin.html, 16 April 2018
Brontox,Rahmat. (2014). Pengertian Las Asetilin / Las Karbit. Diakses dari :
http://alumnimuhngawengk.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-las-asetilin-las-
karbit.html , 16 April 2018 .

Oemar,Jeffry. (2011). OAW Atau Las Karbit. Diakses dari :


http://batmankutilan.blogspot.co.id/2011/05/oaw-atau-las-karbit.html , 16 April 2018

Maskur Muhammad, (2016) Peralatan las asetilin beserta fungsinya. Diakses


dari: http://maskurmuslim.blogspot.co.id/2014/01/peralatan-las-asitilin-beserta.html,
16 April 2018.
LAMPIRAN
a. jobsheet

b. Benda kerja

Anda mungkin juga menyukai